• Tidak ada hasil yang ditemukan

BONN CLIMATE CHANGE CONFERENCE 2018

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BONN CLIMATE CHANGE CONFERENCE 2018"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Konferensi Perubahan Iklim Bonn (BCCC) untuk SBI48, SBSTA48, APA1.5 yang diselenggarakan di Bonn, Jerman, 30 April – 10 Mei 2018, merupakan rangkaian negosiasi pertama di tahun 2018 setelah COP23 di Bonn yang terus memasukkan elemen terperinci di bawah Paris mendiskusikan. Program kerja kesepakatan mengenai MPGs untuk implementasi Paris Agreement, implementasi Dialog Talanoa tahap pertama, serta agenda rutin lainnya di bawah SBI dan SBSTA. Dalam perundingan SBI48, SBSTA48, APA1.5, sebagian besar fokus delegasi Indonesia adalah pembahasan substansi terkait Rulebook of Paris Agreement, atau secara resmi dikenal dengan Paris Agreement Work Program (PAWP), untuk koherensi isu-isu yang saling eksklusif yang terlibat dalam negosiasi serta isu-isu kepentingan nasional lainnya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beberapa isu utama yang diangkat selama persidangan antara lain: penyelesaian penyusunan modalitas, prosedur dan pedoman pelaksanaan Paris Agreement Work Program (PAWP); dan pelaksanaan tahap persiapan dialog Talanoa. Implementasi SBI48, SBSTA48 dan APA1.5 merupakan bagian penting dari perjalanan menuju pencapaian tujuan jangka panjang sebagaimana tertuang dalam Paris Agreement, mendukung proses implementasi Paris Agreement di masing-masing Negara Peserta.

Misi Indonesia

Pada kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan pandangannya terhadap ekspektasi Indonesia terkait hasil sesi negosiasi BCCC pada bulan April dan Mei 2018. Indonesia juga menyampaikan bahwa penguatan kerangka transparansi sangat penting untuk memantau kemajuan bersama melalui Global Stock Review, serta untuk memungkinkan dan mempromosikan kepatuhan terhadap Perjanjian Paris dari perjanjian tersebut.

DELEGASI REPUBLIK INDONESIA

Delegasi RI pada Sidang II Sidang Delegasi RI pada Sidang Minggu I.

AGENDA DAN HASIL PERTEMUAN/PERSIDANGAN

Agenda Persidangan (Plenary Meetings and Meetings of Groups of the

Kelompok Kerja Adhoc untuk Perjanjian Paris (APA) dibentuk melalui keputusan bersama untuk mempersiapkan pemberlakuan Perjanjian Paris dan untuk menyelenggarakan sesi pertama Konferensi Para Pihak yang berfungsi sebagai pertemuan Para Pihak Perjanjian Paris . Perjanjian (CMA). Dengan tugas tersebut, maka tugas utama sidang APA adalah menyusun hal-hal yang terkait dengan Paris Agreement Work Program (PAWP) agar dapat diadopsi pada COP24.

Hasil Pertemuan/Persidangan

  • The Fifth Part of the First Session of Adhoc Working Group on the
  • The Forty-Eighth Session of Subsidiary Body for Implementation
  • The Forty-Eighth Session of Subsidiary Body of Scientific and

Kesimpulan dari mata acara yang merupakan bagian dari PAWP (Workstream I) dan 10 kesimpulan dari mata acara lainnya (Workstream II), yaitu sebagai berikut:. Hasil pembahasan berupa kesimpulan (dokumen FCCC/SBI/2018/L.7) yang isinya menyatakan bahwa masalah register publik untuk NDC akan dibahas pada extra sessional meeting di Bangkok , dengan tetap menggunakan informal note yang telah disusun dalam APA 1.3 (Mei 2017) yang memuat proposal dan elemen detail (modalitas, prosedur, peran dan navigasi). 4) Pengembangan modalitas dan prosedur pengoperasian dan penggunaan daftar publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 Perjanjian Paris. 12: SBI48 mata acara 7. Hasil mata acara 14a tentang "Cakupan dan aturan penilaian berkala tentang" Mekanisme teknologi dalam kaitannya dengan mendukung implementasi Perjanjian Paris "adalah kesimpulan (dokumen FCCC/SBI/2018/L. 2 ), yang menyatakan bahwa SBI akan terus mengelaborasi ruang lingkup dan modalitas pada sesi berikutnya, berdasarkan catatan informal yang disiapkan oleh co-fasilitator.

