TESIS
Oleh:
Luthfiyatun Nawiroh NIM: 0849113056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA IAIN JEMBER
MEI, 2016
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam
(M.Pd.I)
Oleh:
Luthfiyatun Nawiroh NIM: 0849113056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA IAIN JEMBER
MEI, 2016
ii
Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Bondowoso ” yang ditulis oleh Luthfiyatun Nawiroh ini telah disetujui untuk di uji dan dipertahankan di depan dewan penguji tesis.
Jember, Pembimbing I
Dr. Mashudi, S.Ag., M.Pd NIP. 19720918 200501 1 003
Jember, Pembimbing II
Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd NIP. 19591208 1983 02 1 007
Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Bondowoso ” yang ditulis oleh Luthfiyatun Nawiroh ini, telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana IAIN Jember pada hari Jum’at tanggal 13 Mei 2016 dan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
DEWAN PENGUJI
1. Ketua penguji : Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE.,MM ( ) 2. Anggota :
a. Penguji utama : Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd ( ) b. Penguji : Dr. Mashudi, S.Ag., M.Pd ( ) c. Penguji II : Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd ( )
Jember, ...
Mengetahui Direktur Pascasarjana
Prof.Dr.H.Miftah Arifin,M.Ag NIP. 19750103 199903 1 001
Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Bondowoso ” yang ditulis oleh Luthfiyatun Nawiroh ini, telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana IAIN Jember pada hari Jum’at tanggal 13 Mei 2016 dan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
DEWAN PENGUJI
3. Ketua penguji : Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE.,MM ( ) 4. Anggota :
d. Penguji utama : Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd ( ) e. Penguji : Dr. Mashudi, S.Ag., M.Pd ( ) f. Penguji II : Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd ( )
Jember, ...
Mengesahkan Direktur Pascasarjana
Prof.Dr.H.Miftah Arifin,M.Ag NIP. 19750103 199903 1 001
ُلْوُسَر َلاَق َلاَق ِهْيِبَأ ْنَع ِْلِاَس ْنَع للها ِدْيَ بُع ِنْب ْمِصاَع ْنَع ِلله
َفَِتَْحُمْلا َنِمْؤُمْلا ُّبُِيُ َللها َّنِإ َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللها ىَلَص )ىقهيبلا هجرخأ(
“Dari „Ashim Ibn „Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin
yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).1
1Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), 182.
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Tesis yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibu dan Ayah tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga dan tiada mungkin dapat aku balas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena kusadar selama ini masih belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuat termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakan, dan selalu menasihatiku menjadi lebih baik.
Dosen Pembimbing Tugas Akhirku
Dr. Mashudi, S.Ag., M.Pd dan Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd selaku dosen pembimbing tugas akhir. Terimakasih untuk semua ilmu, bimbingan dan pengalaman sangat berarti yang telah diberikan kepada kami.
Terimakasih juga kupersembahkan kepada seluruh dosen Pascasarjana IAIN Jember dan semua rekan-rekan, serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tesis ini ….
(IAIN) Jember, Jurusan Pendidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Pembimbing Dr.H. Mashudi, S.Ag., M.Pd dan Dr.H.
Suhadi Winoto, M. Pd.
Kata kunci: Manajemen Kewirausahaan
Manajemen kewirausahaan merupakan bagian dari salah satu subsistem manajemen penunjang pendidikan yang menginternalisasikan jiwa mental kewirausahaan melalui institusi pendidikan. Program-program dalam manajemen kewirausahaan turut memiliki peran besar dalam memberikan bekal kepada seluruh warga sekolah untuk mengembangkan skill kewirausahaan yang mereka miliki. Penerapan manajemen kewirausahaan dalam sebuah lembaga pendidikan juga sangat membantu dalam peningkatan mutu pendidikan lembaga tersebut.
Fokus masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana perencanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?, 2) Bagaimana pengorganisasian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?, 3) Bagaimana pelaksanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?, 4) Bagaimana pengendalian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah Pendekatan Deskriptif Kualitatif dan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara (interview), pengamatan (observasi) dan dokumentasi. Kemudian untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif-Eksploratif Analisis.
Hasil penelitian tentang Manajemen Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama yaitu: Pertama, perencanaan kegiatan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama dilaksanakan melalui lima tahap, yakni: tahap analisis kebutuhan, pembuatan rencana program kewirausahaan, tahap mengidentifikasi sumber daya yang ada, menyusun rencana kerjasama dengan pihak eksternal, dan menyusun indikator keberhasilan kewirausahaan. Kedua, pengorganisasian pengorganisasian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama yaitu : Struktur organisasi manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama menggambarkan struktur organisasi fungsional dan pembagian tugas serta tanggung jawab kegiatan kewirausahaan dalam unit produksi dilakukan oleh manajer unit produksi sesuai dengan kemampuan masing-masing personil. Ketiga, pelaksanaan kewirausahaan di SMk Nahdlatul Ulama, yaitu: hal-hal yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menggerakkan bawahannya dalam pelaksanaan manajemen kewiraushaan yaitu:
menjalin komunikasi dan kerjasama yang bail antar tim, pemberian motivasi kepada bawahan, dan strategi untuk menjalin kerjasama dengan pihak eksternal.
Keempat, pengendalian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama, yaitu:
menentukan standar pengawasan, dan mengidentifikasi kesenjangan antara standar yang telah dibuat dengan realita dilapangan.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, class of Islamic Studying, part Management Of Islamic Studying. Leader by Dr.H. Mashudi, S.Ag., M.Pd dan Dr.H. Suhadi Winoto, M. Pd.
Key word : Entrepreneurial Management
Entrepreneurial management is part of a management subsystem to support education that internalizing mental spirit of entrepreneurship through educational institutions . Programs in entrepreneurial management succession has a major role in providing school supplies to all citizens to develop the entrepreneurial skills they have. The application of entrepreneurial management in an educational institution is also helpful in improving the quality of education in these institutions.
The focus of the problem in this study include : 1 ) How is the planning of entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School Year 2015/2016 ?, 2 ) How does the organization of entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School Year 2015/2016 ?, 3 ) How is the implementation of entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School Year 2015/2016 ?, 4 ) How to control entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School Year 2015/2016 ?.
This research uses qualitative research . While the approach used in the study is a qualitative descriptive approach and data collection techniques using interview, observations and documentation . Then for data analysis techniques in this study using a descriptive - Explorative Analysis .
Results of research on Management of Enterprise at Nahdlatul Ulama Vocational High School namely: First, planning entrepreneurial activity at Nahdlatul Ulama Vocational High School implemented through five stages, namely: the requirement analysis phase, the manufacturing plans entrepreneurship program, phase identify existing resources, develop a plan of cooperation with external parties, and to develop indicators of entrepreneurial success. Second, organizing organization at Nahdlatul Ulama Vocational High School l namely: the organizational structure of entrepreneurial management at Nahdlatul Ulama Vocational High School describe the functional organization structure and division of tasks and responsibilities of entrepreneurial activity in the production unit carried out by managers of production units according to abilities their personnel. Third, the implementation of entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School, namely: the things done by the principal in moving his subordinates in the implementation of management entrepreneurship are: to establish communication and cooperation bail between the teams, providing motivation to subordinates, and strategies for cooperation with external parties.
