• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKSIO SESAREA

Dalam dokumen BUKU ILMU BEDAH KEBIDANAN (Halaman 144-153)

t

u

?

g!u.

'r, tt -f

t4

134 SEKSIO SESAREA

$

St..roris serviks/vagina.

S Plm.r,t,

previa.

$ oirp.oporsi

sefalopelvik.

fu Rrptu., uteri

membakat.

IndikasLianin

ft

Kelainan letak.

ia+ ^

{Al uawat

Ianln.

Pada umumnya seksio sesarea

tidak

dilakukan pada:

1r" Janin mati.

2r' Syok, anemia berat, sebelum diatasi.

3..' Kelainan kongenital berat (monster).

Teknik

Seksio Sesarea Klasik

1.

Mula-mula dilakukan desinfeksi pada

dinding Perut dan

lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama.

2.

Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis sepaniang

+ 1l cm

sampai

di ba*rh

umbilikus lapis demi lapis sehingga kavum peritoneal terbuka.

3.

Dalam rongga perut

di

sekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi.

4.Dibuatinsisisecaratajamdenganpisaupada@,kemudian

diperlebar secara sagital dengan gunting.

5.

Setelafi kavum uteri terbuka, seiaput ketuban dipecahkan. Janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendoro.rglurrdus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong

di

antara kedua peniepit.

6.

Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikan 1O

U

oksitosin ke dalam rahim secara

intra

mural.

,lh

l\

It ts

lt

\t

T o

{'i t; ll

Y

8.

9.

SEKSIO SESAREA 135

Luka insisi SAR dijahit kembali.

Lapisan I :

endometrium bersama miometrium dijahit secara jelujur dengan benang catgut khromik.

Lapisan II :

hanya miometrium saja dijahit secara simpul (berhubung otot SAR sangat tebal) dengan cdtgut khromik.

Lapisan

III :

perimetrium saja, dijahit secara simpul dengan benang catgutbtasa.

Setelah dinding rahim selesai

dijahit,

kedua adneksa dieksplorasi.

Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut diiahit.

p)

Gambar 14-1. Seksio sesarea secara Klasik

Indikasi Seksio Sesarea Klasik

1.

Bila

terjadi kesukaran dalam memisahkan kandung kencing

untuk

mencapai segmen bawah

rahim,

misalnya karena adanya perlekatan-perlekatan akibat pembedahan seksio sesareayaflglalu, atau adanya tumor-tumor di daerah segmen

bawah rahim.

l.

Janin besar dalam letak lintang.

-i.

Plasenta previa dengan insersi plasenta

di

dinding depan segmen bawah rahim.

Teknik Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda

-.

Mula-mula dilakukan desinfeksi pada

dinding Perut dan

lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama.

l;

{/

il\

t,\

136

2.

3,

6.

Z. Setelah dinding rahim selesai

dijahit,

kedua adneksa dieksplorasi.

8.

Rongga perut dijahit.

dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut

SEKSIO SESAREA

pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis sehingga kavum peritonei terbuka'

Dalam rongga perur

di

sekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi.

Dibuat blad.der-flap, yairu dengan menggunting peritoneum kandung kencing (plika vesikorr,..i.,r;

di

depan

i.g-..,

bawah rahim (SBR) secara meiintang.

ijlika,resikouterina ini disisihka.,

,..r.,

tumpul ke arah samping dan bawah, dan kandung kencing yang telah disisihkan ke arah bawah dan samping dilindungi dengan spekulum kandung kencing.

Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm di bawah irisan piika-vesikouterina

LJi ...r., trlr* d.igrn

pisau bedah

+

2 cm, kemudian diperlebar melintang secara tumpul dengai

keiua jari

telunjuk operator.

Arah

insisi pada segmen

bawah

.ahi- drpri

melintang (transversai) iesuai cara

Kerr;

atau membujur (sagital) sesuai cara Kronig'

Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan dengan

meluksir kepalanya. Badan janin dilahirkan dengan mengait kedua ketiaknya' Tali pusat dAepit dan dipotong, plasenta dilahirkan secara manual. Ke dalam otot rahim

intra

mural disuntikan 10

U

oksitosin'

Luka dinding rahim diiahit.

Lapisan f :

a;jatlit

jelujur,

pada endometrium dan miometrium'

Lapisan II :

dijahit

jelujur

hanya pada miometrium saja'

Lapisan

III :

dijahit

ielujur

pada plika vesikouterina' 4.

5.

,a\

,l ,',

tl

n

,::i" ri

"t

tl

.

'

,,

;i\\/L,,a4r ,i'. 1r 'i,

" tv

::

Gambar 14-2. Seksio profunda dengan irisan

Sesarea transperitoneal sagital dan trans.'ersal

Gambar 14-3. Membuat bladder-llap dengan membuka plika vesikouterina

SEKSIO SESAREA t37

segmen bawah rahim dengan kedua iari Gambar 14-4. Setelah plika vesikouterina dibu-

ka, dibuat irisan melintang pada segmen bawah rahim

Gambar

Gambar di;ahit

Gambar 14-5. Irisan pada diperlebar secara tumpul telunjuk

l4-5. Setelah kavum uteri terbuka, dan selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan dengan meluksir kepalanya'

Perhatikan cara meluksir kepala janin rqelewati irisan pada segmen bawah rahim

".

