BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.3 Hipotesis Penelitian
(Kasmir,2010:205)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Metode penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan, sehingga mengetahui cara menyelesaikan permasalahan penelitian dan memudahkan untuk menarik kesimpulan.
Sugiyono (2017 : 2) menjelaskan mengenai metode penelitian sebagai berikut :
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan pendekatan deskriptif verifikatif.
Menurut Sugiyono (2013:11) pengertian metode survey adalah : Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.
Tujuan penelitian survey adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum.
Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 : 21) metode deskriptif adalah “Suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan
50
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Menurut Moch. Nazir (2011 : 54) mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut:
Metode deskriptif adalah untuk studi menentukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana di dalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk
meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode deskripsi ini digunakan untuk menjawab permasalah mengenai seluruh variabel penelitian secara independen ”.
Sedangkan penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2010 : 18) adalah
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu kejadian atau fenomena yang terjadi saat ini dengan
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”.
Sedangkan metode analisis verifikatif merupakan penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013:8).
Penelitian verifikatif pada dasarnya digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, dimana uji hipotesis antara variabel akan dianalisis
melaluipendekatan kuantitatif yang menggunakan metode statistika yang relevan untukmenguji hipotesis.
Menurut Sugiyono (2017 : 8) mendefinisikan mengenai metode penelitian kuantitatif sebagai berikut :
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sehingga diperlukan lagkah-langkah yang dimulai dari operasionalisasi variabel, metode pengumpulandata, dan rancangan pengukuran hipotesis.
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini yaitu untuk
menjelaskan dan menjabarkan fenomena sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana inventory turnover pada PT. Barito Pacific Tbk. periode 2009 - 2018, bagaimana rentabilitas ekonomi pada PT. Barito Pacific Tbk. periode 2009 - 2018, dan bagaimana pengaruh inventory turnover terhadap rentabilitas ekonomi yang terjadi pada PT. Barito Pacific Tbk. periode 2009 - 2018.
Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat (kausal) antara variabel independen dan variabel dependen yaitu mengenai pengaruh inventory turnover terhadap rentabilitas ekonomi pada PT. Barito Pacific Tbk. periode 2009 - 2018.
3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel merupakan bagian penting dalam suatu penelitian karena penelitian tidak dapat dilakukan bila tidak ada variabel atau permasalahan yang akan diteliti. Variabel inilah yang akan menjadi atribut dari suatu objek yang akan dikembangkan dan diolah sehingga dapat diketahui pemecahan masalahnya.
Variabel bisa dikatakan sebagai variabel penelitian apabila variabel tersebut memiliki nilai yang bervariasi.
Agar variabel penelitian dapat diukur, diperlukan operasionalisasi variabel untuk mendefinisikan, menentukan indikator, ukuran dan skala pengukuran
variabel. Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian variabel dan operasionalisasi variabel penelitian.
3.2.1 Definisi Variabel
Variabel sangat penting dalam melakukan penelitian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017:39).
Menurut Sugiyono (2010 : 96) menyatakan bahwa “Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Kerkinger dalam Sugiyono (2017 : 39) menyatakan bahwa :
Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan variabel dapat diartikan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek dalam
penelitian.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Inventory Turnover (X) sedangkan variabel dependennya adalah Rentabilitas Ekonomi (Y).
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel tersebut, yaitu : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2014 : 59), menyatakan bahwa “Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang terjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Jadi variabel ini sifatnya
menerangkan dan mempengaruhi variabel lain yang tak bebas. Variabel bebas juga memiliki nilai yang tidak tergantung pada variabel lainnya.
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu Inventory Turnover.
Menurut Harmono (2009 : 234) menyatakan bahwa “Perputaran
persediaan merupakan sejauh mana persediaan dalam satu tahun dapat diperoleh dari harga pokok penjualan dibagi saldo rata-rata persediaan”.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel ini menurut Syamsuddin (2011 : 47-48), yaitu :
Inventory Turnover ¿Harga Pokok Penjualan Rata−Rata Persediaan 2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2014 : 59) menyatakan bahwa “Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang manjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang akan diteliti adalah Rentabilitas Ekonomi.
Menurut Bambang Riyanto (2011 : 33) “Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
presentase”.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel ini menurut Riyanto (2010 : 36), yaitu :
Rentabilitas Ekonomi= EBIT
Total Aktiva x100 %
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian menjadi konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang diarahkan untuk memperoleh nilai variable lainnya.