Fourth, control of entrepreneurship at Nahdlatul Ulama Vocational High School, namely: determining supervisory standards, and to identify gaps between the standards that have been created with the reality on the ground.
، زثًر ) ٌاٌا ( حٍيلاسلإا حنٔذنا ذياَزت اٍهعنا خاسارذنا ذٓعي . ححٔزطأ . " ٕسٕفٔذَٕت "
فزشًنا . حٌرادلإا خاسارذنا ذياَزت حٍيلاسلإا حٍتزتنا ، حٍيلاسلإا حٍتزتنا ىسق Dr.H.
Mashudi S.Ag. ،
M.Pd ، Dr.H. Suhadi Winoto ٔ
M ، مهشنات . . شاعزنا
عٌراشًنا جرادئ :جحثنا خاًهك
سٔر باعٍتسا ٌأ ىٍهعتنا ىعذن جرادئ ًعزف واظَ ٍي ءشر ًْ عٌراشًنا جرادئ
جرادئ حٍنإتي حهسهس ًف ذيازت . حًٍٍهعتنا خاسسإًنا للاخ ٍي لاًعلأا جداٌر ًهقعنا زٌٕطتن ٍٍُطإًنا عًٍزن حٍسرذًنا وسإهنا زٍفٕت ًف اٍسٍئر ارٔد عٌراشًنا ىٍظُت خارآي
حٍعَٕ ٍٍسحت ًف جذٍفي اضٌأ ْٕ حًٍٍهعت حسسإي ًف عٌراشًنا جرادئ قٍثطت .ىٌٓذن عٌراشًنا . خاسسإًنا ِذْ ًف ىٍهعتنا ؟ :ًهٌ اي حسارذنا ِذْ ًف حهكشًنا رٕحي
٠ لاًعلأا جداٌر ل ظٍطختنا ىتٌ فٍك )
حُسنا ٕسٕفٔذَٕت ءاًهعنا حضَٓ ًًُٓنا ًف ٦١٠٢
؟
، ٦ ىٍظُت فٍك ) ًف لاًعلأا جداٌر
حُسنا ٕسٕفٔذَٕت ءاًهعنا حضَٓ ًًُٓنا ٣
حضَٓ ًًُٓنا ًف عٌراشًنا ذٍفُت ىتٌ فٍك )
َٕت ءاًهعنا حُسنا ٕسٕفٔذ
٦١٠٢ ، ؟ ٤ ءاًهعنا حضَٓ ًًُٓنا ًف لاًعلأا جداٌر ىكحتنا حٍفٍك )
حُسنا ٕسٕفٔذَٕت ٦١٠٢
؟
ثتًنا ذُٓنا ٌأ ٍٍح ًف . ًعُٕنا جحثنا جحثنا اذْ وذختسٌ
ْٕ حسارذنا ًف ع
( خاظحلاًنا ، ) حهتاقي ( حهتاقًنا واذختسات حٍفصٕنا خاَاٍثنا عًر ٔ ذُٓنا خاٍُقت حٍعُٕنا ًفصٕنا مٍهحتنا واذختسات حسارذنا ِذْ ًف خاَاٍثنا مٍهحت خاٍُقتن ىح . قئاحٕنأ ) حثقازًنا حٍفاشكتسلاا حٌَٕاح حسرذي ًًُٓنا ًف عٌراشًنا جرادئ ًف ثٕحثنا ذئاتَ
:ًْٔ ،ءاًهعنا حضَٓ
للاخ ٍي اْذٍفُت ءاًهعنا حضَٓ حسرذي حٍياسنا ًًُٓنا ًف يرازتنا طاشُهن ظٍطختنا ،لأأ ،لاًعلأا جداٌر ذياَزت عٍُصت ظطخ ،خاراٍتحلاا مٍهحت حهحزي :ًْٔ ،محازي سًخ عضٔٔ ،حٍرراخنا فازطلأا عي ٌٔاعتهن حطخ عضٔ ،ححاتًنا درإًنا ذٌذحت حهحزي ازُهن خازشإي حضَٓ حٌَٕاح حسرذي ًًُٓنا ًف لاًعلأا جداٌر ىٍظُت ىٍظُت ،اٍَاح .عٌراشًنا س
ءاًهعنا حضَٓ حٌَٕاح حسرذي ًًُٓنا ًف عٌراشًنا جرادلإ ًًٍظُتنا مكٍٓنا :ًْٔ ،ءاًهعنا جذحٔ ًف يرازتنا طاشُنا ٍي خاٍنٔإسًنأ وآًنا ىٍسقتٔ ًفٍظٕنا ًًٍظُتنا مكٍٓنا فصٔ
آت وٕقت ًتنا داتَلاا ذٍفُتٔ ،اخناح ، آًُي مك خارذق دازفلأ اقفٔ داتَلإا خاذحٔ يزٌذي
ًف حسرذًنا زٌذي مثق ٍي رٕيلأا :ًْٔ ،ءاًهعنا حضَٓ حٌَٕاح حسرذي ًًُٓنا ًف عٌراشًنا ٍٍت ٌٔاعتنا حنافكتٔ لاصتلاا سٍسأت :أًْ ،عٌراشًنا جرادئ ذٍفُت ًف ٍّسٔؤزي كٌزحت
ٍّسٔؤزًن شفاحنا زٍفٕتٔ ،ٍٍقٌزفنا ،عتازنا .حٍرراخ فازطأ عي ٌٔاعتهن حٍزٍتازتسأ ،
زٌٍاعًنا ذٌذحت :ًْٔ ،ءاًهعنا حضَٓ حٌَٕاح حسرذي ًًُٓنا ًف ىكحت عٌراشًنا ىٍظُتٔ
.ضرلأا ىهع عقإنا عي اْؤاشَئ ىت ًتنا زٌٍاعًنا ٍٍت خإزفنا ذٌذحتٔ ،حٍتاقزنا
atas karunia dan limpahan nikmat-Nya, sehingga tesis dengan judul
“Implementasi Manajemen Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso” ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju agama Allah sehingga tercerahkanlah kehidupan saat ini.
Dalam penyusunan tesis ini, banyak pihak yang terlibat dalam membantu penyalesaiannya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih teriring do’a Jazakumullahu Ahsanal Jaza kepada mereka yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan dukungan demi penulisan tesis ini.
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Ketua Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.
2. Prof. Dr. H. Miftah Arifin, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.
3. Dr. Mashudi, S.Ag., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan motivasi, sekaligus memberikan banyak ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan arahan dalam penyusunan tesis.
4. Dr. H. Suhadi Winoto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar sampai selesai.
5. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Jember yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik dan membimbing selama penulis menempuh pendidikan di almamater tercinta.
