• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMISSION MANAGEMENT

Dalam dokumen PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Halaman 115-118)

Greenhouse gas (GHG) emissions are one of the main issues of the world’s citizens, since emissions are one of the triggers for global warming and climate change which have negative impact on life on earth.

As part of the world’s citizens, Indonesia is committed to realizing Net Zero Emission (NZE) by 2060, even sooner than that if possible. The NZE program which aims to reduce environmental pollution that has the potential to cause global warning—especially greenhouse gas emissions—became a popular term after the Paris Climate Agreement was held in 2015, where Indonesia was one of the countries that signed the agreement.

Pelindo as part of SOEs is committed to contributing to reducing greenhouse gas emissions by managing emissions properly. Moreover, in carr ying out busin ess op er ations , th e Comp any gen er ates emissions from the use of electricity and fuel.

The emissions reported are direct (scope 1) GHG emissions resulting from the use of fossil fuels (gasoline and diesel) and indirect [Scope 2] GHG emissions from the use of electricity, and other indirect [Scope 3] GHG emissions sourced from of f icial travel by airplane. The dominant GHG emission produced, both scope 1 and 2 is carbon dioxide (CO2). [GRI 3-3]

To calculate direct (Scope 1) GHG emissions, the method used in Indonesia and non-Annex 1 countries (developing countries) is Tier-1, which is based on energy consumption data multiplied by the IPCC 2019 default emission factor (Intergovernmental Panel on Climate Change/ Intergovernmental Panel on Climate Change) with the following formula:

Laporan Keberlanjutan 2022 • PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

116

Tabel Emisi Gas Rumah Langsung (Cakupan 1) Pelindo Tahun 2020-2022 Pelindo Direct (Scope 1) Greenhouse Gas Emissions in 2020-2022

Bahan Bakar

Fuel

Total Energi (TJ/Tahun) Total Energy (TJ/Year)

Faktor Emisi CO2 (KgCO2/

TJ) CO2 Emission

Factor (KgCO2/TJ)

Emisi CO2 (Kg CO2/Tahun) CO2 Emissions (Kg CO2/Year)

2022 2021* 2020* 2022 2021* 2020*

Solar Diesel

1.461 1.499 1.410 74.100 108.260.100 111.075.900 104.481.000

*disajikan kembali

Dari hasil perhitungan sesuai rumus di atas, maka selama tahun pelaporan, Pelindo menghasilkan emisi GRK langsung (Cakupan 1) dari penggunaan BBM sebesar 108.260.100 kg CO2eq, turun dibandingkan tahun 2021, yang mencapai 111.075.900 kg CO2eq.

[GRI 305-1] [OJK F.11]

Sedangkan emisi gas rumah kaca tidak langsung (Cakupan 2) dari penggunaan listrik dihitung dengan mengalikan konsumsi listrik (dalam Kwh per tahun) dengan average grid emission factor yang dikeluarkan Kementerian ESDM merujuk RUPTL PLN 2015-2024 yaitu sebesar 0,934 kgCO2/Kwh (2017). Berdasarkan perhitungan itu, emisi gas rumah kaca tidak langsung (Cakupan 2) adalah sebagai berikut: [GRI 305-2] [OJK F.11]

Tabel Emisi Gas Rumah Kaca Tidak Langsung [Cakupan 2] Tahun 2020-2022 Pelindo Indirect (Scope 2) Greenhouse Gas Emissions in 2020-2022 Jenis Energi

Energy Type

Tahun (kWh) Year (kWh)

Emisi CO2 yang Dihasilkan (kg) CO2 Emissions Produced (kg)

2022 2021* 2020* 2022 2021* 2020*

Listrik Electricity

1.284.195.688 539.933.946 677.500.684 1.199.438.773 504.298.306 632.785.639

*disajikan kembali

Berdasarkan tabel di atas, emisi gas rumah kaca tidak langsung (Cakupan 2) dari penggunaan energi listrik yang disumbang Pelindo selama tahun 2022 adalah sebesar 1.199.438.773 kgCO2eq, naik dibandingkan tahun 2021, yang mencapai 504.298.306 kgCO2eq.

[GRI 305-2] [OJK F.11]

Selain emisi GRK langsung (Cakupan 1) dan emisi GRK (Cakupan 2) tidak langsung, Pelindo juga berkomitmen untuk mengelola emisi udara.

