• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bazaar produk-produk UMKM Kandri

B. Metode Pelaksanaan

IV. KESIMPULAN

Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi pada UMKM kain tenun dan pempek, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. UMKM Griya Kain Tuan Kentang Palembang dan UMKM Kuliner pempek Palembang merespon positif pelaksanaan kegiatan Pendampingan yang dilakukan Tim Pelaksana dalam menerapkan Teknologi Informasi.

2. Kegiatan pendampingan kepada pengelola ke 2 UMKM merupakan sarana penting dalam menunjang efektifitas penerapan materi akuntansi dan pengoperasian E-Commerce.

3. Pangsa pasar UMKM Griya Tuan Kentang dan UMKM Kuliner Pempek Palembang dapat diperluas dan ditingkatkan dengan peran serta

teknologi informasi E-Commerce dan akuntansi untuk UMKM.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih pada semua pihak terutama Pimpinan Politeknik Negeri Sriwjaya yang telah memberikan support atas terlaksananya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat khusunya dibidang penerapan teknolog informasi sekaligus dukungan ke ikutsertan penulis pada SENDIMAS tahun 2018 ,Terima kasih juga kepada panitia Sendimas 2018 yang memberikan kesempatan kepada Tim penulis untuk ikut berpartisipasi sebagai pemakalahi. Kiranya artikel ini dapat membawa manfaat bagi penulis dan civitas akademik sebagai wujud penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi di masyarakat khusunya bagi Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di Palembang dan di daerah lainnya.

Daftar Pustaka

[1] Andi, 2010, “ Microsoft Visual Basic 6.0 dan Crystal Report

“, Yogyakarta: Naskah Publik

[2] Ardhana.2012, ”Pembangunan Website , Bandung :Jasakom [3] Asropudin, Pipin.2013, .”Kamus Teknologi Informasi Komunikasi”, .Bandun:Informatika.

[4] Carter, William K. & Usry, Milton F.2004, “.Akuntansi Biaya”, Buku I, Edisi 13.Jakarta:Salemba Empat.

[5] Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen.2006.” Akuntansi Manajemen “, Jilid1. Jakarta: Salemba Empat.

[6] Hartono, Bambang.2013.”Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer”, Jakarta:Rineka.

[7] Hendriani, Maria, 2012, “Peran UMKM Dalam Perekonomian Indonesia.

Http://Mariahendriani.blogspot.com/2012_12_01_achive.html [8] Informatika Bandung.2015, “E-commerce, E-business,dan Mobile Commerce”, .Bandung:Pratama3

[9] Krismaji, 2015, “ Sistem Informasi Akuntansi”, Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, YKPN

[10] Kristanto, 2008, “Perancangan Sistem Informas”, Jakarta:Penerbit Erlangga

[11] Mulyadi,.2007, Akuntansi Biaya”,.Edisi 5.Yogyakarta:STIM TKPN.

[12] Robbins, S.P. & Judge A. Timothy ,” Organizational Behaviour “, 13 thEdition.Prentice-Hall New Delhi

[13] http://www.artikelsiana.com 2015/09 teknologi-informasi- pengertian-tujuan-fungsi.html, diakses pada tanggal 20 Agustus 2017.

[14] http://www.maxmanroe.com//via//bisnis/pengertian-umkm.html,, diakses tanggal 20 Agustus 2017.

Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Dasar Negeri Sonraen Amarasi Selatan

Alfry Aristo J. SinlaE1, P. A. Nani, N. M. R. Mamulak, I.P.A.N. Samane, S.D.B.Mau, Y.C.H. Siki, F. Tedy, E. Ngaga, A. G. Sooai2

Teknik Informatika Universitas Katolik Widya Mandira Jl. San Juan No 1 Penfui Kupang Indonesia

1alfry.aj@gmail.com

2adrigabriel@gmail.com

Abstract Community service is one of the pillars of Tri Dharma College. This activity can be carried out anywhere, with the target community selected through surveys. Widya Mandira Catholic University in 2018 has conducted an activity to improve the quality of teachers in Sonraen elementary school in Kupang district, south Amarasi sub-district. A preliminary survey was conducted to ascertain the exact needs of the teacher.

