• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1.2. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan

4.1.2.2. Gambaran Masyarakat Desa Hutajulu

Desa ini merupakan daerah yang berada di wilayah Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini adalah satu dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kecamatan ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

-Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ria-ria -Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sipituhuta -Sebelah Barat berbatasan dengan desa Hutapaung -Sebelah Timur berbatasan dengan desa Parsingguran I

Desa Hutajulu merupakan desa yang telah lama berdiri yaitu pada tahun 1940 yang didirikan oleh Marga Lumban Gaol. Masyarakat dari berbagai Kecamatan sering melakukan pertemuan di desa ini, jika ada sesuatu yang harus dibicarakan terutama mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Bukan hanya tempat berdiskusi dari berbagai desa saja, tetapi juga berbagai macam marga. Hal tersebutlah yang menjadikan masyarakat sepakat membuat nama Kecamatan Pollung.

Sesuai dengan nama tersebut menurut pengertian masyarakat Batak Toba adalah berdiskusi dan bermusyawarah.

Pada masa penjajahan para penetua adat atau orang-orang yang dituakan, yang merupakan orang tua di desa Pollung sering mengadakan pertemuan. Biasanya para penetua tersebut berkumpul untuk mendiskusikan berbagai macam masalah yang terjadi di Kecamatan ini. Para penetua mencari jalan untuk mengatasi masalah itu.

Misalnya: menyelesaikan sengketa dan perselisihan bila ada warga desa yang bermasalah dengan orang lain di luar wilayahnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Kecamatan Pollung tetap aman dan terwujud suatu ketentraman dan kedamaian.

Setelah diadakannya pemekaran wilayah pada tanggal 28 Juli 2003, Kecamatan Pollung mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari dipindahkannya Ibukota Kecamatan Pollung ke desa Hutapaung. Desa ini juga dulunya mempunyai sebuah pasar untuk berbelanja yang dilaksanakan setiap sekali dalam satu minggu. Nama pasar ini disebut oleh masayarakat dengan sebutan Onan Pollung. Sekarang lokasi pasar tersebut telah pindah ke kota Dolok Sanggul.

Perubahan dalam bentuk administrasi desa juga ada, dimana desa ini menjadi mandiri

dulunya memiliki beberapa dusun. Atas keputusan bersama yaitu antara warga dengan kepala desa, maka desa ini menjadi 3 dusun. Pusat pemerintahannya berada di dusun 1 yaitu Lumban Siantar. Sementara satu dusun yang yang telah dipisahkan dari ketiga dusun ini telah menjadi sebuah desa baru yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa baru.

Secara administrasi Desa terbagi atas 4 dusun (desa), Dusun I terdiri dari, Parmiahan, Huta Piajojor, Huta Impres, Lumban Ginjang, Lumban Muda,Lumban Tonga-tonga. Dusun II terdiri dari, Huta Godang, Tapian Nauli, Huta sada-sada, Lumban Banjar. Dusun III terdiri dari Huta sosor Taruan, Sosor Tambok, Huta Sigunani lombu,.m dan Dusun VI terdiri dari, Huta Lumban Bakkara, Lumban Sinaga, Huta Sosor Bakara. Setiap Dusun dikepalai oleh seorang kepala Dusun yang di pilih oleh kepala desa persetujuan warga desa. Sebelum dilaksakanya pemekaran wilayah pada tanggal 28 juli 2003, kondisi jalan sangat buruk. Pada musim panas jalan penuh dengan debu, yang membuat para pejalan kaki kotor karena debu.

Desa Hutajulu juga masih banyak dijumpai rawa, sehingga sangat cocok di jadikan untuk tempat bercocok tanam seperti : tanaman padi, tanaman kopi kemenyan dan sebagainya. Potensi sumber daya alam berdasarkan iklim yang dimiliki desa Hutajulu adalah iklim tropis, sama dengan daerah-daerah lain di indonesia. Wilayah Desa Hutajulu memiliki curah hujan rata-rata 2500 Mm, sehingga dalam setahun musim hujan terjadi selama 4 bulan. Suhu rata-rata harian yang dimiliki desa Hutajulu adalah C. desa Hutajulu ini terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian 1450 m dari permukaan laut.

