• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

3.6 Evaluasi

Tabel 3.11 Evaluasi Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Rheumatoid Arthritis di Desa Cukurgondang Grati Kabupaten Pasuruan

Hari / Tanggal /

Jam Diagnose Keperawatan Evaluasi

Juma’at, 29 Januari 2021

Pukul 11.00 WIB

Nyeri kronis berhubungan

dengan kondisi

muskuloskeletal kronis

S : Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang rheumatoid arthritis O:

a. TTV

TD: 150/90 mmHg N: 80 x/mnt S: 36,8˚C RR: 20 x/mnt Skala: 7

b. Memonitor frekuensi nyeri P : Inflamasi

Q : Ditusuk-tusuk R: Lutut kanan S: 6

T: Hilang timbul c. Klien tampak meringis d. Klien gelisah

A :Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Gangguan Mobilitas Fisik

berhubungan dengan nyeri

S :Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

O :

a. Klien melakukan aktivitas seperti biasanya dengan alat bantu jalan b. Klien dan keluarga klien menjelaskan

secara singkat cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

c. Klien tampak bersemangat melakukan mobilisasi

d. Sendi masih terasa kaku A :Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Kamis, 04 Februari

2021

Pukul 11.00 WIB

Nyeri kronis berhubungan

dengan kondisi

musculoskeletal kronis

S :

a. Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang cara meredakan nyeri dengan kompres hangat/dingin b. Klien mengatakan nyeri berkurang O:

a. TTV

TD: 140/90 mmHg N: 80 x/mnt S: 36,2˚C

RR: 20 x/mnt Skala: 6

b. Meringis sedikit berkurang c. Gelisah sedikit berkurang A :Masalah belum teratas P : Lanjutkan intervensi Gangguan Mobilitas Fisik

berhubungan dengan nyeri

S :Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

O :

a. Klien melakukan aktivitas seperti biasanya dengan alat bantu jalan b. Klien dan keluarga klien menjelaskan

secara singkat cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

c. Klien tampak meringis

d. Klien tampak bersemangat melakukan mobilisasi

e. Sendi terasa sedikit kaku A :Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Senin, 11 Februari

2021

Pukul 11.00 WIB

Nyeri kronis berhubungan

dengan kondisi

muskuloskeletal kronis

S :

a. Keluarga mengatakan sudah paham tentang rheumatoid arthritis

b. Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang cara meredakan nyeri dengan kompres hangat/dingin O:

a. TTV

TD: 140/90 mmHg N: 80 x/mnt S: 36,4˚C RR: 20 x/mnt Skala: 5

b. Klien dan keluarga klien dapat menjelaskan tentang cara meredakan nyeri dengan kompres hangat/dingin c. Klien sudah tidak tampak meringis d. Klien sudah tidak tampak gelisah A :Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan Gangguan Mobilitas Fisik

berhubungan dengan nyeri

S :Klien dan keluarga klien mengatakan sudah paham tentang cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

O :

a. Klien melakukan aktivitas seperti biasanya dengan alat bantu jalan b. Klien dan keluarga klien menjelaskan

secara singkat cara meredakan nyeri ketika mobilisasi

c. Klien tampak bersemangat melakukan

mobilisasi

d. Sendi terasa sedikit kaku A :Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

1 BAB IV PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa rheumatoid arthritis di Desa Cukurgondang Grati Kabupaten Pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

4.1 Pengkajian 4.1.1 Identitas

Pada teori menurut Suarjana (2009), faktor resiko rheumatoid arthritis antara lain jenis kelamin perempuan dan berumur tua. Pada tinjauan kasus, klien yang menderita rheumatoid arthritis berjenis kelamin perempuan dan berumur tua (lansia). Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan hormon esterogen dan prolaktin yang dimiliki wanita bersifat proinflamasi sehingga memungkinkan tingginya peradangan, termasuk peradangan sendi.

4.1.2 Riwayat Kesehatan 4.1.2.1 Keluhan Utama

Pada tinjauan pustaka, pasien dalam kondisi mengeluh nyeri di bagian lutut dan berjalan menggunakan alat bantu jalan. Pada tinjauan kasus, klien mengeluh nyeri di bagian lutut sebelah kiri dan berjalan menggunakan alat bantu jalan.