6. Bapak Daris Wibisoso,S.S,. M.Pd selaku Kepala SMK beserta seluruh Guru SMK NU Kabupaten Bondowoso yang telah berkenan untuk bekerja sama dan memberikan data serta informasi penelitian dalam penyusunan Tesis ini.
7. Bapakku Muhammad Nawir dan Ibuku Tercinta Umiyati yang telah memberikan motivasi serta tiada hentinya memberikan do’a kepada penulis supaya dalam penyusunan tesisnya lancar dan diberikan keberkahan. Amin.
Robbal Alamin.
Jember, ...
Penulis
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 11
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori ... 16
1. Kewirausahaan dalam Pandangan Islam ... 16
2. Karakteristik Kewirausahaan ... 27
3. Pengertian Manajemen Kewirasuahaan ... 29
4. Strategi Manajemen Kewirausahaan di Sekolah ... 31
5. Manajemen Kewirausahaan di Sekolah ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 61
B. Lokasi Penelitian ... 62
C. Kehadiran Peneliti ... 63
D. Subyek Penelitian ... 64
E. Sumber Data ... 65
F. Teknik Pengumpulan Data ... 66
G. Analisis Data ... 70
H. Uji Keabsahan Data... 76
I. Tahapan-Tahapan Penelitian ... 78
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 79
A. Paparan Data ... 79
1. Perencanaan Kewirausahaan di SMK NU ... 79
2. Pengorganisasian Kewirausahaan di SMK NU ... 94
3. Pelaksanaan Kewirausahaan di SMK NU ... 99
4. Pengawasan Kewirausahaan di SMK NU ... 107
B. Hasil Penelitian ... 112
1. Perencanaan Kewirausahaan di SMK NU ... 112
2. Pengorganisasian Kewirausahaan di SMK NU ... 113
3. Pelaksanaan Kewirausahaan di SMK NU ... 132
4. Pengawasan Kewirausahaan di SMK NU ... 142
BAB VI PENUTUP ... 148
A. Kesimpulan ... 148
B. Rekomendasi ... 150
DAFTAR PUSTAKA ... 151 Lampiran-Lampiran
xiii
Tabel 2.1 : Perubahan Pola Manajemen Konvensional Menuju Pola Manajemen Etrepreneurial
49 Tabel 4.1 : Analisis Kebutuhan Kegaitan Kewirausahaan SMK
Nahdlatul Ulama Tenggarang
76 Tabel 4.2 : Fasilitas Penunjang Kegiatan Kewirausahaan SMK
Nahdlatul Ulama
80 Bagan 4.1 : Sturktur Organisasi Unit Produksi Aswaja Kompetensi
Keahlian: Agribisnis Perikanan SMK Nahdlatul Ulama Tenggarang Tahun Pelajaran 2015/2016
86
xiv
2. Permohonan Ijin Penelitian 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Profil SMK Nahdlatul Ulama
5. Program Kerja Unit Produksi ASWAJA SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso
6. Form Notulen Rapat
7. Proposal Kerjasama Dengan pihak Pemerintah Daerah Terkait Pelaksanaan SMK Terpencil
8. Laporan Kerjasama antara SMK Nahdlatul Ulama dengan Kementrian Koperasi dan UKM Terkait Pelaksanaan Praktek Keterampilan Usaha 9. Perjanjian Kerjasama tentang Suplai Bahan Baku antara SMK
Nahdlatul Ulama dengan BPI Plalangan
10. Perjanjian kerjasama tentang Pendistribusian Produk antara SMK Nahdlatul Ulama dengan Outlet SMK Bondowoso
11. Perjanjian Kerjasama tentang Suplai Bahan Baku antara SMK Nahdlatul Ulama dengan Alar Food Bondowoso
12. Foto-foto Kegiatan Kewirausahaan SMK Nahdlatul Ulama 13. Jurnal Kegiatan Penelitian
14. Pedoman Wawancara, Observasi dan Dokumentasi 15. Riwayat Hidup Penulis
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan potensi bangsa Indonesia yang mampu membangun dirinya dan bertanggung jawab pada pembangunan bangsa, baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara. Upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab dapat dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor penting yang berperan dalam peningkatan SDM dan peningkatan kecerdasan bangsa.
Perubahan sistem pendidikan yang terjadi di Indonesia dari waktu ke waktu bertujuan untuk memasuki era globalisasi, dimana dalam masa globalisasi diwarnai oleh persaingan tenaga kerja yang semakin ketat.
Persaingan kualitas SDM mencakup semua sektor kehidupan, seperti sektor pendidikan maupun sektor industri. Sektor pendidikan dan sektor industri mempunyai peran yang sama yaitu sama-sama menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu yang dapat bersaing di pasaran dengan membutuhkan tenaga kerja produktif dari hasil tamatan yang berkualitas dan terampil dibidangnya.
Namun pada kenyataannya, lembaga pendidikan yang ada masih belum mampu menghasilkan tamatan yang siap untuk terjun ke dunia kerja. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah pengangguran terdidik di indonesia dari tahun 2004 ke 2015 mengalami penurunan. Pada tahun 2004 jumlah pengangguran terdidik mencapai
10.125.796 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2015 jumlahnya turun menjadi 7.
244.905 juta jiwa. Dari data terakhir yang dirilis BPS pada bulan Agustus 2015 jumlah pengangguran terdidik yang terbanyak adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 12,65% , disusul dengan Sekolah Menengah Atas SMA 10,32%, kemudian Diploma sebanyak 7,54%, lulusan sarjana sebanyak 6,40, tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 6,22% , dan tamatan Sekolah Dasar (SD) kebawah sebanyak 2,74%.
Angka pengangguran yang masih tinggi merupakan persoalan bangsa yang belum terselesaikan sampai saat ini. Tingginya angka pengangguran yang sulit teratasi ditambah lagi jumlah angkatan kerja yang semakin bertambah menyebabkan semakin kompetitifnya mendapatkan pekerjaan. Banyaknya angka pengangguran produktif ini disebabkan karena keterampilan yang kurang. Keterampilan yang minim dimiliki oleh usia produktif harus segera diatasi pemerintah. Melalui lembaga pendidikan pemerintah dapat melakukan kebijakan pendidikan kewirausahaan sedini mungkin dalam lingkup pendidikan, termasuk di sekolah menengah atas dengan upaya menanamkan karakter kewirausahaan peserta didik agar dapat terbentuk sejak awal.
Salah satu cara yang dianggap mampu menunjang kebutuhan masyarakat dalam mengatasi jumlah pengangguran yang semakin hari akan semakin bertambah yakni diterapkannya manajemen kewirausahaan dalam sebuah lembaga pendidikan. Manajemen kewirausahaan merupakan bagian dari salah satu subsistem manajemen penunjang pendidikan yang menginternalisasikan jiwa mental kewirausahaan melalui institusi pendidikan. Program-program
dalam manajemen kewirausahaan turut memiliki peran besar dalam memberikan bekal kepada seluruh warga sekolah untuk mengembangkan skill kewirausahaan yang mereka miliki.
