BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Identitas
Berisi data pribadi pasien serta penanggung jawab pasien meliputi nama, umu, jenis kelamin, agama, pendidikan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah sakit (Haryani, Hardani, &
Thoyibah,2020) dalam (Andriyani , et al., 2021).
b. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama yang diraskan pasien dengan bronkopneumonia adalah sesak napas sakit (Haryani, Hardani, &
Thoyibah,2020) dalam (Andriyani , et al., 2021).
c. Riwayat kesehatan sekarang 1) Alasan masuk rumah sakit
Alasan masuk rumah sakit merupakan alasan dari perkembangan kondisi awal sampai perkembangan saati ini. Terdiri dari empat komponen yaitu rincian awitan, riwayat interval yang lengkap, alasan mencari bantuan saat ini (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
2) Keluhan saat di kaji
Bronkopneumonia diawali oleh infeksi saluran pernapasan selama beberapa hari. Suhu tubuh mendadak naik kisaran 39-40ºC terkadang disertai kejang. Anak tampak gelisah, dipsnea, pernapasan cepat dan dangkal, terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat retraksi dinding dada, terdapat sianosis sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak terjadi pada awal terinfeksi penyakit, tetapi setelah beberapa hari menjadi produktif dan kering. Pada pemeriksaan perkusi tidak terdapat kesenjangan dan pada saat auskultasi kemungkinan terdengar bunyi ronchi basah nyaring halus atau sedang (Riyadi & Sukarmin, 2016) dalam (Andriyani , et al., 2021).
3) Riwayat kesehatan lalu
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan masa lalu mengenai pengalaman sakit yang pernah di alami, riwayat masuk rumah sakit, pemakaian obat, dosis yang digunakan serta cara pemakaian obat.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan yang dimiliki oleh anggota keluarga, apakah mempunyai penyakit yang sama seperti yang di derita oleh pasien, riwayat penyakit degenerative dan menular (Hidayat,2016) dalam (Andriyani , et al., 2021).
d. Pemeriksaan Pola Gordon
1) Pola presepsi sehat-penatalaksanaan sehat
Presepsi yang sering diungkapkan oleh orang tua yang beranggapan walaupun anaknya batuk masih menganggap belum terjadi masalah serius, biasanya orangtua baru menganggap anaknya terkena masalah serius ketika disertai sesak napas (Riyadi &
Sukarmin,2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
2) Pola metabolik nutrisi
Anak dengan masalah bronkopneumonia rentan mengalami penurunan nafsu makan, anoreksia, mual, dan muntah akibat dari peningkatan agen toksik.
3) Pola eliminasi
Anak dengan bronkopneumonia rentan mengalami defisiensi volume urine karena perpindahan cairan atau karena evaporasi akibat demam.
4) Pola istirahat dan tidur
Anak dengan bronkopneumonia mengalami gangguan tidur akibat sesak napas. Keadaan umum anak tampak lemah, kerap kali menguap, mata tampak merah dan sering gelisah pada malam hari.
5) Pola aktivitas Latihan
Anak dengan bronkopneumonia rentan mengalami penurunan aktivitas akibat kelemahan fisik, anak lebih sering digendong orangtua dan bedrest (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
6) Pola kognitif-presepsi
Anak dengan masalah bronkopneumonia mengalami penurunan fungsi kognitif karena penurunan intake nutrisi dan oksigen ke otak.
7) Pola prespsi diri-konsep diri
Anak dengan bronkopneumonia mengalami ansietas terhadap kehadiran orang lain, anak tampak kurang bersahabat dengan lingkungan sekitar dan enggan bermain.
8) Pola peran hubungan
Anak dengan masalah bronkopneumonia akan lebih sering berdiam diri, enggan bersosialisasi dan lebih banyak beinteraksi dengan orangtuanya.
9) Pola toleransi stress-koping
Anak dengan bronkopneumonia dalam mengalami stress akan lebih sering menangis dan gelisah.