Untuk keluhan utama disini tidak terjadi kesenjangan dikarenakan pasien dengan rheumatoid arthritis mengalami gangguan mobilisasi fisik sehingga mengeluh nyeri ketika digerakkan dan menggunakan alat bantu jalan agar tidak terjadi resiko

jatuh.

4.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tinjauan pustaka menurut Buffer (2010), tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia yaitu sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki juga jari-jari mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit atau nyeri. Pada tinjauan kasus, klien mengeluh nyeri di bagian lutut, lutut dan jari-jari kaki bengkak, dan kemerahan di bagian lutut. Jadi, terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, pasien tidak mengalami kaku pada pagi hari, nyeri di bahu siku dan pergelangan tangan.

4.1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Pada tinjauan pustaka, ada riwayat penyakit musculoskeletal sebelumnya.

Pada tinjauan kasus didapatkan bahwa klien tidak ada riwayat penyakit musculoskeletal. Jadi, terdapat kesenjangan dikarenakan penyebab rheumatoid arthritisnya dari hormon, yaitu hormon esterogen.

4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada tinjauan pustaka menurut Suarjana (2009), orang yang menderita rheumatoid arthritisdisebabkan oleh faktor genetik. Pada tinjauan kasus, keluarga klien tidak ada keturunan yang mempunyai riwayat rheumatoid arthritis. Jadi, terdapat kesenjangan dikarenakan penyebabnya bukan dari faktor genetik melainkan faktor hormon, yaitu hormon esterogen.

4.1.2.5 Lingkungan Rumah dan Komunitas

Pada tinjauan pustaka tidak dijabarkan tentang lingkungan rumah dan

komunitas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengatakan tinggal di lingkungan sedikit penduduk, dengan kondisi rumah yang cukup cahaya yang masuk, jendela rumah yang sering dibuka. Jadi, ada kesenjangan dikarenakan faktor penyebab dari faktor hormon yaitu hormon esterogen .

4.1.2.6 Perilaku Yang Mempengaruhi Kesehatan

Pada tinjauan pustaka menurut Suarjana (2009), kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan biasanya merokok dan aktivitas yang berat sehari-hari.

Pada tinjauan kasus, klien mengatakan melakukan aktivitas yang berat sehari-hari seperti berjualan nasi mulai pukul 04.00-11.00 WIB. Klien juga mengatakan setelah berjualan, dilanjut dengan belanja dan memasak makanan untuk keluarga.

Jadi, ada kesenjangan dikarenakan pasien melakukan aktivitas berat setiap harinya.

4.1.2.7 Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Pernafasan (B1)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pernafasan. Pada tinjauan kasus klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pernafasan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala yang dirasakan pada sistem musculoskeletal.

2) Sistem Kardiovaskuler (B2)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritistidak ditemukan adanya kerusakan di sistem kardiovaskuler. Pada tinjauan kasus pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di

sistem kardiovaskuler. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien tidak mengeluhkan di sistem kardiovaskuler .

3) Sistem Persyarafan (B3)

Pada tinjauan pustaka menurut Daud (2004), rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun menyebabkan inflamasi kronik yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang mengenai jaringan persendian ataupun organ tubuh lainnya. Kemungkinan organ tubuh lainnya itu sistem persyarafan. Pada tinjauan pustaka menurut Sya’diyah (2018), komplikasi yang mungkin muncul pada pasien rheumatoid arthritisyaitu neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi di tangan dan kaki. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan merasakan nyeri di sekitar lutut seperti ditusuk-tusuk. klien juga mengatakan ketika berjalan merasakan nyeri. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, neuoropati perifer tidak memengaruhi saraf tangan pasien dikarenakan klien mengeluh nyeri di bagian lutut .

4) Sistem Perkemihan (B4)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem perkemihan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem perkemihan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid arthritis terjadi pada

sistem musculoskeletal dan klien juga tidak mengeluhkan sistem perkemihan.

5) Sistem Pencernaan (B5)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pencernaan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pencernaan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid arthritis terjadi pada sistem musculoskeletal dan klien juga tidak mengeluhkan sistem pencernaan.

6) Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

Pada tinjauan pustaka menurut Adellia (2011), rheumatoid arthritis adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan mengeluh nyeri di bagian lutut, adanya pembengkakan di sekitar lutut, kaki tidak bisa ditekuk, di sekitar lutut kemerahan. Pada pengkajian ini tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien mengalami deformitas yang terjadi di bagian lututnya sehingga klien sulit bergerak.

7) Sistem Pengindraan (B7)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pengindraan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pengindraan. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan

pandangannya masih bagus dan jelas. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid berada di sistem musculoskeletal dan klien tidak mengalami gangguan pada sistem penginderaan .

8) Sistem Endokrin (B8)

Pada tinjauan pustaka pada klien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem endokrin. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem endokrin. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien tidak mengeluh di sistem endokrin.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada klien rheumatoid arthritis adalah:

1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis 2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

Sedangkan pada tinjauan kasus, penulis mendapatkan 2 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan rheumatoid arthritis yaitu:

1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis 2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri

Pada diagnosa keperawatan didapatkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus terdapat 1 diagnosa yang tidak muncul

pada tinjauan kasus yaitu defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dikarenakan klien masih bisa melakukan perawatan diri tanpa bantuan orang lain.

4.3 Intervensi Keperawatan

Pada diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis mengalami kesenjangan dikarenakan pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ada yang dirubah dikarenakan rencana tindakan keperawatan sesuai klien yang butuhkan.

Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri mengalami kesenjangan dikarenakan pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ada yang dirubah dikarenakan rencana tindakan keperawatan sesuai klien yang butuhkan.

4.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh perawat. Pada diagnosa keperawatan nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis dibutuhkan pelaksanan selama 3 hari. Diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibutuhkan pelaksanan selama 3 hari. Pada pelaksanaan tindakan keperawatan tidak ditemukan hambatan dikarenakan klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Pada tinjauan pustaka, evaluasi keperawatan belum dapat dilaksanakan karena merupakan kasus semu sedangkan pada tindakan kasus evaluasi

keperawatan dapat dilaksanakan karena dapat diketahui keadaan klien dan masalahnya secara langsung. Pada akhir evaluasi keperawatan diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis disimpulkan bahwa masalah keperawatan klien teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh perawat yaitu nyeri berkurang. Diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri disimpulkan bahwa masalah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh perawat yaitu mobilitas fisik meningkat.

BAB V PENUTUP

Setelah melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dengan kasus rheumatoid arthritis di Desa Cukurgondang Grati Kabupaten Pasuruan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pasien dengan rheumatoid arthritis.

5.1 Simpulan 5.1.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 29 Januari 2021 ditemukan data bahwa Ny.S mengeluh nyeri jika selesai beraktivitas di bagian lutut bagian kanan seperti ditusuk-tusuk terus-menerus dengan skala 7, keadaan umum lemah, tekanan darah: 150/90 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36,8˚C, Pernafasan:

20x/menit, tampak gelisah, tampak meringis, ada oedem di bagian lutut, klien tidak bisa duduk di bawah, kaki tidak bisa ditekuk, bisa jalan dengan alat bantu jalan, sendi kaku, tampak meringis, dan gelisah

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien terdapat 2 diagnosa yaitu nyeri kronis dan gangguan mobilitas fisik. Penulis mengambil 2 diagnosa tersebut yaitu nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal ditandai dengan sering mengeluh nyeri di bagian lutut seperti ditusuk-tusuk terus-menerus dengan skala 7 dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan lutut klien digerakkan susah.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dirumuskan berdasarkan diagnose keperawatan yang didapatkan sesuai dengan kriteria hasil. Pada diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal ditandai dengan sering mengeluh nyeri di bagian lutut seperti ditusuk-tusuk terus-menerus dengan skala 7 setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 hari seminggu sekali, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: keluhan nyeri menurun dan tekanan darah membaik. Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan lutut klien digerakkan susah.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi untuk diagnosa keperawatan nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal ditandai dengan sering mengeluh nyeri di bagian lutut seperti ditusuk-tusuk terus-menerus dengan skala 7 dilakukan 3 kali kunjungan seminggu sekali dimulai dengan 29 Februari-11 Februari 2021. Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan lutut klien digerakkan susah dilakukan 3 kali kunjungan dalam seminggu sekali dimulai pada tanggal 29 Februari-11 Februari 2021.

