• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA tahun 2023 Ombudsman melakukan upaya pendampingan dengan kegiatan awal berupa penca- rian informasi dan perbandingan informasi. Dalam pencarian informasi itu disigi beberapa aspek, mulai dari persentase capaian penerapan SPM di daerah, persentase FKTP terakreditasi, hingga Rasio Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan.

Dari kegiatan tersebut telah diperoleh informasi mengenai substansi pelayanan daerah, penangan an kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan keamanan masyarakat. Ombudsman lalu menetapkan Kabu- paten Alor sebagai kawasan yang akan didampingi.

3. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Timor Leste.

2. Kabupaten Alor merupakan salah satu dari 92 pulau terluar berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

4. Telah dilakukan diskusi bersama dengan Direktorat Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Daerah Kementerian PPN/Bappenas sebagai mitra kerja Ombudsman RI.

5. Sebagai salah satu dari 3 kabupaten di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste, Alor masih berada di Zona Merah berdasarkan Penilaian Kepatuhan Tahun 2022.

1. Kabupaten Alor ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2021 tentang Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020–2024.

Kabupaten Alor

Nusa Tenggara Timur

Data Awal

Pelayanan Daerah

» Potensi tidak terwujudnya pelayanan PTSP Elektronik yang merata di Indonesia Timur, khususnya di wilayah NTT.

» Target capaian antara RPJMN 2020- 2024 (ketersediaan di 542 kabupaten/

kota) namun target kinerja Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri TA 2020-2024 yang 76 PTSP berbasis elektronik pada tahun 2024.

Penanganan Kemiskinan

Secara angka, wilayah NTT sudah melampaui batas target persentase penduduk miskin di Tahun 2024 sebesar 23,5-24%, namun masih berada pada posisi terbawah dalam PDRB Per Kapita. Hal ini menjadi sinyal bahwa masyarakat wilayah NTT masuk dalam kategori low-income, yang berdampak pada kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, seperti memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi dan mengakses pendidikan.

Pendidikan

Dengan kondisi PDRB wilayah Nusa Tenggara Timur yang rendah, dan mengacu pada Laporan Kinerja Kemdikbudristek 2022 terkait kesenjangan yang cukup besar masih terlihat antara kelompok status ekonomi teratas dan terendah, maka diperlukan intervensi untuk memprioritaskan kelompok ekonomi terendah di wilayah NTT.

Keamanan Masyarakat

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdapat 63 Laporan Masyarakat yang diterima oleh Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait layanan di Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur. Sebesar 46,15% dari Laporan tersebut terkait dengan penundaan berlarut dan 27,47% terkait dengan tidak memberikan layanan.

Temuan Terkait Pelayanan Daerah

1. Dasar hukum pelaksanaan DMPTSP baru ditetapkan oleh Bupati Alor pada awal Tahun 2023.

2. Anggaran DPMPTSTP belum ditetapkan.

3. Keterbatasan jaringan internet di Kabupaten Alor menyebabkan proses perizinan masih dilakukan secara manual.

4. Ketiadaan tunjangan kinerja dan permasalahan jabatan fungsional menjadi masalah kelembagaan di Pemerintah Kabupaten Alor

5. Masing-masing OPD belum melakukan penunjukan Petugas yang akan bertugas pada loket-loket di DPMPTSP.

6. Kendala terbesar untuk melaksanakan pelayanan publik yang prima adalah tidak adanya kesadaran di masing-masing OPD atas Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

7. Upaya untuk mengingkatkan para OPD untuk Menyusun SPP dan SOP sudah dilakukan namun minimnya pemahaman dan ketiadaan bimbingan ataupun pelatihan dari Pusat menyebabkan para OPD ini tidak tahu harus memulai dari mana.

8. Ketiadaan sosialiasi terkait Jabatan Fungsional dan rotasi pegawai yang begitu cepat menjadikan tata laksana organisasi menjadi tersendat.

Kesehatan

Mengacu pada Profil Kesehatan 2021 dari Kementerian Kesehatan, wilayah NTT telah mendapatkan jumlah Tenaga Kesehatan terbanyak untuk Daerah Tertinggal

dan memiliki jumlah FKTP dan Rumah Sakit terakreditasi yang memadai. Namun yang perlu mendapat pengawasan lebih lanjut adalah target pemenuhan

makanan yang memenuhi syarat karena wilayah NTT berada pada posisi kedua sebagai wilayah terbanyak memiliki balita usia 0-59 bulan dengan kondisi gizi.

