• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Forty-Eighth Session of Subsidiary Body of Scientific and

Dalam dokumen BONN CLIMATE CHANGE CONFERENCE 2018 (Halaman 31-38)

III. AGENDA DAN HASIL PERTEMUAN/PERSIDANGAN

3.2. Hasil Pertemuan/Persidangan

3.2.3 The Forty-Eighth Session of Subsidiary Body of Scientific and

Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) 48 di Bonn telah mengadopsi 14 Kesimpulan, yang terdiri atas:

(a) Dari agenda items yang merupakan mandat langsung dari Paris Agreement: (i) pengembangan dan transfer teknologi : kerangka kerja teknologi di bawah Article 10.4 Paris Agreement, (ii) dampak implementasi response measures (modalitas, program kerja dan fungsi forum dampak response measures di bawah PA), (iii) modalitas untuk akunting sumber pendanaan yang disediakan dan dimobilisasikan melalui intervensi publik in accordance with Article 9, paragraph 7, of the Paris Agreement, dan (iv) guidance untuk Article 6 Paris Agreement (6.2. guidance on cooperative approaches/ITMOS; rules, modalities, and procedures for 6.4; work programme under the framework of non-market approaches/6.8).

(b) Dari agenda items lainnya : (i) Koronivia joint work on agriculture : road map s/d COP-26, (ii) guideline pelaporan inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk Annex I, (iii) guideline review teknis untuk informasi yang dilaporkan oleh Annex I, (iv) Nairobi Work Program (NWP) mengenai dampak, vulnerability dan adaptasi perubahan iklim, (v) laporan Adaptation Committee, (vi) LULUCF di bawah Article 3.3 dan 3.4 Protokol Kyoto (aktivitas tambahan untuk CDM), (vii) kerjasama dengan organisasi internasional, (vii) pembentukan Facilitative Working Group (FWG) untuk operasionalisasi Local Communities and Indigenous People Platform (LCIPP), (ix) research and systematic observation, dan (x) Dampak response measures (improved forum and work programme).

Isu-isu contentious pada Plenary SBSTA:

(a) Pembentukan Facilitative Working Group (FWG) untuk operasionalisasi Local Communities and Indigenous People Platform (LCIPP); pembentukan mekanisme representasi local communites (LC) dibawah UNFCC, memastikan keterwakilan LC dalam FWG, lifespan dan masa kerja FWG, pendanaan, serta safeguard pada paragraph preambular agar aktivitas FWG dan LCIPP tidak mengganggu integritas teritorial dan kedaulatan negara;

(b) Laporan IMO penurunan emisi dari sektor pelayaran: terdapat pandangan bahwa laporan IMO belum mencerminkan fakta bahwa tidak semua pihak terlibat dalam konsensus dalam adopsi initial strategy IMO, dan sampai pada akhir perundingan kesimpulan agenda item ini tidak dapat disepakati.

Ringkasan hasil per agenda item SBSTA48 disampaikan berikut di bawah ini yang terbagi ke dalam dua kelompok: (a) Agenda items yang merupakan mandat langsung dari Paris Agreement; dan (b) Agenda items lainnya. Untuk hasil agenda item yang merupakan joint agenda SBI48 dan SBSTA48, telah diuraikan dalam ringkasan hasil SBI48 di atas (tidak diulang di bagian SBSTA48 ini).

Agenda items yang merupakan mandat langsung dari Paris Agreement:

(1) Development and transfer of technologies - Technology Framework under Article 10, paragraph 4, of the Paris Agreement: SBSTA48 agenda item 5

Hasil SBSTA agenda item 5 tentang Technology Framework adalah conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.7) yang menyatakan bahwa SBSTA akan terus melakukan penjabaran terhadap technology framework termasuk strukturnya. Dasar pembahasan adalah draft technology framework yang disusun oleh Chair of SBSTA, yang memuat hasil pembahasan selama SBSTA47 dan SBSTA48. Pembahasan dilanjutkan pada sesi tambahan SBSTA48 di Bangkok, September 2018. Kepentingan Indonesia sudah tercakup di dalam key themes yang dijabarkan dalam draft Technology Framework.

(2) Impact of the implementation of response measures - Modalities, work programme and functions under the Paris Agreement of the forum on the impact of the implementation of response measures: Joint agenda SBSTA48 agenda item 9(b) dan SBI48 agenda item 17 (b)

Hasil: lihat di bagian SBI48 (dokumen FCCC/SB/2018/L.3).

