BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
4) Pengujian Hipotesis
,maka Ho di tolak.
Pooled varian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Hasil
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Selama observasi yang dilakukan pada penelitian didapatkan bahwabentuk dan keadaan dan keadaan fisik MTs Riadhul Ulum Ampenan yang dibangun dengan permanen dan memiliki fasilitas standar. Adapun data-datanya sebagai berikut :
Nama Madrasah : MTs Riadhul Ulum
Desa : Banjar
Kecamatan : Ampenan
Kabupaten : Mataram Jenjang Akreditasi : Terakreditasi
NIM/NPSN : 121252710006/50204521 Tahun Didirikan : 1991
Tahun Beroprasi : 1991
Status Tanah : Wakaf/Milik Yayasan b. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu sekolah salah satunya adalah Sebagai edukator/ pendidikan, manajer, admistrator, supervisor, leader/pemimpin, inovator, dan sebagai motivator.
47
c. Guru-guru
Guru memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu juga guru merupakan figur dalam dunia pendidikan yang akan di contoh dan di teladani. Oleh karena kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai bidang studi masing-masing. Daftar Nama Guru MTs Riadhul Ulum Ampenan dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Daftar Nama Guru di MTs Riadhul Ulum
No. Nama Guru Ijazah Tertinggi Bidang studi yang diampu
1. Roby Hidayat, S.Pd S1 Bahasa Inggris
2. Drs. Marni S1 Pendidikan Bahasa
Arab
3. Priasrini, S.Pd S1
4. Usman,S.Pd, M.Si S1 IPS
5. Situ Nuraeni, S.Ag S1 Biologi
6. Ir. Ali Asgar S1 Matematika
7. Nurjihadiyah Akbar, S.Pd.I S1 Biologi
8. Cahya Haerani, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
9. Baiq Najlasulhi, S.Pd.I S1 Pendidikan Agama
Islam 10. Kurniyah Fitratullah S, S.Pd S1 Seni Budaya
11. Sahuyun, S.Pd S1
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara metode tes, dokumentasi dan observasi. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan berfikir kreatif siswa, dan dokumentasi untuk mendapatkan data tentang kedaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana dan lain-lain di MTs Riadhul Ulum, dan observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan RPP model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan dua cara yaitu, dengan tes essay untuk mengetahui kemampuan berfikir kreatif peserta didik metode dokumentasi, data tentang MTs Riadhul Ulum Ampenan. Adapun langkah- langkah dalam pengumpulan data penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Tes
Pengumpulan data befikir kreatif siswa kelas IX MTs Riadhul Ulum Tahun Pelajaran 2017/2018. Dimana peneliti memberikan tes berupa soal essay yang masing terdiri 5 item soal tentang materi peluang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 26 peserta didik yang diambil dari 2 kelas yang berbeda-beda yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes ini dilaksanakan satu hari yaitu senin 13 Desember 2017 pukul 09.00 WITA MTs Riadhul Ulum tahun pelajaran 2017/2018.
2) Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang berupa profil madrasah, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi madrasah serta data-data yang mendukung lainnya di MTs Riadhul Ulum tahun pelajaran 2017/2018.
Pengumpulan data dengan dokumentasi ini dilaksanakan satu hari yaitu Selasa 21 November 2017 pukul 09.00 WITA di MTs Riadhul Ulum tahun pelajaran 2017/2018.
3) Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
efektifitasnya terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas IX di MTs Riadhul Ulum tahun pelajaran 2017/2018.
