• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pertumbuhan Jaringan Granulasi Penyembuhan LKD

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.5 Evaluasi Pertumbuhan Jaringan Granulasi Penyembuhan LKD

Untuk mendapatkan nilai Indeks Granulasi (IG) dilakukan penghitungan luas jaringan granulasi dan luas area luka. Penghitungan IG didapatkan dari pembagian luas jaringan granulasi dengan luas area luka .Penghitungan ini dilakukan pada setiap LKD sebelum dan sesudah intervensi.

4.5.1 Perubahan Luas Area LKD Sebelum dan Sesudah Intervensi

Pada Tabel 4.7. terlihat gambaran rerata penurunan luas LKD dari hari ke-0, ke-3, ke-7 dan ke-14 yang menunjukkan tidak adanya perubahan yang bermakna pada ketiga kelompok perlakuan. Dilakukan analisis lanjutan  atau  persen penurunan LKD pada setiap intervensi, menunjukkan tidak berbeda bermakna antara kelompok yang berbeda.

Tabel 4.7. Perubahan Luas Area (LA) LKD Berdasarkan Intervensi Waktu

Intervensi

A-PRF + AH (n = 10)

A-PRF (n = 10)

Kontrol (n = 10)

p

Sebelum perlakuan* 7,0 (1,9–31,9) 4,6 (2,3–19,7) 5,2 (2,0–20,6) 0,848 Hari ke-3 perlakuan* 6,3 (1,4–26,1) 3,9 (1,6–17,3) 3,2 (1,9–18,4) 0,616 Hari ke-7 perlakuan* 5,5 (1,1–25,4) 3,6 (0,6–14,4) 2,6 (1,1–17,1) 0,486 Hari ke-14 perlakuan* 5,0 (0,9–18,6) 3,4 (0,6–13,0) 2,3 (0,3–16,2) 0,388

∆ hari ke- 0−3 -0,5 (-0,1−-5,8) -0,6(-0,03−-2,8) -1,1(-0,1−-2,3) 0,716

∆ hari ke -0−7

∆ hari ke-0−14

-1,1(-0,3−-5,9) -1,5(-0,7−-13,3)

-1,2(-0,3−- 5,6) -1,6(-0,4−-8,5)

-1,5(-0,2−-3,9) -2,5(-0,5−-4,4)

0,985 0,903

*Data median (min-maks), uji Kruskal Wallis

4.5.2 Luas Jaringan Granulasi pada LKD Sebelum dan Sesudah Intervensi Untuk menilai angka kesembuhan LKD, di samping mengukur pengecilan luas tepi LKD, evaluasi juga dilakukan dengan penambahan luas jaringan granulasi.

Kelompok A-PRF + AH menunjukkan perbedaaan yang bermakna dibandingkan kelompok A-PRF dan NaCl pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14, seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perubahan Luas Jaringan Granulasi (LG) Berdasarkan Intervensi

Waktu Intervensi

A-PRF+ AH (n = 10)

A-PRF (n = 10)

Kontrol (n = 10)

p

Sebelum Pelakuan 1,2(0,8−5,8) 1,8(0,3−9,2) 1.0(0.6−3.1) 0,477 Hari ke-3 perlakuan* 4,3(1,1−17,9) 2,2(0,3−10,4) 1,3(0,6−3,8) 0,017 Hari ke-7 perlakuan* 4,9(1,2−18,4) 2,6(0,4−11,5) 1,4(0,8−3,9) `0,031 Hari ke-14 perlakuan* 5,0(1,2−18,6) 2,9(0,5−11,8) 1,5(0,9−4,0) 0,030

hari ke- 3−0 2,7 (1,13−13,7) 0,4 (0,01−1,62) 0,1 (0,01−0,77) 0,001*

hari ke- 7−0 3,0 (0,2−14,2) 0,8 (0,05−2,69) 0,3 (0,09−1,17) 0,008*

hari ke- 14−0 3,2(0,23−14,4) 1,0 (0,12−3,0) 0,5 (0,12−1,61) 0,006*

*Data median (min-maks), uji Kruskal Wallis

*Beda bermakna A-PRFM+HA dibandingkan kelompok A-PRF dan kontrol, uji Kruskal Wallis