Gambar 14-8. Setelah irisan pada segmen bawah rahim selesai dijahit, plika vesikouterina dijahit secara jelujur

z_

-4 -. -

:

14-7. Irisan pada segmen bawah rahim

138

Gambar 14-11. Pemotongan lig dan lig. kardinale

SEKSIO SESAREA

Gambar 14-9. Seksio-histerektomi Memotong lig. rotundum dan membuka selaput

depan lig. latum

Gambar 14-10. Memotong adneksa sedekat mungkin dengan rahim. Perhatikan adanya

klem Oschner ganda pada iaringan yang tertinggal (klem Oschner yang pertama telah

dijahit)

Gambar 14-12. Dibuat insisi sagital pada dinding depan forniks

t\

latum

SF,KSIO SESAREA 139

Gambar 14-13. Dinding vagina dipotong melingkar setinggi forniks

Gambar 14-15. Puntung vagina yang terpotong dijahit secara jeiujur

Gambar 14-14. Setelah rahim diangkat, puntung lig. kardinale dan sakro-uterina

dijahitkan pada sudur vagina

Gambar 1,1-16. Setelah puntung vagina tertutup, maka dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing.

Puntung kedua adneksa dimasukkan di bawah peritoneum kandung kencing tersebut

,,/l

Teknik

Seksio-histerektomi

1.

Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga ral.rim, dilakukan hemostasis pada insisi dinding rahim, cukup dengan jahitan

ieiujur

atau simpul.

2.

Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh dikeluarkan dari rongga peivis.

3.

Mula-mula ligamentum rotundum dijepit dengan cunam Kocher dan cunam Oschner kemudian dipotong sedekat mungkin dengan raliim, dan jaringan vang

140 SEKSIO SESAREA

sudah dipotong diligasi dengan benang catgwt khromik no.o.. Bladder-flap yang i.tri., aiU"",

pri" *Ik,, ,.k!io ,.r"..a

t.arrsp.ritoneal profunda dibebaskan lebih jauh

ke b#ah

dan lateral. Pada ligamentum latum belakang dibuat lubang

i..rgr.,

jari telunjuk rangan

kiri

di bawah adneksa dari arah belakang. Dengan

,^ri in,

ureter akan terhindar dari kemungkinan terpotong'

4.

Melalui lubang pada ligamentum latum

ini,

tuba Falopii, ligamentum utero- ovarika, dan pembuluh darah dalam jaringan rersebut dijepit dengan

2

cvnam Oschner le.rgkurrg dan di sisi rahim dengan cunam Kocher. Jaringan di antar.anya

kemudian dlgr.rtI.,g dengan gunting

Mryo.

Jaringan yang terpotong diikat dengan jahitan transfiks

untuk

hemostasis dengafl catgut

no'

0'

5.

Jaringan ligamentum latum yang sebagian besar adalah avaskular dipotong secara

i"jr*"t.

aiah se.,riks. Setelah p1*otorrgr.t iigamentumlatum sampai di daerah

serviks, kandung kencing disisihkan jauh

ke

bawah dan samping'

6.

pada ligamentum kardinale dan jaringan paraservikal dilakukan penjepitan

dengan

".rrrr-

Oschner lengkung

,."r." gr.,d,,

dan p.ada temPat yang sama di

sisi iahim dijepit dengan

.r.rr-

Kocher lurus. Kemudian jaringan dr antaranya digunting

d."gr"

g.rririrg Mayo. Tindakan ini dilakukan dalam beberapatahap

setingga"ligrri..r**

kardinale terpotong seluruhnya. Puntung ligamentum

ka.dliie

allat-,lt transfiks

,..r., gr.,d,

dengan benang catgut khromik no. 0'

7.

Demikian juga ligamenrum sakro-uterina

kiri

dan kanan dipotong dengan cara

yrng

1-r, irt iiligrti

secara transfiks dengan benang catgut khromik

no'

0'

g.

Setelah

rlln..pri \

di atas dinding vagina-serviks, pada sisi depan serviks dibuat irisan sagital

i.ngr.,

pisau, kemudian melalui insisi tersebut dinding vagina dijepit dJ.rgr.,

.rrir-

bschrre. melingkari serviks dan dinding vagina dipotong ,ri-,rp

a.-i"rahap.

pemotongan dinding vagina dapat dilakukan dengan gunting atau pisau. Rahim akhirnya dapat diangkat'

g.

Puntung vagina dijepit dengan beberapa cunam Kocher untuk hemostasis. Mula-

*rl,

prr'"r.,""g

f.iu"

ngr-".tum.kardinale diiahitkan pada ujung

kiri

dan kanan

punrung vaglna, sehing"ga teriadi hemostasis pada kedua.ujung puntung- vagina.

't

r.rr.r.ri

valina

dijahit"i..r.*

jelujur untuk hemostasis dengan catgut khromik'

i,;;;G

adL,ekra'yang teiah' dip.otong dapat dijahitkan digantungkan pada puntung vagrna,

rrdkri

tidak terlalu kencang' Akhirny.a puntung vagina d.itutup 'a."fr"-r.r.Z-pe.itonealisasi dengan

-.rrrtrpkrn

bladder flap pada sisi belakang Puntung vaglna.

10. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, Iuka perut ditutup kembali lapis demi lapis.

SEKSIO SESAREA

RUJUKAN

1. Douglas RG, Stromme WB. Operative Obstetrics, Third Edition, NewYork: Appleton-Century- Crofts, 1.976

2. Pritchard JA, Mc Donald PC. '$(illiams obstetrics, 16'h ed, New York: Appleton-century-Crofts,

1980

t4l

l'

t

t5

Dalam dokumen BUKU ILMU BEDAH KEBIDANAN (Halaman 144-153)