Penduduk Kecamatan Pollung secara keseluruhan adalah beragama Kristen yaitu: Kristen Protestan dan Kristen Khatolik. Dengan melaksanakan kehidupan beragama dengan baik, hal ini tercermin dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang dijalankan oleh penduduknya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing- masing. Hari-hari besar agama yang bersifat rutin maupun hari-hari besar yang dirayakan setiap tahun tetap dijalankan dengan baik oleh masyarakat di daerah ini.Di desa ini terdapat beberapa buah bangunan gereja Khatolik dan beberapa buah bangunan gereja Protestan yaitu: gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia) dan gereja HKI (Huria Kristen Indonesia). Distribusi berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

Komposisi berdasarkan agama

Agama jumlah Persentase

Kristen Protestan Kristen Katolik

1351 296

82 18

Jumlah 1647 100

Sumber: Data kantor kepala Desa Hutajulu 2010

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa penduduk Desa Hutajulu hanya menganut agama Kristen Protestan dan agama Kristen Khatolik. Dapat dilihat pada tabel, bahwa sebagian besar penduduk Desa Hutajulu menganut agama Kristen Protestan dengan jumlah 1351 orang yaitu 82 %, sedangkan penduduk yang menganut agama Kristen Khatolik adalah 296 orang yaitu 18 %.

Pendidikan merupakan hal yang paling penting pada masa sekarang ini.

Pendidikan dijadikan faktor yang sangat penting bagi kehidupan dimasa depan.

Berdasarkan pendidikan seseorang dapat menjadi sukses. Dulunya masyarakat desa Pollung tidak begitu mementingkan pendidikan. Pendidikan hanya ditujukan pada anak laki-laki saja. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat penghasilan masyarakat Pollung. Sekarang terlihat adanya perubahan cara memperlakukan anak perempuan dalam pendidikan. Anak perempuan dengan anak laki-laki mendapat perlakuan yang sama dalam pendidikan. Adapun komposisi penduduk desa Hutajulu berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel di bawah in:

Tabel 4.17.

Komposisi berdasarkan pendidikan

Sumber: Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Hutajulu terbesar adalah tamat Sekolah Dasar SD dengan jumlah 268 orang yaitu

Pendidikan Jumlah persentase Tidak sekolah

Tidak tamat SD Tamat SD

Tidak tamat SMP Tamat SMP Tidak tamat SMA Tamat SMA DI-D3 Sarjana

46 147 268 143 255 105 265 215 54

3,1 9,9 18 9,6 17,7

7,1 17,2 14,4 3,6

Jumlah 1498 100

sebesar 18 %. Mereka yang masuk dalam jumlah ini adalah kebanyakan para orang tua yang berumur 46 tahun ke atas. Penyebab hal ini adalah karena pada saat itu biaya tidak memungkinkan untuk mendapat pendidikan. Pada masa ini hanya anak laki-laki yang diusahakan untuk sekolah, sedangkan anak perempuan kebanyakan tidak tamat SD dan membantu orang tua bahkan tidak sekolah sama sekali. Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat jumlah penduduk Desa Pollung terKecamatanil mengecap pendidikan adalah pada jenjang pendidikan sarjana dimana, hanya terdapat 54 orang yaitu sebesar 3,6 %.

Penduduk desa Hutajulu mempunyai mata pencaharian yang beragam.

Sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk Desa Hutajulu adalah dari hasil pertanian. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian yang utama di Desa Hutajulu. Penduduk desa tersebut ada juga yang bekerja sebagai pegawai negari, pedagang dan lain-lain. Sumber mata pencaharian penduduk Desa Hutajulu akan dijelaskan secara terperinci pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.18.

Komposisi berdasrkan tingkat pendidikan Jenis pekerjaan Jumlah Persentase Petani

PNS Pedagang Swasta

650 39 12 17

90,5 5,4 1,7 2,4

Jumlah 718 100

Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sumber mata pencaharian penduduk yang paling besar adalah hidup sebagai petani dengan jumlah 650 orang yaitu 90,5 %. Hal ini disebabkan karena Desa Hutajulu merupakan daerah pertanian.

