• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016

Berdasarkan uraian dalam paparan data diatas, hasil penelitian yang didapatkan yakni sebagai berikut:

Pertama, Tahap awal dalam kegiatan perencanaan di SMK Nahdlatul Ulama adalah menganalisa apa saja yang menyebabkan dan menjadikan alasan kewirausahaan diterapkan di SMK Nahdlatul Ulama. Analisi kebutuhan di SMK Nahdlatul Ulama meliputi identifikasi tujuan penerapan manajemen kewirausahaan, identifikasi hambatan yang kemungkinan muncul, identifikasi karakteristik siswa dan masyarakat sekitar lembaga.

Kedua, tahap kedua yakni menentukan jenis kegiatan kewirausahahaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Rencana program kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dibagi menjadi dua: yakni rencana tetap dan rencana operasional.

Ketiga, tahap selanjutnya yakni identifikasi sarana dan sumber daya manusia. SMK Nahdlatul Ulama memiliki potensi sarana dan sumber daya manusia yang cukup memadai. Hal ini terlihat dari fasilitas di unit

produksi yang sudah cukup menunjang serta ketersediaan pengelola unit produksi yang memang sudah ahli dibidang bisnis.

Keempat, Tahap perencanaan yang selanjutnya yakni rencana kerjasama dengan pihak eksternal lembaga. Dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaannya, SMK Nahdlatul Ulama selalu berupaya untuk melibatkan pihak eksternal. Hal tersebut bertujuan agar kerjasama tersebut dapat memberikan inspirasi bagi lembaga dalam peningkatan kualitas kegiatan kewirausahaannya

Kelima, tahap terahir dalam perencanaan kewirausahaan yakni menentukan indikator keberhasilan kegiatan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh SMK Nahdlatul Ulama. program kewirausahaan SMK NU diharapkan mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang profesional produktif. Indikator keberhasilan kegiatan kewirausahaan di SMK NU yakni: diharapkan siswa menjadi pribadi yang tidak selalu tergantung pada orang lain, siswa mampu menjadi pribadi yang dapat bekerjasama dan bekerja dalam tim dan SMK mampu menghasilkan produk yang sehat dan berkualitas serta diminati masyarakat.

2. Pengorganisasian Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016

Berdasarkan uraian dalam paparan data diatas, hasil penelitian yang didapatkan yakni sebagai berikut:

Pertama, struktur organisasi unit produksi (UP) yang merupakan penanggung jawab pelaksanaan kewirausahaan memiliki fungsi dan tugas

organisasi yang pengelolaannya diserahkan kepada manager bidang unit produksi.

Kedua, unsur-unsur pengelolaannya terdiri dari sekretaris, bendahara, tim produksi yang melibatkan peran siswa secara utuh, pemasaran dan pengawasan.

Keempat, struktur organisasi menggambarkan struktur organisasi fungsional dan pembinanya dilakukan oleh kepala sekolah, sedangkan tanggung jawab kegiatan dilakukan oleh manajer unit produksi yang dibantu oleh sekretaris dan bendahara.

Kelima, struktur organisasi dalam kegiatan kewirausahaan di Unit Produksi mengisyaratkan adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab setiap personil.

3. Pelaksanaan Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016

Berdasarkan uraian dalam paparan data diatas, hasil penelitian yang didapatkan yakni sebagai berikut:

Pertama, kepala sekolah yang merupakan top leader dalam pelaksanaan manajemen kewirausahaan berupaya untuk terus meningkatkan kerjasama dan mempererat komunikasi antar seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMK NU. Salah satu strategi yang saya gunakan adalah dengan mengadakan breafing setiap kali kegiatan kewirausahaan telah usai dilaksanakan. Breafing ini isinya adalah evaluasi kegiatan dan curah pendapat. Semakin sering

melakukan breafing, tentunya akan semakin besar pula peluang agar masing-masing anggota tetap solid

Kedua, Untuk meningkatkan mutu guru-guru yang terlibat dalam pengelolaan program-program kewirausahaan, lembaga memberikan kesempatan kepada guru-guru produktif untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu jenjang S2 Agribisnis.

Ketiga, Selain meningkatkan mutu guru produktif lembaga juga terus berupaya agar peserta didik semakin memiliki kemampuan dan kompetensi dalam bidang kewirausahaan. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan inovasi-inovasi program kewirausaahan setiap tahunnya.