Hasil agenda butir 16b tentang peningkatan kapasitas di negara berkembang di bawah Protokol Kyoto adalah kesimpulan (dokumen FCCC/SBI/2018/L.6), yang pada dasarnya sama dengan kesimpulan agenda butir 16a, namun terkait dengan pelaksanaan Protokol Kyoto. 7) Dampak Implementasi Tindakan Respons - Peningkatan Forum dan Program Kerja: Agenda Bersama Item Agenda SBI48 17(a) dan Item Agenda SBSTA48 9(a). Item agenda kesimpulan 13 Rencana Adaptasi Nasional (dokumen FCCC/SB/2018/L.4) meliputi, antara lain: (a) apresiasi terhadap kegiatan LDC Expert Group (LEG) atau LDC Expert Group dan Adaptation Committee (AC ) tentang pertemuan dengan pakar dari Partai untuk melakukan penilaian terhadap proses perumusan dan implementasi RAN, (b) kesepakatan atas usulan G77+China Group untuk mengimplementasikan side event agenda pada COP24 terkait RAN, termasuk pengalaman dan manfaat pengembangan dan (c ) persetujuan untuk pembahasan lebih lanjut tentang topik ini di SBI49 mendatang. Selain itu, SBI48 juga telah menghasilkan 2 (dua) dokumen outcome lainnya yaitu Agenda Item 12 dan 21(b), yaitu: 11) Least Developed Countries (LDCs) Issues: SBI48 Agenda Item 12.

Hasil dari agenda SBSTA item 5 tentang kerangka teknologi adalah keputusan (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.7) yang menyatakan bahwa SBSTA akan mengembangkan lebih lanjut kerangka teknologi, termasuk strukturnya, secara lebih rinci. Sebuah keputusan telah disiapkan untuk butir 10(a) dari agenda: Revisi panduan UNFCCC untuk pelaporan inventarisasi tahunan untuk Para Pihak yang termasuk dalam Lampiran I Konvensi (dokumen FCCC/SBSTA/2018/L.4).

AGENDA DAN HASIL PERTEMUAN NON-PERSIDANGAN

Talanoa Dialogue

Pada kesempatan ini, departemen-departemen pemerintah diminta untuk menyampaikan poin-poin penting dari isi dokumen NDC mereka, kebijakan yang harus diikuti dan program untuk mencapai visi dari setiap tantangan yang dihadapi, sementara Pemangku Kepentingan Non-Pihak (NPS) mentransfer kontribusi yang dibuat dan harapan untuk departemen pemerintah. Hasil pembahasan dalam dialog Talanoa antara lain: dengan kondisi saat ini (komitmen bersama melalui NDC), dunia masih belum on track untuk mencapai tujuan PA. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengatasi dampak perubahan iklim, diperlukan komitmen politik, kerangka peraturan yang jelas, kerja sama internasional dan kemitraan semua pemangku kepentingan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendanaan dan investasi.

Hasil TD beserta masukan yang diterima dari para pihak akan dirangkum dalam policy paper yang akan menjadi bahan Dialog Talanoa pada COP 24. Penutup Dialog Talanoa dalam rangka BCCC 2018 dilaksanakan pada 9 Mei 2018 , dimana Presiden COP23 (Fiji) menyampaikan pentingnya partisipasi para Menteri dalam Dialog Talanoa di tingkat politik pada COP24.

Hasil Pertemuan Mandated Events and Workshops, dan Side Events

  • Mandated Events and Workshops
  • Side Events

Pada lokakarya tentang gender dan perubahan iklim, II. bagian, 9 Mei 2018, delegasi Indonesia diwakili oleh KPPPA dan Kemenko Maritim. Pada kesempatan tersebut delegasi Indonesia yang diwakili oleh perwakilan Kementerian Pertanian atas undangan FAO mempresentasikan proposal Indonesia yang merupakan paket valid program pertanian yang dapat mendukung pertanian berkelanjutan, pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan petani. Delegasi Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang atas undangan ICLEI memberikan presentasi tentang strategi implementasi adaptasi di Indonesia, termasuk pengalaman dalam membangun sektor adaptasi NDC.

Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Direktur Adaptasi Perubahan Iklim mengikuti workshop Ecosystem Base Adaptation (EbA) yang diselenggarakan oleh GIZ dan menjadi salah satu panelis pada sesi dengan tema “Entry Points &. Delegasi Indonesia dalam hal ini diwakili oleh perwakilan Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan presentasi tentang Scaling up Climate Finance menuju Implementasi NDC Indonesia atas undangan TERI Delegasi Indonesia diundang oleh UNHR OHCR sebagai salah satu panelis makan malam dan diwakili oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri.

PERTEMUAN BILATERAL

Pertemuan Bilateral Ketua Delegasi RI

  • Pertemuan dengan Ketua Delegasi Australia
  • Pertemuan dengan Climate-Land Action-Rights Alliance
  • Pertemuan dengan International Trade Union Confederation

Selain itu, pertemuan antara negosiator dari negara maju dan negara berkembang juga diperlukan agar kedua belah pihak saling memahami. Komunikasi bahwa Australia dan Indonesia memiliki pandangan yang sama tentang kerangka transparansi MPG dan dalam menginterpretasikan perbedaannya (CBDR-RC). Di bidang keuangan, Indonesia mengatakan komunikasi diperlukan untuk membangun kepercayaan antara negara maju dan berkembang serta memastikan rasa kepercayaan di negara berkembang.