Di samping itu, dalam memudahkan untuk mengukur dan memahami variabel-variabel penelitian, diperlukannya operasionalisasi variabel ini sebagai dasar bagi peneliti dalam menyusun instrumen penelitian. Operasionalisasi veriabel meliputi penjelasan mengenai nama variabel, definisi variabel, dimensi dan indikator variabel, ukuran variabel dan skala pengukuran yang dibuat dalam bentuk tabel.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu Inventory Turnover (X), dan Rentabilitas Ekonomi (Y).
Operasionalisasi variabel berdasarkan judul penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Inventory Perputaran persediaan 1. Harga Pokok
turnover atau Perputara n
Persediaa n (X)
merupakan sejauh mana persediaan dalam satu tahun dapat diperoleh dari harga rata-rata persediaan (Harmono, 2009 : 234).
Penjualan 2. Persediaan
(Harmono, 2009 : 234) Rentabilitas
Ekonomi (Y)
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk
memperoleh laba tersebut.
(Agus Harjito dan Martono, 2014 :62)
1. EBIT / Laba Usaha 2. Total Aktiva
(Agus Harjito dan Martono, 2014 :62) 3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data.
Menurut Sugiyono (2017 : 137), jika dilihat dari segi pengumpulan datanya dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder :
1. Sumber Primer
Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data.
2. Sumber Sekunder
Merupakan sumber yang tidak langsung diberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Adapun data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari situs internet yaitu www.idx.co.id, www.barito- pacific.com yang diakses pada tanggal 05 Desember 2019.Data sekunder ini berupa laporan keuangan tahunan pada PT. Barito Pacific Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 - 2018.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan
memperolehinformasi melalui laporan penelitian, buku-buku, jurnal, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah jenis data penelitian yang berupa faktur, jurnal-jurnal, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data-data yang digunakan berasal dari dokumen yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara menelusuri dan mencatat informasi yang diperlukan.
Sumber dokumentasi penelitian ini diperoleh dari IDX dan dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2018.
3.4 Teknik Analisis Data
Setelah data itu dikumpulkan, maka kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data.
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2010 : 244), mengemukakan bahwa
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”.
Menurut Sugiyono (2014:206) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut:
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mantabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.4.1 Analisis Kinerja Keuangan
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan bagian dari analisis kinerja perusahaan melalui perhitungan rasio-rasio keadaan keuangan perusahaan dimana hasilnya memberikan gambaran kinerja operasi perusahaan.
Adapun analisis keuangan yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu:
1. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2009 : 799) perputaran persediaan merupakan “Hubungan antara volume barang (persediaan) yang dijual dan persediaan dapat dinyatakan sebagai perputaran persediaan (inventory turnover),
yang dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan dengan rata rata persediaan”.
Adapun cara perhitungannya yaitu sebagai berikut :
Dimana nilai rata-rata persediaan (average inventory) diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
2. Rentabilitas Ekonomi (RE)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase (Bambang Riyanto, 2011:33).
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Untuk pengukuran ini, biasanya laba dihitung adalah sebelum bunga dan pajak. Aktiva perusahaan dalam hal ini adalah aktiva operasional yang dihitung secara rata-rata. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
ℜ= EBIT
Total Aktiva X100 %
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut :
Inventory Turnover=cost of goods sold averageinventory
Rata−rata persediaan=Persediaan Awal+Persediaan Akhir 2
3.4.2 Korelasi Pearson Product Moment (PPM)
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. Kegunaan uji korelasi ini untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Teknik analisis Korelasi PPM ini termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan rasio dengan persyaratan tertentu.
Menurut Sugiyono (2014 : 248), penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
X = Inventory Turnover Y = Rentabilitas Ekonomi n = Banyaknya data
rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
XY X Y
∑
¿¿¿
¿
¿2 n
∑
Y2−¿¿
¿❑
∑
X¿ ¿n
∑
X2−¿¿
∑
¿ ¿∑
¿−¿n¿ xy=¿
r¿
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Sugiyono (2011 : 250) 3.4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara variabel independen dan variael dependen atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi.
Dalam Sugiyono (2011 : 261) dinyatakan bahwa “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausan satu variabel bebas dengan satu variabel terikat”.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan atau penurunan variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga dapat diketahui hasil perhitungan persamaan regresi linearnya dengan menggunakan rumus Y = a + bx, dimana a dan b dapat dicapai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = a +bx
(Sugiyono, 2017 : 188)
Untuk menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ X¿2 n(∑ X2)−¿
a=(∑Y)(∑ X²)−(∑ X)(∑ XY)
¿
∑ X¿2 n(∑ X2)−¿
b=n(∑ XY)−(∑ X) (∑Y)
¿ Dimana:
Y = Rentabilitas Ekonomi X = Inventory Turnover a = Konstanta
b = Koefisien regresi dari variabel X n = Banyaknya data
3.4.4 Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi ( R2 ) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi antara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila koefisien determinasi ( R2 ) nol, variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel independen. Sedangkan jika koefisien determinasi ( R2 ) semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, koefisien determinasi ( R2 )
digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi ( R2 ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2012 : 139) Keterangan :
Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y digunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.4.5 Uji t (Uji Hipotesis)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi sederhana, maka yang digunakan hanya nilai statistik t. Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel X yaitu Inventory Turnover secara parsial terhadap variabel Y yaitu Rentabilitas Ekonomi.