Beda bermakna  Luas Granulasi, A-PRF + AH dibandingkan kelompok A-PRF hari ke-3 (p = 0,013), ke-7 (p=0,028), uji Mann Whitney dan ke-14 (p = 0,041), uji Mann Whitney

Beda bermakna  Luas Granulasi,A-PRF + AH dibandingkan kelompok kontrol hari ke-3 (p = 0,001), ke-7 (p=0,004 ), uji Mann Whitney), dan ke-14 (p = 0,003, uji Mann Whitney).

Beda tidak bermakna  Luas Granulasi,A-PRF dibandingkan kelompok kontrol hari ke-3 (p = 0,069), ke-7 (p=0,226), dan ke-14 (p = 0,121), uji Mann Whitney).

Tabel 4.8. juga menunjukkan penghitungan lain dengan menganalisis perubahan (delta) kenaikan luas jaringan granulasi pada LKD. Pada kelompok A-PRF + AH terjadi peningkatan bermakna  luas granulasi pada hari ke-3 (p = 0,001), ke-7 (p

= 0,008) dan ke-14 (p = 0,006) dibandingkan kelompok lainnya.

4.5.3 Perubahan Indeks Granulasi pada LKD Sebelum dan Sesudah Intervensi Metode penghitungan lain untuk menilai penyembuhan luka dengan menggunakan perubahan indeks granulasi.Pada kelompok A-PRF + AH bebeda bermakna dibandingkan kelompok lainnya pada hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke-14, sesuai Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Perubahan Indeks Granulasi (∆ IG) Berdasarkan Intervensi

Waktu Intervensi

A-PRF+ AH (n = 10)

A-PRF (n = 10)

Kontrol (n = 10)

p

hari 0−3 26.0 ( SB 8,4) 12,5 (SB 6,2) 12,7 (SB 5,1) < 0,001

hari 0−7 41,7 (SB 13,8) 29,0 (SB 9,2) 24,6 (SB 8,8) 0,004

hari 0−14 57,7 (SB 14,1) 50,9 (SB 17,6) 39,9 (SB 14,6) 0,049 Data mean ( SB), uji anova

Uji Post Hock Anova Indeks Granulasi

A-PRF + AH meningkat bermakna dibandingkan kelompok A-PRF hari ke-3 ( p < 0.001) dan hari ke-7 (p = 0,042) dan namun tidak berbeda bermakna dihari hari ke-14 (p = 0,999)

A-PRF + AH meningkat bermakna dibandinkan kontrol hari ke-3 (p < 0.001) , ke-7 (p = 0,005), dan ke-14 (p

= 0,047)

A-PRF tidak berbeda bermakan dibandingkan kontrol hari ke-3 (p = 1,000), ke-7 (p = 1,000) dan dan ke-14 (p

= 0,370)

Pengukuran lain dengan membandingkan nilai absolut IG didapatkan A-PRF + AH meningkat bermakna dibandingkan kelompok lainnya (A-PRF dan NaCl) pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 (p < 0,001). Pada analisa subkelompok pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14 didapatkan kelompok A-PRF + AH meningkat bermakna dibandingkan kelompok NaCl (kontrol), namun kelompok A-PRF saja tidak meningkat bermakna dibandingkan kelompok NaCl (kontrol) sesuai Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Persentase Indeks Granulasi berdasarkan Intervensi Waktu

Intervensi

A-PRF + AH (n = 10)

A-PRF (n = 10)

