• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

B. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

2. Hakikat Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Emosi, secara bahasa adalah perasaan yang berkembang dan akan surut pada waktu yang begitu singkat. Sedangkan pengertian emosi secara umum yaitu suwatu yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat yang akan menjadikan emosi itu berbeda dengan mood. Moodmerupakan perasaan hati yang pada umumnya berlangsung lebih lama daripada emosi, akan tetapi intensitasnya sangat kurang jika dibandingkan dengan emosi. Contohnya, jika seseorang yang mengalami perasaan seperti kebencian (emosi), maka kebencian tersebut tidak mudah hilang begitu saja.34

Emosi dalam perkembangan anak usia dini dapat diartikan sebagai beberapa perasaan yang sangat kuat berupa perasaan takut, marah, benci, sedih, senang, dan perasaan cinta. Perasaan senang, bersemangat, bergairah, dan rasa ingin tahu yang tinggi disebut sebagai emosi positif, sedangkan perasaan tidak senang, tidak bergaerah, dan kecewa disebut sebagai emosi negativ.

34Ibid, hlm 21.

Tabel 2.1. Karakteristik Anak Usia Dini Tentang Perkembangan Emosi35

Emosi Yang Stabil (Sehat) Emosi yang Tidak Stabil (Tidak Sehat)

1. Menunjukan wajah yang cerah 2. Dapat bergaul sesame

temannya dengan baik 3. Bergairah dalam belajar 4. Konsentrasinnya sangat baik

dalam belajar

5. Mampu menghargai diri sendiri dan orang lain

1. Menunjukan wajah yang murung 2. Mudah tersinggung

3. Sulit bergaul dengan orang lain 4. Suka marah-marah

5. Suka mengganggu teman 6. Tidak percaya diri

3. Karakteristik Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini.

Karakteristik perkembanagan sosial anak usia dini bisa diartika sebagai ciri khas dalam berbagai perubahan terkait dengan kemampuan anak usia 0-6 tahun didalam menjalin kegiatan relasi dengan dirinya sendiri maupun relasi dengan orang lain untuk mendapatkan keinginannya.36 Perkembanagan sosial dimulai pada usia 4-6 tahun, dalam hal ini nampak dari kemampuan mereka dalam melakukan sesuatu dengan cara berkelompok. Karakteristik pada tahapan ini yaitu anak mulai mengetahui aturan-aturan yang ada disekitarnya, lalu mereka mulai tunduk pada aturan tersebut, kemudian anak mulai menyadari betapa pentingnya hak orang lain dan mereka mulai bermain bersama teman sebayanya.

35Ibid, hlm 44.

36Nova Ardy Wiyani, Mengelola dan Mengembangk an Kecerdasan Sosial dan Emosi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 29.

Perkembangan emosi anak usia dini berkembang secara bersamaan dengan perkembangan sosial anak usia dini. Karakteristik emosi pada anak usia dini diantaranya: berlangsung sangat singkat dan berakhir secara tiba-tiba, terlihat lebih hebat dan kuat, bersifat sementara, lebih sering terjadi, mampu diketahui dengan jelas dari semua tingkah lakunya, dan reaksi mampu mencerminkan individualitas. Perkembangan emosi pada anak usia dini dapat ditandai dengan munculnya emosi evaluative yang didasarkan oleh rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, kemunculan emosi ini mampu menunjukan bahwa anak sudah mampu memahami dan mampu menggunakan norma sosial untuk dijadikan penilaian perilaku mereka.

Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 tahun 2014 tentang standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun yaitu, (1). Kesadaran diri, yang dimana mencakup tentang memperhatikan kemampuan diri sendiri untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, memperhatikan kehati-hatian terhadap orang yang belum dikenal, dan mengenal perasaan diri sendiri dan mengelolanya secara wajar. (2). Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain, yang mencakup akan haknya, mentaati aturan atau kegiatan kelas, dapat mengatur diri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas perilaku terhadap kebaikan diri sendiri. (3). Perilaku persosialan, yang mencakup bermain dengan teman sebaya, dapat mengetahui

perasaan temannya dan mampu merespon secara wajar, dan mampu berbagi dengan orang lain. 37

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini.

Anak berkembang secara tertentu seperti beberapa individu lain dan terdapat persamaan secara umum dalam pola perkembangan yang terjadi dalam setiap anak secara bervariasi yang terjadi setiap saat. Hal tersebut disebabkan pada dasarnya perkembangan merupakan suatu proses yang saling berhubungan dengan kompleks yang melibatkan beberapa faktor yang berpengaruh satu sama lain. Faktor-faktor tersebut diantaranya:38

a) Faktor Hereditas

Faktor hereditas adalah faktor yang berhubungan dengan hal-hal yang diturunkan oleh orang tua kepada anak cucunya. Faktor hereditas merupakan salah satu hal terpenting yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan, termasuk perkembangan sosial emosional anak usia dini.