Lebih lanjut, ITUC menyatakan bahwa keberadaan Ministerial Declaration tidak akan menciptakan sesuatu yang baru (dalam negosiasi), melainkan memperkuat Paris Agreement. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menyampaikan inisiasi deklarasi menteri tersebut kepada kementerian/lembaga yang berwenang melalui prosedur yang berlaku. Kementerian/Lembaga tersebut diharapkan dapat berkoordinasi lebih lanjut dengan ILO terkait masalah ketenagakerjaan.

Pertemuan Bilateral Lead Negotiator

  • Pertemuan RI dan Belanda

CATATAN PENTING DAN TINDAK LANJUT

Untuk Sesi Perundingan Berikutnya (Bangkok dan COP24 Katowice)

Indonesia harus terus mengembangkan cara-cara baru implementasi ACE (pendidikan, pelatihan, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan peran masyarakat dan akses informasi). Indonesia menyiapkan masukan untuk rangkaian workshop (Kesimpulan 4/CP.23) yang disepakati dalam Timeline/Agenda Koronivia Joint Work in Agriculture (KJWA) sebagai kesimpulan hasil BCCC 2018, yaitu: Menindaklanjuti hasil BCCC Indonesia ini harus menyiapkan makalah tentang pentingnya forum yang ditingkatkan, dengan mempertimbangkan isu utama.

Indonesia harus memperhatikan dan menyiapkan data tentang topik utama dan tautan Kerangka Teknologi, sehingga dalam pembahasan selanjutnya dapat memberikan data konkret untuk implementasi Kerangka Teknologi. Indonesia harus tetap menjaga keseimbangan keterwakilan masyarakat lokal dan masyarakat adat serta agar kegiatan Facilitative Working Group (FWG) dan LCIPP tidak mengganggu keutuhan wilayah dan kedaulatan negara. Indonesia harus mempersiapkan pengajuan terkait dengan Topik Dialog Penelitian berikut sebagaimana tercantum dalam Catatan Dialog Penelitian Informal ke-10 (RD 10) yang disiapkan oleh SBSTA.

Talanoa Dialogue

Agenda di bawah SBSTA dan SBI lain yang tidak terkait langsung dengan buku peraturan Perjanjian Paris atau materi acara yang dimandatkan terkait. Berbagai pembahasan mata acara SBI48 yang tidak terkait langsung dengan buku peraturan Perjanjian Paris atau materi acara yang diamanatkan terkait juga dianggap perlu ditindaklanjuti, yaitu: Rekomendasi penting yang dibuat pada acara ini adalah komunikasi nasional sebagai salah satu dokumen untuk memastikan pelaksanaan kebijakan kesetaraan gender, kecuali bahwa pemberdayaan perempuan merupakan bagian konkrit dari proses perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan pelaporan.

Salah satu komponen yang harus dipersiapkan adalah membentuk dan melatih sebanyak mungkin ahli gender di berbagai sektor untuk membantu badan kerja UNFCCC dan negara-negara yang tergabung dalam alur kerja UNFCCC. Perlunya pengembangan berbagai aspek terkait isu LnD melalui pemanfaatan dan penguatan kelembagaan, regulasi, instrumen dan implementasi yang diperlukan untuk mengatasi/mencegah kerugian dan kerusakan terkait dampak perubahan iklim. Terkait Technical Review Process on Adaptation (TEP on Adaptation), perlu diadakan forum serupa TEP tentang Perencanaan Adaptasi untuk Kelompok, Komunitas dan Ekosistem Rentan di tingkat nasional dengan mengangkat isu-isu prioritas untuk memperkuat upaya adaptasi perubahan iklim dan untuk menciptakan forum pertukaran informasi bagi pemangku kepentingan di tingkat nasional dan daerah.

Tindak Lanjut Dalam Rangka Implementasi di Tingkat Nasional dan

PENUTUP

FCCC/SB/2018/L.1 Draft conclusions proposed by the Co-Chairs on Koronivia's joint work on agriculture. FCCC/SB/2018/L.4 Draft conclusions proposed by the Co-Chairs on Enhanced forum and work programme. FCCC/SBI/2018/L.2 Draft conclusions proposed by the Co-Chairs on the scope of and modalities for the periodic assessment of the Technology Mechanism in relation to supporting the implementation of the Paris Agreement.

FCCC/SBI/2018/L.4 Draft Decisions on Common Timeframes for Nationally Determined Contributions from Article 4(10) of the Paris Agreement proposed by the Co-Chairs. FCCC/SBI/2018/L.15 Draft conclusions proposed by the Co-Chairs on the review of the effective implementation of the Climate Technology Center and Network. Appendix Draft conclusions proposed by the Co-Chairs on the review of the effective implementation of the Center and Network for Climate Technologies.

Draft conclusions proposed by the two co-chairs on guidelines for cooperation approaches from Article 6(2) of the Paris Agreement. Draft conclusions proposed by the co-presidents on the work program in the framework for non-market approaches from Article 6(8) of the Paris Agreement.

Referensi

Dokumen terkait

Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Bandung, Indonesia, March 6-8, 2018 © IEOM Society International The Analysis of