• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMASARAN

III. HASIL KEGIATAN

Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat bertujuan untuk membina masyarakat dusun Thekelan dalam memanfaatkan susu sapi untuk digunakan menjadi produk olahan susu mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan ketahanan yang lebih lama. Kegiatan ini dilakukan dengan bersilaturahim ke perangkat Dusun Thekelan serta beberapa warga Dusun Thekelan. Kegiatan ini berhasil menarik antusiasme masyarakat terhadap program yang akan dijalankan.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan ini dilaksanakan di rumah kepala Dusun Thekelan yaitu Bapak Supri. Kegiatan ini berupa pelatihan pembibitan kefir, pelatihan keterampilan pembuatan produk olahan dari susu kefir yang berupa sabun susu kefir, lotion susu kefir dan minuman susu kefir. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:

A. Pelatihan Pembibitan Kefir

Pelatihan pembibitan kefir dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM yang didampingi oleh 2 orang Dosen Pembimbing Lapangan menjelaskan teknisnya secara detail kepada warga Dusun Thekelan bagaimana susu sapi dapat dijadikan susu kefir yang mengandung beberapa jenis bakteri baik dan tentunya akan memperpanjang jangka waktu kerentanan susu untuk rusak. Warga dusun Thekelan memperhatikan secara seksama karena ilmu yang disampaikan oleh para mahasiswa KKN PPM akan langsung di aplikasikan pada proses pembibitan kefir.

Gambar 1. Proses Pembibitan Kefir

B. Pelatihan Pembuatan Minuman Biokefir (Milkshake)

Proses ini bertujuan memberikan inovasi pada masyarakat mengenai cara mengolah susu sapi menjadi minuman susu kefir beraneka rasa. Sehingga mampu menaikkan harga susu dan memperlambat tingkat kerentanan susu untuk rusak.

Gambar 2. Proses Pembuatan Milkshake Biokefir

KKN-PPM yang sebelumnya telah mendapatkan training dalam proses pembuatan lotion. Adapun bahan yang digunakan untuk ±330 ml yaitu olive oil 50 ml, sterid acid 10 gr, gliserin 30ml, nigetin 4 gr, polawax 20 gr, air 50 ml dan kefir 100 gr. Berikut adalah proses mekanisme pembuatan lotion biokefir.

Gambar 3. Proses Pembuatan Lotion Biokefir D. Pelatihan Pembuatan Sabun Biokefir

Pelatihan ini ditujukan kepada warga dusun Thekelan untuk mengolah susu kefir tersebut menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah. Pelatihan ini juga dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM yang sebelumnya telah mendapatkan training dalam proses pembuatan sabun. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun biokefir antara lain yaitu biokefir 200gr, palm oil 250 ml, coconut oil 100 ml, olive oil 70 ml, NaOH 60,1 gr dan pewangi secukupnya. Adapun proses mekanisme pembuatan sebagai berikut:

Gambar 4. Proses Pembuatan Sabun Biokefir E. Pengemasan dan marketing

Proses ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara pengemasan yang mampu menarik minat pembeli dan juga strategi pemasaran agar produk mampu diterima oleh masyarakat. Proses pengemasan pada milkshake kefir yaitu menggunakan botol berukuran ±330ml dan juga label yang menjelaskan isi kandungan produk. Setelah melalui proses perhitungan harga pokok penjualan (HPP) Milkshake biokefir ini dijual dengan harga Rp 6.000,00 dengan keuntungan 25%. Sedangkan untuk sabun dijual dengan harga Rp 8.000,00 dengan keuntungan 25%. Proses pengemasan hanya menggunakan plastik wrapping dan juga label yang berinfokan netto sabun.

Untuk lotion dijual dengan harga Rp 23.000,00 dengan keuntungan 25% dan dikemas dengan botol netto 330ml.

Gambar 5 merupakan produk yang siap dipasarkan. Ketiga produk ini akan dipasarkan di toko dan di pasar lokal wilayah Getasan, Salatiga dan melalui penjualan online seperti instagram. Masyarakat juga akan diberi arahan dalam proses pemasaran di media online.