Keempat, untuk meningkatkan motivasi kerja guru, kepala sekolah berupaya untuk menempatkan bawahannya kepada jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan dan keahlian serta kesenangannya. Dan kepala sekolah menerapkan strategi yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara yakni Ing ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Kelima, Peningkatan mutu kegiatan kewirausahaan di SMK NU tidak hanya fokus kepada peningkatan mutu SDM guru dan siswa saja, tapi produk yang mereka buat juga harus terus dilakukan inovasi-inovasi baru agar tetap laku dipasaran dan diminati oleh masyarakat. Inovasi tersebut dilakukan dengan cara membuat produk yang unik dan masih belum pernah dibuat olah industri-industri yang ada di Bondowoso khususnya.

Keenam, keterlibatan siswa dalam kegiatan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama sangat besar. Hal tersebut terlihat dari beberapa kali praktik kewirausahaan rutin, yang meliputi kegiatan produksi dan pemasaran yang memang aktivitasnya didominasi oleh siswa.

Ketujuh, SMK NU juga mengupayakan agar kegiatan kewiraushaan di SMK NU tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja. Lembaga juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kewiraushaaan di luar sekolah. Siswa diberikan kesempatan untuk memasarkan dan mengenalkan hasil produksi mereka kepada masyarakat dalam beberapa dan pada Tempat Praktek Ketrampilan Usaha.

Kedelapan, hubungan kerjama pihak sekolah dengan pihak eksternal dalam bentuk kemitraan. Hubungan kemitraan ini dilakukan dengan beberapa DU/DI, outlet, minimarket untuk bekerjasama dalam pemasaran produk hasil olahan siswa.

Kesembilan, hubungan kerjasama juga dilakukan dengan pihak pemerintah daerah. Hal ini tampak dari adanya kerjasama dalam beberapa kegiatan bersama, memberikan dukungan dana untuk pengadaan fasilitas kegiatan kewirausahaan di Unit produksi Aswaja, serta memberikan kesempatan kepada SMK NU untuk melaksanakan program SMK Terpencil.

4. Pengawasan Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016

Berdasarkan uraian dalam paparan data diatas, hasil penelitian yang didapatkan yakni secara terstruktur kegiatan pengawasan oleh kepala sekolah terhadap program-program kewirausahaan dilaksanakan sebulan sekali, namun secara tidak terstruktur disesuaikan dengan kondisi.

Kegiatan pengawasan kewirauhsaan di SMK Nahdlatul ulama terdiri dari proses pengukuran standar pengawasan dan identifikasi kesenjangan antara standar yang telah dibuat dengan realita.

a. Pengukuran standar pengawasan

Pertama, Jika dilihat dari sudut pengorganisasian, struktur organisasi di SMK Nahdlatu Ulama telah dirumuskan dan ditetapkan pula tugas masing-masing anggota organisasi tersebut. Perincian tugas tersebut tentunya akan berdampak kepada keterlibatan seluruh anggota organisasi dalam manajemen kewirausahaan dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya.

Kedua, dari segi program pelaksanaan kewirausahaan, beberapa kegiatan kewirausahaan telah dilaksanakan. Keterlaksanaanya beberapa program kewirausahaan menunjukkan bahwa lembaga telah memberikan kesempatan kepada seluruh warga sekolah, khususnya siswa untuk mengembangkan skill mereka di bidang kewirausahaan

Ketiga, Selanjutnya dari segi kerjasama dengan pihak eksternal, kerjasama dengan pihak eksternal merupakan wujud upaya lembaga

untuk meningkatkan kualitas manajemen kewirasuhaan di SMK NU.

Hubungan kerjasama ini nantinya akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Keempat, Selanjutnya inovasi-inovasi yang dilakukan terhadap produk menunjukkan bahwa produk-produk yang dibuat oleh siswa SMK NU akan semakin diminati oleh masyarakat. Semakin banyak inovasi yang dibuat akan semakin besar pula peluang menarik ketertarikan pihak eksternal untuk melakukan kerjasama dalam pemasaran.

b. Identifikasi kesenjangan antara standar yang telah dibuat dengan realita.

Pertama, Jika dilihat dari struktur organisasi unit produksi Aswaja, struktur organisasi tersebut dibuat agar seluruh anggota paham akan tugas dan fungsinya. Namun dalam pelaksanaannya tidak demikian. Ada beberapa program-program kewirausahaan yang pelaksanaanya tertunda karena komitmen dari masing-masing pengelola unit produksi masih rendah.

Kedua, dilihat dari segi hubungan kerjasama dengan pihak eksternal, hubungan kerjasama dengan pihak eksternal diharapkan dapat membatu meningkatkan kualitas manajemen kewirausahaan. Namun pada pelaksanaanya, ada beberapa pihak yang secara tiba-tiba memutus kerjasama dengan alasan kerjasama tersebut kurang menguntungkan.

