optimalisasi kerja pengawasan pelayanan publik.
secara humanis berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
b. Mengusulkan adanya evaluasi atas penetapan Proyek Strategis Nasional bagi pembangunan kawasan Rempang Eco City kepada Kementeri- an Koordinator Perekonomian.
4. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional agar:
Memastikan terpenuhinya persyaratan lahan yang clear and clean sebelum memproses permohonan ser- tifikat HPL maupun persyaratan lainnya oleh pemohon BP Batam dan terkait dengan Rempang Eco City.
5. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia agar:
a. Menyelesaikan perkara yang melibatkan masya- rakat dalam berpartisipasi mengemukakan pen- dapat di muka umum di luar pengadilan dengan mengedepankan hak asasi manusia;
b. Menyelesaikan perkara yang terkait dengan un- juk rasa pada 7 September 2023 dan 11 Septem- ber 2023 dengan mekanisme restorative justice;
c. Mengedepankan tindakan persuasif dalam pen- anganan unjuk rasa terkait dengan Proyek Stra- tegis Nasional Rempang Eco City.
Program ini menyasar Unit Pengelola Pengaduan pada instansi pemerintah baik di tingkat kementerian/
lembaga di pusat dan pemerintah daerah yang sebe- lum nya dapat ditentukan berdasarkan:
1. Telaah statistik data SIMPeL
2. Telaah kecenderungan (tren) laporan masyara- kat (baik berdasarkan substansi, instansi terla- por, dan sebagainya)
3. Hasil diskusi atau koordinasi bersama Unit Keasis- tenan Pemeriksa dan pendekatan lainnya
Salah satu hasil atau dampak yang dimungkinkan dari kegiatan tersebut adalah percepatan penyelesai- an laporan masyarakat.
Bentuk kegiatan
Lokakarya dan diskusi di tempat yang dipandang
F. pengeMbangan Jaringan pengawas
peLayanan pubLik
representatif, baik hotel, gedung pertemuan, kantor perwakilan, maupun kantor instansi yang menjadi tar- get Focal Point dengan mengundang instansi peme- rintah yang menjadi target Focal Point yang melibat- kan seluruh unit keasistenan di kantor Ombudsman masing-masing (Unit Keasistenan Pengaduan Masya- rakat di Pusat atau Unit Penerimaan dan Verifikasi La- poran di Perwakilan, serta Unit Keasistenan Pemeriksa dan Pencegahan di Kantor Pusat atau Perwakilan).
Kegiatan Focal Point tingkat kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dilaksanakan oleh seluruh Unit Keasistenan Pengaduan Masyarakat di Pusat atau Unit Penerimaan dan Verifikasi Laporan di Perwakilan, serta Unit Keasistenan Pemeriksa dan Pencegahan di Kan- tor Pusat atau Perwakilan.
target kegiatan
Targetnya adalah meningkatkan jumlah Focal Point yang dapat mendukung percepatan penyelesaian la- poran masyarakat baik tingkat kementerian/lembaga
maupun tingkat pemerintahan daerah. Target mini- mum kegiatan pada 2023 untuk setiap kementerian/
lembaga adalah menambah 7 unit Focal Point, sedang- kan untuk pemerintahan daerah adalah menambah 12 unit Focal Point.
output kegiatan
Output kegiatan ini adalah peningkatan jumlah Fo- cal Point yang dapat mendukung percepatan penye- lesaian laporan masyarakat baik tingkat kementerian/
lembaga maupun tingkat pemerintahan daerah se- telah dilakukannya kegiatan ini. Output berupa data focal point diinput oleh Unit Keasistenan Pengaduan Masyarakat di pusat atau Unit Penerimaan dan Veri- fikasi Laporan di Perwakilan pada tabel Google Drive:
https://bit.ly/Focalpoint2023, serta mengunggah data berupa notula kegiatan, foto kegiatan, berita aca- ra kesepakatan bersama, serta draf rencana aksi ke sisdatin dengan alamat https://sisdatin.ombudsman.
go.id:5600/#/signin pada folder Focal Point.
Wakil Ketua Ombudsman RI Bobby Hamzar Rafinus dalam Joint Visit SP4N-LAPOR! Diskominfo Kabupaten Badung, Bali, 10 Oktober 2023.
Pada 2023, pembentukan Focal Point melibatkan enam kantor Perwakilan Ombudsman RI. Keenam kan- tor Perwakilan Ombudsman RI ini membentuk Focal Point mulai Mei hingga Agustus 2023, sedangkan pe- laksanaan Monitoring dan Evaluasi pada Oktober sam- pai November 2023.
monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dapat dilaksanakan dalam bentuk koordinasi secara tertulis dan/atau langsung sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran.