Temuan Terkait Penanganan Kemiskinan 1. Berdasarkan Berita Resmi Statistik Nomor

03/02/5307/Th. VII 21 Februari 2023, pada bulan Maret 2022 tercatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Alor mencapai 42,30 ribu orang dengan Garis Kemiskinan yang naik sebesar 9.84%, yaitu dari Rp364.939,00 per kapita per bulan menjadi Rp400.840,00 per kapita pada bulan Maret 2022.

2. Status pekerjaan untuk tenaga honorer/kontrak menjadi penghambat untuk dapat terdaftar pada DTKS, meskipun penghasilan berkisar Rp250.000- Rp300.000.

3. Salah satu data yang perlu mendapat perhatian bahwa penurunan tingkat kemiskinan diiringi dengan penurunan tingkat Angka Partisipasi Sekolah (APS). Ketika BPS melakukan SUSENAS, ditemukan fenomena dimana anak-anak usia sekolah harus bekerja sebagai nelayan.

4. Terdapat tumpang tindih fungsi antara Pendamping PKH yang berada di bawah

Kemensos dengan Operator SIKS-NG yang berada di bawah Kemendes PDTT.

5. Adanya cara pandang masyarakat yakni “Untuk apa bekerja bila masih mendapatkan bantuan”.

Terdapat fenomena bahwa satu keluarga bisa mendapatkan bantuan minimal Rp5.000.000,00 apabila dalam keluarga tersebut terdapat ibu hamil, anak sekolah, lansia dan disabilitas.

Temuan Bidang Pendidikan

1. Tunjangan Kinerja sangat diharapkan oleh

Pendidik/ Tenaga Pendidik untuk membantu biaya Transportasi melaksanakan tugas, terutama

ke daerah pulau-pulau kecil. Selain itu, Tenaga Pendidik yang berstatus kontrak berharap dapat masuk dalam DTKS karena penghasilan yang diterima maksimal hanya Rp350.000,00 perbulan.

2. Pemerataan akses pendidikan sulit dilakukan karena untuk pembukaan sekolah baru harus memenuhi syarat jumlah murid minimal 60 (enampuluh) orang.

3. Sekolah di Kabupaten Alor mengalami kesulitan sejak diberlakukannya ketentuan pembelanjaan dana BOS melalui e-katalog yang tidak

memperhitungkan biayatransportasi bagi daerah- daerah di wilayah 3T.

4. Minimnya bimbingan atau pelatihan yang diterima oleh Guru termasuk untuk Kurikulum Merdeka.

Temuan Bidang Kesehatan

1. Tidak adanya biaya pengelolaan sarana dan prasarana Puskesmas,

menyebabkan 2 (dua) ambulance sudah tidak dapat digunakan.

2. Belum terdapat payung hukum untuk mendorong adanya koordinasi dan kolaborasi antar instansi terkait. Dinas Kesehatan berharap BAPPEDA bisa menjadi koordinator.

3. Masyarakat belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah sumber protein yang ada.

Temuan Terkait Keamanan Masyarakat 1. Mengingat wilayah

kerja Polres Alor meliputi wilayah darat dan laut, maka sangat diperlukan adanya kapal seri C1.

2. Polres Alor sudah berupaya mengajukan pengadaan ruang untuk mewujudkan Pelayanan Satu Pintu, namun belum dapat direalisasikan karena sengketa status tanah markas Polres Alor dengan TNI masih berproses.

3. Tindak kriminal tertinggi adalah KDRT sebagai dampak terbatasnya lapangan pekerjaan.

DENGAN hadirnya Ombudsman RI, diharapkan Pemangku Kepen- tingan di Pusat maupun Daerah dapat mengetahui aspek pelay- anan publik yang perlu mendapatkan perhatian lebih, sehingga potensi maladministrasi dapat dicegah.

Pencegahan maladministrasi ini berjalan beriringan dengan tu- juan-tujuan yang saat ini sudah ada pada SDG’s seperti mengem- bangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di se- mua tingkat.

Pencegahan maladministrasi dapat mendukung upaya pemenu- han kualitas usia produktif dalam pendidikan, kesehatan dan eko- nomi, agar dapat memberikan bonus bagi pembangunan nasional.

DAMPAK PENDAMPINGAN

Dalam dokumen Laporan Tahunan Ombudsman RI 2023 (Halaman 134-137)

Dokumen terkait