• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3. Populasi Dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti (Prasetyo, 2005:119). Populasi dalam penelitian ini adalah para keluarga yang mengadakan atau melakukan perkawinan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kelurahan Sidorame Kecamatan Medan Perjuangan, yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, yang jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili popolasi (Iqbal Hasan, 2002 : 58). Penentuan sampel penelitian menggunakan tehnik penarikan sampel acak sistematis, jumlah seluruh populasi untuk masyarakat Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak 450 kepala keluarga, dan jumlah seluruh populasi untuk masyarakat Kecamatan Medan Perjuangan sebanyak 17.615 orang sehingga jumlah seluruh populasi : 450 + 17.650 = 18065. Dengan demikian peneliti membatasi jumlah sampel sebanyak 200 orang dengan spesifikasi responden sebagai berikut : masyarakat batak toba yang berada di daerah Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak 100 orang, dan masyarakat batak toba yang berdomisili di daerah Kecamatan Medan Perjuangan yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak 100 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data (informasi) yang dapat menjelaskan atau menjawab

permasalahan penelitian yang bersangkutan secara objektif dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan metode kuantitatif, sebagai berikut:

1. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan degan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada keluarga yang melakukan perkawinan sebagai responden.

2. Dokumenter dan studi kepustakaan

Dokumenter data adalah data yang diperoleh dari suatau dokumentasi, sedangkan studi kepustakan meliputi menelaah permasalahkan melalui sumber buku, majalah, atau surat kabar atau bentuk tulisan lainya yang di anggap relevan terhadap masalah penelitian.

3. 5. Analisis Data

Dalam analisis data penelitian akan mentabulasi data-data yang di hasilkan dari kuesioner ke dalam beberapa bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga data-data yang terkumpul dapat di deskripsikan dan dianalisis, sedangkan peryataan tambahan yang terdapat pada kuesioner, jawabanya akan di analisis atau di interpretasikan sebagai data yang akan melengkapi hasil penelitian (Burhan Bungin, 2001:187).

3. 6. Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini mengalami banyak kendala yang menjadi keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan dalam penyebaran kuesioner karena penyebaran dilakukan dalam beberapa tempat yang masing-masing tidak berdekatan dan dalam daerah lokasi yang banyak.

2. Keterbatasan dalam kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah.

3. Keterbatasan dalam mendapatkan teori dan pemahaman analisis data perbandingan pemilihan teori yang cocok dengan analisis yang rumit sehingga membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam menyelesaikan penelitian.

3.7. Jadwal Kegiatan

No Jadwal Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi √

2. ACC Judul √

3. Penyusunan Proposal √ √

4. Seminar Proposal √

5. Revisi Proposal Penelitian √

6. Penelitian Kelapangan √

7. Pengumpulan Data dan Analisis Data

8. Bimbingan √ √ √ √

9. Penulisan Laporan Akhir √ √

10. Sidang Meja Hijau √

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Kota Medan Secara Umum

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota- kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain- lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang asa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2010 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 orang.

Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat

perdagangan dan keuangan regional nasional.

(http:www.pemkoMedan.go.id/perekonomian-pertumbuhan.php 29 september 2010 jam 18-19.30 wib).

Secara umum ada 3 (tiga )faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor sosial

yang secara umum simulasi mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan disesuaikan dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas kota medan menjadi 5. 130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administtrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/227/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan memjadi 144 Kelurahan.

(http:www.pemkoMedan.go.id/perekonomian-pertumbuhan.php 29 september 2010 jam 18-19.30 wib

Perkembangan terakhir berdasrkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140. 22/2772. K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefisitan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Penbentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembagan administrasi ini, kota medan

kemudian tumbuh secara geografis, demogartis dan secara sosial-ekonomi akibat penanaman modal (investasi).

Secara administrasi, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selat dan Timur. Sepanjang wilayah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahiu merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandaliling Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini memjadikan kota medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka kota Medan memiliki posisi srategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa,, baik perdagan domestic maupun luar negeri (ekpor-impor).

Penduduk kota Medan memiliki ciri majemuk yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terrbuka. Secara Demografis, kota medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin

adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan sosial ekonomi lainya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan tersebut istilah transisi penduduk. Komponen kependudukan lainya umumnya mengambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, Kecamatanuali disebabkan oleh faktor migrasi atau urbanisasi

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memilki keragaman susku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakatnya yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat di yakini pula hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat memjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragam suku, tarian daerah, alat musik, nyayian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya.