Hariandja mengungkapkan bahwa kepala sekolah beserta pada pengelola pendidikan diharapkan untuk berani aktif mencari perubahan, dan memanfaatkan peluang dengan mengembangkan urusan-urusan (bisnis) yang menguntungkan. Secara singkat para pengelola pendidikan, khususnya kepala sekolah sebagai manager dalam kegiatan pendidikan di sekolah dituntut untuk memiliki jiwa dan dapat melakukan wirausaha di Sekolahnya.1
Kepala sekolah dengan kepemimpinan dan tanggung jawabnya menjadikannya sebagai seorang entrepreneur yang memiliki kreatifitas dan kepercayaan diri yang tinggi dalam mencapai visi dan misi sekolahnya.
Dengan kecakapannya di bidang kewirausahaan, kepala sekolah akan mampu mengembangkan organisasi kearah yang lebih inovatif melalui peningkatan kreatifitas, kepercayaan dan kerjasamanya dengan masyarakat.
Sebagaimana yang telah tertera dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah bahwa kepala sekolah harus memiliki lima macam kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi kewirausahaan. Dalam Permendiknas tersebut seorang kepala sekolah harus mampu menjadi pribadi yang memiliki motivasi, inovasi serta memiliki naluri
1Tim Penulis, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 352.
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi sebagai sumber belajar peserta didik. 2
Apabila manajemen kewirausahaan tidak dijadikan bagian dalam agenda lembaga pendidikan, cita-cita untuk memiliki generasi yang siap untuk mandiri dalam menghadapi tantangan zaman hanyalah akan menjadi angan-angan belaka. Dalam praktiknya, proses untuk menciptakan SDM dengan muatan nilai-nilai kewirausahaan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Karena ini terkait langsung dengan sistem dan manajemen pendidikan nasional.
Sebagaimana pencetakan wirausaha harus diikuti dengan usaha untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan di dalam masyarakat Indonesia.
Dunia pendidikan sangat memerlukan pendekatan yang komprehensif yang berkaitan dengan banyak aspek dari manajemen pendidikan nasional termasuk yang terkait dengan pendidikan formal dan nonformal. Untuk tujuan menciptakan SDM yang baru, maka perlu didorong terciptanya program pendidikan dan pelatihan formal bidang kewirausahaan di semua tingkat program studi di Indonesia.
Menerapkan manajemen kewirausahaan di sebuah lembaga tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena jika kita melihat realita yang ada pada saat ini, tidak sedikit lembaga pendidikan yang mengalami kesulitan dalam menerapkannya. Kelemahan manajemen kewirausahaan lembaga pendidikan kita sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan pengelola dalam menjalankan fungsinya secara profesional. Oleh karena itu kreativitas
2Subijanto, Analisis Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan, Skretarian Balitbang Kemendikbud, ( 1 Juni 2012), 163.
dan inovasi dalam berbagai bidang pendidikan kewirausahaan seperti kurikulum, sarana dan prasarana, pola pendidikan kepada anak didik dan sebagainya tidak akan banyak manfaatnya tanpa kemampuan wirausaha yang memadai dari para pengelolanya. Kita harus bekerja dengan konsep manajemen pendidikan yang dilandasi seperangkat paradigma baru
“kewirausahaan berbasis kreativitas dan inovasi” yang lebih mencerminkan kebutuhan pendidikan di masa kini dan masa depan.3
Lembaga pendidikan tidak hanya bertugas melahirkan banyaknya lulusan, akan tetapi yang terpenting adalah seberapa besar lulusannya itu dapat berkontribusi untuk masyarakat dan mampu menghadapi dunia kerja. Oleh karena itu, sekolah harus meningkatkan kecakapan lulusan. Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap mampu untuk meningkatkan kecakapan lulusan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).4
Perpres Nomor 6 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan sebagai salah satu wujud nyata untuk menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha dalam metodologi pendidikan sebagai penjabaran dari pengembangan Ekonomi Kreatif. Pada hakikatnya, tujuan pemberian materi tersebut antara lain memberi bekal kemampuan dalam wujud kompetensi dasar terkait dengan kemandirian lulusan agar mampu bekerja secara mandiri.5
SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang tujuannya adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap
3Tim Penyusun, Kewirausahaan Sekolah, (Direktorat Tenaga Pendidikan, 2007), 6.
4Agung Kuswantoro, “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Unit Produksi”, Unnes, (Januari 2014), 2.
5Subijanto, Analisis Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan, Skretarian Balitbang Kemendikbud, ( 1 Juni 2012), 163.
professional, menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, maka lembaga ini sebenarnya memiliki tanggung jawab yang sangat relevan terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan bagi lulusannya.
Secara umum, praktik wirausaha di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan dapat diperoleh melalui pengelolaan unit-unit usaha sekolah yang sudah berjalan. Dalam menjalankan unit-unit usaha siswa dibantu oleh guru yang membidangi tentang kewirausahaan, jadi kegiatan siswa dalam berwirausaha dapat berjalan sesuai dengan arah dan maksud tujuan yang akan dicapai, yaitu menjadikan lulusan SMK bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri daripada menjadi karyawan atau pegawai negeri. Selain itu, siswa diajak untuk melakukan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan sekolah agar siswa dapat mengerti bagaimana perusahaan itu menjalankan kegiatan kewirausahaan, sehingga menjadi perusahaan yang maju dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain.
Kepala sekolah SMK bersama stakeholder yang berada dalam sebuah lembaga pendidikan, memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada siswa. Salah satu unit dalam sebuah lembaga pendidikan yang langsung menangani proses pengarahan skill siswa baik
melalui program intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler adalah seluruh pendidik khususnya yang berada dalam lingkup manajemen kesiswaan. Hal ini bertujuan dalam rangka mencetak lulusan yang benar-benar berkualitas dan mampu menghadapi tantangan kerja yang semakin rumit.
Hal tersebut sejalan dengan fungsi dan tujuan akhir pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berisi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar siswa menjadi manusia yang beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6
Siswa sebagai orang yang belajar masih memerlukan pembinaan agar menjadi pribadi yang utuh dan siap menciptakan dunia usaha secara mandiri.
Melalui berbagai program yang telah direncanakan. Diharapkan semua guru beserta siswa dapat bekerjasama dalam rangka mengefektifkan program yang berkaitan dengan penanaman skill dalam bidang usaha di sebuah lembaga pendidikan.
SMK Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan yang menyediakan program jurusan agribisnis perikanan dan turut berupaya mewirausahakan pola manajemen sekolah untuk menyiapkan lulusan yang benar-benar berkualitas, mandiri dan mampu menjawab tantangan zaman. Meskipun SMK NU masih terhitung baru, namun
6Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 7.
lembaga ini sudah mampu bersaing dengan lembaga SMK yang ada melalui berbagai macam kegiatan kewirausahaan yang tidak hanya melibatkan seluruh warga sekolah, tetapi juga turut melibatkan masyarakat.