Ketiga, kendala juga timbul dari proses produksi. SMK NU hingga saat ini masih belum bisa memproduksi dalam jumlah besar, hal

ini dikarenakan keterbatasan waktu produksi yang hanya dilaksanakan paling tidak 2-3 kali dalam sebulan. Jadi ketika ada beberapa pihak yang memesan produk dalam jumlah besar, SMK masih belum bisa memenuhi permintaan tersebut.

Keempat, selanjutnya kendala yang timbul dari hasil produksi sekolah yang ternyata masih belum mampu bersaing dengan hasil produk diluar sekolah. Beberapa penyebabnya karena SMK NU Tenggarang menghasilkan produk olahan yang masa expired date-nya pendek. Sehingga produk SMK Nahdlatul Ulama masih belum sepenuhnya bersaing dengan produk SMK lain.

BAB V PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini akan mengacu pada fokus penelitian, yaitu seluruh kegiatan manajemen kewirausahaan siswa SMK Nahdlatul Ulama yang meliputi: perencanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso, pengorganisasian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso, pelaksanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso, pengawasan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso.

A. Perencanaan Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso

Perencanaan (planning) merupakan suatu fungsi manajemen yang paling utama. Pada urutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan yang secara umum merupakan proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan hasil kajian terdahulu dalam tesis karya Mohammad Rodhi, proses perencanaan kewirausahaan di Ponpes Al-Amin menggunakan tiga perencanaan, yaitu dengan cara melibatkan orang yang berkompeten, menentukan program yang sesuai dengan minat dan bakat, serta melibatkan orang-orang yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan program

pesantren. Proses perencanaan kewirausahaan di Ponpes Al-Amin sangat berbeda dengan yang dilakukan di SMK NU.

Sebelum pelaksanaan seluruh kegiatan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dimulai, langkah awal yang dilakukan oleh lembaga yakni membuat perencanaan kegiatan. Perencanaan kewirausahaan di SMK NU dilaksakan setahun sekali, yakni pada awal semester ganjil. Kegiatan perencanaan ini melibatkan seluruh pengurus Unit Produksi ASWAJA beserta seluruh guru SMK NU. Perencanaan tersebut disusun dengan agar nantinya dapat menghasilkan konsep-konsep kegiatan yang baik dan tentunya sesuai dengan kebutuhan siswa.

Menurut Bangahart dan Trull, Proses perencanaan dalam aktivitas manajerial setidaknya harus melalui delapan tahapan atau proses, yaitu : a) Pendahuluan, b) Mengidentifikasi permasalahan pendidikan, c) Analisis area masalah perencanaan, d) Penyusunan konsep dan rencana, e) Mengevaluasi rencana, f) Menentukan rencana, g) Penerapan rencana, h) Rencana umpan balik.1

Jika dibandingkan dengan teori Banghart dan Trull diatas, terdapat perbedaan dalam tahapan proses perencanaan di SMK Nahdlatul Ulama.

Tahapan perencanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama mencakup lima tahapan, yaitu analisis kebutuhan, menentukan program kewirausahaan, identifikasi pengerahan sumber daya yang ada dan tahap penyusunan

1Husnaini Usman, Manajemen Teori…., 70.

indikator keberhasilan kegiatan kewirausahaan. Secara rinci tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Proses perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting dalam pelaksanaan manajemen kewirausahaan di sebuah lembaga. Untuk memaksimalkan keterlaksanaan manajemen kewirausahaan hingga mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukanlah perencanaan terlebih dahulu. Sedangkan sebelum melakukan perencanaan, anggota organisasi dalam sebuah lembaga perlu melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya pelaksanaan manajemen kewirausahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Menurut Smith dalam Husaini Usman menjelaskan bahwa tahap analisis dalam tahap perencanaan pendidikan setidaknya mencakup tiga faktor yang perlu dianalisis antara lain a) identifikasi sumber, 2) cara untuk mencapai tujuan, dan c) tujuan apa yang ingin dicapai. Ketiga faktor ini dikaji secara timbal balik.2

Analisis kebutuhan yang dilakukan oleh SMK NU secara umum hampir sama dengan analisis yang dirancang oelh Smith. Namun selain identifikasi sumber dan tujuan, dua hal penting juga menjadi pertimbangan dalam tahap analisis kebutuhan ini, diantaranya yakni identifikasi karakteristik siswa dan hambatan serta kesenjangan yang sering muncul

2Husnaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2011), 82.

dalam kegiatan kewirausahaan. Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah atau kebutuhan program apa saja yang sesuai dengan karakteristik siswa. Adapun hal-hal yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi tujuan