Masyarakat Desa Hutajulu hidup dari hasil pertanian yaitu: persawahan, tanaman kopi dan palawija. Pada urutan kedua, sumber mata pencaharian penduduk desa ini adalah sebagai pegawai negeri.. Urutan terakhir yaitu pada masyarakat yang bersumber mata pencaharian sebagai pedagang. Setiap hari para pedagang ini menjajakan dagangannya di depan rumahnya sendiri. Setiap orang yang ingin berbelanja harus datang ke rumah pedangang. Sekali seminggu yaitu pada hari Jumat para pedagang ini pergi ke kota Dolok Sanggul untuk berjualan. Sekaligus untuk berbelanja supaya ada bahan persediaan dagangannya seminggu kemudian di rumahnya.

Desa Hutajulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 1647 orang, yang terdiri dari 347 KK (Kepala Keluarga). Mayoritas penduduk Desa Hutajulu adalah bersuku bangsa Batak Toba. Komposisi penduduk dapat dilihat secara terperinci pada tabel berikut:

Tabel 4. 19

Komposisi berdasarkan usia Umur Jumlah persentase 0-4

5-9 10-15 16-20 21-24 25-40 41-54 55 keatas

70 127 352 181 162 640 75 40

4,3 7,7 21,4 11 9,8 38,9 4,4 2,4 Jumlah 1647 100

Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut umur yang terbesar adalah golongan umur 25 sampai 45 tahun yaitu dengan jumlah penduduk 640 orang yaitu 38,9 %. Penduduk pada usia ini adalah tergolong pada usia produktif dengan usia muda dan masih aktif untuk bekerja. Urutan yang kedua yaitu pada golongan umur 10 sampai 15 tahun dengan jumlah penduduk 352 orang yaitu:

21,4 %. Sedangkan urutan yang terKecamatanil adalah penduduk golongan umur 55 tahun ke atas dengan jumlah penduduk 40 orang yaitu 2,4 %.

Penduduk Desa Hutajulu berjumlah 1647 orang yang terdiri dari 347 KK (Kepala Keluarga). Penduduk laki-laki berjumlah 757 orang, sedangkan penduduk perempuan berjumlah 890 orang. Secara keseluruhan penduduk Desa Hutajulu adalah beretnis Batak Toba. Penduduk Desa Hutajulu hanya terdiri dari dua agama yang dianut, yaitu agama Kristen Protestan dan agama Kristen Khatolik. Komposisi

penduduk Desa Hutajulu dapat dijelaskan berdasarkan kelompok jenis kelamin, umur, suku bangsa, agama, pendidikan serta mata pencaharian

Penduduk Desa Hutajulu adalah homogen dimana penduduknya adalah mayoritas suku bangsa Batak Toba. Mayoritas penduduk desa Hutajulu adalah bermarga Marbun Lumban Gaol. Dan marga Sinaga dan juga marga-marga lain

Desa Hutajulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 1647 orang, yang terdiri dari 347 KK (Kepala Keluarga). Komposisis penduduk Desa Hutajulu berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.20

Komposisi berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-laki

Perempuan

757 890

46 54

Jumlah 1647 100

Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, terlihat bahwa penduduk Desa Pollung berjumlah 1647 orang. Dimana jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki adalah sebanyak 757 orang yaitu 45 %, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 890 orang yaitu 54 %.