Beberapa alasan yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti di SMK NU ini adalah berdasarkan hasil penelitian awal yang peneliti lakukan, pelaksanaan kewirausahaan di SMK NU dinilai sangat baik oleh beberapa dunia industri yang ada di Bondowoso maupun diluar kota Bondowoso. Hal ini terbukti dari tahun 2012-2015 jumlah lulusan yang diminta untuk bekerja di beberapa DU/DI sudah mencapai 31 orang. Selain itu, jumlah lulusan yang berhasil mengisi kebutuhan dunia industri maupun dunia usaha dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2012 jumlah tamatan yang berhasil mengisi dunia industri dan dunia usaha sebanyak 45%, pada tahun 2013 sebanyak 40%, pada tahun 2014 sebanyak 57%, dan data terahir pada tahun 2015 sebanyak 73%.
Selain data tersebut, SMK NU merupakan satu-satunya lembaga SMK di Bondowoso yang mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso yaitu Program SMK Terpencil.
Program SMK Terpencil tersebut memberikan kesempatan kepada SMK NU Tenggarang untuk memberikan bimbingan bagi siswa-siswa SMK terpencil dalam bentuk pelatihan kewirausahaan yang secara terus-menerus. Kegiatan SMK Terpencil tersebut meliputi pemberian teori kewirausahaan, praktik budi daya dan pengolahan hasil perikanan, pengemasan dan yang paling penting adalah pemasaran secara terus menerus dan berkesinambungan.
Dengan kata lain, SMK NU berkomitmen tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas siswa dan masyarakat sekitar dalam bidang kewirausahaan. SMK NU menjadikan kewirausahaan sebagai bagian dari kurikulum intra pembelajaran yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Selain kegiatan kewirausahaan yang termasuk dalam kurikulum intra, SMK NU juga penyediakan kegiatan kewirausahaan yang termasuk dalam program ekstra kurikuler sekolah. Program-program tersebut disediakan bertujuan agar siswa dapat mengembangkan life skill mereka secara maksimal didalam maupun diluar sekolah.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Manajemen Kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, fokus dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana perencanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?
2. Bagaimana pengorganisasian kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?
3. Bagaimana pelaksanaan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?
4. Bagaimana pengawasan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan implementasi manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016.
2. Untuk mendeskripsikan pengorganisasian implementasi manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016.
3. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan implementasi manajemen kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016.
4. Untuk mendeskripsikan Pengawasan kewirausahaan di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Bondowoso Tahun 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian, pada dasarnya menginginkan hasil penelitian yang bermanfaat, adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah khazanah wawasan keilmuan tentang manajemen kewirausahaan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa.
b. Menambah wawasan keilmuan tentang pendidikan kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi IAIN Jember, Dengan adanya penelitian ini di upayakan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil bagi pascasarjana IAIN Jember,
diantaranya dapat memberikan sumbangsi untuk kemajuan pendidikan program pascasarjana IAIN Jember. Serta untuk mengetahui konsep manajemen kewirausahaan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, dan juga menjadi rujukan penelitian dalam manajemen pendidikan Islam.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan agar peneliti dapat menerapkan hasil penelitian mengenai manajemen kewirausahaan.
c. Bagi Lembaga Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pemikiran dalam melaksanakan manajemen kewirausahaan tersebut serta sebagai konsep quality control mutu pendidikan di lembaga.
E. Definisi Istilah
Untuk menghindari pemahaman yang salah dari pembaca, berikut disajikan definisi operasional konsep konsep penelitian ini, yang meliputi:
1. Manajemen Kewirausahaan
Manjemen kewirausahaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah segala proses yang menyangkut pengelolaan kegiatan kewirausahaan yang dilaksanakan di SMK NU. Kegiatan ini diaplikasikan bertujuan agar seluruh warga sekolah aktif mencari perubahan, berani menanggung resiko dan memanfaatkan peluang dengan mengembangkan urusan-urusan (bisnis) yang menguntungkan bagi lembaga dan khususnya bagi pengembangan kemandirian siswa.
2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama merupakan bagian dari satuan-satuan lembaga pendidikan yang di dirikan oleh salah satu departemen Nahdlatul Ulama (NU) yakni Lembaga Pendidikan Ma’raf Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) yang bertugas sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama. SMK NU didirikan dengan tujuan untuk memberikan bekal bagi generasi muda penerus NU agar bisa memiliki berbagai macam keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan berkembang.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika pembahasan ini akan dijelaskan kerangka pemikiran yang digunakan dalam menyusun tesisi ini, adapun sistematika pembahasan tersebut sebagai berikut:
Bab satu, yaitu pendahuluan. Bab ini berisi tentang keseluruhan penulisan tesis ini yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab dua, yaitu kajian pustaka yang mencakup tentang penelitian terdahulu serta kajian teori. Dalam kajian teori akan dipaparkan beberapa penjelasan tentang definisi.
Bab tiga, yaitu metode penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data,
prosedur pengumpulan data, analisis data,keabsahan data dan tahap tahap penelitian.
Bab empat, yaitu hasil penelitian. Hasil penelitian ini mencakup tentang paparan data dan temuan penelitian serta pembahasan tentang manajemen kewirausahaan. Mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, upaya lembaga dan tahap evaluasi.
Bab lima, yaitu pembahasan. Berisi gagasan peneliti, keterkaitan antar pola, kategori, dan dimensi, penafsiran dan penjelasan dari temuan/
teori yang diungkapkan dari lapangan.
Bab enam, yaitu penutup. Bab ini adalah bab terakhir yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Terdahulu
Dalam penelitian sangat mungkin ditemui bahwa sebelumnya telah ada beberapa penelitian terdahulu yang mengupas tentang tema atau topik yang serupa, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan kajian penelitian terdahulu maka akan dapat dilihat sejauhmana orisinilitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.1
Sebagai bahan perbandingan, peneliti menyajikan beberapa judul penelitian terdahulu yang relevan, yaitu:
Tesis karya Mohamad Zaelani (2012), yang berjudul Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kewirausahaan Studi Situs SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, dan desain penelitiannya yakni studi kasus, yaitu fenomena implementasi atau model kepemimpinan kepala sekolah berbasis kewirausahaan.
Hasil penelitian ini yakni, pertama pola kepemimpinan kepala sekolah berbasis kewirausahaan studi situs SD Muhammadiyah program khusus Kottabarat, Surakarta merupakan sesuatu yang bersifat by design, disengaja dan direncanakan sebagai sebuah pilihan gaya kepemimpinan yang bersifat transformatif. Pemilihan gaya kepemimpinan ini ternyata
1Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Pascasarjana, (Jember: STAIN Jember), 18.
sangat berhasil dalam mengarahkan seluruh warga sekolah dalam peningkatan kemampuan kewirausahaan mereka. Kedua, aspek-aspek sasaran kewirausahaan sekolah meliputi kreativitas dan inovasi di bidang akademik dan non akademik.