Salah satu indikator utamanya adalah terpenuhinya baku mutu kualitas udara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian P e n c e m a r a n U d a r a . P a r a m e t e r k u n c i d a l a m pengelolaan kualitas udara adalah debu dan CO2. Pengukuran kualitas udara penting dilakukan karena kandungan debu atau CO2 yang melebihi baku mutu/

ambang batas akan mengganggu kesehatan, bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

*restated

From the calculation results according to the formula above, during the reporting year, Pelindo produced direct (Scope 1) GHG emissions from the use of fuel amounted to 108,260,100 kg CO2eq, down compared to 2021, which reached 111,075,900 kgCO2eq. [GRI 305-1] [OJK F.11]

Meanwhile, indirec t (Scope 2) greenhouse gas emissions from electricity use are calculated by multiplying electricity consumption (in Kwh per year) by the average grid emission factor issued by the Ministry of Energy and Mineral Resources referring to the 2015-2024 PLN RUPTL, which is 0.934 kgCO2/ Kwh (2017). Based on this calculation, the indirect (Scope 2) greenhouse gas emissions are as follows:

[GRI 305-2] [OJK F.11]

*restated

Based on the table above, indirec t (Scope 2) greenhouse gas emissions from the use of electrical energy contributed by Pelindo during 2022 amounted to 1,199,438,773 kgCO2eq, up compared to 2021, which reached 504,298,306 kgCO2eq. [GRI 305-2] [OJK F.11]

In addition to direct (Scope 1) GHG emissions and indirect (Scope 2) GHG emissions, Pelindo is also committed to managing air emissions. One of the main indicators is the fulfillment of air quality standards in accordance with Government Regulation no. 41 of 1999 concerning Air Pollution Control. The key parameters in air quality management are dust and CO2. Measurement of air quality is important because dust or CO2 content that exceeds the quality standard/threshold will interfere with health, and even increase the risk of premature death.

2022 Sustainability Report • PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

117 Selain melakuk an p engukuran kualitas udara,

Perseroan juga melakukan berbagai kebijakan dan kegiatan yang mendukung terciptanya udara bersih, antara lain:

1. Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau.

2. Melakukan penanaman pohon di area kegiatan usaha.

3. Menyimpan genset sebagai energi cadangan di tempat yang khusus.

4. Penyediaan tempat parkir untuk para karyawan dan tamu.

5. Menyediakan ruangan khusus untuk merokok, seperti ruang tambahan khusus untuk merokok di luar gedung dan taman di sekitar gedung.

6. Mewajibkan kendaraan yang masuk Terminal telah diwajibkan lolos emisi gas buang.

7. Mewajibkan kendaraan yang masuk Terminal telah diwajibkan memiliki sertifikat layak jalan/KIR;

8. Melakukan uji petik terhadap emisi yang dihasilkan kendaraan yang masuk ke Terminal.

9. Pada pelabuhan dengan penumpukan muatan curah kering, Perseroan memasang pagar keliling, sprinkler, penyapuan areal terminal dan prosedur pencucian truk barang curah yang meninggalkan kawasan pelabuhan.

Pengendalian emisi oleh Pelindo dilakukan dengan dua (2) metode, yaitu pemantauan dan pengelolaan emisi. Untuk kegiatan pemantauan dan pengelolaan emisi dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kewajiban dari izin lingkungan kegiatan yang telah dimiliki, baik di Kantor Pusat maupun di kantor-kantor regional.

Pemant auan adalah p engukuran emisi se c ara langsung seperti pada kendaraan/peralatan (crane

& genset) ataupun kualitas udara pada suatu area (indoor & outdoor/ambient). Pada pelaksanaannya, Perseroan rutin melakukan pemantauan kualitas udara ambien khusus pada parameter TSP (debu) dan Karbon Monoksida (CO).

Pengelolaan emisi adalah langkah untuk menjaga nilai emisi atau kualitas udara agar tetap di bawah baku mutu yang telah ditetapkan sesuai izin lingkungan kegiatan terkait. Emisi yang dihasilkan oleh kegiatan usaha Pelindo berasal dari kegiatan operasional kantor dan terminal. Kegiatan operasional kantor menghasilkan emisi dari mobil operasional kantor, kendaraan yang berlalu lintas di area kantor, dan genset. Pemantauan emisi mobil operasional kantor dilakukan secara rutin oleh vendor/pihak ketiga.