(3) Modalities for the accounting of financial resources provided and mobilized through public interventions in accordance with Article 9, paragraph 7, of the Paris Agreement: SBSTA48 agenda item 13

Agenda item ini merupakan pending matters dari COP23. Merujuk pada mandat yang diberikan SBSTA berdasarkan keputusan 1/CP 21, para 57 bahwa SBSTA harus mengembangkan modalities for the accounting of financial resources provided and mobilized through public intervention sesuai dengan Artikel 9.7 Paris Agreement, maka SBSTA48 agenda item 13 telah menghasilkan conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.9) dan informal note yang berisi mengenai elemen-elemen yang harus dilaporkan oleh negara maju dalam melaporkan pendanaan iklim yang telah disediakan dan dimobilisasi melalui public interventions.

Pada pembahasan agenda item ini, negara maju meminta agar salah satu elemen mengenai climate specific, yang menggambarkan bahwa bahwa dukungan pendanaan untuk perubahan iklim harus didefinisikan secara jelas untuk tujuan perubahan iklim, harus dihilangkan dari elemen tersebut. Selain itu, negara maju menginginkan agar pembahasan pada sesi berikutnya (Bangkok Session dan COP UNFCCC) masih dapat mendiskusikan informal note tersebut. Sementara negara berkembang menginginkan agar sesi berikutnya tidak merubah elemen-elemen yang ada pada informal note tersebut.

Dalam Kesimpulan, salah satu butir penting yakni SBSTA meminta Chair of SBSTA untuk berkonsultasi dengan Co-Chairs of APA terkait dengan APA agenda item 5 Transparency Framework guna menghindari overlap dan duplikasi, serta memastikan penggabungan modalitas akunting sumber pendanaan yang dikembangkan SBSTA ini ke dalam MPG yang dikembangkan APA ai5 terlaksana secara tepat waktu.

(4) Matters relating to Article 6 of the Paris Agreement - Guidance on cooperative approaches referred to in Article 6, paragraph 2, of the Paris Agreement: SBSTA48 agenda item 12 (a)

Hasil pembahasan: conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.12). Agenda ini menyepakati bahwa SBSTA akan melanjutkan elaborasi mengenai guidance on cooperative approaches reffered to in Article 6, paragraph 2 of the Paris Agreement; SBSTA mencatat informal document yang berisikan draft elemen dari guidance on cooperative approaches prepared by SBSTA Chair dalam merespon permintaan pada SBSTA47 dan dari revisi informal note prepared by the Co-Chairs; dan SBSTA sepakat untuk melanjutkan diskusi pada pertemuan sesi kedua dari SBSTA48 berdasarkan revisi dari informal note dengan catatan bahwa revisi informal note tidak mewakili kesepakatan dan mencerminkan semua pandangan dari Parties.

(5) Matters relating to Article 6 of the Paris Agreement - Rules, Modalities and Procedures for the mechanism established by Article 6, paragraph 4, of the Paris Agreement: SBSTA 48 agenda item 12 (b)

Hasil pembahasan: conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.13). Agenda ini menyepakati bahwa SBSTA akan melanjutkan elaborasi mengenai rules, modalities and procedures for mechanism established by Art.6.4 of the Paris Agreement; SBSTA mencatat informal document yang berisikan draft elemen dari rules, modalities and procedures for the mechanism prepared by SBSTA Chair dalam merespon permintaan pada SBSTA47 dan dari revisi informal note prepared by the Co-Chairs; SBSTA sepakat utnuk melanjutkan diskusi pada pertemuan sesi kedua dari SBSTA48 berdasarkan revisi dari informal note dengan catatan bahwa revisi informal note tidak mewakili kesepakatan dan mencerminkan semua pandangan dari Parties.

(6) Matters relating to Article 6 of the Paris Agreement - Work programme under the framework for non market approaches referred to in Article 6.8 of the Paris Agreement: SBSTA48 agenda item 12 (c)

Hasil pembahasan: conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.14). Agenda ini menyepakati bahwa SBSTA akan melanjutkan elaborasi mengenai draft decision on the work programme under the framework for non-market approaches referred to in Art.6.8 of the Paris Agreement; SBSTA mencatat informal document yang berisikan draft elemen dari draft decision on the workprogramme prepared by SBSTA Chair dalam merespon permintaan pada SBSTA47 dan dari revisi informal note prepared by the Co-Chairs; SBSTA sepakat untuk melanjutkan diskusi pada pertemuan sesi kedua dari SBSTA48 berdasarkan revisi dari informal note dengan catatan bahwa revisi informal note tidak mewakili kesepakatan dan mencerminkan semua pandangan dari Parties.

Agenda Items lainnya:

(1) Koronivia Joint Work on Agriculture (KJWA): Joint agenda - SBSTA48 agenda item 8 dan SBI48 agenda item 10

Hasil: lihat bagian SBI48 (dokumen FCCC/SB/2018/L.1).

