• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

B. Kerangka Berfikir

1. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pembelajaran dengan mewajibkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran sambil memecahkan masalah. Dari sini dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, materi pelajaran yang dipelajari dengan memecahkan masalah yang diberikan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari tersebut.14

Menurut Arends (dalam Trianto) “Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.15 Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecakan masalah. 16 Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu

14Jonessen D.H. Learning to solve problem: A handbook for designing problem-solvin learning environments (New York, NY: Routledge, 2011), .154.

15Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik (Jakarta:

Prestasi Pustaka 2011), . 68.

16Riyanto Yatim. Paradigma Baru Pembalajaran … h. 58

proses pembelajaran yang menggunakan masalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir tingkat peserta didik.

Pembelajaran berbasis masalah dalam hal ini adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan untuk siswa dalam memecahkan masalah/persoalan yang diberikan dan dituntut untuk mencari solusi sendiri dari permasalahan tersebut.

b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Arends (dalam Riyanto) mengindentifisikan karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah yakni :17

1. Pengajuan masalah

Langkah awal dari Pembelajaran Berbasis Masalah adalah mengajukan masalah yang diajukan menghindari jawaban yang sederhana tetapi memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk menyelesaikan masalah itu.

2. Keterkaitan antar disiplin ilmu

Walaupun Pembelajaran Berbasis Masalah ditujukan pada suatu ilmu bidang tertentu tetapi dalam pemecahan masalah- masalah aktual, peserta didik dapat menyelidiki diri berbagai ilmu.

3. Menyelidikan masalah otentik

Peserta didik diharuskan melakukan penyelidikan autentik untuk menyelesaikan masalah meliputi: menganalisis dan mendefisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan

17Riyanto Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran…, h.289

meramalkan, melaksanakan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi (acuan) dan menyimpulkan.

4. Memamerkan hasil kerja

Model ini membelajarkan peserta didik untuk menyusun dan memamerkan hasil kerja sesuai kemampuannya.

5. Kolaborasi

Kerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas dan meningkatkan temuan dan dialog pengembangan keterampilan berfikir dan keterampilan sosial.18

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah seperti berikut:

Pertama, ide pokok dibalik Pembelajaran Berbasis Masalah adalah titik awal pembelajaran sebaiknya sebuah masalah; Kedua, adalah sifat model Pembelajaran Berbasis Masalah berpusat pada peserta didik yang menekankan pembelajaran mandiri (self directed learning);

Ketiga, Pembelajaran Berbasis Masalah ditunjukkan untuk kelompok kecil.”19 Karakteristik Pembelajaran Bebasis Masalah dari Oon Seng Tan (dalam Rusman) yaitu:

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah (memahami masalah).

b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

c) Penyelidikan autentik.

d) Menghasilkan produk atau karya yang kemudian dipamerkan.

e) Kerja sama.

18Riyanto Yatim.Paradigma Baru Pembalajaran…,h.295.

19Ibid., h.296.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu: dimulai dengan pengajuan masalah, adanya keterkaitan antar disiplin, kemudian dilakukan penyelidikan masalah autentik, menghasilkan hasil kerja (laporan) serta mempresentasikannya, dan adanya kerja sama antar anggota kelompok.20

d.Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 (lima) langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan analisis hasil kerja siswa.21

Tabel 2.2 Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah22

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap -1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membatu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3 Membimbing

penyelidikan individual

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk

20 Rusman.Manajemen Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT.Raja Grifindo 2015),h.242.

21Riyanto Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran…, h.290

22Cahyaningsi, U dan Ghufron, A. “Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Krakter Kreatif dan Berfikir Kritis dalam Pembelajaran Matematik” Vol. 15, Nomor. 1, Oktober 2017, hlm.45

maupun kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan hasik karya

Guru membatu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membatu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membatu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Secara rinci langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah dijelaskan sebagai berikut:23

1) Orientasi Siswa Pada Masalah

Siswa perlu memahami bahwa tujuan pengajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi untuk pembelajaran yang mandiri. Cara yang baik dalam mengajukan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mecengangkan dan menimbulkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2) Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar

Pada model pengajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangkan keterampilan kerja sama di antara siswa dan saling membatu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana

23G. George Boeree. Metode Pembelajaran dan Pengajaran…, h. 47

mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok pengajaran berdasarkan masalah.

3) Membatu penyelidikan mandiri dan kelompok

a) Guru membatu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berfikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.

b) Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran berdasarkan masalah. Selama dalam tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas siswa.

c) Puncak proyek pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan peragaan artefak seperti laporan, poster, model- model fisik, dan video tape.

4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Tugas guru pada tahap akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membatu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses

berfikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.24

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah adalah:25

1. Mengembangkan keterampilan kritis dan keterampilan kreatif.

2. Meningkat kemampuan memecahkan masalah.

3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

4. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri.

5. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang tela ia lakukan.

6. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.

7. Dalam situasi PBM, siswa /mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks relavan.

8. PBM dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam belajar kelompok.

24Triyanto. Model Pembelajaran Terpadu,…. h. 145

25M. Taufiq dan Amir. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. (Jakarta:

Prenada Media Grup, 2012), h.55.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai berikut :26

1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.

Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvesional, pemberian materi terjadi secara sattu arah.

2. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkandang membutuhkan waktu yang lebih banyak, peserta didik kadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang berikan, sementara waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan, sementara waktu pelaksanaan PBM harus sesuaikan dengan beban kurikulum.

3. Menurut Fincham et al PBL tidak menghadirkan kurikulum yang baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda.

4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama didaerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.

5. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvesional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk “melepaskan control” dan

26Ibid,. h.55

menjadi fasililator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi.

Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktif belajar siswa dalam memecahkan masalah dan memotivasi siswa dalam belajar dan siswa dapat belajar secara mandiri dalam memecahkan masalah.

Dokumen terkait