4.2. Karakteritik Responden

Untuk mengetahui perbandingan nilai sosial budaya perkawinan Batak Toba, dilakukan penelitian kepada 200 orang responden yang memiliki karakteritik sebagai berikut:

4.2.1. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tingkat menentukan suatu jabatan atau kemampuan seseoran dalam menjabati atau menangani masalahnya. Darin 200 orang responden sebanyak 43,5% (87 orang) yang berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 56,5%

(113 orang) yang berjenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.21 dibawah ini :

Tabel 4.21

Distribusi Responden Berdasarkan Status pendidikan

Jenis kelamin

TINGKAT PENDIDIKAN

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

SMP SMA PT T SMP SMA PT T

n f n f n f N F n f n f n f N F

LK 22 22% 21 21% 10 10% 53 53% 17 17% 24 24% 19 19% 60 60%

PR 20 20% 18 18% 9 9% 47 47% 14 14% 18 18% 8 8% 40 40%

T 42 42% 39 39% 19 19% 100 100% 31 31% 42 42% 27 27% 100 100%

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Data diatas bahwa dari 21% (21 orang) Desa Hutajulu yang berpendidikan SMP dan sebanyak 10% (10 orang) yang berpendidikan SMA, sebanyak 5% (5 orang) yang berpendidikan PT, sedangkan dari perempuan sebanyak 10% (10 orang) yang berpendidikan dan 5% (5 orang) dan yang berpendidkan PT. sedangkan

Kelurahan Sidorame laki-laki sebanyak 8,5% (17 orang) yang berpendidikan SMP, dan sebanyak 12% (12 orang) yang berpendidikan SMA,dan 19% (19 orang) yang berpendidikan PT.

4.2.2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan

Pekerjaan merupakan sebagai tanggung jawab yang harus di npertanggung jawabkan sesuai dengan pekerjan yang dimiliki. Dari 200 orang responden Kecamatan Pollung dan Kecamatan Medan Perjuangan berbagai macam pekerjaan yang berbeda-beda, yaitu sebagai Wiraswasta, PNS, Dll Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.22. dibawah ini:

Tabel 4.22

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Data diatas menunjukkan dari responden perempuan dari Desa Hutajulu sebanyak 34% (34 orang) dan 66 % (66 orang) laki-laki. Dan dari Kelurahan Sidorame responden laki-laki sebanyak 60 % (60 orang) dan responden perempung sebanyak 40 % (40 orang). Dari Desa Hutajulu yang pekerjaanya sebangai PNS

J TINGKAT PEKERJAAN

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

PNS WIRASWASTA Dll T PNS WIRASWASTA Dll T

n f n f n f N F n f n f N f N F

LK 12 12% 16 16% 38 38% 66 66% 16 16% 20 20% 24 24% 60 60%

PR 7 7% 7 7% 20 20% 34 34% 9 9% 15 15% 15 15% 40 40%

T 19 19% 23 23% 58 58% 100 100% 25 25% 35 35% 39 39% 100 100%

sebanyak 19 % (19 orang) dari Kelurahan Sidorame sebanyak 15% (15 orang).

responden dari Desa Hutajulu yang yang berjenis kelamin laki-laki yang pekerjaanya sebagai PNS sebanyak 12 % (12 orang), dan responden dari Kelurahan Sidorame sebanyak 16 % (16 orang). Responden yang berjenis kelamin perempuan dari Desa Hutajulu yang pekerjaanya sebagai Wiraswasta sebanyak7 % (7 orang), dari Kelurahan Sidorame sebanyak 15 % (15 orang). Dan responden yang berjenis kelamin laki-laki yang pekerjaanya dan lain-lain dari Desa Hutajulu sebanyak 38 % (38 orang), dan dariKelurahan Sidorame sebanyak 15% (15 orang) dan responden yang berjenis kelamin perempuan dari Desa Hutajulu sebanyak 20 % (20 orang) dan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 15 % (15 orang).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden Desa Hutajulu yang pekerjaanya dan lain-lain yaitu sebanyak 58 % (58 orang) ddibandingkan dari Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebanyak 39 % (39 orang).

4.2.3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat usia

Tingkat usia merupakan tingkat yang ditentukan dalam mengukur batasan penelitian. Dari 200 orang responden laki-laki dari Desa Hutajulu sebanyak 60 % (60 orang) dan perempuan sebanyak 40 % (40 orang), responden laki-laki dari Kelurahan Sidorame sebanyak 60 % (60 orang) dan perempuan sebanyak40 % (40 orang).