Tujuan diterapkannya manajemen kewirsausahaan di SMK Nahdlatul Ulama, yakni: pertama, program-program kewirasuahaan yang diselenggarakan olek SMK Nahdlatul Ulama dapat menjadi terobosan untuk menjadi SMK mandiri. Kedua, program-program kewirausahaan dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan lembaga kami dapat benar-benar menjadi tenaga kerja yang terampil dan layak untuk terjun ke dunia usaha. Ketiga, sebagai salah satu wujud nyata untuk menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha dalam metodologi pendidikan sebagai penjabaran dari pengembangan Ekonomi Kreatif.

b. Identifikasi karakteristik siswa

Hal lain yang juga menjadi alasan perlunya manajemen kewirausahaan diterapkan yakni: pertama, pandang yang dimiliki oleh masyarakat khususnya generasi muda yang lebih berorientasi kepada mencari pekerjaan dibandingkan dengan berusaha dengan tenaga sendiri untuk menciptakan peluang kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, generasi muda saat ini lebih bermental karyawan dan tidak berani mencari tantangan.

Kedua, seharusnya remaja-remaja di usia SMK sudah memiliki pandangan dan rancangan masa depan. Tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit siswa SMK Nahdlatul Ulama yang tidak memiliki rencana tentang apa yang akan mereka lakukan setelah selesai menempuh studi di SMK. Dengan adanya program-program kewirasuahaan lembaga berupaya untuk pola pikir siswa secara tahap demi tahap melalui berbagai program yang disediakan oleh lembaga, baik itu program- program yang berupa teori kewirausahaan dan juga praktik kewirausahaan.

c. Identifikasi hambatan dan kesenjangan

Selain mengidentifikasi tujuan dan kesenjangan, kepala sekolah berserta seluruh guru yang terlibat dalam program kewirausahaan mengidentifikasi masalah dan hambatan yang pernah dan sering muncul dalam kegiatan kewirausahaan.

Jika mengacu kepada kegiatan kewirausahaan pada tahun sebelumnya, tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh SMK, diantaranya: 1) kurangnya motivasi siswa akan tanggung jawabnya, 2) keterbatasan air yang diperlukan untuk kegiatan produksi, 3) ada beberapa DU/DI yang mengeluh karena kinerja dari beberapa siswa kami yang kurang memuaskan, 4) dan juga beberapa keluhan dari masyarakat tentang hasil produk siswa yang kurang sesuai dengan permintaan pasar dan lain sebagainya.

Selain identifikasi-identifikasi diatas kebutuhan akan program- program kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dilaksanakan dengan mempertimbangkan dua hal penting, yakni berdasarkan pertimbangan kebutuhan internal lembaga dan juga kondisi eksternal lembaga.

Analisis kebutuhan internal dan eksternal lembaga SMK Nahdlatul Ulama menggunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan manajemen kewirausahaan.

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi. Analisi SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun faktor eksternal.3

3Rohlat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: PT. Refika Aditama: 2008), 108.

2. Menentukan program kewirausahaan

Tahap proses penyusunan rencana kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dimulai dengan tahap penentuan jenis kegiatan kewirausahaan apa saja yang perlu dilaksanakan. Penentuan jenis kegiatan ini disesuaikan dengan visi dan misi SMK Nahdlatul Ulama serta karakteristik siswa.

Rencana program kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dibagi menjadi dua: yakni rencana startegis dan rencana operasional. Rencana tetap merupakan rencana yang sifatnya terus-menerus atau dilaksanakan secara kontinyu setiap tahunnya. Sedangkan rencana operasional adalah rencana sekali pakai yang dikembangkan untuk mencapai tujuan khusus.

Program kegiatan kewirasuahaan SMK Nahdlatul Ulama yang termasuk dalam rencana strategis diataranya Business day yang dilaksanakan dua kali dalam satu semester, Stadium General Entrepereneuship yang rutin dilaksanakan sebulan sekali, dan pemasaran hasil produksi kepada masyarakat.

Sedangkan program kegiatan kewirasuahaan yang termasuk dalam rencana operasional yakni Program SMK Terpencil, melibatkan siswa dalam kegiatan kewirausahaan nasional TPKU (Tempat Keterampilan Usaha), dan pemasaran produk dalam beberapa festival kewirausahaan.

3. Identifikasi pengerahan sumber daya yang ada

Setelah tahap Analisis kebutuhan dan menentukan program kewirausahaan apa perlu dilaksanakan selesai dirumuskan. Maka tahap

selanjutnya yakni mengidentifikasi dan pengerahan sumber daya yang ada.