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya, merupakan sarana vital bagi masrayakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainya.

4.1.1.1. Gambaran Medan Perjuangan Secara Umum

Daerah Kecamatan Medan Perjuangan seluas 866 ha terdiri atas tanah kering seluas 430 ha, tanah pekarangan /bangunan seluas 385 ha, dan tanah untuk fasilitas umum seperti lapangan olah raga, taman rekreasi, jalur hijau, kuburan seluas 5 ha, dan selebihnya (tanah tandus, pasir)seluas 41 ha.

Kecamatan Medan Perjuangan terbentuk berdasarkan Perantaun Daerah Nomor : 35 Tahun 1992 tanggal 13 juli 1992, yang mana sebelumnya merupakan bagian wilayah Kecamatan Medan Timur. Dan pada tanggal 2 September 1992, Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara melantik Camat Medan Perjuangan yang secara definatif membawahi 9 kelurahan dan 123 Lingkungan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1

Distribusi Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan Berdasarkan Jumlah Kelurahan

No Nama Kelurahan Jumlah Lingkungan 1

2 3 4 5 6 7 8 9

Tegal Rejo Sidorame Timur Sidorame Barat I Sidorame Barat II Sei Kera Hilir I Sei Kera Hilir II Pandau Hilir Sei Kera Hulu Pahlawan

11 Lingkungan 15 Lingkungan 14 Lingkungan 9 Lingkungan 13 Linkungan 14 Lingkungan 9 Lingkungan 21 Lingkungan 17 Lingkungan Jumlah 123 Lingkungan Sumber: Kantor Kecamatann Medan Perjuangan 2010

Adapun letak wilayah Kecamatan Medan Perjuangan adalah sebagai berikut : Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung

( parik Sei Kera / Sungai Sulang Suling )

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Kota.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan KecamatanMedan Timur.

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur

Secara geografis Kecamatan Medan Perjuangan merupakan tanah daratan yang setiap tahunya dilalui oleh dua musim ( musim panas dan musim hujan dengan suhu antara 23-32 derajat Celsius). Daerah ini didiami oleh berbagai sub suku bangsa dan sebahagian besar wilayah ini adalah pemukiman yang mana selah Utara merupakan daerah tempat tinggal dan sebelah Selatan merupakan rumah pertokoan, industri.

Dalam menjalankan roda pemerintah dan terlaksananya pembangunan di Kecamatan Medan Perjuangan dibekali 1 (satu) unit Gedung Kantor Camat, berlantai dua, dan memiliki 23 orang tenaga personil, 9 orang Kepala Kelurahan, dan 40 orang Perangkat Kelurahan. Dan Dinas / Instansi Lintas Sektoral di Kecamatan Medan Perjuangan, sebagai berikut:

1. Dan Ramil-02 Medan Timur /Perjuangan 2. Kapolsekta Medan Timur /Perjuangan 3. Kepala Seksi Dinas Kecamatan

4. Kepala Puskesmas dan 2 Puskesmas pembantu 5. PPL KB Kecamatan

6. Kantor Urusan Agama Kecamatan 7. Mentari Statistik Kecamatan 8. Juru penerangan Kecamatan

9. Kepala Kantor Depdikbur Kecamatan

Data kependudukan yang diperoleh dari kantor Kecamatan Medan Perjuangan menunjukkan jumlah penduduk seluruhnya pada tahun 2000 sebanyak 94,789 orang yang terdiri atas suku bangsa, agama, yang berbeda-beda atau heterogen. Penduduk Kecamatan Medan Perjuangan yang terdiri atas suku-suku bangsa berdasArkan Kelurahan, dapat di gambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4. 2

Distribusi Penduduk Kecamatan Medan Perjuangan Berdasarkan Tingkat suku Bangsa

Suku Jumlah Persentase

Melayu

Batak Tap.Selatan Batak Tap. Utara Batak Karo Minangkabau Aceh

Jawa

Keturunan Asing Lainya

8.764 orang 20.457 orang 20.579 orang 4.739 orang 9.654 orang 4.836 orang 15.796 orang

7.837 orang 2.127 orang

9,24 % 21,58 % 21,71 % 4,99 % 10, 18 %

5, 18 % 16,66 %

8,26 % 2, 24 Jumlah 94.789 orang 100,00 % Sumber : Kantor Kecamatan Medan Perjuangan, 2010

