• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Emosional

Dalam dokumen PERTEMUAN 1: ANALISA PERANCANGAN KERJA (Halaman 152-156)

SIKAP KERJA

6. Faktor Emosional

Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, hal ini bisa bersifat sementara ataupun menetap. Contohnya, prasangka, sikap tidak toleran, tidak adil, dan sebagainya.

Menurut Robbins (2007), sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan ataupun yang tidak diinginkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Adapun teori tentang sikap yang dikemukakan oleh Robbins (2007) adalah sebagai berikut ini, antara lain:

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

153

1. Teori Keseimbangan, yakni fokusnya adalah upaya individu untuk tetap konsisten dalam bersikap dalam hidup. Teori keseimbangan dalam bentuk sederhana, yaitu melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Lalu, dihubungkan dengan: sikap favourable (baik, suka, positif), sikap unfavourable (buruk, tidak suka, negatif).

2. Teori Konsisten Kognitif-Afektif, yakni fokusnya adalah bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya.

3. Teori Ketidaksesuaian (Dissonance Theory), yakni fokusnya adalah individu menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran, atau struktur (konsonansi, yaitu selaras).

4. Teori Atribusi, yakni fokusnya adalah individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi. Implikasi dari teori atribusi adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorangmenimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.

Kenneth (1992:129) menjelaskan bahwa sikap kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan- harapannya terhadap pengalaman masa depan. Sikap kerja sebagai tindakan yang akan diambil karyawan dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Sikap kerja dapat dijadikan indikator dalam sebuah pekerjaan dapat berjalan lancar atau tidak, masalah antar karyawan ataupun atasan dapat mengakibatkan terabaikannya sikap kerja. Sikap kerja sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya. Indikator karyawan yang merasa puas pada pekerjaannya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan ikut memajukan perusahaan. Sebaliknya karyawan yang tidak puas pada pekerjaannya akan bekerja seenaknya, mau bekerja kalau ada pengawasan, tidak jujur, yang akhirnya dapat merugikan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa sikap kerja merupakan pikiran dan perasaan puas atau tidak puas, suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya dengan kecenderungan respon positif atau negatif untuk memperoleh hal yang diinginkannya dalam pekerjaannya.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

154

Sikap kerja ini menunjukan respon-respon setiap orang berupa emosional terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan, tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan, dan rasa percaya diri ketika bekerja. Tingkah laku tersebut yang mencerminkan sikap kerja yang dimiliki seseorang ketika bekerja. Sikap kerja yang berupa afektif berasal dari cerminan diri sendiri untuk menanggapi hal yang dialaminya, apabila seseorang merasa terpancing emosionalnya ketika bekerja dia akan merespon pekerjaan tersebut dengan positif atau negatif. Sebagai contoh, seseorang dengan sikap kerja positif tidak akan mempermasalahkan fasilitas tempat kerja ketika orang tersebut sudah nyaman dengan pekerjaan yang ia kerjakan. Sebaliknya, apabila soseorang memiliki sikap kerja negatif tidak akan nyaman walaupun dengan fasilitas tempat kerja yang terjamin. Blum and Nylon (2008) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap kerja, antara lain:

1. Kondisi kerja, meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bekerja.

2. Pengawasan atasan, pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan dapat mempengaruhi sikap dan semangat kerja.

3. Kerja sama dari teman sekerja, adanya kerja sama dari teman sekerja juga berpengaruh dengan kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

4. Kesempatan untuk maju, jaminan terhadap karir dan hari tua dapat dijadikan salah satu motivasi dalam sikap kerja.

5. Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin dan menambah ketenangan dalam bekerja.

6. Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap terciptanya sikap kerja yang positif.

7. Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa gaji pokok maupun tunjangan mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Sikap kerja seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekstrnal dari orang yang bersangkutan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi emosional, psikologis terhadap pekerjaan, kedekatan dengan rekan kerja, dan kenyamanan yang tercipta dari diri sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar atau faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor eksternal juga sangat berperan dalam pembentukan sikap seseorang.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

155

Faktor eksternal ini, meliputi kondisi pekerjaan, hubungan kerja, rasa aman, lingkungan kerja, dan fasilitas dalam bekerja. Semakin tinggi tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja maka sikap kerja positif yang dihasilkan akan semakin tinggi. Sebagai contoh, orang yang selalu bekerja dengan semangat, hasil pekerjaan selalu memuasakan, tidak pernah mengeluh dan putus asa ketika mendapatkan kesulitan, maka sikap kerja yang terlihat dari orang tersebut merupakan sikap kerja positif. Sebaliknya, apabila orang mendapat pekerjaan mengeluh, tidak bersemangat, sering mengumpat saat bekerja, putus asa saat mendapatkan kesulitan dalam bekerja, selalu ingin segera menyelesaikan pekerjaan tanpa melihat hasilnya maka sikap kerja yang tampak dari orang tersebut merupakan sikap kerja negatif. Kedua contoh dari sikap kerja orang atau karyawan dapat memperlihatkan indikator dari sikap kerja positif dan sikap kerja negatif. Ciri-ciri dalam sikap kerja tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui sikap kerja seseorang dengan hanya memperhatikan dalam waktu yang singkat, sehingga dapat diketahui sikap kerja yang terbentuk dari orang tersebut.

Tujuan Pembelajaran 14.2:

Menjelaskan Tentang Bentuk Sikap Kerja.

Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak dapat dihindari. Setiap orang juga melombakan kata prestatif itu, sehingga seorang harus berbuat dan bekerja secara prestatif. Pengertian dari bekerja prestatif adalah seorang dalam bekerja harus selalu berambisi ingin maju di segala bidang.

Berambisi selalu ingin maju ini harus melihat beberapa hal, yaitu persaingan bebas, perubahan yang semakin cepat dan serasnya arus informasi yang makin mengglobal tanpa mengenal batas negara. Hakekatnya persaingan bebas adalah persaingan disegala bidang yang memungkinkan terjadinya tiga hal, yaitu menang, bertahan, atau tersisih. Perubahan yang semakin cepat di segala bidang terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan semakin derasnya arus informasi menuntut sikap dan perilaku kerja prestatif.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

156

Menurut Stephen Covey dalam bukunya First Thing’s First ada empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju, yaitu sikap mawas diri (self awareness), mempertajam suara hati (conscience), pandangan independent untuk bekal bertindak (independent will), dan berfikir mengarah ke depan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi serta adaptasi yang tepat (creative imagination). Untuk menjadi seorang yang berhasil harus memiliki ciri-ciri karakteristik prestatif sebagai berikut, yaitu:

1. Percaya diri, yakni seorang yang memiliki sifat keyakinan, individualistik, ketidaktergantungan, dan optimisme.

2. Berorientasi pada hasil, yakni memiliki sifat kebutuhan akan prestasi, ketekunan, ketabahan, kerja keras, dan mempunyai dorongan kuat.

3. Pengambilan resiko, yakni seorang yang memiliki sifat kemampuan mengambil resiko dimana seorang suka pada tantangan, energik, dan inisiatif.

4. Kepemimpinan, yakni seorang yang memiliki sifat bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan menanggapi saran dan kritik.

5. Keorisinilan, yakni seorang yang memiliki sifat inovatif, punya banyak sumber, dan mengetahui banyak hal.

6. Berorientasi ke masa depan, yakni seorang yang memiliki pandangan kemasa depan, dan perseptif.

Dalam perilaku kerja prestatif terdapat beberapa sikap-sikap kerja adalah sebagai berikut ini, yaitu:

Dalam dokumen PERTEMUAN 1: ANALISA PERANCANGAN KERJA (Halaman 152-156)

Dokumen terkait