8
66 ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
akibat tingkah laku beberapa orang dokter, yang dalam melakukan profesinya menyimpang dari nilai-nilai yang telah disepakati bersama oleh ikatan profesi kedokteran.
Sudah sejak pertengahan abad ke 19, Indonesia mengenal profesi dokter. Sejak itu pula perilaku para dokter senantiasa
iituntun
oleh persepsi dalam hati nurani masing-masi.rg-..rg.rrri nilai-nilailtis
dalam*..,jrlr.,tr.,
profesinya. Padawaktu
itu,
di mana jumlah dokter masih sedikit, bila seorang dokter melakukan tindakan yang menyimpangdari
norma-normaetik
yang telah merupakan kesepakatan bersama, akanturun
martabatnyadi
mata teman sejawatnya.Dengan bertambahnya jumlah dokter, perkembangan pesat dalam
ilmu
dan teknologi kedokteran yang menimbulkan masalah-masalah baru serta sorotan yang makin tajam terhadap profesi kedokteran, telah mendorong para dokteruntuk
menentukan nilai-nilaietik
yang dapat menjadi panduan bagi dokter- dokter dalam melakukan profesinya. Dari beberapa pertemuan kemudian muncul apa yang disebut KodeEtik
Kedokteran Indonesia. Kode edkini
secara resmi diakui oleh Departemen Kesehatan sebagai KodeEtik
Kedokteran bagi para dokterdi
Indonesia (1983). Dengan demikian, para dokter dalam melakukan profesinya selain berpandu pada Lafal SumpahDokter,
juga pada Kode Etik Kedokteran.Kode Etik Kedokteran, seperti Kode Etik profesi lain sebenarnya adalah satu tata cara perilaku yang telah diterima secara sukarela oleh anggota-anggotanya yaitu satu pedoman
yang dibuat
sendirioleh profesi
secara sukareladan
tidak merupakan Undang-undang atau Peraturan Pemerintah. Pada hakekatnya dokter sendirilah yang menentukan sikap atau tindakannya, sesuai dengan nilai-nilai etik kedokteran dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Seorang dokter harus merasa apayangtidak sesuai dengan nilai-nilai etik kedokteran dan norma- norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam praktek sehari-hari, ada tindakan yang menyimpang dari kode etik dan sekaligus merupakan pelanggaran hukum,baik hukum
perdata maupun pidana. Sebagai contoh misalnya pada kasus kelalaian (Malpractice atau Negligen ce), sehingga dokter yang bersangkutan dapat diajukan ke pengadilan. Sebaliknya banyak dndakan atau perilaku yang menurutKUHP
tidak termasuk pelanggaran, akan tetapi oleh profesi dianggap menyim- pangdari
kode etik.Satjipto Rahardjo, seorang ahli dalam hukum sosial, menyatakan bahwa praktek kedokteran tidak berlangsung dalam ruang hampa melainkan dalam suatu ruang yang penuh dengan jaringan nilai, kaidah serta lalu lintas perilaku dan pikiran manusia. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka praktek dan perkembang- an kedokterar,
*..rprkr,
,.r,.rr,., yang dinamis, yaitu merupakan hasil interaksi 2.4.
5.
ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI 67
antara
dunia
kedokteranyang
esoterik dengan lingkungannya.Di
dalampengertian interaksi tersebut tersimpan berbagai bentuk proses, baik yang bersifat harmonis maupun yang konflik.
6.
