• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Konsep

Dalam dokumen Buku Perancangan dan Pengembangan Kurikulum (Halaman 31-35)

Topik 1. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum

B. Eksplorasi Konsep

1. Pengertian dan Komponen Kurikulum

Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan pendidikan.

Kurikulum adalah seluruh pengalaman peserta didik di bawah bimbingan guru (Caswell & Campbell, 1935). Kurikulum juga diartikan sebagai perlombaan untuk menguasai mata pelajaran (Zais, 1976). Selain itu kurikulum juga dianggap sebagai rencana pembelajaran tertulis yang disebut dokumen kurikulum (Beuchamp, 1986). Sebuah rencana untuk menyediakan serangkaian kesempatan belajar bagi orang-orang untuk dididik (Saylor, Alexander & Lewis, 1981). Elliot Eisner (2002) menggambarkan kurikulum sebagai program yang ditawarkan sekolah kepada siswanya. Marsh & Willis (2003) memandang kurikulum sebagai semua pengalaman di kelas yang sedang direncanakan dan diberlakukan.

Menurut UU Sisdiknas tahun 2003 bab 1 pasal 1 bahwasannya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian ini yang menjadi landasan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum bukan hanya sebuah dokumen atau rancangan yang tidak memiliki target. Tetapi kurikulum merupakan keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan pengalaman belajar.

Kurikulum sebagai rencana pengajaran berisi tujuan, bahan yang disajikan,kegiatan pengajaran, latihan dan jadwal pengajaran. Hal Ini menunjukkan bahwasannya kurikulum sebagai sistem yang memiliki beberapa komponen. Kurikulum sebagai suatu sistem merupakan bagian dari sub sistem kerangka organisasi sekolah, yang menyangkut penentuan segala kebijaksanaan tentang kurikulum.

Gambar 1. 1 Kurikulum Sebagai Sistem

Adapun komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi, strategi (proses penyampaian), serta evaluasi. Jika salah satu komponen saja tidak ada maka tidak dapat dikatakan sebagai kurikulum. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan keempat komponen tersebut secara tepat, berkaitan dan sesuai.

Pada struktur kurikulum,tujuan terdiri dari tujuan nasional, tujuan institusional,tujuan kurikuler dan tujuan instruksional (umum dan khusus). Tujuan nasional sesuai dengan UU Sisdiknas tahun 2003. Tujuan institusional merupakan tujuan lembaga yang berkaitan dengan visi misi. Tujuan kurikuler merupakan tujuan masing-masing bidang studi atau mata pelajaran. Sedangkan tujuan instruksional merupakan capaian pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar siswa. Tujuan instruksional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, jika dalam kurikulum 2013 dikenal dengan istilah KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar), indikator, dan tujuan pembelajaran.

Komponen isi dalam kurikulum berkaitan dengan materi pembelajaran serta pengaturannya menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan beban belajar siswa. Isi kurikulum terdiri dari jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan program dari bidang studi tersebut yang disesuaikan dengan jenjang maupun jalur pendidikan. Materi ajar tersusun atas topik, subtopik tertentu dan tiap-tiap topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan/kompetensi yang harus

Komponen strategi adalah pola umum pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi tentu harus disesuaikan dengan tujuan dari kurikulum itu sendiri dan perkembangan paradigma pembelajaran. Seperti halnya kondisi pandemi tentu strategi pembelajaran tidak dapat disamakan dengan saat sebelum pandemi.

Satuan pendidikan harus mampu menyesuaikan bentuk proses pembelajarannya agar tujuan tetap dapat tercapai. Adapun beberapa strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Exposition adalah keseluruhan materi ajar yang disampaikan pada peserta didik dalam bentuk akhir.

b. Discovery learning adalah untuk menemukan dan peserta didik dituntut untuk melakukan kegiatan, analisis,kesimpulan dan organisasi.

c. Rote learning yaitu materi yang disajikan tanpa memperhatikan makna bagi siswa.

d. Meaningful learning yaitu bahan yang disajikan dengan mengutamakan maknanya bagi siswa.

e. Group learning adalah strategi yang melibatkan lebih dari satu peserta didik yang dibagi kedalam kelompok.

f. Individual learning merupakan strategi pembelajaran individual.

Dengan pergeseran paradigma pembelajaran saat ini, ada banyak pendekatan dan strategi yang dapat diterapkan selain yang sudah disebutkan tadi seperti blended learning (pembelajaran bauran), hybrid learning, fully online (daring penuh) dan lain sebagainya. Untuk itu pengembang kurikulum harus selalu mengembangkan kurikulum secara inovatif sehingga menghasilkan output yang kreatif dan dapat menyesuaikan kehidupan pada zamannya.

Komponen selanjutnya yaitu komponen evaluasi memiliki makna sebagai suatu proses penentuan tingkat capaian kurikulum serta penentuan tindak lanjut. Adapun sasaran evaluasi berupa evaluasi proses dan produk yang mencakup dimensi kualitas dan kuantitas.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum

Dalam mengembangkan kurikulum terdapat empat landasan yang mendasarinya yaitu landasan filosofis, psikologis, historis dan sosiologis (Hunkins & Ornstein,

2016). Landasan filosofis berkaitan dengan penetapan tujuan dan dasar filosofis dari kurikulum yang dikembangkan. Sebelum mengembangkan kurikulum perlu dirumuskan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Mengapa kurikulum dikembangkan?

b. Dasar keilmuan apa yang mendasarinya?

c. Bagaimana kebijakan kurikulum nasional dan lembaga?

d. Bagaimana keberlangsungan hidup yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran?

Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa. Untuk itu terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum suatu negara dengan filsafat negara yang dianut.

Adapun landasan psikologis berkaitan dengan perkembangan peserta didik dan kurikulum, psikologi belajar dan kurikulum. Tentunya dalam mengembangkan kurikulum harus disesuaikan dengan siapa yang melaksanakan proses pembelajaran bukan apa yang diinginkan oleh pengembang kurikulum. Yang membutuhkan proses belajar agar siap untuk menjalani kehidupan di tahap selanjutnya adalah siswa. Maka kurikulum dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa. Pada landasan psikologis menjelaskan bagaimana karakteristik peserta didik dan tahap perkembangannya, psikologi belajar sesuai dengan teori belajar behavioristik, kognitif, humanistik dan konstruktivistik.

Landasan sosiologis berkaitan dengan kurikulum dan masyarakat,kurikulum dan kebudayaan, kurikulum dan perkembangan IPTEK. Untuk mengembangkan kurikulum harus diketahui bagaimana kondisi sosial masyarakatnya, lingkungan belajar, kebudayaan serta perkembangan peradaban atau era yang berlangsung.

Landasan historis mengacu pada sejarah yang berpengaruh terhadap kurikulum yang dikembangkan. Indonesia telah melewati sejarah perkembangan kurikulum cukup panjang.

Dimulai sejak tahun 1947 dimana Indonesia baru merasakan kemerdekaannya tentu membutuhkan proses pendidikan dari masa penjajahan hingga kemerdekaan. Dimana pendidikan tidak fokus pada pemikiran tetapi lebih

kurikulum terus berkembang hingga kurikulum 2013. Perubahan kurikulum dari masa ke masa tentu membawa dampak pada pengembangan kurikulum berikutnya.

Dalam dokumen Buku Perancangan dan Pengembangan Kurikulum (Halaman 31-35)

Dokumen terkait