Tesis karya Mohammad Rodhi (2013), yang berjudul Manajemen Pondok Pesantren Entrepreneur (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Amin Sabrang Ambulu Jember). Penelitian ini menggunakan jensi penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan secara komprehensip tentang manajemen pondok pesantren berbasis entrepreneur, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Hasil penelitian yang diperoleh yakni: pertama, perencaanaan manajemen entrepreneur yang dilakukan di Ponpes Al-Amin dengan menggunakan tiga perencanaan, yakni dengan melibatkan orang yang berkompeten, menentukan program yang sesuai dengan minat dan bakat, dan melibatkan orang-orang yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan program pesantren. Kedua, pengorganisasian yang dilakukan melalui pembagian tugas oleh pengasuh dan adanya jadwal yang sudah terorganisir.
Ketiga, pelaksanaan kegiatan entrepreneur di pondok pesantren Al-Amin dilaksanakan melalui dua kegiatan, yakni murni dari pesantren dan aktivitas ekstra pondok pesantren. Keempat, kegiatan pengawasan dilakukan melalui kegiatan pengawasan secara langsung oleh kyai dan juga melalui kegiatan rapat yang dilakukan selama enam bulan sekali denga tujuan sebagai evaluasi kinerja dari masing-masing lembaga sehingga dapat dijadikan
barometer untuk perkembangan kegiatan sebuah lembaga dimasa yang akan datang.
Berdasarkan kajian terdahulu diatas, maka persamaan penelitian kami dengan penelitian terdahulu, yakni sama-sama mengkaji tentang seluruh kegiatan kewirausahaan di lembaga pendidikan. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang kami lakukan yakni terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, serta pendekatan dan desain penelitian yang digunakan.
Perbedaan juga terletak pada substansi penelitian, penelitian terdahulu diatas lebih memfokuskan pada model kepemimpinan berbasis kewirausahaan dan pelaksanaan kewirausahaan di pesantren, sedangkan penelitian kami lebih fokus kepada pelaksanaa manajemen kewirausahaan di sekolah.
B. Kajian Teori
1. Konsep Manajemen Kewirausahaan
a. Kewirausahaan dalam Pandangan Islam
Bekerja dan berusaha termasuk berwirausaha, boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena keberadaan sebagai khalifah fil ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya kebedayaan umat, maka Islam memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran
Islam. Terdapat sejumlah ayat yang menjelaskan tentang pentingnya aktivitas berusaha itu. Diantanya:2
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.”3
Ayat diatas jelas memberikan satu anjuran agar umat Islam bekerja mencari karunia Allah di dunia, namun hal itu juga harus dibarengi dengan niat bahwa semua yang dilakukan oleh manusia harus dilandasi dengan selalu ingat (berdzikir) kepada Allah, agar apa yang mereka lakukan senantiasa mendatangkan keuntungan, baik berupa keuntungan materi maupun keuntungan mendapatkan ridho dan pahala dari Allah SWT.
Allah memberikan kemudahan kepada manusia untuk memakmurkan bumi. Allah menyeru manusia untuk berkecimpung di dunia ekonomi, bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh sehingga menjadi anggota yang bekerja dalam sebuah masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain.
Perintah untuk berusahan dalam mencari rezeki juga terdapat di dalam ayat lain yakni:
2Al-Qur‟an, 53: 39; 62: 10; 24: 37.
3Al-Qur‟an, 62:10.
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.4
Ayat tersebut menjelaskan anjuran bagi manusia agar berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-harinya yakni melalui wirausaha dengan beragam jenisnya. Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan kegiatan perdagangan semata, namun menyangkut aktivitas lain yang berhubungan dengan upaya meraih rezeki secara mandiri, kreatif dan inovatif.
Hal itu sebagaimana sabda beliau:
ٌذ َحَأ َلَكَأ اَه َلاَق َنَّلَس َو ٍََِْلَع ِالله ِلىُسَر ْيَع ٌََُْع ُالله ًَِض َر ِماَذْقِوْلا ْيَع ْأٌَ ْىَأ ْيِه اًرٍَْخ ُّطَق اًهاَعَط ِمَلاَّسلا ٍََِْلَع َدُواَد ِالله ًَِّبًَ َّىِإ َو ٍِِذٌَ ِلَوَع ْيِه َلُك
)يرخبلا َجرخأ( ٍِِذٌَ ِلَوَع ْيِه ُلُكْأٌَ َىاَك .
“Dari Miqdam ra. Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
Seseorang yang makan dari hasil usahanya sendiri, itu lebih baik.
Sesungguhnya Nabi Daud as makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.
R. Al-Bukhori).5
Hadits diatas menunjukkan bahwa bekerja atau berusaha merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Dalam Islam bekerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya dalam Islam bekerja
4Al-Qur‟an, 53:39
5Imam Abu Zakaria Yahya bi Syaraf an-Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, jilid. 1, Terj.
Achmad Sunarto, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), 517.
menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. Orang yang bekerja/berusaha untuk mendapatkan penghasilan dengan tangannya sendiri baik untuk mencukupi kebutuhannya sendiri maupun keluarga dalam Islam orang seperti ini dikategorikan jihad fi sabilillah.
Anjuran untuk meraih rezeki dengan cara kereatif dan inovatif tersebut diperkuat dengan hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
ُع ِيْب ْنِصاَع ْيَع ُالله ىَلَص ِلله ُل ْىُسَر َلاَق َلاَق ٍَِِْبَأ ْيَع ْنِلاَس ْيَع الله ِذٍَْب
)ىقهٍبلا َجرخأ( َفِرَتْحُوْلا َيِهْؤُوْلا ُّبِحٌُ َالله َّىِإ َنَّلَسَو ٍََِْلَع
“Dari „Ashim Ibn „Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).6
Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.
Kreatifitas adalah mampu menangkap dan menciptakan peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan. Di tengah persaingan bisnis yang ketat sekalipun seorang wirausaha tetap mampu menangkap dan menciptakan peluang baru untuk berbisnis,
6Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), 182.
sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan. Sedangkan inovasi adalah mampu melakukan pembaruan-pembaruan dalam menangani bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya tidak pernah usang dan selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Sifat inovatif ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.7
Jadi orang yang berkarya akan memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak dengan kreativitas dan inovasinya untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
Dalam Islam prinsip utama terkait wirausaha adalah halal dan benar prosesnya. Kedua prinsip tersebut perlu dijadikan acuan dalam berwirausaha agar sejalan dengan Islam serta terhindar dari sifat- sifat yang tercela (korupsi atau tindakan negatif lainnya).
Ayat-ayat dan hadist diatas memperlihatkan bagaimana kewirausahaan merupakan aktivitas intern dalam ajaran Islam.
Sedemikian strategisnya kedudukan kewirausahaan dan perdagangan dalam Islam, hingga teologi Islam itu dapat disebutkan sebagai commercial theology ( teologi perdagangan). Hal tersebut dapat dilihat dalam kenyataan bahwa hubungan timbale balik antara Tuhan dan manusia bersifat perdagangan, karena Allah adalah saudagar sempurna. Allah memasukkan alam semesta dalam pembukuan-Nya.