Kontrol NaCl (n = 10)

p

Sebelum perlakuan 42,1 ( 18,4−57,6) 34,8 (14,1−58,9) 35,9( 16,1−52,6) 0,910 Hari ke-3 perlakuan 62,3 (33,6−81,3) 47,6 (20,5 − 73,0) 51,3 (30,4−64,2) 0,048 Hari ke-7 perlakuan 78,9 (65,8−95,8) 64,6 (37,2−89,9) 66,0 (43,6−96,4) 0,012 Hari ke-14 perlakuan 97,7 ( 89,4−99,6) 91,2 (46,0−98,9) 78,7 (72,2−98,4) < 0,001

Data rerata (SB), uji anova

Beda bermakna Indeks Granulasi,A-PRF + AH dibandingkan kelompok A-PRF hari ke-3 (p = 0,043 )m hari ke-7 (p = 0,049) dan hari ke-14 (p = 0,041), uji mann whitney

Beda bermakna Indeks Granulasi, A-PRF + AH dibandingkan kelompok kontrol hari ke-3 (p = 0,034), hari ke-7 (p = 0,002), dan ke-14 (p < 0,001).

Beda tidak bermakna Indeks Granulasi,A-PRF dibandingkan kelompok kontrol hari ke-3 (p = 0,940) dan ke- 7 (p = 0,650) namun bermakna di hari ke-14 (p = 0,034)

Gambar 4.4. menunjukkan beda persentase Indeks granulasi (% IG) antara sub kelompok A-PRF + AH dibandingkan kelompok A-PRF atau NaCl pada hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke-14. Didapatkan peningkatan bermakna % IG pada kelompok A-PRF + AH dibanding A-PRF dan NaCl pada hari ke-3, hari ke-7 dan hari ke 14.

Kelompok A-PRF dibanding NaCl, peningkatan IG hanya setelah hari ke -14.

Gambar 4.4. Perubahan % IG Berdasarkan Intevensi yang Berbeda

a IG kelompok A-PRF + AH dibandingkan A-PRF, uji Mann Whitney

b IG kelompok A-PRF + AH dibandingkan kontrol, uji Mann Whitney

c IG kelompok A-PRF dibandingkan kontrol, uji Mann Whitney

Gambar 4.5. menunjukan tahapan pembuatan kombinasi A-PRF + AH dari tahapan pembuatan A-PRF, pencampuran AH dengan mesin vortex. Setelah terbentuk kombinasi A-PRF + AH, bentukan tersebut diaplikasikan pada luka (Gambar 4.6.).

Setiap kali kontrol pasien dilakukan pengambilan gambar sesuai dengan kelompoknya yaitu kelompok A-PRF + AH (Gambar 4.7.), A-PRF (Gambar 4.8.) dan kelompok kontrol (Gambar 4.9.).Pengukuran luas luka dan indeks granulasi menggunakan ImageJ (Gambar 4.10).

Gambar 4.5. Tahapan Pembuatan A-PRF + AH

Gambar 4.6. Kombinasi A-PRF+AH pada LKD Pra-tibia

Gambar 4.7. Pengobatan LKD dengan Krim Kombinasi A-PRF + AH

Seorang laki-laki berusia 36 tahun mengalami cedera pretibial dan tidak ada perbaikan luka selama perawatan 4 bulan di kaki kanan. Setelah diberikan Kombinasi A-PRF + AH selama 14 hari, luka mengalami perbaikan.

Gambar 4.8. Seorang laki-laki sehat berusia 40 tahun mengalami luka di dorsum pedis. Pengobatan LKD dengan topikal A-PRF pada hari ke-0, ke-3,

Gambar 4.9. Pengobatan LKD dengan Kompres NaCl 0,9% (Kontrol)

Laki-laki 54 tahun dengan LKD di pretibial. Penyandang mendapat perawatan luka dengan kasa NaCl 0,9% (kontrol). Didapatkan peningkatan IG dan kontraksi luka.

Gambar 4.10. Ukuran Luas Luka, Indeks Granulasi Menggunakan Image-J