SMK Nahdlatul Ulama merupakan lembaga pendidikan yang memiliki cukup sarana dan prasarana tentunya dapat menunjang seluruh pelaksanaan kewirausahaannya. Fasilitas tersebut berupa ruangan Unit produksi Aswaja yang memiliki fasilitas produksi yang lengkap, kolam ikan, ruang teori, ruang praktik kerja, serta ruang serba guna atau aula.

Selain identifikasi dari segi sarana dan prasarana, Kegiatan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama di kelola oleh tenaga-tenaga pendidik yang memang sudah berkompeten dibidangnya serta guru-guru yang memang sudah ahli dibidang kewirausahaan. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa SMK Nahdlatul Ulama memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup memadai. Sumber daya manusia tersebut cukup untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan kewirausahaan.

4. Rencana kerjasama dengan pihak eksternal

Tahap perencanaan yang selanjutnya yakni rencana kerjasama dengan pihak eksternal lembaga. Dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaannya, SMK Nahdlatul Ulama selalu berupaya untuk melibatkan pihak eksternal. Hal tersebut bertujuan agar kerjasama tersebut dapat memberikan inspirasi bagi lembaga dalam peningkatan kualitas kegiatan kewirausahaannya

Menurut pendapat Musa Asyari, sebuah lembaga yang menerapkan manajemen kewirausahaan harus mampu membangun jaringan kerjasama

dengan berbagai pihak yang terlibat dalam program kemitraan nasional.

Melalui jaringan kerjasama ini, diharapkan pusat-pusat pelatihan dan pembudayaan wirausaha mendapatkan bantuan, sehingga paket programnya dapat berjalan dengan pragmatis dan realistis.4

Kerjasama dengan pihak lain merupakan suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perencanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama. Karena dengan kerjasama tersebut, manfaat dan keuntungan tidak hanyak akan didapatkan oleh pihak lembaga saja. Terlebih lagi siswa yang merupakan sasaran utama dalam kegiatan kewirausahaan akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dari dunia luar, dan pengetahuan serta pengalaman tersebut mungkin tidak pernah mereka dapatkan melalui materi di Sekolah.

Pihak eksternal yang nantinya akan bekerjasama dengan SMK Nahdlatul Ulama adalah beberapa DU/DI seperti BPI Plalangan, Outlet SMK Bondowoso, dan Alar Food Bondowoso. Selain itu SMK juga melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan kewirausahaan bersama, serta bekerjasama dengan beberapa Universitas untuk memberikan bimbingan kepada guru mengenai pengelolaan manajemen kewirausahaan dan memberikan pelatihan kewirausahaan kepada siswa.

4Husnaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2011), 70.

5. Indikator keberhasilan kewirausahaan

Tahap dalam perencanaan selanjutnya adalah menentukan indikator keberhasilan kegiatan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh SMK Nahdlatul Ulama. Adapun indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama adalah sebagai berikut:

a. Setelah kegiatan kewirausahaan usai dilaksanakan, diharapkan agar siswa mampu menjadi pribadi yang mandiri, mereka mampu bertanggung jawab atas keputusan yang telah mereka ambil serta mampu untuk menanggung segala macam konsekwensi yang nantinya pasti mereka hadapi.

b. Program kewirausahaan SMK NU diharapkan mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang profesional produktif.

c. Program-program kewirasuahaan ini mampu menjadikan siswa yang tidak selalu tergantung kepada orang lain. Jadi mereka bisa bertindak dan mengambil keputusan sendiri tanpa harus menunggu ide atau saran- saran dari orang lain.

d. Siswa mampu menjadi pribadi yang dapat bekerjasama dan bekerja dalam tim. Karena dalam setiap kegiatan kewirausahaan selalu dilaksanakan dengan berkelompok

B. Pengorganisasian Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan berbagai kegiatan pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah agar kegiatan kewirausahaan

dapat tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

Hasil dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antar tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya.

Secara umum SMK Nahdlatul Ulama memiliki struktur organisasi yang terdiri dari struktur organisasi SMK, organisasi tata usaha, organisasi humas, organisasi sarana dan prasarana, organisasi bidang kesiswaan, dan organisasi unit produksi (UP). Unit produksi merupakan organisasi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama. Proses pembagian tugas kewirausahaan di SMK NU sama dengan yang dilakukan di Ponpes Al- Amin pada penelitian terdahulu dalam tesis karya Mohammad Rodhi, yakni pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas oleh top manajer dan adanya jadwal yang terorganisir.

Struktur organisasi unit produksi (UP) memiliki fungsi dan tugas organisasi yang pengelolaannya diserahkan kepada manager bidang unit produksi dan kegiatannya diawasi langsung oleh kepala sekolah. Unsur-

Dokumen terkait