5.1.5 Evaluasi

Evaluasi dilakukan dalam bentuk SOAP. Selama penulis melakukan tindakan asuhan keperawatan, penulis mengevaluasi bahwa secara keseluruhan klien mengalami penurunan tingkat nyeri dan peningkatan mobilitas fisik.

5.2 Saran 5.2.1 Bagi Klien

Sebaiknya klien selalu melakukan mobilisasi seperti berjalan, rutin berolahraga yang ringan.

5.2.2 Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan atau perawat dalam melakukan asuhan keperawatan klien yang mengalami rheumatoid arthritis dengan masalah nyeri kronis lebih menekankan pada aspek kenyamanan sehingga pelaksanaan yang komprehensif.

5.2.3 Bagi Penulis Selanjutnya

Diharap memperbanyak referensi yang berkaitan dengan asuhan keperawatan klien yang mengalami rheumatoid arthritis dengan masalah selain nyeri kronis, guna memperluas wawasan keilmuan bagi penulis dan siapapun yang berminat memperdalam topik tersebut.

1

DAFTAR PUSTAKA

Al Husna, Chairil Huda. (2021). Pengkajian Lansia 2: Psikogerontik. Malang:

http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/psikogerontik.pdf. Dilihat pada

tanggal 4 Februari 2021.

Aspiani.R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. 1st ed. Jakarta:

CV.Trans Info Media.

Brunner & Suddart. (2012). Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. vol.3. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Brunner & Suddart. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: ECG.

Bustan, NM. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta:

Rineka Cipta.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: Egc 347 Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. http.depkes.go.id/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.

Dilihat pada tanggal 4 Februari 2021.

Dinkes Prov Jatim. (2019). Profil Kesehatan Jawa Timur 2019. Surabaya: Dinkes Prov Jatim.

Iqbal, D. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Medika.

Irianto, Koes. (2018). Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Resehatan Dasar (Riskesdas) 2018.http://www.depkes.go.id/download/general/Hasil%20Riskesdas%202 0 13.pdf. Dilihat pada tanggal 3 Februari 2021.

Khushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika.

Khushariyadi. (2012). Asuhan Keperawatan pada klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika.

Kolifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik.

Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Kowalak, J. (2013). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Martono, H. dan Kris Pranarka. (2009). Buku Ajar Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: FK UI

Maryam, siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Mubarak, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Konsep dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perry, P. (2011). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indicator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Sari, FY. (2019). ‘Analisis Penerapan Proses Asuhan Keperawatan Terkait Manajemen Nyeri Terhadap Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura’, Prodi Keperawatan, Universitas Tanjungpura Pontianak vol 4, no.1 hh 1-11.

Sudoyo, Samudra A.W. (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 5.

Jakarta: Interna Publishing.

Syafei, C. (2010). Permasalahan Penyakit Rematik dalam Sistem Pelayanan Kesehatan, Sumatra Utara: academia.edu cendekia.

Ratnawati, Emmelia. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press.

Sudoyo, Samudra A.W. (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 5.

Jakarta: Interna Publishing.

Udiyani, Ritna. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Rematik Pada Lansia. Batulicin: cendekia Jurnal darul azhar 5 (1): 72.

Wijaya, Putri, & Yesi M. (2017). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:

Nuba Medika.

97

98

Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK A. PENGKAJIAN

2. Orang yang paling dekat / bisa di hubungi Nama : ………..

I. Identitas

a.Nama : ………..…………

b. Umur : ………..

c. Jenis Kelamin : ………..

d. Pendidikan Terakhir : ………..

e. Status Perkawinan : ………..……

f. Alamat : ………...

g. Agama : ………..

h. Suku : ………..………

i. No RM : ………..

j. Tanggal MRS : ………..

k. Tanggal Pengkajian : ………..

99

Alamat : ………..

Jenis kelamin : ………..

Hubungan dengan klien : ………..