From the survey results, it was found that they needed additional skills in processing data and producing various reports on the activities of the teaching and learning process in electronic form. The method used in this activity is direct training and mentoring. Activities are limited to their daily tasks in managing classes and school. The results of this Teacher’s Quality Improvement obtained from this activity are the availability of elementary school teachers with additional knowledge and skills in the use of number processing or spreadsheets. Manual recording is gradually being abandoned.

Electronic documentation helps the principal's reporting process to the district and provincial governments.

Keywords Community service, Electronic Data Documentation, Spreadsheet, Teacher’s Quality

Improvement.

I. PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas guru merupakan sebuah keharusan dalam menjaga kualitas pelaksanaan pendidikan. Guru sekolah dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam membina generasi muda. Tanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya menjadi beban para guru, melainkan menjadi beban semua lapisan masyarakat.

Berbagai kegiatan peningkatan kualitas guru telah dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga non-profit, perusahaan- perusahaan, dan lembaga pendidikan tinggi.

Kegiatan pengabdian masyarakat dalam hal pendidikan harus dilakukan secara tepat sasaran. Hal ini penting untuk memastikan hasil pengabdian tersebut bermanfaat, dan

Pemilihan sarana penunjang dalam melakukan kegiatan pengabdian juga harus mendapat perhatian penting. Dimulai dari kesesuaian waktu yang harus dikompromikan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar dan rutinitas lainnya.

Kesiapan perangkat penunjang seperti alat peraga, modul panduan, serta berbagai perangkat lainnya yang menunjang, juga menjadi perhatian.

Sekolah Dasar Negeri Sonraen yang berlokasi di Kabupaten Amarasi Selatan seperti terlihat pada Gbr. 1, menjadi pilihan. Setelah melalui beberapa kali wawancara dan tatap muka antara tim dari Universitas Katolik Widya Mandira dan kepala sekolah beserta guru, diperoleh kesepakatan. Dari hasil tatap muka diperoleh beberapa hal antara lain: Pertama, para guru membutuhkan tambahan keterampilan untuk mengelola berbagai kegiatan belajar mengajar dalam format digital. Beberapa contoh antara lain, pengolahan nilai ujian, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, sampai rekapitulasi ke dalam laporan pendidikan.

Kedua, para guru membutuhkan dan memiliki rencana untuk dapat melakukan pelaporan secara daring kepada pemerintah baik pada level kabupaten sampai provinsi. Kesepakatan diperoleh yaitu dilakukan kegiatan untuk meningkatakan kualitas para guru dalam bidang yang pertama. Kegiatan selanjutnya akan dijadwalkan pada tahun berikutnya.

Artikel ini disiapkan untuk mencatat dan melaporkan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sonraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Sistematika artikel ini adalah sebagai berikut: bagian ke dua menjelaskan sekilas kegiatan-kegiatan terkait dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak. Menjelaskan metode yang digunakan selama proses pengabdian masyarakat.

Bagian ke tiga menjelaskan hasil kegiatan seputar pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini. Bagian ke