Uji t ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sugiyono (2017 : 148)
Keterangan :
r = Hasil Koefisien Korelasi
Kd = r² x 100%
thitung = r
√
n−2√
1−r²n = Jumlah Tahun (banyaknya data)
t = Tingkat Signifikan ( thitung¿ yang selanjutnya dibandingkan dengan table.
Kemudian menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik uji t, dengan melihat asumsi sebagai berikut:
Interval keyakinan α = 0,05
Derajat kebebasan = n-2
Dilihat hasil ttable
Dari hasil hipotesis thitung dibandingkan dengan ttable dengan ketentuan uji kriteria sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttable pada α=5% maka Hο diterima dan Hα ditolak, artinya hipotesis diterima atau dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y.
b. Jika thitung < ttable pada α=5% maka Hα diterima dan Hο ditolak, artinya hipotesis ditolak atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian 3.5.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT. Barito Pacific Tbk serta data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode dari tahun 2009 sampai dengan 2018.
3.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yang direncanakan oleh penulis yaitu selama 11 bulan, terhitung dari Bulan Oktober 2019 sampai dengan Bulan Agustus 2020, mulai dari tahap pengajuan judul skripsi, pengumuman seleksi judul skripsi, penyusunan usulan penelitian, bimbingan dan revisi sampai dengan penyusunan terakhir dalam bentuk skripsi.
Untuk lebih jelasnya penulis membuat perincian waktu yang terdapat dalam tabel kegiatan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Kegiatan Tahun 2019 Tahun 2020
Pengajuan Judul Skripsi
Pengumuman Seleksi Judul Penyusunan Usulan Penelitian Bimbingan dan Revisi
Seminar Usulan Penelitian Revisi dan
Perbaikan Bimbingan dan
Penyusunan Skripsi Sidang Skripsi
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Barito Pacific Tbk didirikan pada tahun 1979 dengan nama PT. Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Perseroan pada awalnya, dikenal sebagai perusahaan pengolah hasil hutan yang terintegrasi. Keberadaan Perseroan di industri
kehutanan dan perkayuan mendapat pengakuan secara luas dan memiliki reputasi dalam industrinya terutama di era '80-an.
Perseroan merupakan salah satu pionir di bidang pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI), yang menerapkan cara pengolahan hutan berkelanjutan.
Dengan cara pengelolaan hutan yang berkelanjutan ini, Perseroan membangun reputasinya sebagai salah satu pelopor perusahaan kehutanan ramah lingkungan yang muncul dari Asia.
Pada tahun 1993, Barito Pacific mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang kemudian digabung menjadi Bursa Efek Indonesia).
Hasil penjualan saham terutama digunakan Perseroan untuk memperluas usaha industri kehutanan dan menjamin kesinambungan pasokan kayu bahan baku pabrik kayu olahan. Saat kegiatan operasional kehutanan berada pada puncaknya, Perseroan memiliki lima pabrik pengolahan kayu yang menghasilkan plywoods, block board, particle board,dan woodworking products untuk ekspor ke Eropa, Asia dan Amerika.
66
Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT. Barito Pacific Timber Tbk pada tahun 1996, bergerak dalam industri perkayuan terpadu dan tetap konsisten sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan menghasilkan produk- produk yang berkualitas tinggi.
Iklim tak kondusif yang menyelimuti industri kehutanan di Indonesia sejak akhir tahun '90-an, menyusul krisis keuangan yang melanda Asia, menyebabkan Barito Pacific menutup dua pabrik pengolahan kayu pada kurun waktu 2004 hingga 2007. Namun hingga kini Barito Pacific tetap mengekspor plywood, particle board dan blockboard yang diproduksi di tiga pabrik Perseroan di Kalimantan Tengah dan Maluku Utara.
Sebagai respon tehadap iklim tak kondusif yang menutupi sektor industri perkayuan, Perseroan merampingkan bidang usaha perkayuan, dan pada saat yang sama melakukan diversifikasi usaha ke bidang industri sumber daya lainnya.