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa suku Batak (Tapsel, Toba dan Karo) berada pada peringkat yang tertinggi dari suku lainya berjumlah 20.579 orang atau 21,71 % dari keseluruhan jumlah penduduknya. Dan sub suku Batak merupakan sub suku yang tertinggi jumlahnya yakni 20.457 orang atau 21,58 % dari jumlah suku Batak, dan 21,71 % dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan Medan Perjuangan Dan suku yang terendah jumlahnya di daerah ini adalah sub suku bangsa Batak Karo yaitu 4.739 orang atau 10.00 % dari jumlah keseluruhan suku Batak di Kecamatan Medan Perjuangan, dan 4,99 % dari keseluruhan penduduknya.

Penduduk yang berjumlah 94.789 orang tersebut ditinjau berdasarkan mata pencaharian dapat di gambarkan sebagai berikut:

Tabel 4 3

Distribusi Penduduk Kecamatan Medan perjuangan Berdasarkan Mata Pencaharian

Pekerjaan Jumlah Persentase Pegawai Negeri

ABRI Berdagang Pegawai Swasta Pinsiunan Buruh, dll

3.341 orang 2.232 orang 8.738 orang 3.153 orang 3.960 orang 2.581 orang

3,52%

2.35%

9,21%

3,32%

4,17%

2,44%

Jumlah 24.015 orang 25,33%

Sumber: Kantor Kecamatan Medan Perjuangan, 2010

Berdasarkan tabel 4.3 diatas jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 24.015 atau 25,33% dari keseluruhan jumlah penduduk. Dari hal tersebut dapat diasumsikan bahwa diKecamatan Medan Perjuangan terdapat kira 75% usia muda dan yang belum

bekerja. Dengan kata lain perbandingan yang bekerja dengan yang belum / tidak bekerja adalah 1:3, artinya seorang yang bekerja menanggung 3 orang yang belum bekerja.

Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Kecamatan Medan Perjuangan digambarkan sebagai berikut ;

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Kecamatan Medan Perjuangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Buta Huruf

Tamatan SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamatan Akademik Tamatan Sarjana

2.118 orang 7.580 orang 15.414 orang 23.099 orang 10.898 orang 6.067 orang

3,252 % 11,63 % 23,65 % 35, 44 % 16,72 % 9,31 % Jumlah 65,176 orang 100,00%

Sumber : Kantor Kecamatan Medan Perjuangan, 2010

Berdasarkantabel 4.4 di atas, dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan Medan Perjuangan terdapat 65.176 orang yang masuk kategori berdasarkan tingkat pendidikan atau 66,78 % dari 94,789 orang. Dari hal tersebut dapat diasumsikan bahwa pendidikan cukup berhasil di Kecamatan Medan Perjuangan.

Selanjutnya apabila masyarakat Kecamatan Medan Perjuangan di gambarkan menurut agama dan kepercayaan, akan terlihat pada tabel berikut ini

Tabel 4. 5

Distribusi Penduduk Kecamatan Medan Perjuangan Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Persentase

Islam

Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu

Budha

56.577 orang 18.928 orang 7.252 orang

529 orang 11.504 orang

59 % 20 % 8 % 1 % 12 %

Jumlah 94.789 orang 100 %

Sumber :Kantor Kecamatan Medan Perjuangan, 2010

Berdasarkan table 4.5 yang dikemukakan di atas, maka diambil suatu kesimpulan bahwa sebagian besar penduduk menganut agama Islam dengan jumlah 56.577 atau 56 % dari keseluruhan jumlah penduduk, diikuti urutan kedua yaitu Kristen Protestan dengan jumlah 18.928 atau 20 % dari keseluruhan jumlah penduduknya, sedangkan urutan yang terendah adalah penduduk beragama Hindu yakni dengan jumlah 529 orang atau 1 % dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan Medan Perjuangan.

Dari keseluruhan data yang menggambarkan mengenai potensi alami maupun potensi kependudukan Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan, dapat disimpulkan bahwa daerah ini memiliki derajat heterogen ataupun derajat kemajemukan yang dapat diasumsikan mempunyai teori terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakatnya. Penggambaran jumlah penduduk menurut suku bangsa memperlihatkan bahwa ada dua sub suku yang mendominasi daerah Kecamatan

Medan Perjuangan masing-masing sub suku bangsa Batak Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Sub Suku Bangsa Batak Toba.