sistem pendidikan guru dilakukan melalui dua acara. Pertama melalui pendekatan tradisional, sedangkan yang kedua melalui pendekatan teknologi informasi. Kegiatan ini dilakukan di Cina dan memperoleh hasil yaitu hibridisasi pendidikan guru melalui sekolah normal, perguruan tinggi serta lembaga-lembaga lain[3]. Kualitas guru dalam penguasaan bidang teknologi informasi juga menjadi perhatian yang tinggi di negara-negara skandinavia. Hal ini terlihat dalam kegitan yang dilakukan oleh sebuah studi di Norwegia. Dilakukan kegiatan untuk memeriksa tingkat kecakapan para guru, dilanjutkan dengan program pelatihan teknologi informasi dan komunikasi yang dikombinasikan dalam pendidikan awal sebagai guru[4]. Kegiatan lainnya yang telah dilakukan adalah memberikan kepada calon guru lingkungan pengajaran yang otentik melalui pengalaman mengajar. Kegiatan tersebut bertujuan membekali para guru untuk mengajar siswa dalam pelajaran matematika. Hasil kegiatan ini memberikan bukti bahwa perlu untuk mempersiapkan guru untuk masa depan pendidikan yang lebih baik[5]. Perhatian terhadap kualitas pendidikan juga dilakukan melalui mempersiapkan para guru dalam penyusunan kurikulum pendidikan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas kurikulum melalui pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat bantu[6].

Kualitas guru bahkan telah diperiksa sejak sebelum mereka berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan di Italia terhadap sejumlah empat ratus siswa, yang mendaftar dalam program pelatihan untuk menjadi guru. Mereka melewati wawancara, mengisi questionnaire yang dirancang khusus bagi para calon guru bagi sekolah taman kanak-kanak[7].

Proses peningkatan kualitas dapat dilakukan melalui pendampingan, dan kerja kelompok. Dalam prakteknya intruktur akan memberikan atau melakukan penyampaian materi kemudian diikuti dengan pemberian contoh kasus.

Selanjutnya para peserta diharapakan melakukan kerja secara berkelompok atau mandiri[8]. Hal lain adalah dengan menggabungkan berbagai pendekatan pengajaran, pelatihan dan pendampingan. Pendekatan dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas. Berbagai teknik dapat dikombinasikan untuk memperoleh peningkatan kualitas guru[9]. Kualitas guru bahkan ditanyakan kepada para siswa.

Siapa guru yang baik, berkualitas, siapa yang tidak, apakah mereka perlu mendapatkan pendidikan tambahan dan keterampilan lainnya. Hal ini terungkap dalam studi yang dilakukan melalui survey terhadap delapan puluh sembilan siswa. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat dua kelompok guru, pertama yang memiliki kualitas personal, dan yang kedua Hasil yang diperoleh yaitu terdapat dua kelompok guru, pertama yang memiliki kualitas personal, dan yang kedua adalah keolmpok guru yang menguasai materi pelajaran dan mampu mengajar dengan baik. Demikian pentingnya peningkatan kualitas guru dalam berbagai hal, menjadi dasar untuk melakukan kegiatan pengbadian masyarakat di bidang peningkatan kualitas guru[10].

Menjadi pendidik bagi para guru, untuk meningkatkan kualitas mereka, bisa dikatakan lebih dari sebuah jenis pekerjaan. Tetapi hal ini tidak bisa didapat secara instan.

Dibutuhkan waktu dan pengalaman dalam berinterasksi dengan guru. Perlu adanya persiapan yang matang untuk

tidak, dan hal ini mejadi sesuatu tolok ukur bagi pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat yang dipertaruhkan[11].

Di Indonesia, kegiatan peningkatan kualitas guru dan pendidikan juga dilakukan antara lain oleh pemerintah.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan akses ke layanan anak usia dini dengan tujuan sekunder untuk meningkatkan kesiapan sekolah[12]. Melalui institusi pendidikan tinggi, peningkatan kualitas guru dapat dilakukan melalui skema pengabdian masyarakat. Kegiatan ini harus berbasis pada kinerja dan kompetensi perguruan tinggi[13]–

[15].

Gambar 1. Nama sekolah dan alamat lokasi kegiatan pengabdian pada masyarakat peningkatan kualitas guru dalam pengelolaan nilai siswa menggunakan Spreadhseet

.