Berawal dari sebuah perencanaan dan persiapan yang matang sejak beberapa tahun silam, transformasi Barito Pacific Timber Group menjadi sebuah
perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi menjadi tonggak sejarah Perseroan yang penting pada tahun 2007.
Salah satu keputusan kunci dalam upaya transformasi ini adalah perubahan nama perusahaan, identitas, dan warna dari PT. Barito Pacific Timber Tbk
menjadi PT. Barito Pacific Tbk. Perseroan memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kata "Timber" agar merefleksikan diversifikasi lini usaha Barito saat ini dan juga pertumbuhannya di masa depan.
Akuisisi Chandra Asri pada tahun 2007 yang menjadikan Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas pengendali dengan andil sebesar 70% pada satu-satunya produsen olefin di Indonesia merupakan tonggak sejarah penting bagi Barito Pacific. Masuknya Chandra Asri dalam portofolio Perseroan telah memberikan Barito Pacific sebuah basis yang strategis untuk melakukan pengembangan bisnis migas ke arah hilir, sementara pada saat yang sama juga terus mencari peluang untuk turut memiliki andil di dalam sektor usaha sumber daya energi di masa depan. Akuisisi tersebut kemudian diikuti dengan akuisisi Tri Polyta, produsen polypropylene terkemuka yang bahan bakunya dipasok oleh Chandra Asri, pada bulan Juni 2008.
Barito Pacific bergerak dalam bidang usaha yang semakin luas yaitu kehutanan, petrokimia, properti, perkebunan dan akan mengembangkan sejumlah lini usaha tambang dan energi ke dalam sebuah perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi dan terintegrasi.
Tabel 4.1
Sejarah Singkat PT. Barito Pacific, Tbk.
Perseroan didirikan di Kalimantan Selatan sebagai perusahaan kayu yang terintegrasi.
Perseroan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).
1. Perseroan mengubah namanyamenjadi PT Barito Pacific Tbk.
2. Perseroan mengakuisisi PT. Chandra Asri dan entitas anak, PT.
Styrindo Mono Indonesia (“SMI”).
1. Perseroan mengakuisisi PT. TriPolyta Indonesia Tbk.
2. Perseroan meresmikan dan memperkenalkan logo baru.
Perseroan memperbarui Anggaran Dasar untuk mengakomodasi perluasan cakupan usaha yang meliputi bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, dan perdagangan.
1. Perseroan mengakuisisi PT. Royal Indo Mandiri (“RIM”).
2. Perseroan berpartisipasi pada blok kontrak bagi hasil produksi sebagian migas di PT Petrogas Pantai Madura.
3. PT Chandra Asri memperkenalkan produk plastik yang mudah terurai dan ramah lingkungan.
1. PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk melakukan penggabungan dengan nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (“CAP”).
2. Perseroan melepas 7,13% kepemilikan saham di CAP kepada SCG Chemicals Company
3. Perseroan merampungkan kuasireorganisasi.
1. PT Petrokimia Butadiene Indonesia (“PBI”), anak perusahaan CAP, menyelesaikan pembangunan pabrik butadiene yang dibangun sejak 2011 dengan kapasitas.
2. CAP melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) senilai US$127,9 juta.
3. CAP menjalin kemitraan strategis di bisnis karet sintetis bersama dengan Compagnie Financière Michelin (Michelin) mendirikan usaha patungan, PT Synthetic Rubber Indonesia PT Griya Idola, entitas anak Perseroan, mengakuisisi PT Mambruk Cikoneng Indonesia selaku pemilik dan pengelola Hotel Mambruk di Anyer, Banten.
1. Pabrik butadiene beroperasi dengan kapasitas penuh.
2. PT Tintin Boyok Sawit Makmur, entitas anak dari RIM, menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas produksi 30-ton Fresh Fruit Buches (FFB) perjam.
1. CAP menyelesaikan proyekekspansi Naphtha Cracker dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar 43%.
2. PT Griya Idola melalui PT GriyaTirta Asri mulai mengembang kankawasan industri terpadu seluas 50 hektar di sebelah barat kota Jakarta.
3. PT Grand Utama Mandiri, entitasanak dari PT Royal Indo Mandiri, menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 30-ton FBB perjam
1. CAP menandatangani perjanjian kerja sama dengan Univation Technologies dalam rangka rencana pembangunan Pabrik Polietilena terbaru berkapasitas 400 KTPA.
2. Perseroan menandatanganiperjanjian kredit senilai US$60juta dengan Bangkok BankPublic Company Ltd. (“BangkokBank”) digunakan untuk pembayaran uang muka untukakuisisi saham mayoritas di StarEnergy Group Holdings Pte. Ltd.(“Star Energy”).