10) Pola nilai keyakinan
Nilai keyakinan meningkat setelah anak sembuh dan mendapatkan sumber kesehatan.
e. Pertumbuhan dan perkembangan 1) Pertumbuhan
a) Berat badan b) Panjang badan 2) Perkembangan
a) Perkembangan motorik halus b) Perkembangan motoik kasar c) Perkembangan bahasa
d) Perkembangan emosi dan hubungan sosial f. Riwayat imunisasi
Imunisasi merupakan sebuah metode meningkatkan kekebalan tubuh terhadap invasi bakteri dan virus yang mengakibatkan infeksi sebelum bakteri dan virus tersebut mempunyai kesempatan menyerang tubuh kita. Melalui imunisasi, tubuh akan terlindungi dari infeksi bakteri dan virus begitupun orang lain tidak akan tertular (Marni & Rhardjo, 2018) dalam (Andriyani , et al., 2021).
g. Data psikososial
Berisi pengkajian yang meliputi masalah psikologis yang di alami pasien atau keluarga pasien yang berhubungan dengan keadaan sosial maupun keluarga (Hidayat, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
35
e. Pemeriksaan fisik 1) Keadaam umum
Anak dengan bronkopneumonia tampak sesak (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
2) Tingkat kesadaran
Kesadaran normal, latergi, stupor, koma, apatis tergantung keparahan penyakit (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
3) Tanda-tanda vital
a) Frekuensi nadi dan tekanan darah: Takikardi dan hipertensi.
b) Frekuensi pernapasan: Takipnea, dipsnea, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan dan pelebaran nasal.
c) Suhu tubuh: hipertermi akibat reaksi toksik mikroorganisme (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
4) Pemeriksaan Head To Toe a) Kepala
Perhatikan bentuk dan kesimetrisan, palpasi tengkorak, periksa kebersihan kulit kepala, lesi, kerontokan, dan perubahan warna. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
b) Wajah
Pemeriksaan wajah yang dilakukan dapat dilihat adanya asimetris atau tidak, kemudian menilai adanya pembengkakan daerah wajah. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
c) Mata
Kaji bentuk mata dan kesimtersian mata, pemeriksaan pada konjungtiva dan sklera, reflek pupil terhadap cahaya, pengeluaran air mata, struktur kelopak mata, tidak ada keluhan pada mata. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
d) Telinga
Kaji bentuk telinga, letak pina, kebersihan, fungsi pendengaran, lesi ataupun edema. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
e) Hidung
Pemeriksaan hidung untuk menilai adanya kelainan bentuk, kebersihan, distribusi bulu hidung, pernapasan cuping hidung, ada tidaknya epitkais. Anak dengan masalah bronkopneumonia ditemukan pernapasan cuping hidung (Wulandari & Erawati, 2016) dalam (Andriyani , et al., 2021).
f) Leher
Kaji bentuk leher, letak trachea, peningkatan jugularis vena pressure (JVP), pembesaran kelenjar getah bening, reflek menelan. Anak dengan bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
g) Mulut dan kerongkongan
Kaji bentuk bibir, warna, mukosa bibir, warna bibir, ada tidaknya labiopalatoskizis, kebersihan mulut, keadaan lidah, pembengkakan tonsil, lesi. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
h) Dada
• Inspeksi
Frekuensi napas, kedalaman dan kesulitan bernapas meliputi takipnea, pernapasan dangkal, rektraksi dinding dada, pectus ekskavatun (dada corong), paktus karinatum (dada burung), barrel chest.
• Paplasi
Adanya nyeri tekan, massa, vocal premitus
• Perkusi
Pekak akibat penumpukan cairan, normalnya timpani
(terisi udara) resonasi.
• Auskultasi
Ditemukan suara pernapasan tambahan ronci pernapasan pada sepertiga akhir inspirasi (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).
i) Perut
Kaji bentuk perut, warna, struktur dan tekstur perut, ada tidaknya hernia umbilicalis, pengeluaran cairan, frekuensi bising usus, massa, pembesaran hati dan ginjal, nyeri tekan.
Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
j) Punggung
Kaji bentuk punggung, lesi, kelainan pada tulang. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
k) Genetalia
Pemeriksaan ukuran penis, testis, letak uretra, ada atau tidaknya lesi dan inflamasi. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
l) Anus
Kaji lubang anus, ada tidaknya benjolan, kondisi kulit perianal, lesi. Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada organ tersebut.
m) Ekstremitas
Anak dengan masalah bronkopneumonia tidak mengalami masalah pada ekstremitas.
n) Kuku dan kulit
Kulit tampak sianosis, teraba panas dan turgor menurun akibat dehidrasi (Riyadi & Sukarmin, 2015) dalam (Andriyani , et al., 2021).