Karakteristik seorang anak sangat dipengaruhi oleh keturunannya yang merupakan karakeristik bawaan dari orangtuanya. Gen adalah cetakan biru perkembangan yang turun temurun dari generasi ke generasi.

37Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hlm 28.

38Nova Ardy Wiyani, Mengelola Dan Mengembangk an Kecerdasan Sosial Dan Emosi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 43-50.

b) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah kekuatan yang kompleks dari dunia fisik dan sosial yang sangat berpengaruh terhadap susunan biologis dan psikologis, yaitu pengalaman sosial dan emosi anak sejak belum dan sesudah lahir.

Faktor lingkungan meliputi pengaruh-pengaruh berikut ini: keluarga, sekolah dan masyarakat.

c) Faktor Umum

Faktor umum adalah golongan dari faktor hereditas dan lingkungan. Faktor umum yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak diantaranya: jenis kelamin dan kesehatan.

33 A. SettingPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al-Fathiyah Dusun Serumbung Desa Lendang Ara Kecamata Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Alasan peneliti meneliti di PAUD Al-Fathiyah, yaitu karena ditemukan permasalahan bahwa siswa yang ada di kelompok B tingkat perkembangan sosial emosionalnya masih rendah. Karena kurangnya pemahaman guru terhadap teori perkembangan khususnya teori tentang cara meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini.

B. Sasaran Penelitian

Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa

Sasaran penelitian ini adalah siswa kelompok B yang berjumlah 12 orang siswa, 7 laki-laki dan 5 perempuan untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran akuatik.

2. Guru

Semua guru di PAUD Al-Fathiyah dapat menerapkan kegiatan pembelajaran akuatik dalam kegiatan pembelajaran sebagai referensi untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini.

3. Proses

Proses dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuatik dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional dan terciptanya proses pembelajaran yang asyik dan menyenangkan bagi siswa. Dalam bermain siswa merasa nyaman, aman dan sangat gembira, karena pada dasarnya proses pembelajaran bagi anak usia ini adalah belajar sambil bermain.

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari namanya saja penelitian tindakan kelas sudah pasti dapat di pahami isi yang ada didalamnya, yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan di dalam kelas.39 Selama ini sering terjadi yang namanya perselisihan atau kesalah pahaman termasuk dalam mengartikan PTK, khusunya pada istilah kata

“kelas” dan “tindakan”. Tindakan kelas merupakan “tempat“ dimana terjadinya proses belajar mengajar yang diartikan tempat belum tentu berupa atau berbentuk kelas, tetapi sebaliknya kelas (dalam artian fisik) pasti termasuk tempat, yang menjadi inti dari semuanya adalah tempatnya, bukan kelasnya. Maka, jika disebut tempat, lapangan, emperan rumah, dan taman terdapat sekelompok siswa yang sedang melaksanakan pembelajaran secara bersama dan diajarkan oleh seorang guru, maka tempat yang sudah

39Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasikanya pada Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Kharisma Putri Utama, 2013), hlm 117.

memenuhi kriteria sudah mampu disebut dengan “kelas”. Dengan, demikian PTK bisa dilaksanakan di berbagai tempat, tidak mesti dilaksanakan atau dilakukan di kelas, asalkan disitu terdapat sekelompok siswa yang sedang belajar bersama danada guru yang mengajarkan.40

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I hasinya tidak tuntas dan banyak lagi yang harus ditingkatkan sehingga dilanjutkan pada siklus II dan hasilnya sudah tuntas sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari 4 tahap dalam setiap siklus: yaitu, perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Adapun bentuk kerja dari siklus ke siklus dalam penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto yaitu sebagi berikut:

40Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm 19.

Gambar 3.4

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart41

Dst.

41Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindak an Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 16.

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

D. Rencana Tindakan

Berdasarkan gambar siklus penelitian tindakan kelas di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan peneliti dan guru sebagai berikut:

1) Membuat kesepakatan, peneliti bekerja sama dengan guru-guru yang ada di PAUD Al-Fathiyah, terutama guru kelompok B, siapa yang menjadi pengajar (guru) dan siapa yang menjadi observer.