Kegiatan peningkatan kualitas guru Sekolah Dasar Negeri Sonraen di Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, dilaksanakan menggunakan metode yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Secara umum tahapan yang harus ada dalam kegitan pengabdian adalah[16]:

Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi. Kualitas mutu internal dan external sebagai proses dan hasil harus dapat dipertanggungjawabkan.

B. Perencanaan

Kegiatan awal adalah penyusunan proposal kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan survey. Setelah kegiatan survey selesai dilakukan, berupa interview/tatap muka.

Diperoleh kebutuhan utama dari para guru di lokasi sekolah dasar negeri sonraen. Hasil ini kemudian melengkapi proposal pelaksanaan untuk seterusnya diajukan kepada penyandang dana yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kegiatan mengikuti jadwal

yang telah dibuat sebelumnya, berdasarkan survey

dan

persiapan pendukung. Sesuai dengan rencana, kegiatan ini dilaksanakan selama rentang waktu tanggal 17 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018. Meskipun kegiatan telah berakhir, tetapi para guru masih tetap dapat melakukan konsultasi kepada anggota panitia kegiatan pengabdian masyarakat melalui grup komunikasi daring.

Gambar 2. Model pelaksanaan kegiatan yang dijadikan panduan

D. Pengendalian

Kegiatan selanjutnya yaitu pengendalian, dilakukan secara terkoordinasi. Hal ini dilakukan oleh semua pihak, mulai dari anggota pelaksana kegiatan, mitra yaitu para guru di Sekolah Dasar Negeri Sonraen dan bersama LPPM Universitas Katolik Widya Mandira. Tolok ukur pengendalian adalah jadwal, materi, logistic, transportasi, pengelolaan keuangan dan capaian setiap proses yang dilakukan.

E. Pemantauan

Proses pemantauan juga dilakukan dengan kolaborasi yang terpadu antara ketiga pihak yang berkegiatan.

Mengingat jarak dari lokasi pengabdian ke perguruan tinggi pemantau adalah sejauh tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Untuk itu pemantaun juga dilakukan melalui perangkat komunikasi dan perangkat lunak komunikasi pesan singkat daring yang tersedia.

F. Evaluasi

Kegitan dilakukan mulai pagi hari sekitar pukul 09:30 wita (gmt+8) dan berakhir pada pukul 17:00. Evaluasi di lokasi dilakukan bersama peserta, untuk mengetahui kemajuan dan kekurangan yang dialami selama hari pelaksanaan. Kekurangan akan dilengkapi pada hari berikutnya. Setelah berakhirnya seluruh kegiatan, evaluasi secara menyeluruh juga dilakukan oleh tiga pihak yang terlibat. Para pelaksana di lapangan, pimpinan universitas

dalam hal ini diwakili oleh pimpinan lembaga penelitian dan pengabdian Universitas Katolik Widya Mandira serta mitra

lebih 1 jam, kegiatan inti segera dimulai. Para guru diberi pengarahan singkat tentang seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyerahan jadwal kegiatan harian dan berbagai target yang ingin dicapai bersama demi terlaksananya peningkatan kualitas para guru.

Materi yang dibagikan berupa buku pelatihan perangkat lunak pengolah angka / spreadsheet. Sebuah buku terbitan dengan tebal lebih dari seratus halaman menjadi pilihan.

Dipilihnya buku tersebut untuk memberikan layanan terbaik yang telah disepakati bersama. Di dalam buku tersebut terdapat teori dasar dan dilengkapi puluhan latihan, yang akan membantu para guru dalam melaksanakan berbagai tugas yang diberikan instruktur.

Gambar 3. Suasana peningkatan kualitas guru dalam pengelolaan nilai siswa menggunakan Spreadhseet.