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa daerah ini dapat lebih mendominasi oleh kedua suku ini baik dalam pola pikiranya, pola berbicara, maupun pola bertindak /bertingkah laku dari setiap penduduknya. walaupun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa walaupun kedua suku tersebut lebih banyak jumlahnya untuk tidak mendominasi pola kehidupan bermasyrakat di Kecamatan Medan Perjuangan. Asumsi yang lain mengenai kedua suku yang mendominasi dalam jumlah tersebut juga tidak tertutup kemungkinan dipengaruhi oleh budaya suku lain sekalipun jumlahnya terbesar. Juga apabila ditinjau mengenai jumlah penduduk yang digambarkan berdasarkan penganut agama, terlihat bahwa yang menganut agama Islam mendominasi jumlah keseluruhan dibandingkan dengan agama lain.

4.1.1.2 Gambaran Umum Kelurahan Sidorame Barat II

Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 1992 menetapkan Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan yang terdiri atas 9 Kelurahan, salah satu adalah Kelurahan Sidorame Barat II, Kelurahan ini dulunya merupakan Wilayah bagian /Kelurahan Kecamatan Medan Timur, tetapi setelah peraturan Pemerintah yang dikeluarkan, maka Daerah Kelurahan Sidorame Barat II menjadi Wilayah bagian / kelurahan Kecamatan Medan Perjuangan. Pada bulan oktober 1992. Camat Medan Perjuangan melantik Kepala Kelurahan Sidorame Barat II yang membawahi 9 Lingkungan,

Tabel 4. 6

Distribusi Wilayah Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Lingkungan

Lingkungan Nama Kepling Lokasi siskamling I

II III IV V VI VII VIII

IX

Zack Sinambela Syahdan Girsang Ricard Purba

Edy Yus Karim Siregar Sabaruddin Siregar Daulat Aritonang Sapihi Hutabarat Burhanuddin P Limin A. Nasution

Jl.Ngalengko Jl.Ngalengko Jl. Pelita I Jl. Pelita I Jl. Pelita II Jl. Pelita II Jl. Pelita III Jl. Pelita IV Jl. Pelita IV Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II 2010

Wilayah Kelurahan Sidorame Barat II yang memiliki luas 40 hektar, berbatasan dengan wilayah-wilayah di bawah ini, antara lain :

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Timur Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Barat II Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Tegal Rejo

Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kelurahan Sidodadi Kecamatan. Medan Timur.

Wilayah Kelurahan Sidorame Barat II hampir seluruhnya merupakan tanah kering yang sudah didirikan bangunan tempat tinggal, sarana umum, tempat peribadatan, dan lain-lain. Secara geografis, juga dilalui oleh dua musim setiap tahunya, suhu udara berkisar antara 23-32 C. Sarana umum, seperti jalan beraspal sudah mencapai bahkan sampai ke gang-gang di wilayah ini. Sarana pendidikan juga cukup memadai di Kelurahan ini, kondisi lingkungannya cukup bersih dan rapi.

Wilayah Kelurahan Sidorame Barat II yang terdiri atas 9 lingkungan memiliki penduduk sejumlah 8.985 orang, yakni terdiri atas 4.139 orang laki-laki, dan 4.846 orang perempuan, dengan persebaran penduduk menurut lingkungan sebagai beriku:

Tabel 4. 7

Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II

No Lingkungan KK

Jenis Kelamin Jumlah

Dewasa Anak-anak

Lk Pr jumla Lk Pr Lk Pr h

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I II III IV V VI VII VIII

IX

173 134 113 138 165 115 72 107 165

287 218 241 263 216 327 210 265 290

321 234 261 360 370 240 285 316 368

200 197 140 220 207 213 130 225 190

280 210 165 225 285 215 111 314 295

487 415 381 483 523 540 340 490 480

592 444 426 585 655 455 396 430 662

1079 859 807 1068 1178 995 736 1120 1185 Jumlah 1242 2317 2746 1722 2100 4149 4846 8985 Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat di lihat bahwa lingkungan yang paling banyak penduduknya adalah Lingkungan V, dengan jumlah 1178 orang, dikepalai oleh kepala kepala lingkungan Sabaruddin Siregar, dengan lokasi Pos kapala lingkungan di Jl. Pelita II. Sedangkan yang terendah adalah jumlah penduduk Lingkungan VII dengan jumlah 376 orang, dipimpin oleh kepala lingkungan Sapihi Hutabarat, yang lokasi Pos Kapala lingkungan di Jl. Pelita III.