2) Menjelaskan materi atau tehnik kegiatan yang dilaksanakan kepada guru-guru yang ada di PAUD Al-Fathiyah.

3) Pedeoman kegiatan pembelajaran akuatik

4) Menyiapkan alat dan bahan serta tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.

5) Membuat istrumen untuk menganalisis data tentang proses dan hasil tindakan yang dilakuakn yang terdiri dari:

a) Lembar pengamatan aktifitas guru b) Lembar pengamatan aktifitas siswa

c) Instrument penelitian untuk mengukur tingkat perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran akuatik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan yaitu menerapkan apa yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu melakukan tindakan. Setiap tindakan harus sesuai dengan tahap perencanaan, tetapi harus mempunyai kesan alamiah dan tidak direkayasa.42 Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan guru bertindak sebagai pengamat. Guru menerapkan pedoman kegiatan pembelajaran akuatik yang sudah dibuat, guru menjelaskan sub-sub pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuatik yang dilaksanakan guna mengetahui aktifitas yang meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini. Peneliti sebagai guru pelaksana melihat dan mempraktekan langsung proses permainan akuatik dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini. Dalam tahap pelaksanaan tindakan peran pengamat adalah:

1) Pengamat melakukan pengamatan terhadap aktifitas guru untuk melihat keterlaksanaan kegiatan sesuai pedoman kegiatan pembelajaran akuatik yang sudah dibuat.

2) Pengamat melakuakan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

3) Membimbing sekaligus mengawasi siswa dalam melaksanakan tugasnya.

42Suyadi, Panduan Penelitian Tindak an Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm 62.

c. Pengamatan

Yaitu melakukan proses pengamatan oleh peneliti ketika proses tindakan yang sedang dilaksanakan oleh guru. Guru yang sedang melakukan tindakan dikatakan sebagai guru pelaksana, dan seorang pengamat yang mengadakan observasi kepada proses tindakan disebut peneliti.43 Guru bisa menjadi guru pelaksana, guru juga bisa menjadi pengamat, begitu juga dengan peneliti bisa menjadi guru pelaksana bisa juga menjadi pengamat. Pada tahap pengamatan ini, yaitu sebagai berikut:

1) Mengamati kegiatan yang dilakuakan oleh guru dan siswa, sesuai dengan proses belajar mengajar yang seswai dengan pedoman kegiatan pembelajaran akuatik

2) Membimbing sekaligus membantu siswa untuk perkembangannya dalam melaksanakan kegiatan

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan lagi apa yang sudah dilakukan. Tempat melihat berbagai kekurangan yang sudah dilaksanakan oleh guru selama melakukan tindakan. Pada tahap ini, peneliti beserta guru mengkaji hasil observasi dari evaluasi yang sudah dilaksanakan.

Dari hasil analisis peneliti bersama observer mendiskripsikan kekurangan yang ada dalam tahap pelaksanaan serta menganalisa penyebabnya dan

43Ibid, hlm126.

mencari solusi untuk digunakan sebagai dasar merencanakan serta melakukan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan apabila kegiatan pembelajaran pada siklus I dinilai belum mencapai keberhasilan atau belum sesuai dengan apa yang diinginkan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II sama dengan siklus I. Perbedaan pada siklus II dilakukan untuk perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan

Instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.44 Jadi instrumenadalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data maupun informasi dalam penelitian. Adapun dalam penelitian ini, data diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung.Observasi menjadi instrument utama yang digunakan untuk pengumpulan data, karena disebabkan observasi sebagai proses pengamatan secara langsung dan

44Eko Putro Widoyoko, Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2012), hlm 51.

merupakan instrument yang sangat cocok untuk memantau atau melihat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung mengenai perilaku guru maupun perilaku siswa.45 Peneliti menggunakan observasi untuk mengamati dan mencatat langsung setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuatik dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini di PAUD Al-Fathiyah kelompok B tahun ajaran 2019/2020.

Lembar observasi yang dilakuakan dalam pembelajaran dinilai dengan cara memberi ceklis pada kolom yang berisikan tentang tahapan-tahapan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

a) Lembar Observasi Aktifitas Guru

Lembar observasi guru termasuk sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh guru pada masing-masing pertemun dari setiap siklus yang bertujuan untuk melihat keberhasilan dalam menerapkan kegiatan pembelajaran akuatik untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini.

b) Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Pada lembar observasi siswa yaitu sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

45Wina sanjaya, Penelitian Tindak an Kelas (Jakarta : Kencana, 2012), hlm 86-87.

c) Instrument Penilaian

Pada istrumen ini memuat sejumlah kegiatan untuk mengetahui meningkatnya perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran akuatik.