Suasana kegiatan berlangsung dengan tenang, masing- masing peserta terlihat fokus untuk mencoba menyelesaikan berbagai latihan yang diberikan oleh insturktur. Pada Gbr. 3, terlihat soerang pengawas dari lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat Universitas Katolik Widya Mandira sedang memberikan arahan untuk mengantisispasi kekurangan yang terjadi. Hal ini menjadi penting sebab kualitas hasil kegiatan menjadi tolok ukur keberhasilan.

Materi dasar dalam mengolah angka diberikan kepada para guru. Seperti terlihat pada Gbr. 4, para guru diberikan pengetahuan mengenai mengolah data menjadi informasi.

Mereka harus mengolaha data nilai para siswa menggunakan berbagai fungsi aggregate. Beberepa fungsi ini akan sangat bermanfaat untuk menjelaskan kemajuan pendidikan yang diukur melalui nilai ujian. Berbagai format informasi yang disusun dalam bentuk tabel, nantinya akan disuguhkan kepada stakeholder. Penyampaian informasi dalam bentuk tabel tentu tidak terlalu menarik untuk para pengambil keputusan. Bentuk ini lebih cocok untuk menabalkan buku laporan saja. Bentuk penyajian informasi yang lebih menarik juga diajarkan dan dilatihkan kepada para guru. Hal ini dapat dilihat pada Gbr. 5. Penyajian dalam bentuk grafik dilatihkan kepada para guru, tersaji sebuah bentuk grafik. Meskipun tidak represntatif menunjukkan total, tetapi ini merupakan

Gambar 4. Suasana peningkatan kualitas guru dalam pengelolaan nilai siswa menggunakan Spreadhseet.

Pada akhir kegiatan, dilakukan proses ujian. Para guru harus melalui tahap ini untuk membuktikan pada diri sendiri, membangkitkan rasa percaya diri, bahwa mereka mampu menyerap alih teknologi yang telah dilatihkan. Waktu persiapan untuk ujian dilakukan selama seminggu. Seminggu pertama adalah waktu pelatihan. Sedangkan seminggu kedua adalah waktu untuk para guru menanjamkan keterampilan menggunakan berbagai fungsi aggregate, melalui soal soal yang harus diselesaikan.

Gambar 5. Contoh tampilan sebuah Grafik yang dilatihkan kepada para guru.

Pada kesempatan ini, pendampingan dilakukan secara massif. Dikerahkan satu instruktur untuk dua orang guru. Hal ini untuk meningkatkan kualitas layanan. Tidak boleh ada peserta (guru) yang tertinggal dalam pelatihan. Setiap pertanyaan harus dan tentu dapat dijawab oleh para istruktur.

Satu hal yang menggembirakan adalah ketika para guru berimprovisasi dalam soal-soal latihan. Mereka mengkombinasikan berbagai kondisi dan beberapa rumus yang mungkin dapat dijadikan sebagai solusi dari keseharian mereka, untuk menuntaskan permasalahan pengolahan data.

Gambar 6. Suasana Ujian

Dalam kasus-kasus khusus, beberapa guru diberikan tips dan trik. Hal ini tentu memicu keingintahuan guru lainnya.

Disini muncul pergesaran jadwal yang harus diselesaikan pada keesokan harinya. Secara jadwal tentu hal ini menjadi kekurangan, tetapi secara kualitas, keingintahuan para guru menjadi nilai tersendiri dalam peningkatan kualitas pribadi.

Beberapa kombinasi fungsi yang tidak tercantum dalam buku harus dapat dijelaskan oleh para instruktur. Ketersediaan

satu satuan waktu. Tips dari instruktur adalah sebagai berikut:

tidak perlu menghafal rumus, terjemahkan saja tantangan yang diberikan ke dalam bahasa inggris, kemudian lihat buku panduan, kombinasikan berbagai fungsi aggregate yang tersedia.

