• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pada teori menurut Suarjana (2009), faktor resiko rheumatoid arthritis antara lain jenis kelamin perempuan dan berumur tua. Pada tinjauan kasus, klien yang menderita rheumatoid arthritis berjenis kelamin perempuan dan berumur tua (lansia). Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan hormon esterogen dan prolaktin yang dimiliki wanita bersifat proinflamasi sehingga memungkinkan tingginya peradangan, termasuk peradangan sendi.

4.1.2 Riwayat Kesehatan 4.1.2.1 Keluhan Utama

Pada tinjauan pustaka, pasien dalam kondisi mengeluh nyeri di bagian lutut dan berjalan menggunakan alat bantu jalan. Pada tinjauan kasus, klien mengeluh nyeri di bagian lutut sebelah kiri dan berjalan menggunakan alat bantu jalan.

Untuk keluhan utama disini tidak terjadi kesenjangan dikarenakan pasien dengan rheumatoid arthritis mengalami gangguan mobilisasi fisik sehingga mengeluh nyeri ketika digerakkan dan menggunakan alat bantu jalan agar tidak terjadi resiko

jatuh.

4.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tinjauan pustaka menurut Buffer (2010), tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia yaitu sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki juga jari-jari mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit atau nyeri. Pada tinjauan kasus, klien mengeluh nyeri di bagian lutut, lutut dan jari-jari kaki bengkak, dan kemerahan di bagian lutut. Jadi, terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, pasien tidak mengalami kaku pada pagi hari, nyeri di bahu siku dan pergelangan tangan.

4.1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Pada tinjauan pustaka, ada riwayat penyakit musculoskeletal sebelumnya.

Pada tinjauan kasus didapatkan bahwa klien tidak ada riwayat penyakit musculoskeletal. Jadi, terdapat kesenjangan dikarenakan penyebab rheumatoid arthritisnya dari hormon, yaitu hormon esterogen.

4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada tinjauan pustaka menurut Suarjana (2009), orang yang menderita rheumatoid arthritisdisebabkan oleh faktor genetik. Pada tinjauan kasus, keluarga klien tidak ada keturunan yang mempunyai riwayat rheumatoid arthritis. Jadi, terdapat kesenjangan dikarenakan penyebabnya bukan dari faktor genetik melainkan faktor hormon, yaitu hormon esterogen.

4.1.2.5 Lingkungan Rumah dan Komunitas

Pada tinjauan pustaka tidak dijabarkan tentang lingkungan rumah dan

komunitas. Sedangkan pada tinjauan kasus, pasien mengatakan tinggal di lingkungan sedikit penduduk, dengan kondisi rumah yang cukup cahaya yang masuk, jendela rumah yang sering dibuka. Jadi, ada kesenjangan dikarenakan faktor penyebab dari faktor hormon yaitu hormon esterogen .

4.1.2.6 Perilaku Yang Mempengaruhi Kesehatan

Pada tinjauan pustaka menurut Suarjana (2009), kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan biasanya merokok dan aktivitas yang berat sehari-hari.

Pada tinjauan kasus, klien mengatakan melakukan aktivitas yang berat sehari-hari seperti berjualan nasi mulai pukul 04.00-11.00 WIB. Klien juga mengatakan setelah berjualan, dilanjut dengan belanja dan memasak makanan untuk keluarga.

Jadi, ada kesenjangan dikarenakan pasien melakukan aktivitas berat setiap harinya.

4.1.2.7 Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Pernafasan (B1)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pernafasan. Pada tinjauan kasus klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pernafasan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala yang dirasakan pada sistem musculoskeletal.

2) Sistem Kardiovaskuler (B2)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritistidak ditemukan adanya kerusakan di sistem kardiovaskuler. Pada tinjauan kasus pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di

sistem kardiovaskuler. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien tidak mengeluhkan di sistem kardiovaskuler .

3) Sistem Persyarafan (B3)

Pada tinjauan pustaka menurut Daud (2004), rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun menyebabkan inflamasi kronik yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang mengenai jaringan persendian ataupun organ tubuh lainnya. Kemungkinan organ tubuh lainnya itu sistem persyarafan. Pada tinjauan pustaka menurut Sya’diyah (2018), komplikasi yang mungkin muncul pada pasien rheumatoid arthritisyaitu neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi di tangan dan kaki. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan merasakan nyeri di sekitar lutut seperti ditusuk-tusuk. klien juga mengatakan ketika berjalan merasakan nyeri. Pada pengkajian ini terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, neuoropati perifer tidak memengaruhi saraf tangan pasien dikarenakan klien mengeluh nyeri di bagian lutut .

4) Sistem Perkemihan (B4)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem perkemihan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem perkemihan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid arthritis terjadi pada

sistem musculoskeletal dan klien juga tidak mengeluhkan sistem perkemihan.

5) Sistem Pencernaan (B5)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pencernaan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pencernaan. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid arthritis terjadi pada sistem musculoskeletal dan klien juga tidak mengeluhkan sistem pencernaan.

6) Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

Pada tinjauan pustaka menurut Adellia (2011), rheumatoid arthritis adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan mengeluh nyeri di bagian lutut, adanya pembengkakan di sekitar lutut, kaki tidak bisa ditekuk, di sekitar lutut kemerahan. Pada pengkajian ini tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien mengalami deformitas yang terjadi di bagian lututnya sehingga klien sulit bergerak.

7) Sistem Pengindraan (B7)

Pada tinjauan pustaka pada pasien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem pengindraan. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem pengindraan. Pada tinjauan kasus, klien mengatakan

pandangannya masih bagus dan jelas. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan gejala rheumatoid berada di sistem musculoskeletal dan klien tidak mengalami gangguan pada sistem penginderaan .

8) Sistem Endokrin (B8)

Pada tinjauan pustaka pada klien rheumatoid arthritis tidak ditemukan adanya kerusakan di sistem endokrin. Pada tinjauan kasus, pada klien rheumatoid arthritis juga tidak ditemukan adanya keluhan di sistem endokrin. Jadi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dikarenakan klien tidak mengeluh di sistem endokrin.

Dokumen terkait