• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen WISATA ALAM DANTE PINE KABUPATEN ENREKANG) (Halaman 53-59)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

37

b) Struktur Pengelola Dante Pine

Gambaran pengelola serta jabatan dari ketua hingga anggota:

38

ada (UU) Seperti yang dikatakan Nuryani & Hwang (2002) Pemerintah secara umum mempunyai peran utama yaitu sebagai pembuat dan mengatur strategi kebijakan pembangunan, membentuk lembaga pariwisata dan yang mengorganisir serta memiliki peran sebagai pengusaha dan inisiator dalam mengembangkan awal suatu destinasi wisata.

Kawasan pariwisata Dante Pine merupakan Objek wisata yang memiliki potensi lebih besar untuk memajukan perekonomian Enrekang. Melalui pemerintah dan masyarakat setempat sikap melestarikan potensi pariwisata adalah langkah penting menjaga dan mengembangkan kawasan tersebut. Oleh karena itu dalam mengembangkan objek wisata Dante Pine perlu memiliki wawasan dan terkait lingkungan yang berkelanjutan. Dalam meningkatkan fasilitas hiburan dan objek wisata di Dante pine perlu dilakukan dengan sangat hati-hati agar pengelolaan sumberdaya yang ada terjamin untuk pembangunan yang berkelanjutan. Sebagai kawasan pariwisata, Dante Pine memberi sumbangsih terhadap pemasukan daerah dan masyarakat yang berada dilokasi objek wisata dan memberikan keuntungan yang tidak sedikit kepada pihak pemerintah Kababupaten Enrekang dalam mendorong peningkatan PAD.

Pembangunan dan pengelolaaan wisata Dante Pine nyatanya membawa efek terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang terlibat didalamnya.

Hal ini terkuak dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada informan yang mana merupakan pihak pengelola, pemerintah desa dan pedagang disekitar objek wisata. Dari hasil wawancara dan reduksi data ditemukan setidaknya ada empat dampak sosial ekonomi dengan adanya pembangunan wisata Dante Pine. Untuk lebih jelanya dapat dilihat sebagai berikut:

39

1. Gaya hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup individu yang dilihat dari aktivitas minat serta opininya. Adanya objek wisata mendorong datangnya wisatawan dari berbagai jenis daerah dan budaya, sehingga dengan masuknya wisatawan tesebut di daerah yang memiliki objek wisata yang digemari banyak berpotensi mempengaruhi keadaan masyarakat setempat terutama dari gaya hidup seperti bahasa, cara berpakaian dan perilakunya. Untuk kasus objek wisata Dante Pine dari hasil penelitian kondisi sosial masyarakat tidak mengalami perubahan yang siginifikan, mengingat wisatawan yang berkunjung masih didominasi masyarakat yang berasal dari Sulawesi Selatan yang mana dari segi budaya hidup tidak jauh berbeda, sehingga tidak ada dampak yang mencolok dari wisatawan yang datang. Seperti yang dijelaskan masyarakat setempat sebagai berikut:

“Tidak ada yang berubah sejauh ini, sebelum adanya Dante Pine tahun 2018 gaya hidup dan perilaku masyarakat sini masih sama, mungkin Cuma yang membedakan sekarang lebih aktif sosial media karena media promosi Dante Pine juga adalah sosial media”.

(wawancara 25 februari 2021)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa belum ada perubahan gaya hidup dan perilaku masyarakat setempat selama hadirnya objek wisata ini, kecuali dari segi penggunaan sosial media yang lebih aktif. Belum tersentuhnya aspek sosial masyarakat kemungkinan diakibatkan oleh kawasan ini masih tergolong baru, jumlah pengunjung juga belum berfariasi dan tidak menetap lama ketika bermain di kawasan wisata ini.

2. Kerja Sama

Temuan dari hasil wawancara dengan masyarakat ialah keberadaan Dante Pine telah membawa dampak sosial yang mengakibatkan adanya kerja

40

sama dan saling membantu antar sesama masyarakat dan bahkan dengan pengelola Dante Pine. Dengan terjalinya kerja sama antar sesama masyarakat, maupun masyarakat dengan pihak Dante Pine diharapkan dapat tetap dipertahankan dan tujuan dari kedua belah pihak yang bekerja sama tersebut dapat tercapai. Hal ini jelasnya dikemukan oleh pihak pengelola Dante Pine bernama Hardiono. S.T:

“Dengan adanya wisata ini, meskipun kerja samanya tidak signifikan tapi sebagai pihak pengelola bisa merasakan kalau masyarakat disini semangat menjaga tempat wisata ini, meskipun ini merupakan wisata milik perorangan tapi karena sudah terkenal sebagai ciri khas Enrekang jadi secara tidak langsung masyarakat setempat memiliki ikatan emosional dengan wisata ini”. (wawancara, 25 Februari 2021)

Saat dikonfirmasi apakah di wisata ini, masyarakat pernah terlibat konflik atau tidak, berikut jawaban dari salah satu penjual di lokasi Dante Pine bernama ibu rosmi:

“Tidak pernah ada konflik yang seperti bagaimana sejauh ini, karena disini kita berjualan sudah ada aturan dari pengelolah yang harus ditaati, kita malah saling mendukung untuk memajukan usaha bersama”. (wawancara, 25 Februari 2021)

Informasi tersebut, peneliti coba menvalidasi kepada masyarakat setempat bernama bapak andi:

“Karena yang punya itu Dante Pine juga masyarakat sini, kita juga jadi sadar peluang-peluang bisnis yang ada di Enrekang sehingga kita masyarakat saling mendukung untuk membuat usaha terutama dibidang wisata karena Enrekang ini berpotensi”. (wawancara, 25 Februari 2021) Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran wisata Dante Pine memicu kesadaran untuk kerja sama membangun usaha yang ada sekaligus mendorong memajukan pembangunan pariwisata.