Sesuai dengan sifatnyayang ielalu
sosial-konteksrual sebagaiakibat
dari perkembangan ilmu dan teknologi, maka banyak hal yang bisa Jipermasalahkan kecuali perkembangan dalam bidang biologi medik.'pa.adoktei
sebagai matarantai yang melakukan penerapan hasil-hasil
dari ilmu
tersebut mJ.rempati kedudukan_ penting, baik sebagai ahli yang menguasai teknologi p..rgobair.r, maupun sebagai manusia yang mempunyai hati nurani.7'
Kode Etik Kedokt eran pada dasarnya lebih dekat dengan moral daripada hukum.Kode etik ini mengandung pertimbangan etis yang jelas dan oleh karenanya dekat dengan moral. Kode
Etik
Kedokteran tidak hanya merisaukan perilaku dokter r..T.?tr, tetapi perilaku yang mencerminkan keluhuranp.ofeii dan
dengandedikasi terhad-ap profesi tersebut. Kalau
kode etik lalu
dikaitkan kepida moralitas positif, halini
disebabkan oleh karena ia merupakan penerapan suaru keyakinan moral tertentu terhadap suatu profesi.Hal ini
be.beda de.rga, .ara kerjahukum
yang hanya merisaukan perilaku manusia yang meniirbulkan dampak terhadap_ kerertiban umum. Pada saat-saat tertentu,yiitr, ,rrt
profesikedokteran dihadapkan kepada perubahan dan tantangan ba.u, maka banyak sekali pemikiran eiis muncul dengan kuat,
8'
Tantangan bagi profesi kedokteran sekarang ini nampaknya berkaitan erat dengan perlakuan kita terhadap manusia secara biologis. Mimang tidak bisa lain, se6ab suatu kode etik profesi yang tidak mampu menuntun dunia profesinya melewati tantangan tersebut dengan selamat menjadi tidak berarti lagi sebagai suatu kode etik profesi. Kode Etik profesi bersifat dinamis, karena moral di-sini dikaitkan dengan ilmu yang selalu berkembang. Lebih lanjut harus disadari bahwa dari kode etik kedokteran tidak dapat diharapkan adanya tunrunan yang persis dan rinci, olelr karenanya ta hanya dapat memberikan runtunan etis yang sangar umum sifatnya.9.
Dalam .beberapa dasawarsayang lalu mungkin
harapan masyarakat dapat terpenuhi, karena kondisi masyarakat masih memungkinkan dilaksanakan kodeetik
kedokteran secaramurni. Kini
masyarakat telah berkembang sedemikian rupa, sehingganilai
kriteria yang dipergunakan juga berubah.1.
Sejarah menunjukkan bahwa masalahetik
dan medikolegal yang paling sukar 7d71ah yang berhubungan dengan reproduksi manusia.Tolok
,r-kr. p"r*"yr.rr.t kebidanan dewasa ini tidak lagi dinilai dari kematian ibu saja, tetapi sud^ahi;t;trrt
68 ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
sejauh mana penurunan angka morbiditas maternal, bahkan ke morbiditas dan mortalitas peritanal. Lebih dari itu, kehamilan adalah satu kondisi di mana profesi kedokteran
ikut
serta.Di
sini ilmu kedokteran tidak hanya mengikut sertakan seorangibu,
tetapi janin dan keluarga.Tidaklah berkelebihan
bila
dikatakan bahwadi
bidang kedokteran, ilmu kebidanan memberikan pelulngyan!'
berharga yang sedemikian luasnya dan demikian bertanggung jawab secara langsung bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Ruang gerak seorang ahli obstetri-ginekologi meliputi setiap tahapan kehidupan, mencakup generasi demi generasi, menjangkau masalah kependudukan negaranya, sekarang dandi
hari depan.Dalam bidang
Obstetri Operatif
diharapkan agar dapat ditegakkan standar pelayanan yang baku, yang berarti bahwa derajat kemampuan dan ketrampilan para dokter setidak-tidaknya memenuhi satu standar tertentu, dalam menangani kasus obstetrik.Pembakuan prosedur mempunyai dampak
yang luas, yaitu di
sampingmemperbaiki pelayanan obstetrik dapat iuga dipakai untuk mengkaji sejauh mana seofang dokter atau dokter spesialis kebidanan sudah melaksanakan kewajiban- kewajibannya. Prosedur penanganan kasus-kasus obstetri harus dikuasai sedemi- kian rupa, sehingga nanti bila ada kasus-kasus yang gagal, seorang dokter yang menolong persalinan operatif ini, dapat membela dirinya dari tuntutan pengadilan profesi.
Masyarakat makin maju, informasi ilmu makin mudah dicerna oleh masyarakat, kepuasan pelayanan kesehatan makin menjadi tuntutan masyarakat. Sebaliknya setiap
dokter tidak
dapat menjamin akan keberhasilan pengobatan atauPun tindakannya, lagi pula pengobatan ataupun tindakan untuk seseorang atau satu kasus tertentu, kadang-kadang dapat beraneka ragam, namun demikian hanya satucara saja yang harus
dipilih
oleh dokter pada waktu itu.Dewasa
ini
seorang dokter dituntut untuk memenuhi standar tertentu yang diajukan oleh perkumpulan profesinya, demi untuk pelayanan yang baik dan merata. Ada kalanya carayarrgtelah dipilihnya dengan seksama masih juga tidak berhasil. Setiap dokter dapat membuat kesalahan, namun demikian hendaknya kesalahan tersebut cukup beralasan dan jangan sekali-kali bahwa kesalahan tersebut akibat dari keteledoran atau tidak dianutnya prosedur penanggulangan- nya.2.