Gambar 5. Produk Olahan Susu Biokefir

Tahap pendampingan dan evaluasi ini diawali dengan proses pendampingan yang dilakukan selama 3 minggu. Hal ini bertujuan untuk mengontrol masyarakat dan mengetahui

tingkat kepahaman akan proses pembuatan bibit kefir hingga proses pengemasan dan pemasaran. Kemudian beberapa mahasiswa dan DPL bersama dengan masyarakat akan mengontrol kesetiap toko/pasar untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat daya minat masyarakat akan produk yang dihasilkan oleh warga dusun Thekelan yang berupa milkshake, sabun dan lotion biokefir tersebut serta membuat laporan keuangan. Setelah proses pendampingan ini dinilai masyarakat telah mampu maka akan dilakukan proses evaluasi yang akan dijadikan perbaikan secara terus-menerus oleh warga dusun Thekelan.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari kegiatan sosialisasi, pelaksanaan dan pendampingan serta tahap evaluasi maka, beberapa yang bisa disimpulkan dari pengabdian ini yaitu; masyarakat telah mampu memanfaatkan dan mengolah sumber daya lokal seperti susu menjadi produk olahannya yang memiliki nilai jual lebih tinggi dengan keuntungan 25% tiap produk dan memiliki tingkat kerentanan produk untuk rusak yang relatif rendah, untuk milkshake kefir ±3hari, sabun dan lotion biokefir ±6-12 bulan. Keberlanjutan kegiatan dan kerjasama pemasaran produk adalah dengan penjualan melalui media online seperti instagram, dan lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih diberikan kepada Kemenristekdikti atas bantuan dana melalui program Pengabdian pada Masyarakat KKN-PPM Tahun 2017.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyo, E., T. Ekowati, and D.W. Harjanti, PERANAN KUANTITAS PRODUKSI DAN SISTEM AGRIBISNIS TERHADAP PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN SEMARANG.

Prosiding Pembangunan Pertanian, 2016.

2. Bappeda and BPS, Data Strategis Kabupaten Semarang.

2015.

3. ARYUNA, N.H. and P.B. SANTOSA, ANALISIS RANTAI NILAI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA AGROINDUSTRI SUSU SAPI PERAH DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG.

2016, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

4. Otles, S. and O.e. Cagindi, Kefir: a probiotic dairy- composition, nutritional and therapeutic aspects.

Pakistan journal of nutrition, 2003. 2(2): p. 54-59.

5. Wahyudi, M., Proses pembuatan dan Analisis mutu yoghurt. Buletin Teknik Pertanian, 2006. 11(1): p. 12-16.

6. Magalhães, K.T., et al., Brazilian kefir: structure, microbial communities and chemical composition.

Brazilian Journal of Microbiology, 2011. 42(2): p. 693- 702.

7. Toghyani, M., et al., Evaluation of kefir as a potential probiotic on growth performance, serum biochemistry and immune responses in broiler chicks. Animal Nutrition, 2015. 1(4): p. 305-309.

8. Rosa, D.D., et al., Milk kefir: nutritional, microbiological and health benefits. Nutrition Research Reviews, 2017.

30(1): p. 82-96.

9. Ariani, N.L.S.N., I.N. Miwada, and S. Lindawati, KARAKTERISTIK KIMIA PRODUK SUSU FERMENTASI “KEFIR” BERANTIOKSIDAN SELAMA PENYIMPANAN. e-jurnal Peternakan Tropika, 2016. 4(2):

p. 321-336.

10. Purbajanti, E.D., A. Darmawati, and E. Fuskhah, STUDI

KOMPARATIF PENYERAPAN TEKNOLOGI

PEMBUATAN PUPUK GRANUL DAN SABUN SUSU

UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN

KELUARGA. Agromedia, 2016. 34(1).

11. Jatmiko, A.D., T. Tjiptasurasa, and W.S. Rahayu, ANALISIS MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK

BODY LOTION MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM.

PHARMACY, 2016. 8(03).

