• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Yang dihadapi Dalam Penerapan Pembelajaran Yang

Dalam dokumen Lukman Hakim, M.Pd PEMBIMBING II : Dr (Halaman 114-120)

BAB III PEMBAHASAN

B. Kendala Yang dihadapi Dalam Penerapan Pembelajaran Yang

B. Kendala Yang dihadapi Dalam Penerapan Pembelajaran Yang

penguasaan teknologi para siswa tunanetra, materi yang disampaikan sulit difahami siswa, kemampuan ekonomi para orang tua untuk menyediakan alat penunjang atau fasilitas yang dibutuhkan untuk meangikuti pembelajaran jarak jauh tersebut. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi apakah para siswa akhirnya memenuhi potensi itu.

Karena kurangnya penguasaan teknologi dan kurangnya daya beli para orang tua siswa untuk menyediakan handpone bagi anak-anak mereka sehingga minat dari para siswa berkurang. Senada dengan yang disampaikan Kumiasa Asrilia bahwa dengan adanya hambatan atau kendala pada proses pembelajaran dapat menurunkan minat para siswa.119 Ini juga disampaikan oleh Muh shaleh tentang pembelajaran di rumah masa pendemic covid-19 tidak semudah yang dibayangkan. Faktor kurangnya semangat anak, kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi tantangan dalam menerapkan pembelajaran120. Sama halnya seperti yang disampaikan Asmuni bahwa pembelajaran daring saat ini belum sepenuhnya difahami oleh setiap siswa karena konten yang dsajikan berbentuk powerpoint, per bab, dan terkadang berbentuk vidio. Terkadang bisa difahami oleh peserta didik namun tidak secara konprehensif, mereka akan memahami menurut sudut pandang mereka (para siswa) itu sendiri.121 Dari pengakuan siswa sendiri bahwa

119 Kumiasan Asrilia, Analisis Efektivitas Pelaksanaan Belajar Dari Rumah Selama Pandemi Covid-19, Jurnal Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2020.

120 Muh shaleh, Kesiapan Lembaga PAUD dalam Pembelajaran Tatap Muka pada New Normal, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2021.

121 Asmuni, Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid dan Solusi Pemecahannya, Jurnal penelitian dan Pengembangan Pendidikan Ikip Mataram, 2020.

pembelajaran daring tidak begitu menarik sehingga para murid lebih banyak tidur ketika mengikuti pembelajaran daring dengan guru, karena melalui aplikasi, guru tidak bisa mengntrol dengan penuh siswa apakah mengikuti pelajaran atau tidak. Ini sejalan dengan Yogi Ageng Sri Legowo bahwa dosen tidak dapat mengarahkan secara penuh aktivitas mahasiswa ketika pembelajaran berlangsung karena hanya dapat mengamati mereka melalui layar handphone122. Pengamatan melalui layar handphone memiliki ruang yang sempit karena dibatasi layar kecil, tidak dengan bertatap muka secara langsung, guru bisa mengontrol secara penuh aktivitas belajar para murid.

Bila ditinjau dari penemuan penelitian di Sekolah Luar Biasa Al- Mahsyar Yayasan Pendidikan Tunanetra Mataram, ini sejalan juga dengan pendapat Widyastuti tentang kendala pelaksanaan belajar dari rumah bagi peserta didik penyandang disabilitas yang selama ini sudah berjalan, diantaranya123:

1. Keterbatasan sarana dan prasarana dan hambatan akses ke pembelajaran daring.

a. Belum semua orang memiliki gawai pintar atau laptop b. Tidak ada akses internet. Ada kases tapi tidak ada kuota c. Aplikasi belajar daring yang belum familiar

d. Keterbatasan kemampuan penggunaan TIK baik dari sisi guru, peserta didik maupun orang tua

122 Legowo, Yogi Ageng Sri. Kesiapan dan Kendala Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Media Daring Pada Mahasiswa Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman Guppi.

WASPADA (Jurnal Wawasan Pengembangan Pendidikan), 2020.

123 Widyastuti, Optimalisasi Pembelajaran Jarark Jauh, 160.

e. Kurangnya bimbingan orang tua terutama bagi ragam disabilitas yang berak baik karena kekhususan anak maupun kesibukan orang tua itu sendiri.