2. Dokumentasi

Arikunto mengatakan dokumentasi artinya barang-barang yang tertulis.

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku, dukumen, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Peneliti menggunakan metode dokumentasi ini untuk mendapatkan data atau informasi kepentingan peneliti.

a. Sejaran Berdirinya PAUDAl-Fathiyah b. Profil PAUD Al-FATHIYAH

c. Visi dan Misi PAUD Al-Fathiyah d. Data Guru PAUD Al-Fathiyah e. Data Siswa PAUD Al-Fathiyah

f. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Akuatik

F. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mencakup beberapa lingkup penelitian yang bertujuan untuk membatasi penelitian dalam memperlancar proses pelaksanaan penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Al-Fathiyah Dusun Serumbung Desa Lendang Ara Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2019/2020.

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelompok B yang berjumlah 12 siswa.

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model kegiatan pembelajaran akuatik untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini G. Cara Pengamatan (Monitoring)

Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati guru yang sedang memberikan pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional kepada siswa kelompok B di PAUD Al-Fathiyah Dusun Serumbung Desa Lendang Ara

Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah dengan model kegiatan pembelajaran akuatik yaitu kegiatan memasukan bola kedalam keranjang yang dilaksanakan di dalam kolam renang yang dipelajari sesuai dengan pedoman kegiatan pembelajaran akuatik yang dibuat dan juga disiapkan. Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana sikap siswa, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.

H. Analisis Data dan Refleksi

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegaitan pembelajaran perlu dilaksanakan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil perkembangan sosial emosional dalam kegiatan pembelajaran akuatik yang dicapai siswa. Berikut ini merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis data.

1. Penilaian Observasi Aktifitas Guru

Penelaian ini di dapatkan dari pengamatan aktifitas guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam sebuah tabel yang terdapat pada lampiran dengan cara memberi ceklis pada angka (1-5) yang terdapat pada kolom penilaian.

1= sangat tidak baik/ sangat rendah/ tidak pernah 2 = tidak baik/rendah/ jarang

3 = bisa/ cukup/ kadang-kadang 4 = baik/ tinggi/ sering

5 = sangat baik/ sangat tinggi/ selalu46

Adapun yang dipakai untuk menghitung aktifitas guru menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan = skor mentah yang diperoleh guru

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap47

46Eko Putro Widoyoko, Tek nik Penyusunan Instrumen Penelitian , (Yogyakarta: PUSTAKA Pelajar, 2012), hlm 204.

47Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 102.

Tabel 3.2

Pedoman Konversi Ketuntasan Aktifitas Guru48 No Presentase ketuntasan aktivitas guru Keterangan

1 80-100% Sangat baik

2 76-85% Baik

3 60-75% Cukup

4 55-59% Kurang

5 Kurang sekali

2 Penilaian Observasi Aktifitas Siswa

Penilaian ini di dapatkan dari pengamatan aktifitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam sebuah tabel yang terdapat pada lampiran dengan cara memberi ceklis pada angka (1-5) yang terdapat pada kolom penilaian.

1= sangat tidak baik/ sangat rendah/ tidak pernah 2 = tidak baik/rendah/ jarang

3 = bisa/ cukup/ kadang-kadang 4 = baik/ tinggi/ sering

5 = sangat baik/ sangat tinggi/ selalu49

48Ibid, hlm 103.

49Eko Putro Widoyoko, Tek nik Penyusunan Instrumen Penelitian , (Yogyakarta: PUSTAKA Pelajar, 2012), hlm 204.

Adapun yang dipakai untuk menghitung aktifitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap50

Tabel 3.3

Pedoman Konversi Ketuntasan Aktifitas Siswa51 No Presentase ketuntasan aktivitas guru Keterangan

1 80-100% Sangat baik

2 76-85% Baik

3 60-75% Cukup

4 55-59% Kurang

5 Kurang sekali

50Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 102.

51Ibid, hlm 103.

I. Analisis Data Isi Bacaan

a) Ketuntasan Individu (Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini)

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu atau perorangan apabila menempuh skor pemahaman 75% sebagi standar ketuntasan belajar minimal. Nilai akhir individu persiswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:52

P

b) Ketuntasan Secara Klasikal

Ketuntasan belajar klasikal dikatakan tuntas apabila memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 75%. Untuk menghitung kriteria hasil belajar klasikal menggunakan rumus sebagai berikut: 53

P

52Zainal Aqib, dkk, Penelitian Tindak an Kelas untuk SD, SLB, dan TK, (Bandung: CV.

