• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Kepercayaan Diri

Dalam dokumen pola asuh orang tua dalam membangun (Halaman 50-57)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun Kepercayaan Diri

Tengah

Data yang peneliti sajikan ini adalah yang merupakan hasil observasi dan wawancara dengan orang tua anak penderita stunting di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, data ini adalah data inti yang disajikan oleh peneliti sebagai responden narasumber dalam pola asuh orang tua dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Adapun data lebih jelasnya mengenai hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti sudah laksanakan.

Pada hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang tua anak terhadap pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah.

Sebagaimana sebagai berikut:

1. Mengajarkan Untuk Mandiri

Pada tahap ini orang tua perlu mengajarkan anak untuk mandiri dalam membangun kepecayaan diri anak, karena

tujuan pola asuh mengajarkan anak untuk mandiri dapat digunakan untuk mencapai efektifitas keberhasilan yang maksimal dalam membangun kepercayaan diri. Suatu proses pola asuh dengan mengajarkan anak untuk mandiri dikatakan berhasil manakala anak mencapai tujuan secara optimal dan efektif. Pada hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang tua di Desa Dakung Keamatan Praya Tengah tehadap kemandirian dalam membangun kepercayaan diri anak penderita stunting. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Asma selaku orang tua sebagai berikut:

“Biasanya saya mengajarkan kemandirian misalkan seleasi bermain, saya selalu memperingati dan mengajarkan untuk selalu mandiri membereskan mainannya dan menaruhnya di tempat dimana iya mengambilnya tadi. Supaya tidak mengandalkan orang tua terus dalam membereskan mainannya.”46

BapakOhildi mengatakan:

“Saya mengajarkan untuk mandiri contohnya saya selalu memperingatinya supaya tidak selalu memerintah orang lain untuk meminta bantuan dan selalu membiasakan anak saya agar ia selalu mencuci piringnya ketika selesai makan.”47

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, melalui hasil observasi dan wawancara peneliti membuktikan bahwa orang tua yang menengani anak penderita stunting memberikan pola asuh dan pengajarkan untuk selalu mandiri dalam proses membangun kepercayaan diri. Maka dalam mengajarkan anak untuk mandiri, orang tua memberikan pola asuh dengan cara yakitu mengajarkan anak selalu membereskan mainannya dan mencuci piringnya setelah makan. Sebagaimana dengan bentuk pola asuh tersebut anak akan terbiasa tidak mengandalkan orang lain dan bertanggung jawab.

46 Asma, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 19 Juni 2022.

47 Ohildi, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 20 Juni 2022.

2. Memberikan Upah Dan Hadiah.

Pada tahapan ini orang tua memberikan pola asuh dengan upah dan hadiah dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Dikarenakan upah dan hadiah dapat membantu sebagai pendorong atau penyemangat anak dalam mencapai kepercayan diri yang tinggi dan optimal.

Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Asma selaku orang tua anak:

“Cara saya yakni dengan memberikan hadiah atau apresiasi pada anak contoh semisal lagi bermain menang atau kalah anak saya, saya tidak pernah mempermasalahkannya namun sebaliknya saya tetap memberikan jempol.”48

Hal ini juga dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara peneliti bahwa orang tua yang menengani anak penderita stunting memberikan hadiah dalam bentuk jempol.

Demikian pernyataan dari ibu Rusmiati sebagai berikut:

“Cara saya yakni dengan memberikan hadiah dalam bentuk pujian-pujian manis dikarenakan apapun yang dilakukan anak berhasil atau tidaknya, saya tetap memberikan pujian-pujian dan kata-kata yang manis.

Contoh: kamu hebat dan kamu luar biasa.”49

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah. Demikian sebagian orang tua menggunakan dengan cara yakni meberikan hadiah, pujian- pujian manis dan jempol yang membuat anak akan lebih percaya diri.