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.23 dibawah ini:

Tabel 4.23

Gambaran responden berdasarkan tingkat usia

Jk TINGKAT USIA

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

41-50 51-60 >61 T 41-50 51-60 >61 T

N f n f n f N F n f n f n f N F

LK 17 17% 28 28% 15 15% 60 60% 20 20% 19 19% 19 19% 60 60%

PR 10 10% 21 21% 9 9% 40 40% 19 19% 10 10% 13 13% 40 40%

T 27 27% 49 49% 15 15% 100 100% 39 39% 29 29% 32 32% 100 100%

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 % (100 orang) responden laki-laki sebanyak 6% (60 orang) dan perempuan sebanyak 40

% (40 orang). Dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang), responden laki-laki sebanyak 60 % (60 orang) dan perempuan sebanyak 40 % (40 orang).

Responden laaki-laki dari Desa Hutajulu yang berusia 41-50 tahun dan sebanyak 17%

(17 orang) dan perempuan sebasar 10 % (10 oraang), yang berusia 51-60 dari Desa Hutajulu responden laki-laki sebanyak 28 % (28 orang) dan perempuan sebanyak 21

% (21 orang). Responden yang berusia 61 keatas, ressponden laki-laki 15 % (15 orang) dan perempuan sebanyak 9 % (9 orang). Sedangkan responden dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang). Responden laki-laki yang berusia 41-50 tahun sebanyak 20% (20 orang) dan perempuan sebanyak 19 % (19 orang), dan yang berumur 51-60 responden laki-laki sebanyak 19% (19 orang) dan perempuan sebanyak 10% (10 orang), dan responden yang berumur 61 keatas responden laki- lakiebanyak 19 % (19 orang) dan perempuan sebanyak 13 % (13 orang).

4.2.4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan

Pendapatan/penghasilan menunjukkan keadaan status sosial atau keadaan ekonomi seseorang. 200 orang responden laki-laki dari Desa Hutajulu sebanyak 64

% (64 orang) dan perempuan sebanyak 36 % (36 orang), responden laki-laki dari Kelurahan Sidorame sebanyak 68 % (68 orang) dan perempuan sebanyak 32 % (32 orang). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.24 dibawah ini:

Tabel 4.24

Gambaran responden berdasarkan tingkat penghasilan

J TINGKAT PENGHASILAN

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

1 JUTA 2 JUTA >3 JUTA T 1 JUTA 2 JUTA >3 JUTA T

N F n f n F N F n f n f n f N F

LK 24 24% 25 25% 15 15% 64 64% 12 12% 31 31% 25 25% 68 68%

PR 13 13% 15 15% 8 8% 36 36% 7 7% 15 15% 10 10% 32 32%

T 37 37% 40 40% 23 23% 100 100% 19 19% 46 46% 35 35% 100 100%

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 % (100 orang) responden laki-laki sebanyak 64% (64 orang) dan perempuan sebanyak 36 % (36 orang). Dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang), responden laki-laki sebanyak 60 % (60 orang) dan perempuan sebanyak 40 % (40 orang).

Responden laki-laki dari Desa Hutajulu yang berusia 1 juta sebanyak 24 % (24 orang) dan perempuan sebasar 13 % (13 orang), yang berusia 2 juta dari Desa Hutajulu responden laki-laki sebanyak 25 % (25 orang) dan perempuan sebanyak 15

% (15 orang). Responden yang berusia 3 juta keatas, responden laki-laki sebanyak 15 % (15 orang) dan perempuan sebanyak 8 % (8 orang). Sedangkan responden dari

Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang). Responden laki-laki yang berusia 1 juta sebanyak 12% (12 orang) dan perempuan sebanyak 7 % (7 orang), dan yang 2 juta responden laki-laki sebanyak 31% (31 orang) dan perempuan sebanyak 15% (15 orang), dan responden yang penghasilannya 3 juta keatas responden laki-laki sebanyak 25 % (25 orang) dan perempuan sebanyak 10 % (10 orang).