Semua tugas yang diberikan harus dapat dikerjakan. Jika peserta ujian buntu, instruktur akan turun menjelaskan dan memberikan arah. Mengapa hal ini dilakukan, karena tujuannya bukan untuk mencari siapa yang lulus dan siap yang tidak lulus. Tujuan yang ingin dicapai adalah peningkatan keterampilan, peningkatan kualitas. Tidak boleh ada yang tertinggal. Kemahiran adalah urusan waktu.

Gambar 7. Sesi foto bersama sebelum acara penutupan

Semakin sering menggunakan alat bantu berbasis Teknologi informasi ini, semakin mahir para guru. Beberapa guru dengan trampil membuka koneksi daring dan mencari penyelesaian melalui internet. Hal ini merupakan sebuah kemajuan. Sebab mereka memiliki akses yang lebih dari sekedar sebuah buku latihan hasil pengabdian masyarakat.

Pada Gbr. 6, terlihat suasana ketika pelaksanaan ujian dilakuaan. Berakhirnya kegiatan ujian menjadi tanda penghujung kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Sekolah Dasar Negeri Sonraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Meskipun waktu ujian telah usai, antusias para guru untuk menyelesaikan beberapa kasus yang belum berhasil dikerjakan tetap membuat mereka bertahan.

Permohonan ditambahnya sehari atau dua hari kegiatan sudah dianitisipasi dalam jadwal yang telah dirancang. Mitra, yaitu para guru merasa mendapat kejutan. Beberapa tips dan trik tambahan mengisi ekstra hari yang disetujui. Selanjutnya dibentuk grup komunikasi melalui software aplikasi pesan pendek daring. Para guru tetap dapat berkomunikasi dengan instruktur untuk mendapatkan pejelasan tambahan akan berbagai hal menyangkut perangkat lunak spreadsheet yang mereka pelajari. Acara penutupan seperti terlihat pada Gbr. 7, merupakan momen ketika semua kegiatan harus diakhiri.

Sesi foto bersama dilakukan untuk mengabadikan kegiatan yang telah dilaksanakan.

IV. KESIMPULAN

Pengabdian masyarakat merupakan momen yang tidak terlupakan. Selama kurang lebih dua minggu pelaksanaan kegiatan tersebut membuat ikatan keilmuan antara instruktur dan pada guru. Dapat dirasakan tantangan yang berat bagi

berusia jauh di atas para instruktur. Walaupun ada yang berusia sepantaran. Pemiliahan kata, gestur, tekanan suara dan berbagai sikap lainnya harus mampu membuat para guru nyaman dan memungkinkan mereka menerima alih teknologi yang ditawarkan.

Ketercapaian materi bisa diklaim sebagai di atas 90%. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian yang telah dilakukan oleh para guru. Peningkatan kreativitas juga merupakan suatu capaian yang tidak diperhitngkan sebelumnya. Banyak catatan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini.

Semuanya akan digunakan pada berbagai kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya. Tantangan lain adalah kecepatan bertambahnya teknologi membuat para guru harus terus meningkatkan kualitasnya. Tentu berbagai tips dan trik sudah disampaikan, tetapi hal ini tentu tidak cukup untuk tetap menjaga dan mempertahanakan bahkan meningkatkan kualitas. Berbagai kegiatan peningkatan kualitas tetap dibutuhkan pada masa-masa mendatang. Para instruktur juga harus terus berbenah dalam peningkatan kualitas. Tidak diharapkan dan harus dihindari ketertinggalan informasi akan kemajuan teknologi informasi yang menunjang proses belajar mengajar. Penyiapan dan kaderisasi instruktur juga harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kegiatan yang sama di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan melalui penelitian internal, menyelidiki kualitas para instruktur demi service excellent[17], untuk dipersiapkan diterjunkan kembali mengabdi kepada masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mitra pelaksana pengabdian ini, yaitu Sekolah Dasar Negeri Sonraen Amarasi Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tidak lupa terima kasih kepada YPA-MDR yang juga membiayai pengabdian masyarakat ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Lembaga Penelitian &

Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Widya Mandira.