12. Ide, P., Health Secret of Kefir. 2008: Elex Media Komputindo.

Peningkatan Pengelolaan Keuangan GKJ Wates Berbasis Komputer

Yetli Oslan#1, Harianto Kristanto#2, R. Gunawan Santosa

#3

#1,2Prodi Sistem Informasi, #3Prodi Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25 Yogyakarta

1yetli@staff.ukdw.ac.id

2harianto@staff.ukdw.ac.id

3gunawan@staff.ukdw.ac.id

Abstract — Transparent and responsible financial management have become important needs in a community organization or the including the church. If a community or organization does not have a good management system, there will be many problems that arise and have a negative impact on organizational development. In an effort to avoid this negative impact, it is necessary to improve financial management training at Wates GKJ which is accommodated by IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) through UKDW LPPM. These community service activities are through several stages, namely the preparation stage, training stage and evaluation stage. At the preparation stage it was found that in the current GKJ Wates financial administration system there were some things that were not right. With this in mind, it is necessary to hold coordination and implementation preparation meetings.

Before the training stage, a mentoring process is first carried out to input financial transaction data for several months in 2018.

While in the implementation and training stages, we used the SIKeu financial application developed by FTI UKDW. With these activities, GKJ Wates is expected to record the church's finances well, and provide financial accountability reports to their stakeholders.

Keywords— financial application, implementation, training, IbM.

I. PENDAHULUAN

GKJ Wates sebagai bagian dari masyarakat Kulon Progo melewati sejarah panjang. Awalnya, jemaat Kristen tidak memiliki gedung untuk beribadah. Untuk membangun gedung gereja, Ds. Pos, sang pendeta konsulen di GKJ Wates memohon bantuan kepada jemaat Kristen Belanda langsung di Belanda. Bantuan yang kemudian didapat Ds. Pos sebanyak F 3.000,- (tiga ribu Gulden Belanda) dan sebanyak F 5.000,- (lima ribu Gulden Belanda) yang disepakati sebagi pinjaman. Gedung pastori dibangun dengan dana F 11.500,- (sebelas ribu lima ratus Gulden Belanda) yang juga berupa pinjaman. Gedung GKJ Wates akhirnya diresmikan 7 November 1930 atau tahun 1861 pada penanggalan Jawa dengan candra sangkala “Tunggal Rasa Ngesthi Semedi”.

Sedangkan gedung Gereja Patalan diresmikan 22 Oktober 1929. Gedung Gereja Wonosari pada 9 September 1932 [1].

Saat ini, GKJ Wates sudah memiliki beberapa inventaris yang

digunakan sendiri maupun yang disewakan, serta beberapa sumber pemasukan dari sumbangan jemaat maupun hasil sewa gedung dan sumber-sumber pemasukan lainnya. Total penghasilan yang dikelola pertahunnya sudah mencapai 1 (satu) Milyar rupiah.

Besarnya uang yang dikelola, mendorong kesadaran para pengelola untuk memiliki program aplikasi yang membantu pencatatan transaksi keuangan dengan baik agar pengelolaan keuangan di GKJ Wates bersifat akuntabel dan transparan.

A. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi, khususnya berbasis komputer, yang digunakan dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai “sebuah sistem yang mengumpulkan dan memproses data (informasi) dan menyajikannya kepada manajer di semua level yang memanfaatkannya untuk membuat keputusan, merencanakan, implementasi program, dan kontrol” [2].

Sebuah sistem informasi terdiri dari semua komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, dan diseminasi data atau informasi. Pada umumnya juga mencakup hadrware, software, manusia, sistem komunikasi seperti jaringan telpon, dan data itu sendiri. Aktivitas ini mencakup menginput data, memproses data menjadi informasi, menyimpan data dan informasi, dan menghasilkan output seperti laporan manajemen [3].

B. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

American Accounting Association (AAA), mendefinisikan akuntansi sebagai "proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memungkinkan penilaian dan keputusan yang diinformasikan oleh para pengguna informasi".

Informasi ini terutama bersifat finansial yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang.

Selain itu akuntansi adalah merupakan pengukuran dan proses komunikasi yang digunakan untuk melaporkan kegiatan organisasi bisnis pencari laba dan organisasi nirlaba.

Sebagai proses pengukuran dan komunikasi untuk bisnis, akuntansi menyediakan informasi yang memungkinkan penilaian dan keputusan berdasarkan informasi dari pengguna data. Proses akuntansi menyediakan data keuangan untuk berbagai individu yang bertujuan untuk mempelajari data yang sangat bervariasi. Pejabat bank, misalnya, dapat mempelajari laporan keuangan perusahaan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman. Calon investor dapat membandingkan data akuntansi dari beberapa perusahaan untuk memutuskan perusahaan mana yang mewakili investasi terbaik. Akuntansi juga menyediakan manajemen dengan data keuangan penting yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Meskipun informasi akuntansi memainkan peran penting dalam mengurangi ketidakpastian di dalam organisasi, ia juga menyediakan data keuangan untuk orang di luar organisasi.