(2) Methodological issues under the Convention - Revision of UNFCCC Reporting Guidelines (GLs) for Annual Inventory for Annex 1 Parties:

SBSTA 48 agenda item 10(a)

Untuk agenda item 10(a): Revision of the UNFCCC reporting guidelines on annual inventories for Parties included in Annex I to the Convention, telah dihasilkan conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.4). Pada dasarnya conclusion mendukung masukan lebih lanjut untuk Harvested Wood Product (HWP), juga mendukung negara pihak yang mau berbagi pengalaman menggunakan IPCC wetland supplement. Conclusion juga menyepakati agenda ini akan kembali dibahas pada SBSTA51 (November 2019 mendatang).

(3) Methodological issues under the Convention - Guidelines for the technical review of information reported under the Convention related to greenhouse gas inventories, biennial reports and national communications by Parties included in Annex I to the Convention: SBSTA 48 agenda item 10(b)

Agenda Item 10(b) ini telah menghasilkan conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.5). Conclusion menekankan pentingnya desk-review untuk GHG inventory dan keterkaitannya dengan peran Sekretariat. Lebih jauh diharapkan agar lead reviewer dapat lebih banyak membagi pengalamannya.

Hal terkait agenda ini akan dibahas kembali pada SBSTA51 (November 2019 mendatang).

(4) Methodological issues under the Convention - Emission from fuel used for international aviation and maritime transport: SBSTA48 agenda item 10(c)

Agenda item 10(c) telah menghasilkan draft conclusion, yang dilengkapi dengan Proposal and Comment by Interested Parties (African Group, Chille, EU, Japan, Saudi Arabia, Singapore, dan Umbrella Group) yang menyebutkan adanya IMO Initial Strategy untuk penurunan emisi GRK dari kegiatan perkapalan. Draft tersebut tidak dapat diadopsi karena terdapat perbedaan pandangan atas isi conclusions (African Group mengusulkan perubahan, Saudi Arabia tidak dapat menerima draft tsb, dan negara-negara maju ingin mempertahankan draft conclusions tersebut).

Kesimpulan dari sesi ini (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.6) akhirnya hanya memuat paragraf prosedural yang menyinggung mengenai dicatatnya laporan dari ICAO dan IMO, untuk kemudian dapat dibahas dalam sesi SBI selanjutnya.

Sebagai catatan, di dalam negeri peningkatkan koordinasi antar Kementerian penanggung jawab sangat diperlukan untuk menjaga koherensi posisi Indonesia di UNFCCC dengan posisi di ICAO dan IMO.

(5) Nairobi Work Programme (NWP) on impacts, vulnerability and adaptation to climate change: SBSTA48 agenda item 3

Sesuai dengan keputusan COP10, NWP melanjutkan penyediaan knowledge yang diidentifikasi diperlukan oleh Parties berkaitan dengan the Cancun Adaptation Framework dan program kerja badan yang relevan dengan adaptasi

di bawah Konvensi. Pertemuan SBSTA48 mengkaji NWP agar dapat diperkuat relevansi dan efektifitasnya untuk dilaporkan pada COP24.

Pembahasan terkait hal ini dilakukan melalui serangkaian pertemuan koordinasi kelompok G77-China dan informal consultation antara negara berkembang dan negara maju. Hasil pertemuan termuat dalam dokumen conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.8) yang memuat antara lain kesimpulan bahwa NWP telah berhasil menjalankan mandatnya dan mendorong NWP untuk melanjutkan peran sebagai penghubung knowledge untuk aksi adaptasi dan resiliensi, serta meningkatkan relevansi dan efektivitas NWP terkait implementasi Paris Agreement. Selain itu diusulkan juga isu tematik yang perlu menjadi perhatian NWP yaitu mengenai: cuaca ekstrim, ekosistem laut dan pantai, pertanian dan ketahanan pangan, slow onset events, hutan dan lahan, lahan basah, sistem dan komunitas perdesaan, sistem perkotaan serta livelihood dan dimensi ekonomi sektor terkait seperti pariwisata.

NWP dan organisasi mitra diminta untuk memfasilitasi pengumpulan dan diseminasi informasi mengenai perangkat monitoring dan metodologi untuk membantu negara berkembang yaitu: (a) Metodologi, perangkat, data, observasi dan sistem untuk ekonomi, pemodelan ekosistem dan iklim, skenario, terkait dengan kajian kerentanan dan risiko iklim; (b) Mobilisasi sumber pengetahuan, bekerjasama dengan organisasi terkait.

(8) Report of the Adaptation Committee: Joint Agenda - SBSTA agenda item 4 dan SBI48 agenda item 11

Hasil: lihat di bagian SBI48 (dokumen FCCC/SB/2018/L.2).