Data diatas juga menunjukkan bahwa perbandingan penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah tidak sama, dimana data menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan laki-laki sebanyak 4149 orang dan perempuan sebanyak 4846 orang.

Selanjutnya, penduduk keseluruhan Sidorame Barat II dapat di paparkan berdasarkan mata pencaharian umunya, antara lain sebagai berikut:

Tabel 4. 8

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase Jlh Pkrja Jlh Pddk 1

2 3 4 5 6

Pegawai Negegi ABRI

Berdagang Pegawai Swasta Pensiunan Buruh, dll

370 orang 18 orang 937 orang 986 orang 90 orang 668 orang

12,05 % 0,58 % 30, 21 % 32, 53 % 2,93 % 21,70 %

4, 11 % 0,20 % 10, 40 %

10,90 % 1, 00 % 7, 43 % Jumlah 3069 orang 100,00 % 34,04 % Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Data di atas menunjukkan bahwa ada dua jenis pekerjaan yang mendominasi penduduk produktif di Kelurahan Sidorame Barat II, jenis berdagang dan Pegawai Swasta, dan dari keseluruhan penduduk terdapat 34,04 % yang bekerja.

Tabel 4. 9

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Tingkat Usia

No Tingkat Usia Jumlah Persentase 1

2 3 4

1 - 9 tahun 11 - 15 tahun 19 - 55 tahun 56 tahun ke atas

1405 orang 2417 orang 2166 orang 2997 orang

15,63 % 26,90 % 24,11%

33,36%

Jumlah 8985 orang 100,00 % Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Dari uraian tabel 4.9 di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan penduduk yang tinggal di kelurahan Sidorame adalah usia 56 tahun keatas yaitu sebanyak 33,36% ini menunjukkan bahwa penduduk kelurahan Sidorame, mulai umur 19 tahun keatas sudah pindah ke kota untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi atau kuliah, sebagian pergi merantau ke kota yang lebih besar untuk mencari pekerjaan.

Apabila digambarkan berdasarkan keturunan (Warga Negeri Asli dan Warga Negara keturunan ), adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 10

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Kewarganegaraan

No Kewarganegaraan Jumlah 1

2

WNI Asli WNI Keturunan

8.975 orang 12 orang

Jumlah 8.985 orang

Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Dari data di atas dapat di asumsikan bahwa penduduk Kelurahan sidorame Barat II hampir seluruhnya adalah warga negara asli, dimana hanya 12 orang yang merupakan warga negara keturunan. Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya (Nugraheni) Berdasarkan tingkat pendidikan, ditemukan penduduk yang buta huruf di Kelurahan Sidorame Barat II dapat di gambarkan tabel berikut ini :

Tabel 4. 11

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1

2 3 4 5 6

Buta Huruf Lulusan SD Lulusan SLTP Lulusan SLTA Lulusan Akademik Lulusan Sarjana

123 orang 270 orang 460 orang 390 orang 134 orang 102 orang

Jumlah 1479 orang

Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Dari sisi agama di Kelurahan Sidorame Barat II, dapat digambarkan menurut Agama, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4. 12

Distribusi Penduduk Kelurahan Sidorame Barat II Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persentase

1 2 3 4

Islam

Kristen Protestan Kristen Katolik Budha

4.561 orang 2.803 orang 1.609 orang 8.985 orang

50,76 % 31,29 % 17,90 % 0,14 % Jumlah 17958 orang 100,00 % Sumber : Kantor Kelurahan Sidorame Barat II, 2010

Data di atas menunjukkan suatu perbandingan seimbang antara penduduk yang menganut agama Islam dengan Kristen (Protestan dan Katolik). Hal tersebut bila di gabungkan, tetapi jika dipisahkan keduanya (Protestan dan Katolik), maka terdapat urutan dimana agama Islam sebagai urutan pertama, disusul dengan agama Kristen Protestan, dan selanjutnya Kristen Katolik dan Budha.

Jika dilihat dari suku etnis penduduk Kelurahan Sidorame Barat II dapat digambarkan dalam table 13 dibawah ini :

Dokumen terkait