Segalanya diperhitungkan, tiap barang diukur. Ia telah membuat
7H.M. Ma‟ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 7-8.
buku perhitungan, neraca-neraca, dan tuntutan-Nya telah menjadi arahan mutlak bagi bisnis-bisnis yang jujur.8
Selanjutnya pendapat para imam tentang kemuliaan seseorang yang menekuni pekerjaan berwirausaha diantaranya:9 1) Imama Syafi‟I yang menyatakan bahwa pencaharian yang paling
baik adalah perdagangan.
2) Imam Al Mawardi berpendapat bahwa mata pencaharian yang paling baik adalah pertanian karena lebih mendekatkan diri kepada sifat tawakal, dan yang utama ialah pertanian, perdagangan dan kerajinan.
3) Imam Nawawi berpendapat bahwa mata pencaharian yang paling bik adalah bekerja dengan tangan sendiri, yaitu pertanian. Sebab pertanian mengandung unsur tawakal karena langsung berhubungan dengan alam yang diciptakan oleh Allah seperti panas, hujan, angin yang dapat membantu ataupun merusak pertumbuhan tanamannya.
Pada hakikatnya, Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman hidup di segala bidang bagi para pemeluknya, tak terkecuali bidang ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang mendorong agar umatnya mau bekerja keras untuk mengubah nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencari usaha dari tangannya sendiri, berlomba-
8Tim Penyusun, Islamic Business Strategy, (Jakarta: Zikrul, 2006), 12.
9Buchori Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: Alfabeta, 2014), 260.
lomba dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Bahkan ayat al-Qur‟an yang secara khusus menggunakan bahasa untung rugi, misalnya surat al-Asyr. Pendek kata, umat Islam didorong untuk mengejar kebaikan dunia, tanpa melupakan akhiratnya. Semangat dan sikap mental produktif seperti itu merupakan bagian dari etos kerja yang diajarkan oleh Islam.
Islam juga sangat menekankan kepada umatnya yang memiliki mata pencaharian sebagai wirausaha, harus menanamkan beberapa sifat atau karakteristik yang sesuai dengan ajaran Islam pula, yakni:10
1) Sifat takwa, Tawakal, Zikir dan Syukur
Sifat-sifat diatas harus benar-benar dilaksanakan dalam praktek bisnis sehari-hari. Ada jaminan dari Allah bahwa: barang siapa yang takwa kepada Allah, maka Allah akan memberikannya jalan keluar, dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
2) Jujur
Jujur dalam segala kegiatan bisnis, , menimbang, mengukur, membagi, berjanji, membayar hutang, jujur dalam berhubungan dengan orang lain, akan membuat ketenangan lahir dan batin.
10Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung:Alfabeta, 2014), 271- 272.
3) Niat Suci Ibadah
Bagi seorang muslim melakukan bisnis adalah dalam rangka ibadah kepada Allah. Demikian pula dari hasil yang diperoleh dalam bisnis akan dipergunakan kembali di jalan Allah.
4) Bangun Subuh dan Bekerja
Rasulullah telah mengajarkan kepada kita agar mulai bekerja sejak pagi hari. Karena para malaikat akan turun dan membagi rizki sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
5) Toleransi
Toleransi, tenggang rasa, tepo seliro harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang bisnis. Dengan demikian tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul, komunikatif, fleksibel, pandai melihat situasi dan kondisi, toleransi terharap pelanggan dan tidak kaku.
6) Berzakat dan Berinfaq
Mengeluarkan zakat dan infaq harus menjadi budaya Muslim yang bergerak dalam bidang bisnis. Harta yang dikelola dalam bidang bisnis, laba yang diperoleh, harus disisihkan sebagian untuk membantu anggota masyarakat yang membutuhkan. Dalam ajaran Islam sudah jelas bahwa harta yang dizakatkan dan diinfakkan tidak hilang, melainkan menjadi tabungan kita yang berlipat ganda baik di dunia maupun akhiran.
7) Silaturrahmi
Orang bisnis seringkali melakukan silaturrahmi dengan partnr bisnisnya ataupun dengan langganannya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa kita harus selalu mempererat silaturrahmi satu sama lain. Manfaat silaturrahmi ini disamping mempererat ikatan persaudaraan, juga seringkali membuka peluang-peluang bisnis yang baru.
Kewirausahaan yang dimaksudkan dalam ajaran agama Islam berbeda dengan kewirausahaan dalam pandangan barat. Islam lebih menekankan kepada ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman dalam melakukan wirausahan. Segala hal yang dilakukan dalam kegiatan kewirausahaan tidak hanya memprioritaskan kepada material oriented semata. Namun lebih dari itu, segala hasil dari usaha yang telah dilakukan semata-mata merupakan jalan untuk menuju keridhaan Allah.
Sebagaimana pendapat M. Khabir Hasan mengenai perbedaan antara konsep kewirausahaan Islam dan barat, sebagai berikut:11
The Islamic perspective of entrepreneurship has one major difference. Unlike Western entrepreneurs, who are free to separate business and religious practices if they wish, Islamic practices dictate that all transactions, including those of entrepreneurs, should strive to meet religious goals. In the context of Islam, a Muslim’s business activities must be focused foremost on pleasing Allah, which includes conducting
11M. Khabir Hadan dan William J. Hippler, Intrepreneurship and Islam, (Econ Journal Watch 11(2), 2014), 172.
a business consistent with the moral and ethical standards of Islamic practices, fulfilling one’s religious obligations, and contributing to the overall Islamic goal of benefitting society as a whole. From this perspective, in a truly Islamic entrepreneurial framework, religion and economic activities are inseparable, and, as a result, the set of economic behaviors are guided not simply by secular, legal, and ethical guidelines, but by religious guidelines as well.
Penjelasan M. Kaibar Hasan diatas bermaksud untuk menekankan bahwa kewirausahaan dalam pandangan Islam sangatlah berbeda dengan kewirausahaan dalam perspektif barat.
Kewirausahaan dalam pandangan pengusaha barat lebih bebas dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dan bersifat sekuler. Sedangkan mendikte semua pelaku wirausaha harus memfokuskan semua kegiatannya tidak lain untuk mendapatkan ridha Allah. Dalam pelaksanaan kewirausahaan yang benar-benar mengacu pada ajaran Islam, antara agama dan ekonomi merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Sejumlah ayat-ayat al-Qur‟an dan al-Sunnah serta kisah kisah teladan dari para tokoh muslim terdahulu, banyak yang mendukung dan memperkuat pentingnya kegiatan kewirausahaan bagi kaum muslim. Dikisahkan, bahwa sebelum hijrah ke Madinah, Abdurrahman bi Auf tergolong orang yang kaya di Mekkah. Ketika dia mengikuti perintah hijrah, kekayaan dia tinggalkan. Sesampai di Madinah, banyak sahabat Anshar yang bersimpati menolongnya.
Tetapi dia menolak secara halus dengan berdoa seraya berkata:
”Cukuplah bagiku, enkau tunjukkan dimana pasar”.