Hasil monitoring dan evaluasi berupa laporan tertulis dan dilaporkan kepada Ketua Ombudsman RI secara berkala.
Laporan kegiatan pelaksanaan Focal Point pada ta- hap Pembentukan dan Monitoring dan Evaluasi (Mo- nev) disampaikan melalui e-mail: ku.dumas@ombuds- man.go.id dalam bentuk word dan PDF dengan subjek e-mail: Laporan Kegiatan Focal Point Tahun 2023 pa- ling lambat 14 hari kalender setelah kegiatan berlang- sung.
indikator penentuan lokasi
Untuk tahun anggaran 2023, perwakilan yang di- tunjuk untuk melaksanakan Focal Point terdiri dari 6 Kan tor Perwakilan, yaitu Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Papua, Papua Barat dan Riau. Adapun pertimbangan penentuan lokasi untuk tahun anggaran 2023 adalah sebagai berikut:
1. Perwakilan Kepulauan Riau
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus dila- kukan oleh Perwakilan Kepulauan Riau adalah moni- toring dan evaluasi serta pengembangan Focal Point yang berkolaborasi dengan pemerintahan daerah se- tempat.
2. Perwakilan Kepulauan Bangka Belitung
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus dila- kukan oleh Perwakilan Bangka Belitung adalah moni- toring dan evaluasi serta pengembangan Focal Point yang berkolaborasi dengan pemerintahan daerah se- tempat.
3. Perwakilan Banten
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus dila- kukan oleh Perwakilan Banten adalah pembentukan Focal Point. Hal tersebut karena kurang optimalnya efektivitas keberlangsungan koordinasi Focal Point yang telah dibentuk pada 2020.
4. Perwakilan Papua
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus di- lakukan oleh Perwakilan Papua adalah pembentukan Focal Point. Hal tersebut karena kurang optimalnya efektivitas keberlangsungan koordinasi Focal Point yang telah dibentuk pada 2021.
5. Perwakilan Papua Barat
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus dila- kukan oleh Perwakilan Papua Barat adalah pemben- tukan Focal Point. Hal tersebut karena kurang opti- malnya efektivitas keberlangsungan koordinasi Focal Point yang telah dibentuk pada 2021.
6. Perwakilan Riau
Tahapan pelaksanaan Focal Point yang harus dila- kukan oleh Perwakilan Riau adalah pembentukan Fo- cal Point. Hal tersebut karena kurang optimalnya efek- tivitas keberlangsungan koordinasi Focal Point yang telah dibentuk pada 2020.
kementerian/lembaga
Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan
Deputi Pembiayaan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial
Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama
Inspektorat Kementerian Ketenagakerjaan perwakilan ombudsman ri
1. Kepulauan Riau
2. Kepulauan Bangka Belitung 3. Banten
4. Papua 5. Papua Barat 6. Riau
Wakil Ketua Ombudsman RI Bobby Hamzar Rafinus dalam Joint Visit SP4N-LAPOR! Kantor Pemerintah Provinsi Bali, 10 Oktober 2023.
Pada tahun 2023 Ombudsman RI terlibat dalam ke- giatan pemantauan dan evaluasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional/Layanan Aspi- rasi dan Pengaduan Online Rakyat atau SP4N-LAPOR!
di enam lokus proyek percontohan. Kegiatan ini dikem- bangkan UNDP - KOICA dan diikuti Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerin- tah Kabupaten Tangerang, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten Badung.
SP4N-LAPOR! merupakan layanan penyampaian aspirasi dan pengaduan rakyat secara online. Layanan ini terintegrasi dalam sistem pengelolaan pengaduan secara berjenjang pada setiap penyelenggara pelay- anan publik. Pada 27 Oktober 2020 SP4N-LAPOR! su- dah ditetapkan sebagai aplikasi umum bidang Penge- lolaan Pengaduan Pelayanan Publik melalui Keputusan
Menteri PANRB No. 680/2020.
Saat ini aplikasi SP4N-LAPOR! telah terhubung pada 34 kementerian, 101 lembaga, dan 544 pemerintah daerah. Dalam proses integrasi tersebut, Ombudsman RI berada di bagian hilir, yakni ketika laporan dalam SP4N-LAPOR! belum selesai lebih dari 60 hari, maka dapat diteruskan dengan mekanisme Ombudsman RI.