Pengumpulan data dengan observasi ini dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu :
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 November 2017. Pada pertemuan pertama guru mempersiapkan materi, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan membagi beberapa kelompok kepada siswa yang terdiri 3-4 orang dalam setiap kelompok, pada setiap kelompok guru memberikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa yang didampingi oleh guru ketika diskusi berlangsung. Pertemuan pertama guru memberikan materi konsep dasar peluang gabungan dua kejadian sebagai materi diskusi kelas dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Kemudian setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lainnya mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasi ketika belum paham.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat 29November 2017. Pada pertemuan kedua guru mempersiapkan materi, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan membagi beberapa kelompok kepada siswa yang terdiri 3-4 orang dalam setiap kelompok,
pada setiap kelompok guru memberikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa yang didampingi oleh guru ketika diskusi berlangsung. Pertemuan kedua guru memberikan materi peluang berdasarkan teknik pembilang yaitu aturan perkalian sebagai materi diskusi kelas dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Kemudian setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lainnya mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasi ketika belum paham.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Desember 2017. Pada pertemuan ketiga guru mempersiapkan materi, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan membagi beberapa kelompok kepada siswa yang terdiri 3-4 orang dalam setiap kelompok, pada setiap kelompok guru memberikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa yang didampingi oleh guru ketika diskusi berlangsung. Pertemuan ketiga guru memberikan materi peluang berdasarkan teknik pembilang yaitu sampel yang berurutan sebagai materi diskusi kelas dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Kemudian setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian
kelompok lainnya mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasi ketika belum paham.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin 13 Desember 2017. Pada pertemuan keempat guru mempersiapkan materi, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan membagi beberapa kelompok kepada siswa yang terdiri 3-4 orang dalam setiap kelompok, pada setiap kelompok guru memberikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa yang didampingi oleh guru ketika diskusi berlangsung. Pertemuan keempat guru memberikan materi peluang berdasarkan teknik pembilang yaitu dengan kombinasi sebagai materi diskusi kelas dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Kemudian setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kemudian kelompok lainnya mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasi ketika belum paham.
Pelaksanaan pengumpulan data dengan observasi pada masing masing pertemuan dilaksanakan pada pukul 09.10 WITA.
b. Penyajian Data
Dalam suatu penelitian, peran dari penyajian data sangat penting. Artinya, karena penyajian data merupakan salah satu bukti bahwa kita sudah melakukan penelitian disamping itu juga sebagai
penunjang keberhasilan dalam penelitian. Sebelum melakukan penyajian dan analisis data akan dijelaskan variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : variabel (X1) merupakan kelas eksperimen dan variabel (X2) merupakan kelas kontrol.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen tes dan memperoleh hasil kemampuan berfikir kreatif siswa yang menjadi responden dari subyek penelitian ini.Adapun data-data yang diperoleh disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Statistik Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Banyak Data 13 13
Mean 81.77 75.15
Std 6.21 9.50
Varians 38.53 90.31
Minimum 67 50
Maximum 88 85
Skor Ideal Terendah 0 0
Skor Ideal Tertinggi 100 100
Tabel 4.2 menunjukkan nilai statistik deskripitif perolehan nilai kemampuan berfikir kreatif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan tabel 4.2 maka diperoleh terlihat bahwa pada kelas eksperimen dengan banyak responden 13 siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh rata-rata nilai kemampuan berfikir kreatif sebesar 81.77, variansi sebesar 38.53, standar deviasinya sebesar 6.21,
Nilaikemampuan berfikir kreatif terendah yang diperoleh sebesar 67 dari skor ideal 0 dan nilai tertinggi sebesar 88 dari skor ideal tertinggi 100.
Nilai kemampuan berfikir kreatif pada data siswa kelas kontroldengan banyak responden 13 siswa yang tidak diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh rata-rata nilai tes 75.15, variansi sebesar 90.31, standar deviasinya sebesar 9.50, Nilai kemampuan berfikir kreatif terendah yang diperoleh sebesar 50 dari skor ideal terendah 0 dan Nilai kemampuan berfikir kreatif tertinggi yang diperoleh sebesar 85 dari skor ideal tertinggi 100. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 3.
Data kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen kemudian dapat dikategorikan dan disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Tabel 4.3 Berikut merupakan rangkuman hasil pengkategorian.
Tabel 4.3 Kategori Kelas Eksperimen
Skor Kategori Frekuensi
0 – 19 Sangat Rendah 0
20 – 39 Rendah 0
40– 59 Sedang 0
60 – 79 Tinggi 3
80 – 100 Sangat Tinggi 10
Jumlah 13
Data kemampuan representasi kelas eksperimen pada tabel 4.3 kemudian dapat disajikan dalam bentuk grafik ( Diagram Batang) dibawahnya.
Gambar 4.1 Data Kategori Kelas Eksperimen
Data kemampuan berfikir kreatif pada kelas eksperimen atau yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa adanya 10 siswa yang memilikikemampuan berfikir kreatif dengan kategori sangat tinggi, 3 siswa memilikikemampuan berfikir kreatif dengan kategori tinggi, dan dan tidak ada siswa yang memilikikemampuan berfikir kreatif yang dibawahnya..
Data kemampuan berfikir kreatif kelas kontrol kemudian dapat dikategorikan dan disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Tabel 4.4 berikut merupakan rangkuman hasil pengkategorian.