Berkat semangat dan keahliannya dalam berbisnis, dalam perkembangan selanjutnya Abdurrahman bin Auf menjadi kaya kembali. Beliau tercatat sebagai dermawan yang member sumbangan sebanyak 500 ekor kuda dan 50.000 dinar untuk kepentingan jihad fi sabilillah.12
Demikian pula dengan Muhammad saw, sebelum dia diutus manjadi rsul, beliau terkenal sebagai pedagang yang sukses dan jujur ketika menjalankan bisnis milik khadijah. Tidak terbantahkan bahwa Muhammad saw adalah figure sukses seorang entrepreneur. Sukses entrepreneurship Muhammad saw adalah sebuah proses yang bagi siapa pun dapat menjalankan dan mempraktikkanya. Sukses tersebut memiliki orientasi luhur untuk dunia dan akhirat.13
Muhammad saw mengawali semuanya dari dirinya sendiri, dari yang kecil, dan dari saat ini. Beliau mengerti betul potensi dirinya, potensi ikhtiar, dan potensi waktu karena mendapatkan pendidikan langsung dari Allah Swt dan sebagai teladan bagi umat manusia.
Sebagai konsekwensi pentingnya kegiatan kewirausahaan, Islam menekankan akan pentingnya pengembangan dan penegakan budaya kewirausahaan dalam kehidupan setiap muslim. Budaya kewirausahaan muslim itu bersifat manusiawi dan religious, berbeda
12Muh. Yunus, Islam dan Wirausahan Inovatif, (Malang: UIN Malang Press, 2008), 11.
13Muslim Kelana, Muhammas saw is A Great Entrepreneur, (Bandung: Dinar Publishing, 2008), 128-129.
dengan budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai landasan kerja.
b. Karakteristik Kewirausahaan
Beberapa pendapat dan kesimpulan dari para ahli tentang karakteristik kewirausahaan berbeda-beda. Tapi pada intinya adalah, bahwa seorang wirausaha merupakan individu yang mempunyai ciri dan watak untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu-individu lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat-pendapat berbagai ahli sebagai berikut:14
1. Dorongan berprestasi: semua wirausahaan yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.
2. Bekerja keras: sebagian besar wirausahawan “mabuk bekerja”
demi mencapai sasaran yang ingin di cita-citakan.
3. Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi.
4. Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental.
5. Optimis: Wirausahawan hidup dengan doktrin semua waktu baik untuk bisnis, dan segala sesuatu mungkin.
6. Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented).
14Mujiarto dan Aliaras Wahid, Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan, (Jakarta:
Graha Ilmu, 2006), 3.
7. Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam usahanya.
8. Beorientasi pada uang. Uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.
9. Memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.15
Dalam buku Firt Step to be Entrepreneur, Pulus Winarto menulis 5 ciri kewirausahaan:16
1. Berani mengambil resiko: seorang kewirausahaan harus siap menanggung resiko.
2. Menyukai tantangan: seorang kewirausahaan tidak takut dengan perubahan dan ketidakpastian.
3. Punya daya tahan yang tinggi: seorang kewirausahaan tidak boleh cepat putus asa dan selalu bangkit dari kegagalan
4. Punya visi jauh ke depan: seorang kewirausahaan mempunyai tujuan jangka panjang, bukan keuntungan sesaat.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik: seorang kewirausahaan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumennya.
15Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 28.
16Deny Riana, Spiritual Kewirausahaan, (Bandung: MQS Publishing, 2008), 4.
c. Pengertian Manajemen Kewirausahaan
Manajemen kewirausahaan berasal dari dua kata, yakni manajemen dan kewirausahaan. Manajemen saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi individu, kelompok, ataupun organisasi.
Manajemen secara bahasa berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.17 Kemudian secara etimologi manajemen berarti ilmu atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. 18
Pada mulanya, kewirausahaan diartikan sebagai pemahaman untuk “berusaha” atau untuk melakukan sesuatu atau to undertake.
Kemudian pemahaman ini diberi makna sebagai kegiatan atau pekerjaan yang mempunyai kandungan untuk berani melakukan suatu kegiatan dengan menanggung resiko yang dihadapi dan konsekwensi yang akan diterima.19
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Marc J. Dollinger,
”Entrepreneurship is the control and deployment of resources to create an innovative economic organization (or network of organizations) for the purpose of gain or growth under conditions of risk and uncertainty”.20
17Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV Hajimasagung, 1994), 1.
18Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, …. 2.
19Heflin Frinces, Manajemen SDM Kiat Memenangkan Persaingan Global, …. 181.
20Marc J. Dollinger, Entrepreneurship Strategies and Resource, (USA: Marsh Publications, 2008), 9.
Kutipan diatas menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan sebuah kontrol untuk memanfaatkan secara inovatif semua sumber daya dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan serta proses untuk menanggung semua resiko yang kemungkinan akan muncul.
Jeanne Holden dalam bukunya Principles of Entrepreneurship juga memberikan pendapat, bahwa:21
Most economists today agree that entrepreneurship is a necessary ingredient for stimulating economic growth and employment opportunities in all societies. In the developing world, successful small businesses are the primary engines of job creation, income growth, and poverty reduction.
Therefore, government support for entrepreneurship is a crucial strategy for economic development.
Berdasarkan pendapat diatas dikemukakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kegiatan mengontrol dan penyebaran sumber daya untuk menciptakan sebuah organisasi yang inovatif ekonomi untuk tujuan mendapatkan keuntungan serta memahami resiko-resiko yang kemungkinan akan terjadi.
Daryanto berpendapat manajemen kewirausahaan adalah segala sesuatu yang menyangkut proses yang menjamin bahwa usahanya betul-betul aksis. Bila usahanya ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, yaitu: fokus pada
21Jeanne Holden, Principles of Entrepreneurship, (United State: US Department of State), 2.
pasar, buat ramalan pendanaan, bangun tim manajemen, dan beri peran tertentu bagi wirausaha penemu.22
Menejemen kewirausahaan merupakan sebuah kegiatan yang menyangkut kegiatan lingkungan internal perusahaan yang berhubungan dengan kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal.23
Maka, berdasarkan teori tentang manajemen kewirausahaan diatas dapat disimpulkan bahwa, manajemen kewirausahaan merupakan proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk menjamin agar usaha yang sedang dijalankan dapat berhasil dan benar-benar eksis.
d. Strategi Manajemen Kewirausahaan di Sekolah
Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang bersifat kewirausahaan (entrepreneurial organization). Adapun strategi kewirausahaan mencakup pengembangan visi, dorongan inovasi, dan penstrukturan iklim kewirausahaan.24
1. Pengembangan Visi dan Misi
Kegiatan wirausaha harus memiliki visi dan misi yang jelas dan meyakinkan. Visi dan misi merupakan perwujudan terbaik dari imajinasi kreatif dan merupakan motivasi utama dari
22Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), 70.
23Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan, …71.
24Tim Penulis, Manajemen Pendidikan, 357.