1
4.
Obstetri operatif sering rnerupakan suatu tindakan yang segera harus dilakukan.Satu tindalian yang saflg?tmempenganrhi kebahagiaan keluarga, ibu dan anaknya.
Kebahagiaan ibu dan anaknya, bahkan nyawanya sangat tergantung dari tindakan operasi obstetrik
ini.
Seorang dokter kebidanan harus secara taiam menentukanETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
diagnosisnya dan segera memilih tindakan yang tepat dengan syarat-syarat yar.g ada pada waktu itu. Selama persalinan berlangsung tugas seorang dokter terhadap pasien adalah memberikan pencegahan dan pengobatan. Pada tahap awal selama persalinan berlangsung, dokter mengamati proses-proses alami dan menentukan kapan,
di
mana dan bagafuranaia
dapat membantu proses alami ini.Harus diingat bahwa tindakan aktif hanya dilakukan bila ada hal-hal yang ddak sejalan dengan proses persalinan alami. Sikap berikutnya yang perlu dilakukan oleh seorang dokter adalah mempelajari tindakan apa yang harus dilakukan dan kemudian mempertanyakan kapan tindakan itu harus dilaksanakan. Dengan kata- kata lain dalam
ilmu
kebidanan lazimnya halini
dikenal sebagai indikasi dan syarat. Dalam mengambil tindakan obstetrik seorang dokter harus mempunyai alasan yang kuat. Adapun tindakannya sangat tergantung dari syarat-syaratyangada.
Menentukan tindakan apa yang harus dilakukan memerlukan pertimbangan yang matang, oleh karena pada tindakan inilah terletak nasib ibu dan anaknya.
Ketrampilan
dokter,
ada tidaknya asistensiyang
cakap, serta kebudayaan penderita sanBat mempengaruhi pemilihan ini.Setiap dokter harus membuat diagnosis yang seksama, sebelum melakukan prosedur obstetrik. perlu diketahui keadaan umum penderita, tekanan darah, kecepatan nadi, kondisi ginjal, jantung dan paru-paru. Segera sebelum tindakan dimulai, sementara penderita sudah dibaringkan di atas meja tindakan, pemeriksa- an obstetrik perlu diulangi untuk mengetahui kemajuan persalinan (presentasi, posisi, denyut jantung janin, pembukaan serviks dan keadaan selaput ketuban), karena kemungkinan ada perubahan. Bila terdapat perbedaan dengan pemeriksaan semula, maka tindakan tersebut bila perlu harus diubah.
5.
Tindakan obstetrik harus selalu didasari oleh edka yang baik, pemikiran yangjernih
serta ketrampilan yangbaik.
Tindakan dalam bidang obstetri denganmudah dapat melukai
ibu
dan anak, apalagi pada kasus yang berlarut-larut, keluarga penderita yang menjengkelkan, dokter yang lelah, atau harus mengha- dapi kasus yang mendadak menjadisulit, ini
semua dapat membuat seorangdokter kehilangan kemampuannya
untuk
membuat diagnosis yang tepat dan dapat membuat dokter bekerja secara tergesa-gesa, sehingga dapat merugikan ibu atau anaknya, atav kedua-duanya.Tidak
jarangdi
beberapa rempatdi
kamar bersalin terpancang slogan dalam kata-kataLatin
"primum non nocere"t f
angartinya "Yang penting jangan merugikan".
Dari
para dokter kebidanan yang sudah berpengalaman sering diungkapkan pula kata-kata Latin "nonvi
sed',Arte", yang arrinya "Jangan dengan kekuatantapi
denganketrampilan".
Merenungkembali
apayang telah
dilakukan, merupakan suatu tindakan yangterpuji.
Mawasdiri
dengan menilai apakahtindakan yang baru saja diiakukan merupakan tindakan yang terbaik. Apakah tindakan yang sama juga akan dilakukan pada kasus yang sama, semua ini
69
70 F,TIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
merupakan pengalaman yang baik dan dapat meningkatkan kemampuan per- orangan.
5.