0 2 4 6 8 10 12
sangat rendah 0 -
19
rendah 20 - 39
sedang 40 - 59
tinggi 60 - 70
sangat tinggi 80 -
100
Frekuensi
Frekuensi
Tabel 4.4 Kategori Kelas Kontrol
Skor Kategori Frekuensi
0 – 19 Sangat Rendah 0
20 – 39 Rendah 0
40– 59 Sedang 1
60 – 79 Tinggi 7
80 – 100 Sangat Tinggi 5
Jumlah 13
Data kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen pada tabel 4.4 kemudian dapat disajikan dalam bentuk grafik (Diagram Batang).
Grafik dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Data Kategori Kelas Kontrol
Data kemampuan berfikir kreatif pada kelas kontrol atau yang tidak diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa adanya siswa yang memilikikemampuan berfikir kreatif dengan kategori sangat tinggi 5 siswa, 7 siswa memilikikemampuan berfikir kreatif siswa
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sangat rendah 0 -
19
rendah 20 - 39
sedang 40 - 59
tinggi 60 - 70
sangat tinggi 80 -
100
Frekuensi
Frekuensi
dengan kategori tinggi, dan 1 siswa yang memilikikemampuan berfikir kreatif siswa yang rendah. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 5.
Data keterlaksanaan RPP yang dilaksanakan pada kelas eksperimen memperoleh kategori sangat baik pada masing masing pertemuan, yaitu pada pertemuan pertama diperoleh skor keterlaksanaan RPP sebesar 84% dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua diperolehskor keterlaksanaan RPP sebesar 84 % dengan kategori sangat baik, pada pertemuan ketiga diperoleh skor keterlaksanaan RPP sebesar 89 % dengan kategori sangat baik, dan pertemuan ke empat diperoleh skor keterlaksanaan RPP sebesar 94
% dengan kategori sangat baik. Skor keterlasanaan RPP dapat disajikan dalam bentuk grafik (Diagram Batang).
0.78 0.8 0.82 0.84 0.86 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96
Kurang Baik 20 sd 30
Cukup baik 40 sd 59
Baik 60 sd 79 Sangat Baik 80 sd 100
Frekuensi
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 7 dan 8.
2) Uji Homogenitas
Analisis uji homogenitas sampel dilakukan untuk menguji kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel yakni seragam atau tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji Homogenitas yang diperoleh sebesar, nilai Fhitung= 2,344 dan Ftabel= 2,687dengan taraf signifikan 5
%. Jadi Fhitung < FtabelHal ini menunjukkan bahwa data homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
peneliti terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 =Tidak terdapat efektivitas model pembelajaran (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika kelas IXMTs Riadhul Ulum Ampenan tahun pelajaran 2017/2018.
H1=terdapat efektivitas model pembelajaran (PBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika kelas IXMTs Riadhul Ulum Ampenan tahun pelajaran 2017/2018.
b) Menentukan level of significance (α) sebesar 5% danderajat kebebasan df= 24.
c) Uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus separated varians. Uji-t separated varians ditentukan berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan sebelumnya. Dimana diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan data tersebut homogen.
Hasil analisis uji-t dengan separated varians menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar , dan untuk taraf signifikan 5% didapatkan nilai ttabel = 2,064. dan dk = n1 + n2 – 2 = 13 + 13 – 2 = 24 adalah 2,064. Karena thitung lebih besar dari ttabel
(thitung = > ttabel = 2,064) maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)efektif terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas IXMTs Riadhul Ulum Ampenan tahun pelajaran 2017/2018.
1) Penarikan Kesimpulan
Hasil perolehan nilai thitung = dan ttabel = 2,064 untuk taraf signifikan 5% dengan df = 24. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yaitu jika thitung ≥ ttabel (
2,064), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)efektif terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas IXMTs Riadhul Ulum Ampenan tahun pelajaran 2017/2018.
2) Analisis efektivitas
Hasil perhitungan Ketuntasan Belajar Siswa (KBS ) pada kelas eksperimen. Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 12 siswa dengan jumlah responden sebanyak 13 siswa diperoleh nilai KBS sebesar 92% dengan tingkat
keefektifan tinggi. Hasil perhitungan Ketuntasan Belajar Siswa (KBS ) pada kelas kontrol. Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 10 siswa dengan jumlah responden sebanyak 13 siswa diperoleh nilai KBs sebesar 76% dengan tingkat keefektifan sedang. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keefektivan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran non Problem Based Learning (PBL) Artinya; model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 .