41

1. Peningkatan pendapatan

Mengenai pendapatan masyarakat sekitar Dante Pine, baik itu pengelola, maupun masyarakat sekitar yang membuka usaha berdagang disekitar wisata Dante Pine sangat terlihat dan mereka merasakan dampaknya. Bahwa keberadaan wisata Dante Pine telah membawa dampak positif bagi kehidupan perekonomian karena semenjak adanya wisata Dante Pine adanya peningkatan pendapatan dan juga peluang kerja sekaligus sebagai alat untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki. Hal ini diperjelas oleh hasil wawancara dari pihak pengelola sebagai berikut bernama Hardiono. S.T:

“Kalau saya sendiri sebagai pihak pengelolah jelas merasakan perubahan itu karena saya dapat gaji, tapi kalau berbicara yang lain masyarakat atau pedagang jelas juga dapat keuntungan dari kehadiran wisata ini. Karena dengan adanya wisata ini usaha masyarakat yang ada disekitar sini makin laris dibeli oleh wisatawan dan jumlah wisatawan itu tidak sedikit”. (wawancara, 25 Februari 2021)

Untuk memperkuat argumen tersebut, penulis mempertanyakan hal yang sama pula kepada masyarakat setempat ataupun masyarakat yang membuka usaha disekitar objek wisata bernama anti, berikut jawabannya:

“Saya sendiri merasakan dampak secara ekonomi karena saya punya usaha disini, yang sebelum adanya wisata ini saya tidak memiliki pendapatan jelas, sekarang bisa menghasilkan yang saya rasa sudah cukup menutupi kebutuhan hidup”. (wawancara, 25 Februari 2021) Pernyataan tersebut juga dirasakan ibu harmiyati yang tinggal tidak jauh dari objek wisata:

“Kalau dari segi pendapatan bertambah karena dengan objek wisata ini ada-ada saja yang bisa dikerjakan untuk menghasilkan uang, meskipun nilainya tidak terlalu besar tetapi ini jauh lebih baik sebelum adanya Dante Pine” (wawancara, 25 Februari 2021)

Untuk memperkuat pernyataan tersebut, penulis kembali mempertanyakan kepada masyarakat setempat yang berbeda:

42

“Saya sendiri secara ekonomi ada perubahan, tetapi tidak rutin,hanya ini lebih bagus dari pada sebelum adanya wisata, dulu hanya mengharapkan hasil panen, sekarang terkadang ada pekerjaan tambahan”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan pariwisata Dante Pine dapat mendorong kehidupan ekonomi masyarakat.

2. Adanya Investasi/Tabungan

Sebagai efek dari meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar Wisata Dante Pine, terdapat bentuk tabungan maupun investasi yang dimiliki oleh mereka yang memiliki usaha berdagang disekitar Dante Pine maupun pengelola Dante Pine itu sendiri. Hal ini seperti dikemukakan oleh pihak pengelola sebagai berikut:

“Salah satu dampak dari wisata ini yang saya sendiri rasakan yaitu pendapatan yang bertambah hingga bisa menabung untuk masa depan, meskipun tidak banyak tetapi kehidupan jauh lebih baik”

Pernyataan serupa juga ditekankan oleh pedagang bernama anti yaitu sebagai berikut:

“Dampak dari bertambahnya pedapatan, syukur alhamdulillah sekarang sudah bisa menabung, benar-benar kehadiran objek wisata ini sagat membantu saya dan keluarga”.( wawancara, 25 Februari 2021).

Berdasarkan data yang dihimpun dari pemerintah setempat dalam hal ini kelurahan tanete menunjukkan sebelum adanya wisata Dante Pine masyarakat yang ada disekitar objek wisata pendapatnya sangat jauh dari layak. Namun, sejak gencarnya dilakukan promosi terlihat pendapatan masyarakat tumbuh sekitar 5-10% secara keseluruhan. Hal ini bersumber dari pajak yang dibayar oleh pihak Dante Pine ke pemerintah lalu dari pemerintah dianggarakan untuk kesejahteraan masyarakat.

43

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari segi sosial seperti gaya hidup kemampuan berbahasa tidak terjadi perubahan yang signifikan, masyarakat setempat berkomunikasi masih berbahasa seperti biasanya, belum ada rasa tuntutan untuk mempelajari bahasa baru atau kesadaran bahwa wisata Enrekang akan semakin bertumbuh lebih baik, mereka meyakini wisata Dante Pine hanya sebagai tempat singgah bagi wisatawan yang dari toraja sehingga mereka merasa belum ada urgensi mengapa harus memperbanyak ilmu wisata.

Dalam dokumen WISATA ALAM DANTE PINE KABUPATEN ENREKANG) (Halaman 53-59)

Dokumen terkait