4.3. Analisis Komparatif Terhadap Nilai Sosial Budaya Perkawinan Batak Toba

Perkawinan tetap dianggap sebagai momen terpenting yang masih senantiasa ditunggu sepanjang perjalanan hidup seseorang. Masyarakat kita masih melekatkan perkawinan sebagai bagian identitas seseorang. Hidup baru dianggap lengkap jika seseorang sudah menikah dan mempunyai keturunan, namun mampu membuat orang yang ditanya mengambil waktu panjang untuk berpikir masih ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya.

Pada umumnya perkawinan merupakan suatu hubungan yang mempunyai ikatan yang suci yang dilakukan di depan Tuhan dan banyak orang yang menjadi saksi. Menurut adat pada umumnya di indonesia perkawinan itu bukan saja berarti sebagai ‘perikatan perdata’ tetapi juga merupakan ‘perikatan adat’ dan sekaligus

‘perikatan kekerabatan dan kekeluargaan’. Perkawinan dalam arti’perikatan adat’

adalah perkawinan yang mempunyai hukum adat yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Dalam sistem kekerabatan patrilinial, corak utama perkawinan dalam sistem kekeluargaan ini adalah perkawinan dengan jujur (Sinamot-Batak). Pemberian jujur

dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan adalah sebagai lambang diputuskannya hubungan kekeluargaan isteri dengan orang tuanya dan juga nenek moyangnya.

Dengan kata lain, diputuskan dari kerabat dan persekutuannya. Setelah perkawinan, isteri masuk sama si lelaki dalam keluarga suaminya. Jadi perkawinan jujur dalam sistem kekeluargaan patrilinial ini, yang memberikan sinamot kepada si isteri bukan hanya suaminya melainkan juga keluarga dari suaminya. Dengan demikian anak- anak yang dilahirkan dalam perkawinan masuk menjadi keluarga suaminya dan memakai marga keluarga suami. Hubungan anak dengan keluarga ayahnya dianggap lebih penting derajatnya.

4.3.1. Pandangan Responden Pada Masa Pra Perkawinan

Secara ringkas dapat dijelaskan bagaimana suatu proses perkawinan dalam masyarakat Batak Toba yang dianggap ideal. Hal ini sangat di perlukan untuk nantinya dapat dilihat perbandingan antara proses yang ideal dan perubahan yang ada pada tata cara adat perkawinan seperti martandang , mangaririt, dan yang lainya yang terjadi pada masyarakat Batak Toba yang ada di pada masyarakat Desa Hutajulu dengan Kelurahan Sidorame.

4.3.1.1. Martandang

Martandang adalah merupakan suatu kegiatan muda-mudi, dimana pemuda Desa tertentu pergi ke desa lain untuk mengikuti acara atau kegiatan tertentu.

Tanggapan dari responden dari Desa Hutajulu sebanyak 100 % (100 orang) responden dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang). Untuk lebih jelas mengenai tahapan yang dilakukan pada acara adat perkawinan Batak Toba dapat

Tabel 4.28

Tata upacara perkawinan martandang

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 % (100 orang) responden laki-laki sebanyak 56% (56 orang) dan perempuan sebanyak 44 % (44 orang). Dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang), responden laki-laki sebanyak 60 % (60 orang) dan perempuan sebanyak 40 % (40 orang).

Responden laki-laki dari Desa Hutajulu yang menyatakan SS sebanyak 15 % (15 orang) dan perempuan sebesar 11 % (11 orang), yang menyatakan S dari Desa Hutajulu responden laki-laki sebanyak 25 % (25 orang) dan perempuan sebanyak 21

% (21 orang). Responden yang menyatakan KS, responden laki-laki sebanyak 11 % (11 orang) dan perempuan sebanyak 9 % (9 orang), dan responden yang menyatakan TS responden laki-laki sebanyak 5 % (5 orang) dan perempuan sebanyak 3 % (3 orang).

Sedangkan responden dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang).