E m i s i G R K y a n g j u g a m e n d a p a t p e r h a t i a n Pelindo dalam menjalankan usaha adalah emisi akibat bahan perusak ozon (BPO). Dalam hal ini, Perseroan mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk memperketat penggunaan bahan perusak

In addition to measuring air quality, the Company also carries out a number of policies and activities that support the creation of clean air, including:

1. Maintaining Green Open Space.

2. Planting trees around business location.

3. Store generator as backup energy in a special place.

4. Provide park ing spaces for employees and guests.

5. Provide a special room for smoking, such as a special additional room for smoking outside the building and parks around the building.

6. Vehicles entering the Terminal are required to pass exhaust emissions.

7. Vehicles entering the Terminal are required to have a roadworthy certificate/KIR.

8. Conducting a sampling of the emissions produced by vehicles entering the Terminal.

9. At ports where dry bulk loads accumulate, the Company installs perimeter fencing, sprinklers, sweeping of terminal areas and procedures for washing bulk trucks leaving the port area.

In controlling emissions, Pelindo adopt s t wo (2) methods, namely emission monitoring and m a n a g e m e n t . T h e e m i s s i o n m o n i t o r i n g a n d management activities are carried out as a form of fulfilling obligations from environmental permits that are already owned, both at the Head Office and at regional offices. Monitoring is the direct measurement of emissions such as on vehicles/

equipment (cranes & generators) or air quality in an area (indoor & outdoor/ambient). In practice, the Company routinely monitors ambient air quality specifically on TSP (dust) and Carbon Monoxide (CO) parameters.

Meanwhile, emission management is a measure made to maintain the emission value or air quality in order to remain below the qualit y standard that has been set according to the environmental permit for related activities. Emissions generated by Pelindo’s business activities come from office and terminal operations. Office operational activities produce emissions from office operational cars, traffic vehicles in the office area, and generators.

Monitoring of office operational car emissions is carried out regularly by vendors/third parties.

GHG emission that also of concern in running the business is the emission due to ozone-depleting substances (BPO). In this regard, the Company fully supports the government’s policy to tighten the use of ozone-depleting substances. This material

Laporan Keberlanjutan 2022 • PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

118

lapisan ozon. Bahan ini biasa digunakan pada mesin pendingin ruangan (AC), kulkas, dan tabung pemadam api. BPO adalah senyawa kimia yang berpotensi dapat bereaksi dengan molekul ozon di lapisan stratosfer. Ada 23 senyawa kimia yang dikategorikan sebagai BPO, yakni CC-l4, CH -3, CC-13, CH3B R , CFC-11, CFC-12 , CFC-113, CFC- 114, CFC-115, CFC-13, CFC-111, CFC-217, CFC-216, CFC-215, CFC-214, CFC-213, CFC-212, CFC-211, Halon-1211, Halon-1301, Halon-2402, R-500, R-502

S ejalan d e n gan ke b ijak an di at as , Pe r s e ro an berkomitmen untuk tidak menggunakan sistem pendingin udara dan kulkas yang menggunakan material pendingin yang dapat merusak ozon.

Mesin pendingin udara pada gedung baru misalnya, te lah m enggunak an re f riger an non - CFC R410 yang bebas BPO dan secara bertahap pada alat pendingin udara di Container Office di lapangan juga beralih ke refrigeran non-CFC R410. R410 memiliki keunggulan Coefficient of Performance (CoP) yang tiga kali lebih tinggi dibandingkan R22. CoP yang tinggi mengindikasikan efek pendinginan yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan sehingga lebih efisiensi energi. Sementara itu, untuk alat pemadam api, Perseroan menggunakan alat pemadam api dengan bahan pemadam yang ramah lingkungan pengganti Halon.

Melalui berbagai kebijakan untuk mengurangi penggunaan bahan perusak ozon, maka Pelindo turut ambil bagian dalam gerakan Perlindungan Lapisan Ozon (PLO) sebagai salah satu bagian dari upaya perlindungan lingkungan secara menyeluruh, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 20 09 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam dokumen PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Halaman 115-118)

Dokumen terkait