3. Struktur keluarga

4. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini :………...………..…………

b. Pekerjaan sebelumnya :………....………...

c. Sumber Pendapatan : ………..………...………

d. Kecukupan Pendapatan : ………....……….

5. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : ……….…..……….

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir:……….

Gejala yang dirasakan:………...

Faktor pencetus:………

Timbulnya keluhan:………...

NO NAMA UMUR JENIS

KELAMIN

HUBUNGAN

DG KLIEN PEKERJAAN KETERANGAN

100

Upaya mengatasi:………...

7. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah diderita:………...

Riwayat alergi:……….……….

Riwayat kecelakaan:………...

Riwayat pernah dirawat di RS:………...

Riwayat pemakaian Obat: ………

Riwayat penyakit Keluarga:………..…

Riwayat Penggunaan Obat:………..….

8. Riwayat Tempat Tinggal

Jumlah orang yang tinggal dirumah:………...

Kebersihan dan kerapian ruangan: ………...

Penerangan / sirkulasi udara: ………...

Keadaan kamar mandi dan WC:………

Pembuangan air kotor: ………..

Sumber air minum:……….

Pembuangan sampah:……….……

Sumber pencemaran:………..

Rekreasi:………....

9. Pola Fungsi Kesehatan

Pola tidur / istirahat:………...

Pola eliminasi:………

Pola nutrisi:………

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:………..….

101

10. Pola kognitif perceptual

Pengelihatan:……….…..

Pendengaran:………...

Pengecapan:……….…

11. Sensasi / perabak. Persepsi diri-pola konsep diri

Gambaran diri: ……….………...

Identitas diri:……….…..

Peran diri:……….……….…..

Ideal diri:……….………

Harga diri: ………..

12. Pola toleransi-stress koping

Penyebab stress: ……….………

Penanganan:……….……...

Pola seksualitas:………..

Pola hubungan peran:………..

Pola keyakinan- nilai:………..

Keyakinan akan kesehatan:……….…

Keyakinan spiritual:……….…...

Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya:………..

Persepsi kesehatan dan pola management kesehatan:……….……

Pola hubungan-peran: ……….

13. Tinjauan Sistem

Keadaan umum / Kesadaran Umum: ………..

TTV:

102

Suhu:………...………

Nadi:………...

Tekanan Darah:……….…..

Respirasi:………

Tinggi Badan:……….

Berat Badan:………...

a. Kepala dan leher

Rambut:………..

Mata:………...…

Telinga:………..……….

Hidung:………..………..……..

Mulut:………..………..…

Leher:………..………

b. Integumen:……….……….………..

c. Dada dan Thorax:……….

d. Abdomen:……….

e. Persyarafan:………..………

f. Ekstremitas:……….……….

g. Genetalia:………..…...

Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial a. Pengkajian status fungsional (index Katz)

Indeks KATZ

NO AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG

1 Mandi Mandiri:

Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti

103

punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau mandi sendiri sepenuhnya

Tergantung :

Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri

2 Berpakaian Mandiri :

Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.

Tergantung :

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

3 Ke Kamar Kecil Mandiri :

Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan genetalia sendiri

Tergantung :

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot

4 Berpindah Mandiri :

Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan

5 Kontinen Mandiri :

BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter, pispot, enema dan pembalut (pampers) 6 Makan Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral (NGT)

Keterangan :

Beri tanda( √ ) pada point yang sesuai kondisi klien

Analisis Hasil :

Nilai A : Kemandirian dalam halmakan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, ke kamar kecil, mandi dan berpakaian.

Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

104

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan

Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

Lain-lain : Ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G

b. Pengkajian status kognitif dan afektif

SHORTH PORTABLE MENTAL STATUS QUESIONER (SPMSQ)

No Item Pertanyaan Benar Salah

1. Jam berapa sekarang ? Jawab:

2. Tahun berapa sekarang ? Jawab:

3. Kapan Bapak/Ibu lahir?

Jawab:

4. Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ? Jawab:

5. Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ? Jawab :

6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu?

Jawab:

7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu

? Jawab :

8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? Jawab :

9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ? Jawab :

10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ? Jawab : :

JUMLAH

Analisis Hasil:

Dokumen terkait