3. Menanamkan Sikap Disiplin

Pada tahapan ini orang tua menanamkan sikap disiplin dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Dengan menanamkan sikap disiplin, anak akan

48 Asma, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 19 Juni 2022.

49 Rusmiati, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 22 Juni 2022.

membiasakan diri dan mengingat apa yang telah dilakukan dan diperbuatnya. Dengan demikian sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Rusmiati selaku orang tua anak sebagai berikut:

“Cara saya yakni dengan cara menanamkan sikap disiplin kepada anak sebagaimana membiasakan anak selalu bangun pagi dan memberesekan tempat tidurnya.”50

Dari hasil pernyataan di atas, orang tua menanamkan sikap disiplin dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yaitu dengan mengajarkan agar selalu bangun pagi dan membereskan tempat tidurnya. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan ibu Zaitun selaku orang tua anak sebagai berikut:

“Cara saya yakni dengan dia harus mengikuti aturan misalkan pada saat waktunya sholat maka harus pulang tepat waktu untuk melaksanakan kewajiban kita yaitu sholat.”51

Dengan demikian untuk menanamkan sikap disiplin dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting maka anak harus mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh orang tua, dengan aturan tersebut anak akan mampu bersikap bertanggung jawab.

4. Perhatian Yang Lebih

Pada tahapan ini orang tua memberikan perhatian yang lebih dalam proses membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Dengan meberikan perhatian yang lebih anak akan merasa diperhatikan dan tidak merasa dibeda- bedakan. Demikian sebagaimana hasil wawancara dengan Rusmiati selaku orang tua anak:

“Cara saya membangun kepercayaan diri anak saya yakni dengan memberikan perhatian-perhatian dan saya tidak mengabaikannya.”52

50 ibid

51 Zaitun, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 18 Juni 2022.

52 Rusmiati, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 22 Juni 2022.

Pendapat demikian juga disampaikan oleh ibu Zaitun salah satu orang tua yang menangani anak penderita stunting di Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah sebagai berikut:

“Cara saya yaitu tidak memilih kasih terhadap anak saya, perhatian dan kasih sayang saya ke dia dengan saudaranya yang lain yakni sama dan tidak ada perlakuan yang berbeda.”53

Dari hasil wawancara di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua yang memberikan perhatian yang lebih dan tidak membedakan dengan saudaranya, dengan demikian anak dapat merasakan bahwa dia diperdulikan dan anak merasa tidak dibedakan.

5. Tidak Membandingkan Anak

Pada tahapan ini orang tua tidak membandingkan anak dalam membangun kepercayaan diri sebagaimana hal-hal tersebut akan memberikan dampak positif dan tidak membuat rasa kepercayaan diri anak melemah. Maka suatu proses pola asuh dengan tidak membandingkan anak dapat dikatakan berhasil dan efektif setelah rasa percaya diri anak meningkat.

Dengan demikian Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Masnah selaku orang tua sebagai berikut:

“Saya tidak membanding-bandingkan anak saya dengan saudaranya apalagi dengan orang lain, soalnya apapun yang dilakukan anak saya maka itulah yang terbaik menurut saya.”54

Hal ini juga dikuatkan hasil observasi peneliti bahwa pola asuh orang tua dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting adalah orang tua memberikan pola asuh dengan tidak membanding-bandingkan anak dengan orang lain.

Agar anak tidak akan merasa tersaingi.