Responden laki-laki yang menyatakan SS sebanyak 17 % (17 orang) dan perempuan sebanyak 9 % ( 9 orang), dan yang menyatakan S responden laki-laki sebanyak 24%

(24 orang) dan perempuan sebanyak 21% (21 orang), dan responden yang menyatakan KS responden laki-laki sebanyak 12 % (12 orang) dan perempuan

J K MARTANDANG

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

SS S KS TS T SS S KS TS T

N f n f n f n f N F n f n f n f n f N F

LK 15 15% 25 25% 11 11% 5 5% 56 56% 17 17% 24 24% 12 12% 7 7% 60 60%

PR 11 11% 21 21% 9 9% 3 3% 44 44% 9 9% 21 21% 7 7% 2 2% 40 40%

26 26% 46 46% 20 20% 8 8% 100 100% 26 26% 45 45% 19 19% 9 9% 100 100%

sebanyak 7 % (7 orang), dan responden yang menyatakan TS responden laki-laki sebanyak 7 % (7 orang) dan perempuan sebanyak 2 % (2 orang).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden Desa Hutajulu yang menyatakan setuju dengan adanya tata cara adat martandang dalam adat perkawinan yaitu sebanyak 46 % (46 orang), dibandingkan dengan Kelurahan Sidorame yaitu sebesar 45 % (45 orang).

Pada umumnya proses martandang sebelum terjadinya perkawinan dalam etnis Batak Toba baik itu di Kelurahan Sidorame maupun di Desa Hutajulu proses martandang itu masih di lakukan. dimana untuk mencapai sebuah perkawinan seseorang yang terlebih dahulu dilakukan adalah martandang dulu yaitu berupa pendekatan kepada calon isteri atau suami tersebut.

4.3.1.2. Mangaririt

Mangaririt dalam masyarakat batak toba adalah ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan di jadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Acara mengaririt ini dilakukan kalau calon pengantin laki-lakinya anak rantau yang tidak sempat mencari pasangan hidupnya sendiri, sehingga sewaktu laki-laki tersebut pulang kampung maka orang tua keluarga lainnya mencari perempuan yang cocok dengannya untuk dijadikan isteri, tetapi perempuan yang dicarikan tersebut harus sesuai dengan kriteria si laki-laki dan kriteria keluarganya. Perkawinan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Karena seseorang yang akan melakukan perkawinan harus siap dalam segala hal, baik itu

dengan adanya kriteria yang dianggap cocok maka itu akan mendukung perkawinan itu bahagia atau kekal selama-lamanya. Tabel 4.29 menunjukkan bahwa tata cara adat mangaririt dalam adat perkawinan masih dilakukuan. Tanggapan dari responden dari Desa Hutajulu sebanyak 100 % (100 orang) responden dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang). Untuk lebih jelas mengenai tahapan yang dilakukan pada acara adat perkawinan Batak Toba dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.29

Sikap responden dan aktivitas mangaririt

Sumber Data Kuesioner tahun 2010

Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 % (100 orang) responden laki-laki sebanyak 56% (56 orang) dan perempuan sebanyak 44 % (44 orang). Dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 % (100 orang), responden laki-laki sebanyak 56 % (56 orang) dan perempuan sebanyak 44 % (44 orang).

Responden laki-laki dari Desa Hutajulu yang menyatakan SS sebanyak 18 % (18 orang) dan perempuan sebesar 14 % (14 orang), yang menyatakan S dari Desa Hutajulu responden laki-laki sebanyak 21 % (21 orang) dan perempuan sebanyak 19

% (19 orang). Responden yang menyatakan KS, responden laki-laki sebanyak 13 % (13 orang) dan perempuan sebanyak 9 % (9 orang), dan responden yang menyatakan

J K MANGARIRIT

DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME

SS S KS TS T SS S KS TS T

n f n f n f n f N F n f n f n f n f N F

LK 18 18% 21 21% 13 13% 4 4% 56 56% 25 25% 15 15% 11 11% 5 5% 56 60%

PR 14 14% 19 19% 9 9% 2 2% 44 44% 21 21% 11 11% 9 9% 3 3% 44 40%

32 32% 40 40% 22 22% 6 6% 100 100% 46 46% 26 26% 20 20% 8 8% 100 100%

Dokumen terkait