BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
B. Kerangka Berfikir
3. Hubungan Pelajaran Berbasis Masalah dengan Kemampuan
e. Menambah garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarannya sendiri atau gambar orang lain.
Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berfikir kreatif adalah berfikir lancar, kemampuan berfikir luwes, kemampuan berfikir originalitas, dan kemampuan berfikir elaboratif. Adapun kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Bosch.34
3. Hubungan Pelajaran Berbasis Masalah dengan Kemampuan Siswa
Definisi kemampuan berfikir secara kreatif (dalam Iskandar) dilakukan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru, kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam penghasilannya. 37 Menurut Supriadi (dalam Riyanto), ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan kedalam cirri kognitif dan non kognitif. Ke dalam cirri kognitif termaksud empat cirri berfikir kreatif yaitu orisinalitas, fleksibel, kelancaran dan elaborasi. 38 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat dirumuskan pengertian berfikir kreatif matematika adalah kemampuan berfikir yang sifatnya baru yang diperoleh dengan mencoba-coba dan ditandai dengan keterampilan berfikir lancar (fuency), berfikir luwes/lentur (flexibility), berfikir asli (originality), dan berfikir memerinci (elaboration).
Jadi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pembelajaran dengan mewajibkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran sambil memecahkan masalah (Problem Based Learning) akan tetapi berkaitan dengan kreativitas.39Aspek kreatif sangat dibutuhkan dalam Problem Based Learning.Karena model Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang terpusat pada keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Kreatif dalam menyelesaikan
37Evans, James. R. Berfikir Kreatif, dalam Pengembalian Keputusan dan Manajemen, … h. 29
38Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran. h… .229.
39Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup 2010),h.287.
masalah mengacu pada indikator berpikir kreatif seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Hubungan Berfikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Komponen Berfikir Kreatif Siswa mengajukan lebih satu dari
pertanyaan serta alternatif jawaban penyelesaian masalah dari masing- masing pertanyaan.
Fluenci (Berpikir Lancar)
Siswa menyelesaikan masalah dengan memberikan lebih dari satu alternatif jawaban.
Flexibiliti (keluwesan)
Siswa menyelesaikan masalah dengan menjelaskan langkah- langkah secara terperinci.
Elaboration (berpikir terperinci)
Siswa mampu Memikirkan masalah- masala atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.
Berfikir Orisinil (Originility
Berfikir kreatif berkaitan dengan pemecahan masalah dan pemecahan masalah dapat menjadi saran untuk menilai atau mengukur kemampuan kreatif siswa. Berfikir kreatif dalam pemecahan masalah dapat diartikan sebagai kemampuan seorang untuk menghasilkan suatu jawaban (pemecahan masalah) mempunyai beberapa penyelesaian yang benar. Dimana peserta didik memiliki atau mempunyai jawaban penyelesaian masalah yang beragam dari pengalaman pengetahuan yang mereka miliki.40
40Suparman, “Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)”, Daring, Vol. 3, Nomor 2, November 2017, hlm. 45
Matematika mungkin tidak asing lagi kita dengar dalam kehidupan kita, Dimana dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan pendidikan matematika selalu dipelajari di sekolah.Dalam kehidupan sehari-haripun secara tidak langsung kita telah mempelajari matematika. Akan tetapi, banyak siswa yang tidak serius belajar matematika di sekolah karena kurang tertarik dengan pelajaran matematika, kurangnya mengusai konsep dasar, dan sedikit siswa yang bisa berpikir kreatif dan disebabkan juga karena kegiatan belajar yang monoton terjadi karena guru menggunakan pendekatan pembelajaran dimana guru berperan lebih aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa bosan dan mengantuk ketika proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Tentunya pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dan tidak bersemangat dalam belajar.
Dan pada akhirnya matematika selalu menjadi mata pelajaran yang paling menakutkan bagi siswa.Selain itu masih minimnya keberanian untuk mengungkapkan pendapat atau mengungkapkan gagasannya, kurangnya interaksi dan komunikasi dengan guru selama kegiatan pembelajaran, kurang bisa bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan motivasi belajar mereka juga masih rendah yang membuat keterampilan berfikir kreatif mereka kurang maksimal.41
Untuk mengatasi hal ini faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam menguasai matematika diantaranya adalah dengan
41MulyotoSuharno, “Pendekatan Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika ditinjau dari Kreativitas siswa”, [Jurnal Teknodika]. Vol. 2, Nomor 4, November 2017, hlm. 45
mengenal, mengembangkan, dan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning karena jenis pembelajaran ini dapat meningkatkan berfikir kreatif kreatif siswa. Melalui pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah siswa mempresentasikan gagasannya, siswa terlatih merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan mengomunikasikan ke pihak lain sehingga guru dapat membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip.42
Menurut Arends (dalam Trianto) “Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.43Pembelajaran dengan model Problem Based Learningadalah Suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pembelajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. 44 Adapun keefektifan atau keuntungan pembelajaran menggunakan modelProblem Based Learningterhadap kemampuan berfikir kratif peserta didik adalah sebagai berikut:
42Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran. h… . h.245.
43Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik (Jakarta:
Prestasi Pustaka 2011), . 68.
44 Hamzah B Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM(Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), h. 223.
a. Siswa akan lebih dituntut untuk berfikir kreatif, memecahkan masalah,belajar secara mandiri, dalam mengikuti melakukan proses kegiatan belajar mengajar.
b. Memudahkan guru untuk menjelaskan materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran matematika.
Sehingga penerapan model pembelajaran Problem Based Learningdalam pembelajaran Matematika ini tentunya dapat membantu siswa dalam permasalahan di atas, dan nantinya berfikir kreatif siswa akan meningkat, guru akan mengajarkan siswa berperan aktif dan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dimana siswa sebagai Centered Study. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran Problem Based Learningdapat diduga meningkatkan kemampuan berfikir kreatif pada siswa MTs Riadhul Ulum Ampenan. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Adapun langkah-langkah yang di lakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) adalah guru menyiapkan bahan ajar untuk peserta didik, memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar, guru memberikan permasalahn yang kan dipecahkan oleh siswa yang akan di dampingi dan bimbing oleh guru dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), siswa mencari solusi dari permasalan yang diberikan oleh guru bersama teman. Dalam proses pembelajaran berlangsung siswa disitu dituntut untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
Proses Pembelajaran Guru
Model Pembelajaran Problem BasedLearning
Siswa
Berfikir kretif Materi
Pembelajaran Matematika