6. Meluangkan Waktu Buat Anak

Pada tahapan pola asuh ini orang tua meluangkan waktu untuk bermain dalam proses membangun kepercayaan diri

53 Zaitun, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 18 Juni 2022.

54 Masnah, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 21 Juni 2022.

pada anak penderita stunting. Bahwa dengan berintraksi, anak akan merasa diterima oleh orang terdekat, maka memberikan dampak positif anak semakin lebih percaya diri dalam berkomunikasi. Dengan demikian Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak Ohildi selaku orang tua sebagai berikut:

“Cara saya yakni dengan meluangkan waktu kepada anak, setelah saya pulang kerja saya selalu mengajak bermain dan selalu menyuruh dia bercerita apa yang dilakukan hari ini.”55

Hal ini senada dengan pernyataan ibu Masnah selaku orang tua anak sebagai berikut:

“Cara saya yakni dengan banyak bermain dengan anak-anak dan lebih banyak waktu di rumah, soalnya juga saya cuma ibu rumah tangga dan jarang untuk bekerja dan memutuskan untuk merawat anak saja di rumah.”56

Dengan demikian berdasarkan pernyataan di atas, hasil observasi dan wawancara peneliti membuktikan bahwa pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yakni orang tua lebih banyak meluangkan waktu kepada anak dan lebih sering berinteraksi sehingga ikatan orang tua dan anak semakin dekat dan jauh lebih baik.

7. Dukungan

Pada tahapan pola asuh ini orang tua memberikan dukungan terhadap anak dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting sebagaimana hal-hal tersebut akan memberikan dampak rasa percaya diri yang tinggi dan tidak membuat rasa kepercayaan diri anak melemah. Suatu proses pola asuh dengan memberikan dukungan terhadap anak maka dapat dikatakan berhasil dan efektif setelah rasa percaya diri anak meningkat. Dengan demikian Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Rusmiati selaku orang tua sebagai berikut:

“Cara saya memberikan pola asuh yakni dengan selalu memberikan dukungan kepada anak semisalkan lagi

55 Ohildi, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 20 Juni 2022

56 Masnah, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 21 Juni 2022.

bermain saya selalu mendukung dan menyemangati dalam bermain agar menyelesaikan permainan dengan teman- temannya.”57

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yakni orang tua memberikan dukungan.

Dengan demikian anak akan menjadi lebih semangat dan bertanggung jawab dalam segala apa yang anak lakukan.

8. Model Peran

Pada tahapan pola asuh ini orang tua meberikan model peran atau gaya pengasuhan yang berbeda dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Hal tersebut agar mengembangkan sikap dan keterampilan sosial untuk percaya diri. Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak Ohildi selaku orang tua sebagai beikut:

“Cara saya adalah dengan memberikan model peran yang berbeda yakni dengan memberikan lewat cara yang paling efektif dan baik.”58

Berdasarkan pernyataan di atas, melalui hasil observasi dan hasil wawancara peneliti membuktikan bahwa pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yakni orang tua memberikan peran atau gaya pengasuhan yang berbeda kepada anak. Dengan demikian Pola asuh yang berbeda terhadap anak, anak akan mengembangkan sikap rasa percaya diri.

9. Mengajak Anak Untuk Berinteraksi di Luar

Pada pola asuh ini orang tua mengajak anak untuk berinteraksi di luar dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting. Hal tersebut agar anak terbiasa dengan lingkungan sekitar dan anak tidak menjadi takut ketika bertemu dengan orang lain. Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu Asma selaku orang tua sebagai beikut:

57 Rusmiati, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 22 Juni 2022.

58 Ohildi, wawancara, Desa Dakung Kecamatan Praya Tengah, 20 Juni 2022.

“Cara saya yakni dengan mengajak anak untuk berinteraksi di luar semisal anak bertemu dengan temannya saya selalu menyuruh anak untuk menyapa temannya.”59

Berdasarkan pernyataan di atas, melalui hasil observasi dan hasil wawancara peneliti membuktikan bahwa pola asuh dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting yakni dengan mengajak anak untuk berinteraksi di luar.

Dikarnakan hal tersebut, anak akan menjadi lebih percaya diri dalam berbicara ditempat umum dan tidak takut dengan lingkungan luar.

C. Faktor Penghambat Pola Asuh Orang Tua Dalam Membangun

Dalam dokumen pola asuh orang tua dalam membangun (Halaman 50-57)