2. Motivasi orang tua yang turun karena sulit mengajarkan ABK

3. Siswa cepat bosan dan bagi siswa yang mengalami hambatan intelektual tidak atau belum bisa menerima pesan dari guru/orang tua dengan benar dan lain sebagainya.

4. Tantangang terhadap jenis anak berkebutuhan khusus (ABK) berbeda- beda.

5. Tantangan kondisi ABK dengan orientasi kebutuhan mengisi waktu luang, maka anak membutuhkan pendampingan yang ekstra,dan berbeda.

Berikut juga pernyataan kepala sekolah seperti yang terdapat dalam paparan data bahwa para siswa tidak semua bisa mengoperasikan hanndphone untuk melakukan pembelajran online, ada juga yang memiliki kekurangan ganda, tidak hanya tunanetra tetapi juga tunagrahita. Kekurangan ini sangant disadari betul oleh semua pihak sehingga kendala-kendala dalam pelaksanaa pembelajaran daring bagi para penyandang tunanetra akan begitu kompleks dan tidak sedikit seperti kendala yang ditemukan bagi mereka para siswa normal.

Dengan begitu banyaknya kendala yang didapatkan dari pembelajaran daring dari para siswa tunanetra, sehingga kedepannya perlu ada konsep yang komprehensif dari dilaksanakannya sebuah program dan dengan perencanaan yang matang agar kegiatan belajar dan mengajar tidak begitu banyak

mendapatkan kendala seperti saat ini. Sejalan dengan bahwa mereka belum familiar dengan tekhnologi, sehingga masih ada yang belum mahir menggunakannya. Mungkin bagi anak tuna grahita dan tuna laras akan sulit dalam menggunakannya dikarenakan mereka memiliki mental dan emosional kurang sehat sehingga para guru harus bisa melakukan pendekatan ekstra.124

Dari kendala yang dihadapi seperti saat ini, guru memiliki peranan yang sangat pital dalam mencari bagaimana kendala yang ada supaya tidak terlalu menghambat proses belajar online yang sedang berjalan. . Dalam kondisi seperti itu, guru berperan sebagai sumber belajar bagi para siswa, siswa akan belajar hanya dari apa yang disampaikan guru melalui pembelajaran yang diterapkan.

Menurut Dea Kiky Yestiani dalam Jurnalnya bahwa ada beberapa peranan guru dalam proses belajar dan mengajar diantaranya125:

1. Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

2. Guru Sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer) , guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga

124 Muhammad Haris Naufal, Permasalahan pada Penerapan E-Learning Dalam Pendidikian ingklusi, Jurnal Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Indonesia, 2020.

125 Dea Kiki Yestiani dan Nabila Zahwa, Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Universitas Muhammadiyah Tangerang, 2020.

kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya keberlangsungan belajar seluruh siswa.

Menurut Ivov K. Devais, salah satu satu kecendrungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar itu sendiri.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin saja individu memiliki kemiripan, namun pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan lain sebagainya. Disamping itu, setiap individu juga adalah mahluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu juga tidaklah sama. Dari perbedaan itulah seorang guru harus berperan sebagai pembimbing. Membinmbing siswa agar bisa menemukan berbagai potensi yang dimiliki sebagai bekal hidup mereka, membimbing agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbunh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.

4. Guru Sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi

bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi dan dorongan untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan seluruh kemampuannya. Dengan demikian, bisa dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan dan motivasi.126

Dari pemaparan diatas terkait dengan peranan guru, bisa disimpulkan bahwa guru sebagai individu yang multi fungsi disetiap kondisi yang berlangsung dalam peroses pembelajaran. Seorang guru juga bisa sebagai sahabat dari para siswa agar para siswa tidak kaku dalam berkomunikasi pada setiap pelajaran yang berlangsung. Ini merupakan manajemen pengelolaan peserta didik agar apa yang menjadi tujuan dalam sebuah pembelajaran bisa tercapai dengan baik lebih-lebih pada kondisi pendemi covid-19 yang melanja seperti saat ini dan berdampak pada sistem pembelajaran pada dunia pendidikan yang dikategorikan masih dirasakan awam oleh peserta didik karena terbiasa dengan pembelajaran tatap muka di dalam ruangan kelas sekolah.

C. Efektivitas Pembelajaran Yang Diterapkan di SLB-A YPTN Mataram

Dalam dokumen Lukman Hakim, M.Pd PEMBIMBING II : Dr (Halaman 114-120)