(9) Methodological issues under the Kyoto Protocol : Land use, land-use change and forestry under Article 3, paragraphs 3 and 4, of the Kyoto Protocol and under the Clean Development Mechanism: SBSTA 48 agenda item 11

Parties menyepakati draft conclusion yang kemudian diadopsi (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.2) yang menyatakan bahwa SBSTA akan:

(a) melanjutkan agenda item ini di SBSTA50 (Juni 2019),

(b) Merekomendasikan draft decision mengenai work programme terkait LULUCF di bawah Article 3 para 3 dan 4 KP dan di bawah CDM, untuk dipertimbangkan dan diadopsi di CMP15 (November 2019),

(c) serta melaporkan ke CMP mengenai outcomes of work program ini pada CMP15.

(10) Cooperation with other international organizations: SBSTA agenda item 14

Telah dihasilkan conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.3) yang menyatakan SBSTA menyambut baik hasil ringkasan kegiatan kooperatif Sekretariat UNFCCC dengan organisasi internasional lainnya semenjak SBSTA46.

(11) Local Communities and Indigenous People Platform (LCIPP): SBSTA48 agenda item 7

(a) Telah dihasilkan conclusion (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.10) (b) Beberapa isu contentious pada pembahasan:

● Penekanan bahwa aktivitas Facilitative Working Group (FWG) dan LCIPP tidak menganggu integritas territorial dan kedaulatan negara (usulan China didukung Indonesia);

● Keseimbangan keterwakilan dan mekanisme konstituensi LC;

● Modalitas FWG (pemilihan dan masa kerja, alternate, hasil kerja dan mekanisme pelaporannya).

(c) Posisi Indonesia bahwa keterlibatan Non Parties Stakeholder agar melalui jalur/ mekanisme yang ada, telah terakomodir. Keterlibatan Non parties stakeholders pada process-proses UNFCCC adalah dengan tujuan untuk meningkatkan transparency, openness, dan inclusiveness dari proses UNFCCC tersebut.

(d) SBSTA akan melanjutkan pembahasan pada SBSTA49 (Desember 2018).

(12) Research and Systematic Observation: SBSTA48 agenda item 6

Telah menghasilkan Kesimpulan (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.11) dengan pokok-pokok isi sebagai berikut:

(a) Garis besar struktur yang disetujui berisi:

● Memperhatikan (Note) statement dari organisasi seperti GCOS, IOC- UNESCO, IPCC, UN-OCEANS, WCRP, WMO

● Memperhatikan (Note) statement dari Parties (berupa appreciative word)

Welcome RD10 dan informasi yg disediakan IPCCC

Text akan berbasis informasi dari statement dan Dialog Riset 10.

Invite the SBSTA to provide summary report on RD10

Invite submission on themes and considerations for further meeting of the research dialogue (SBSTA 50 and beyond)

● Dialog Riset ke-10 (RD 10) bertujuan untuk menyediakan diskusi pada the science – policy interface dalam mendukung aksi di bawah the Paris Agreement

(b) Parties diminta untuk mendorong mengorganisasi kerja yang relevan penyebab gap dan hal yang diperlukan untuk hal di atas, seperti:

● Peningkatan akses secara terbuka untuk data perubahan iklim

● Tingkat kerentanan daratan, lautan, pantai dan urban ekosisitem terhadap perubahan iklim melalui pendekatan berbasis penilaian, khususnya sinergi antara mitigasi dan adaptaso serta co-benefit antar keduanya.

● Perubahan yang cepat untuk renewable energy landscape dan implikasinya untuk assessment opsi mitigasi dan co-benefit

● Peranan ocean pada global climate change, termasuk global energy balance dan siklus karbon, terkait dg dampak seperti ocean acidification, peningkatan muka air laut, ecosystem services, perlu diperhatikan pernyataan yang dikeluarkan oleh United Nations Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021-2030) oleh IOC-UNESCO.

● Kecepatan perubahan yang sedang berjalan dan yang terkini di Artic Region

● Analisa untuk global siklus karbon.

(c) Parties diminta untuk submit pandangan mereka terkait hal tersebut untuk dialog riset yang akan dilakukan di SBSTA 50 dan submisi ke portal tanggal 15 Januari 2019.

(13) Impact of the implementation of response measures - Improved forum and work programme: Joint agenda SBSTA48 agenda item 9(a) dan SBI48 agenda item 17(a)

Hasil: lihat di atas bagian SBI48 (dokumen FCCC/SB/2018/L.4).

Dalam dokumen BONN CLIMATE CHANGE CONFERENCE 2018 (Halaman 31-38)

Dokumen terkait