Sudah *e"1ad; kebiasaan bila terjadi kesalahan, maka kesalahan tersebut cendrung dilimpahkan kepada pihak lain. Hal ini terutama terjadi bila cedera yang dialami menimpa dirinya atau anggota keiuarga yang dicintai misalnya bayinya. Dalam obstetri penyebab tuntutan keluarga terutama tergantungdari
watak pribadi orang tua bayi, berat ringannya cedera, pribadi dokter dan derajat pelayanan.Seorang dokter dalam kesibukannya pada
waktu
keleiahan ataubila
sedangmengalami stress secara
tidak
sadar dapat saja membuat kesaiahan.7.
Untuk mengurangi tuntutan keluarga dan untuk pemikiran, perlu diperhatikan beberapa hal.a.
Agar mengikut sertakan keluarga dalam pengambilan keputusan, yang artinya agardokter
memberikan informasi mengenai keadaanibu yang
sedang menjalani persalinan, keadaan janin dan kemajuan proses persalinannya.b.
Perlu diinformasikan risiko proses persalinan yang untuk beberapa keadaancukup tinggi akibatnya.
c.
Dokumentasi dalam catatan medik yang tepat dan kronologik, mencerminkan derajat pelayanan, catatan mana dapat menjadititik
lemah bila tidak dicatat secara cermat, sebaliknya dapat dimanfaatkanuntuk
menangkis tuduhan- tuduhan bila pencatatannya baik.d.
Ketrampilan dan sopan santun penolong perlu diperhatikan.Meskipun demikian pelayanan dengan keramahan, dan penuh pengertian tidak bebas dari tuntutan. Penolong kesehatan mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dan ketrampilan yang telah disepakati oleh sistem pelayanan kesehatan yang berlaku.
8.
Untuk mengurangi kemungkinan tuntutan, maka di bawah ini dicantumkan satu da{tar yang perludi
cek, apakah hal-hal tersebut sudah dilaksanakan.Layani pasien dengan keramah tamahan.
Kenalilah watak pasien.
Ambillah anamnesis yang baik.
Periksalah dengan penuh kesopanan dan pengertian.
Lakukanl>rosedur yang anda trampil mengerjakan.
Rujuklah
hila
mulai terjadi kesulitan.Dikomuniklsikan pada penderita dan keluarganya.
Pengawasarr, yang selalu teratur.
Hargailah pendapat penderita untuk menerima atau menolak pengobatan yang akan diberikan.
ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
Berikut
ini
adalah beberapa kesalahan yang dapat terjadi dalam menjalankan pelayanan obstetrik yang direkam oleh Florid.a Medical Association.Ditinjaa
da+i seri*gnya kejadiana.
Diagnosis yang kurang tepat.b.
Kesalahanteknik
operasi.c.
Kesalahan obat.d.
Perlukaan pada bayi.e.
Infeksiluka
operasi.f.
Anestesi yang kurang tepat.g.
Benda asing yang tertinggal.h.
Kesalahan petugas kesehatan.Ditinjau dari
derajat hesakhana.
Perlukaan pada bayi.b.
Anestesi yang kurang tepat.c.
Perlukaan jalan lahir.d.
Kesalahan petugas kesehatan.e.
Diagnosis yang kurang tepat.{.
Infeksi luka operasi.g.
Kesalahanteknik
operasi.h.
Penderita kurang puas terhadap pelayanan.Ditinjau dari
segi pembeayaan(Seingnya kejadidn
x
derajat kesahban)a.
Diagnosis yang kurang tepat.b.
Kesalahanteknik
operasi.c.
Perlukaan pada bayi.d.
Anestesi yang kurang tepat.e.
Kesalahan obat.Kiranya daftar tersebut dapat dipakai sebagai tambahan pengetahuan dalam menjalankan tugas pelayanan obstetri operatif.
'...
RUJUKANLafal Sumpah Dokter. Peratr.r.an Pemerintah No. 26 Th. 1950
Mahar Mardjono. Segi-segi Etika Kedokteran dan Beberapa Aspek Hukum khususnya di bidang Obstetri dan Ginekologi,'Mimbar 1985 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, i985 Satjipto Rahardjo. Hukum dan Kode Etik Kedokteran di sekitar Masalah Biologi-medik, Mimbar 1985, Yayasan Bina Pustaka Samono Prawirohardjo, 1985
71
9.
1.
2.
72 ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI
4. Permadi. Benturan Kepentingan antara Kode Etik dengan Kenyataan, Mimbar 1985, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1985
5. Ratna Suprapti Samil. Etika dan Repioduksi Manusia, Mimbar 1985, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1985
6.C7eenhitl JP. Obstetrics, Saunders Comp, 1965