Yrama Widya, 2011), hlm 41.

53Ibid, hlm 41.

c) Untuk Mencari Rata-Rata Perkembangan Sosial Emosional

Selain itu hasil belajar juga dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa, yang dapat dirumusan sebagai berikut :54

Keterangan:

: Nilai rata-rata

∑ : Jumlah semua nilai siswa

∑ : Jumlah siswa

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar siswa dalam Perkembangan Sosial Emosional%.55

No Tingkat Keberhasilan (%) Arti

1 80% Sangat Tinggi

2 60% - 79% Tinggi

3 40% - 59% Sedang

4 20% - 39% Rendah

5 20% Sangat Rendah

54Ibid, hlm 40.

55Ibid, hlm 41.

Indikator keberhasilan penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya perubahan pada proses perkembangan sosial emosional kearah yang lebih baik, dan penelitian tidakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

1. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran akuatik dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini dan mencapai predikat baik

2. Aktifitas guru termasuk ke dalam predikat baik 3. Aktifitas belajar siswa termasuk dalam predikat baik.

51 A.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat PAUD Al-FATHIYAH

Melihat perkembangan dunia pendidikan yang sangat pesat pada saat itu, kami masyarakat Serumbung bersama pengurus Yayasan Sosial Al– Fathiyah Kongpati mengambil inisiatif terhadap keberadaan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.

Disamping Dusun Serumbung ada lembaga pendidikan yang menangani tentang pendidikan anak usia dini. Dengan sangat tepat sekali pengurus Yayasan Sosial Al–Fathiyah merintis lembaga pendidikan tersebut sehingga tepat pada tanggal 10 Juli 2012 lembaga pendidikan tersebut melakukan kegiatan operasional pembelajaran dengan jumlah siswa 40 orang dengan nama sekolah PAUD AL – FATHIYAH Serumbung Desa Lendang Arakecamatan kopang Kabupaten Lombok Tengah.

Setelah dua tahun kemudian tepat tanggal 6 Januari 2014 lembaga pendidikan tersebut mendapat persetujuan pendidikan dari Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor:

06/IV/Tahun/2014 dengan nama sekolah PAUD AL–Fathiyah Serumbung56

56Sejarah Singkat Berdirinya PAUD Al-FATHIYAH, Dok umentasi, Lendang Ara 23 Maret 2020.

2. Profil Sekolah

a. Nama Lembaga : PAUD AL – FATHIYAH

b. Jenis Program Yang Dilaksanakan : PAUD c. Alamat Lembaga

1. Jalan :

a) RT/RW/Dusun : Serumbung b) Desa/Kelurahan *) : Lendang Ara

c) Kecamatan : Kopang

d) Kabupaten/Kota*) : Lombok Tengah e) Provinsi : Nusa Tenggara Barat

f) Kode Pos : 83553

g) No. Telp/HP : 087760242471

d. Kepala/Penanggung Jawab

1. Nama Lengkap : ISTIAZAH, S.Pd

2. Jabatan : Kepala Sekolah

3. No. Telp/HP : 08776024247157

57Profil Sekolah PAUD Al-FATHIYAH, Dok umentasi, Lendang Ara, 23 Maret 2020.

3. Visi Misi dan Tujuan PAUD Al-FATHIYAH a) Visi

Meningkatkan Mutu Pendidikan Supaya Menjadi Anak Yang Berkualitas, Beriman, Sehat, Cerdas Dan Ceria.

b) Misi

1) Membantu anak yang kurang mampu mengenyam pendidikan prasekolah 2) Menanamkan sikap moral yang terpuji kepada anak didik dimasa usianya 3) Menumbuhkan dan merangsang perkembangan fisik dan psikomotorik

anak untuk dapat berkembang seperti yang diharapkan

4) Membantu anak berintraksi dengan lingkungan dan teman sebanyaknya agar menjadi cukup mental

5) Membantu keringanan orang tua dalam mendidik anak di tingkat usia dini 6) Mempersiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar

c) Tujuan

1) Mewujudkan pondamental pendidikan anak yang kokoh sejak dini 2) Mewujudkan mental anak yang lebih kuat melalui pergaulan setiap hari 3) Mewujudkan kecerdasan anak lewat belajar dan bermain

4) Mewujudkan moral dan akhlak terpuji bagi anak sejak dini58

58VISI Misi dan Tujuan PAUD Al-FATHIYAH, Dok umentasi, Lendang Ara 23 Maret 2020.

Dokumen terkait