• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performa Karyawan

Dalam dokumen PERTEMUAN 1: ANALISA PERANCANGAN KERJA (Halaman 145-150)

UPAH KERJA

3. Performa Karyawan

Dasar pemberian bayaran berdasarkan hasil kerja pegawai adalah masalah pertambahan nilai. Jika pegawai dapat memberikan peningkatan hasil kerja pada perusahaan sehingga membantu perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya, maka pegawai tersebut layak untuk diberi upah yang lebih dibandingkan dengan karyawan lain yang hasil kerjanya kurang bagus.

Dengan demikian pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan hasil kerjanya. Pada posisi yang sama, karyawan yang lebih lama bekerja juga akan relatif memiliki gaji yang lebih besar daripada karyawan yang baru.

Surat keputusan yang dibuat oleh Menakertrans dengan Nomor Keputusan 102/MEN/VI/2004 adalah surat keputusan yang mengatur tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Yang dimaksud upah lembur adalah upah yang berhak diterima oleh pekerja atau buruh diluar waktu kerja yang telah ditentukan, yakni melebihi dari 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

146

Dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau upah yang diterima pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah. Upah lembur dihitung per-jam.

Untuk mengetahui berapa upah lembur per-jam, maka harus diketahui dulu berapa upah pokok yang diterima. Adapun cara yang dilakukan perusahaan dalam membayar upah lembur pekerja atau pegawai adalah sebagai berikut ini, yakni:

1. Jika upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan adalah upah sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi pekerja/buruh yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau dikalikan 21 (dua puluh satu) bagi pekerja/buruh yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

2. Jika upah pekerja/buruh dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir.

3. Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari 12 (dua belas), maka upah sebulan dihitung berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum.

Berikut ini adalah cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut dimana upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan, maka angka 1/173 didasarkan pada perhitungan sebagai berikut, yakni diketahui dalam satu tahun ada 52 minggu. Jadi dalam 1 bulan = 52/12 = 4,333333 minggu. Total jam kerja/minggu

= 40 jam. Jadi, total jam kerja dalam 1 bulan = 40 X 4,33= 173,33 dibulatkan menjadi 173 jam maka untuk menghitung upah per jam yaitu upah perbulan dibagi 173. Misalnya, upah jam sebulan Anton adalah Rp. 1.300.000,- maka upah se-jam Anton adalah 1.300.000 / 173 = 7.514,5. Upah yang dijadikan patokan dalam penghitungan upah lembur adalah GP (Gaji Pokok) ditambah Tunjangan Tetap. Sementara, Tunjangan Tidak Tetap tidak bisa dipakai sebagai dasar perhitungan upah lembur. Untuk memudahkan perumusan maka secara sederhana boleh dirumuskan sebagai berikut ini, yaitu:

1. L1 = 1,5 kali upah sejam 2. L2 = 2 kali upah sejam.

3. L3 = 3 kali upah sejam.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

147

4. L4 = 4 kali upah sejam.

Sementara perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 5 hari dapat dilihat sebagaai berikut ini, yaitu:

1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja, maka perhitungannya adalah 1 jam pertama dihitung (L1), dan jam berikutnya dihitung (L2).

2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur resmi, maka 8 (delapan) jam pertama dihitung (L2), jam ke 9 (sembilan) dibayar (L3), dan jam ke 10 (sepuluh) dst dihitung (L4).

Melihat rumusan diatas maka perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 6 hari dapat dilihat sebagai berikut ini, yaitu:

1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah 1 jam pertama dihitung (L1), dan 6 jam berikutnya dihitung (L2).

2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari libur resmi maka, 7 (tujuh) jam pertama dihitung (L2), jam ke 8 (delapan) dihitung (L3), dan jam ke 9 (sembilan) dan seterusnya dihitung (L4).

Untuk lebih memahami, adapun contoh penghitungan upah lembur secara sederhana dengan kasus sebagai berikut ini, yaitu:

Gaji pokok James adalah Rp 2.450.000 dan tunjangan tetapnya sebesar Rp 50.000,-. James bekerja dengan sistem 6 hari kerja. Bulan ini james lembur terusan (lembur pada hari kerja) sebanyak 3 hari masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja james lembur 1 hari selama 10 jam?

Dari pernyataan tersebut diperoleh:

 L1 sebanyak 3 jam.

 L2 sebanyak 16 jam.

 L3 sebanyak 1 jam.

 L4 sebanyak 2 jam.

Upah sejam james adalah = 2.500.000/173 = Rp 14.450,87. Dengan demikian, maka:

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

148

L1 = 3 x 1.5 x 14.450,87 = 65.028,92 L2= 16 x 2 x 14.450,87 = 462.427,84 L3= 1 x 3 x 14.450,87 = 43.352,61 L4= 2 x 4 x 14.450,87 = 115.606,96

Jadi, total upah lembur james adalah sebagai berikut:

Total = L1 + L2 + L3 + L4

= Rp 65.028,92 + Rp 462.427,84 + Rp 43.352,61 + Rp 115.606,96

= Rp 686.416,33

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Apa yang Anda ketahui tentang upah kerja dan sistem upah?

2. Menurut Anda, bagaimana sistem pemberian upah di Indonesia?

3. Jelaskan isi dari Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 ketentuan waktu kerja dan sistem pengupahan?

4. Menurut Anda, hal-hal apa saja yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan seberapa banyak upah harus diberikan kepada karyawan?

5. Diketahui gaji pokok Devi adalah Rp 3.000.000 dan tunjangan tetapnya sebesar Rp 100.000,-. Devi bekerja dengan sistem 5 hari kerja. Bulan ini Devi lembur terusan (lembur pada hari kerja) sebanyak 4 hari masing- masing 3 jam, serta pada saat hari libur kerja james lembur 1 hari selama 10 jam?

D. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. 9th edition. John Willey & Sons: New York

Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomic; Mc. Grawhill Company: New York, AS

Galer, I.A.R. 1989. Applied Ergonomic Handbook. Butterworths Co., Mc. Cormic, E.J. 1971. Human Factor in Engineering; Mc. Grawhill

Company: New York, AS

Pulat, B.M. 1991. Industrial Ergonomic Case Studies. Mc. Grawhill Company: New York, AS

Sutalaksana, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB: Bandung

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

149

Link and Sites:

Afra, Afifah. 2011. ”Definisi Upah”. Web.

http://afifahmel.blogspot.co.id/2011/03/definisi-upah.html diakses tanggal 13 Agustus 2016

Dita, Arina. 2015. ”Sistem Upah”. Web.

http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/06/sistem-upah.html diakses tanggal 13 Agustus 2016

Saepudin. 2011. ”Cara Menghitung Upah (Perhitungan Sederhana)”. Web.

https://saepudinonline.wordpress.com/2011/06/07/cara-menghitung- upah-perhitungan-sederhana/ diakses tanggal 13 Agustus 2016

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang

150

PERTEMUAN 14:

Dalam dokumen PERTEMUAN 1: ANALISA PERANCANGAN KERJA (Halaman 145-150)

Dokumen terkait