Informasi ini menceritakan bagaimana manajemen telah melepaskan tanggung jawabnya untuk melindungi dan mengelola sumber daya perusahaan. Pemegang saham memiliki hak untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengelola investasinya. Dalam memenuhi kewajiban ini, akuntan menyiapkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi, pernyataan saldo laba, neraca, dan laporan arus kas.

Selain itu, mereka menyiapkan pengembalian pajak untuk pemerintah federal dan negara bagian, serta memenuhi persyaratan pengajuan pemerintah lainnya [4].

C. Penggolongan Rekening Akuntansi

Penggolongan rekening akuntansi terdiri dari 5 (lima) hal berikut ini [5]:

 Akun Harta (Assets)

Harta (aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat pada masa yang akan datang.

Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya.

Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas), yaitu harta lancar, investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud, dan harta-harta lainnya.

Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah dijadikan uang, atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.

Yang termasuk harta lancar adalah sebagai berikut:

- Kas

Kas adalah uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro

perusahaan yang terdapat pada bank.

- Surat-surat berharga (efek)

Efek adalah surat-surat yang dimiliki perusahaan

- Piutang adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.

- Persedian barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).

- Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnya, perlengkapan kantor atau perlengkapan toko (biasanya juga disebut bahan habis pakai).

- Beban dibayar di muka, berarti biaya yang telah dibayar, tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau digunakan, seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, dan iklan dibayar di muka.

Investasi bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi. Penyertaan (investasi) adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga lainnya

Harta tetap adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, dan peralatan.

Harta tak berwujud adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak berwujud, antara lain:

- hak paten, yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan;

- hak cipta, yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan, misalnya hak cipta lagu;

- goodwill, yaitu nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan adanya goodwill, barang yang diproduksi mendapat kepercayaan dan dibeli oleh masyarakat.

 Akun Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang sebagai akibat kegiatan usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangka panjang.

Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Utang lancar meliputi:

- biaya yang masih harus dibayar, yaitu beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang sewa, utang gaji, dan utang bunga;

- pendapatan diterima di muka, yaitu kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang, sedangkan penyerahan jasa atau barang belum dilakukan

Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau mesinmesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:

- utang bank, yaitu pinjaman modal kerja dari bank untuk perluasan usaha;

- utang hipotek, yaitu pinjaman dari bank dengan jaminan aktiva tetap;

- utang obligasi, yaitu utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.

Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar ataupun utang jangka panjang. Misalnya, utang kepada direksi dan kepada pemegang saham.

 Akun Modal (Equility)

Modal adalah selisih antara harta dan kewajiban, dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan.

Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, sedangkan akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham.

 Akun Pendapatan

Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.

Pendapatan dibedakan atas:

- pendapatan usaha, yaitu pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha;

- pendapatan di luar usaha, yaitu pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, misalnya sebuah perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha pihak lain.

 Akun Beban

Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan.

Beban dapat dibedakan atas:

- beban usaha, yaitu pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha

- beban lain-lain, yaitu pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha, misalnya beban bunga yang dibayar oleh

perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari bank.

Tujuan dari kegiatan IbM ini adalah untuk mengimplementasikan sebuah Sistem Keuangan berbasis komputer sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang dalam kesempatan ini dilaksanakan di GKJ Wates.

Tujuan lain yang hendak dicapai yaitu membantu meningkatkan ketrampilan bagi staf dan majelis GKJ Wates melalui pelatihan penggunaan sistem untuk pengelolaan keuangan gereja.

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini antara lain : a) Meningkatkan ketrampilan bagi staf administrasi bidang

keuangan.

b) Meningkatkan kesadaran tentang mekanisme pengelolaan keuangan yang tertib, transparan, dan bertanggung jawab.

c) Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban keuangan yang selaras dengan prinsip-prinsip akuntansi.

d) Menjadi salah satu realisasi kerjasama yang dibangun antara GKJ Wates dengan FTI UKDW.