• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penghambat Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun

Dalam dokumen pola asuh orang tua dalam membangun (Halaman 57-63)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Faktor Penghambat Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun

“Cara saya yakni dengan mengajak anak untuk berinteraksi di luar semisal anak bertemu dengan temannya saya selalu menyuruh anak untuk menyapa temannya.”59

Berdasarkan pernyataan di atas, melalui hasil observasi dan hasil wawancara peneliti membuktikan bahwa pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yakni dengan mengajak anak untuk berinteraksi di luar.

Dikarnakan hal tersebut, anak akan menjadi lebih percaya diri dalam berbicara ditempat umum dan tidak takut dengan lingkungan luar.

C. Faktor Penghambat Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun

tidak mau membereskan mainannya setelah selesai bemain sehingga saya tidak bisa berbuat apa-apa”60 Seperti hal yang telah diungkap oleh ibu Asma selaku orang tua anak penderita stunting bahwasanya karakter anak suatu faktor penghambat dalam membangun kepercayaan diri.

Dikarnakan karakter anak yang berubah-ubah sehingga orang tua kebingungan dalam menghadapi anaknya. Pendapat demikian juga disampaikan oleh bapak Ohildi sebagai berikut:

“Setiap bertambahnya usia anak tentunya kebutuhan anak berbeda maka perlakuan pasti akan berbeda juga, contoh sewaktu kecil anak akan disuapi untuk makan dan setelah bertambahnya usia anak sudah bisa makan sendiri.”61

Dari wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa usia anak merupakan hambatan bagi orang tua dalam membangun kepercayaan diri bahwa kebutuhan dan perlakuan anak akan berbeda juga sewaktu kecil dan seiring bertambahnya usia.

b. Pendidikan Orang Tua.

Pengetahuan orang tua sangat penting dalam membangun kepercayaan diri anak. Dimana minimnya pengetahuan orang tua maka informasi atau pengajaran dari orang tua sangatlah sedikit. Selaras dengan penyataan yang di ungkapkan Ibu Asma Di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah.

“pengetahuan saya kurang dikarnakan saya sekolah sampai jenjang pendidikan sekolah dasar maka pengajaran yang saya berikan sangat sedikit selebihnya teserah anak yang penting anak tahu akan mana yang baik dan mana yang buruk”62

Ibu Rusmiati mengatakan:

“Hambatan bagi saya yaitu pengetahuan yang dimana saya hanya lulusan SD, jadi pengetahuan tentang

60 Ibid,

61 Ohildi, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 20 Juni 2022.

62 Asma, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 19 Juni 2022.

pengasuhan anak sangatlah sedikit paling tidak saya hanya mengajarkan sebatas kemandirian anak”.63

Dari pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa pengetahuan seorang orang tua akan berdampak dalam membangun kepercayaan diri sehingga pengetahuan dan wawasan-wawasan orang tua sangatlah penting disebabkan itulah yang menjadi informasi atau pengetahuan-pengetahuan bagi anak yang cukup untuk kedepannya.

c. Ekonomi.

Segi ekonomi juga dapat mempengaruhi pola asuh orang tua dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting Di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah. Dimana ekonomi yang rendah akan membuat orang tua memberikan gizi yang kurang terhadap anak begitu juga sebaliknya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dengan bapak Ohildi selaku orang tua anak sebagai berikut:

“Pendapatan saya disini rata-rata menengah kebawah dan semua itu cukup untuk keperluan sehari-hari, dikarnakan saya hanya pekerja menjadi buruh membuat bata dan dibayar perhari.”64

Ibu Masnah mengatakan:

“Ekonomi juga menjadi penghambat saya dikarnakan saya hanya ibu rumah tangga dan suami saya kuli bangunan maka penghasilan kami tidak seberapa.”65

Ibu Asma mengatakan:

“Saya hanya ibu rumah tangga dan kemasukan sangatlah pas-pasan dan itu yang membuat saya tidak bisa memberikan kebutuhan yang cukup dan bergizi yang lebih bagi anak saya..”66

Dari pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa ekonomi sangatlah berpengaruh bagi orang tua dalam

63 Rusmiati, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 22 Juni 2022.

64 Ohildi, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 20 Juni 2022.

65 Masnah, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 21 Juni 2022.

66 Asma, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 19 Juni 2022.

membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting dikarnakan sebagian orang tua mempunyai faktor ekonomi yang kurang dan pas-pasan. Maka hal tersebut yang menjadi kendala orang tua dalam membangun kepercayaan diri anak, sebagaimana ekonomi yang pas-pasan anak mendapatkan gizi yang minim.

2. Faktor Eksternal.

Pada hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang tua yang ada di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah.

Tentu saja ada faktor-faktor eksternal penghambat dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting.

Hal ini sesuai dengan catatan wawancara sebagai berikut:

a. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap karakter anak. Sebab, tumbuhnya kepecayaan diri seseorang sangat didukung dan didorong oleh faktor lingkungan. Lingkungan dapat membentuk sebuah rutinitas kebiasaan sehingga sangat berpengaruh terhadap pengembangan percaya diri anak. Yang dimana jika anak terdapat pada lingkungan yang cenderung lebih berpengaruh tidak baik terhadap membangun kepercayaan diri anak, maka anak juga akan terikat kepada lingkungan buruk tersebut. Selaras dengan pernyataan ini ibu Asma di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah.

“lingkungan menjadi penghambat saya dalam membangun kepercayaan diri anak misalkan saya mengajarkan anak saya hal yang baik akan tetapi selepas bemain di luar anak saya melihat teman- temannya yang mungkin kurang baik maka hal itu anak saya sering mengikuti apa yang dilihatnya.”67

67 Asma, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 19 Juni 2022

Ibu Masnah mengatakan;

“Hambatan bagi saya yaitu lingkungan menjadi dimana kita tau di lingkungan ini sebagian besar banyak anak-anak yang berprilaku tidak sopan dan kurang baik.”68

Dari pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa lingkungan yang baik akan berdampak baik bagi orang tua dalam membangun kepercayaan diri anak. Maka pola asuh orang tua yang harus jeli dalam memilih lingkungan yang baik terhadap anak agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik, sehingga percaya diri anak dapat terbentuk sesuai dengan tumbuh kembang mereka.

b. Pergaulan.

Pergaulan dengan teman-teman sebaya sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak, dikarnakan kepercayaan diri anak didorong oleh faktor pergaulan dan kedekatan anak dengan teman-temannya. Pergaulan dapat membentuk rutinitas kebiasaan dalam berinteraksi sehingga sangat berpengaruh terhadap pengembangan kepercayaan diri anak. Yang dimana jika anak terdapat pada pergaulan yang salah maka berpengaruh tidak baik terhadap membangun kepercayaan diri anak, maka anak juga akan terikat kepada pergaulan buruk tersebut. Selaras dengan pernyataan ini ibu Zaitun di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah:

“Pergaulan juga merupakan hambatan bagi saya dimana pada saat anak bermain di luar maka kita tidak tau yang teman-teman dia lakukan, misalkan saat bermain anak saya sering menerima kata-kata yang kotor atau mungkin sering dikucilkan.”69

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat di simpulkan bahwa faktor pergaulan adalah salah satu yang menjadi penghambat dalam membangun kepercayaan diri

68 Masnah, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 21 Juni 2022.

69 Zaitun, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 18 Juni 2022.

pada anak penderita stunting. Oleh karena itu, orang tua harus selalu menjaga dan memantau apa yang dilakukan anak, dengan begitu anak akan selalu terjaga dalam bergaul.

BAB III

Dalam dokumen pola asuh orang tua dalam membangun (Halaman 57-63)