• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Internal (IFAS) dan faktor Eksternal (EFAS) pada Bank Sampah Anyelir

II- 13 Dalam ekonomi sirkular, kegiatan ekonomi dilakukan dengan membangun dan

5.6 Perbandingan Pengelolaan Bank Sampah Anyelir dan Bank Sampah Wijaya Kusuma dengan Metode SWOT

5.6.1 Identifikasi Faktor Internal (IFAS) dan faktor Eksternal (EFAS) pada Bank Sampah Anyelir

V-31 juga bertanggung jawab atas undang-undang yang mengatur kebijakan terkait dan mengawasi operasinya.

Dari gambar 5.14 diatas tercipta 3 sistem yang berjalan pada bank sampah anyelir kota medan. Diantaranya Reuse loop, Recycle close Loop, dan Reccycle Open Loop. Reuse Loop adalah suatu sistem dimana produk yang berasal dari konsumen dapat digunakan ulang melalui proses refurbishment atau dengan refill produk yang ada. Selanjutnya adalah Recycle Close Loop, pada siklus ini produk akan didaur ulang menjadi produk yang sama. Dan yang terakhir adalah Recycle Open Loop memiliki konsep yang sama dengan Recycle Close Loop hanya saja produk yang dihasilkan tidak akan diadaur ulang menjadi produk yang sama, melainkan akan di prodksi menjadi produk lainnya. Di dalam ekonomi Sirkular limbah yang didaur ulang tidak harus menjadi produk yang sama. Selama limbah pasca konsumsi masih dapat dicegah untuk tidak ke TPA berarti limbah tersebut masih dapat didaur ulang. sisa dari limbah pasca konsumsi yang tidak memiliki nilai daur ulang akan masuk ke TPA atau untuk pemulihan energi.

5.6 Perbandingan Pengelolaan Bank Sampah Anyelir dan Bank Sampah Wijaya

V-32 1. Kekuatan

a. Partisipasi dari masyarakat

adanya partisipasi aktif pada masyarakat membuat kegiatan bank sampah anyelir masih tetap berjalan sampai saat ini. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat adalah dengan tetap menjadi anggota aktif atau nasabah pada bank sampah anyelir.

b. Fasilitas yang memadai

Adanya fasilitas berupa posko, gudang, alat pengukur berat dan fasilitas lainnya sangatlah membantu dalam menjalankan bank sampah hingga saat ini. Dengan adanya fasilitas motor roda tiga pada bank sampah wijaya kusuma, membuat bank sampah wijaya kusuma tidak perlu lagi menunggu nasabah untuk dating ke posko bank sampah, tapi bisa menjemput langsung ke rumah rumah nasabah. Hal ini tentu saja sangat meringankan kewajiban dari nasabah bank sampah anyelir.

c. Manajemen pengelola Bank Sampah

Pengelola bank sampah anyelir tersusun dengan rapi mulai dari kepala bank sampah hingga pemilah sampah. Selain itu pembukuan sampah yang masuk dan keluar sudah sangat baik, sehingga meminimalkan resiko yang ada. Semangat para pengelola bank sampah anyelir sangatlah dibutuhkan untuk keberlangsungan agar bank sampah tetap terus berjalan.

d. Sosialisasi bank sampah

Sosialisasi ini dilakukan dengan cara membuat pelatihan yang rutin dilakukan dalam setahun. Selain itu para pengurus bank sampah anyelir juga aktif dalam mempromosikan dan mengajak para warga sekitar untuk ikut turut bergabung menjadi nasabah pada bank sampah ini.

e. Insentif bagi pengelola bank sampah

Kegiatan bank sampah ini dipandang sebagai suatu kegiatan sosial dan menjadi bagian dari bank sampah anyelir merupakan cara masyarkat berkontribusi untuk menjaga lingkungan di wilayahnya. Meskipun demikian, bank sampah anyelir tetap memberikan insentif kepada para pengelolanya

2. Kelemahan

a. Harga jual sampah yang tidak stabil

Harga jual sampah yang dapat mengalami kenaikan maupun penurunan berdampak kepada semangat para nasabah maupun pengepul. Harga yang tidak stabil ini

V-33 menjadikan para pengepul atau si pembeli sampah dan nasabah tidak menyetorkan sampahnya sampai harga jual sampah kembali stabil.

b. Semangat nasabah dan pengelola yang tidak stabil

Perbedaan kesibukan pengelola ataupun nasabah menjadi salah satu kendala dalam menjalankan bank sampah. Terkadang semngat pengelola bank sampah anyelir juga menurunsejalan dengan kendala yang bermunculan pada bank sampah anyelir. Hal ini jika terus menerus berlanjut akan membuat bank sampah anyelir vakum.

c. Kurangnya pendanaan

sampai saat ini, bank sampah anyelir hanya mendapatkan dukungan dana dari mitra mereke yaitu pegadaian, sedangkan dari pemerintah setempat sampai sekarang belum pernah menyalurkan sedikit dananya ke bank sampah anyelir. Kurangnya kemampuan pendanaan turut menghambat upaya bank sampah untuk berperan optimal dalam mengurangi jumlah sampah yang terus meningkat setiap harinya.

5.6.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal (EFAS) Bank Sampah Anyelir Medan

Identifikasi factor eksternal dilakukan untuk mengetahuo peluang dan ancaman yang ada di Bank Sampah Anyelir Kota Medan. Berdasarkan hal tersebut, maka peluang dan ancaman pada bank sampah anyelir dapat dijabarkan seperti dibawah ini

1. Peluang

a. Membuka peluang lapangan pekerjaan

Dari bank sampah anyelir ini, dapat diyakini mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, secara langsung bank sampah membutuhkan tenaga kerja agar bank sampah tetap bisa beroperasional. Hal ini sejalan dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya, maka daya beli masyarakat juga semakin meningkat dan tentu saja timbulan sampah akan meningkat pula, maka semkin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Adanya bank sampah sebagai aplikasi dari pengelolan sampah rumah tangga, dapat menambah pendapatan masyarakat.

c. Perubahan perilaku masyarakat

Perilaku atau budaya yang dilakukan masyarakat tentu saja mempengaruhi kondisi perusahaan, kaerena dengan perubahan prilaku masyarat yang diawal sampah hanya

V-34 di buang lalu dibakar, semenjak adanya bank sampah, masyarakat melihat sampah sebagai potensi dan merubah perilakunya menjadi memilah sampah lalu ditabung.

d. Bermitra dengan stakeholder lainnya

Pengembangan bank sampah akan lebih terintegrasi dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, maupun stakeholder lainnya. Pada umumnya bank sampah yang berjalan dengan baik adalah bank sampah yang mendapat dukungan dari pemangku kepentingan lainnya.

2. Ancaman

a. Persaingan dengan perushaan sejenis

Adanya pengepul atau pesaing sejenis yang datang dari rumah ke rumah membuat para nasabah yang ingin mendapatkan uang tunai, lebih menjual sampahnya ke pengepul. Selain itu untuk masyarakat yang memiliki jumlah sampah yang cukup besar, biasanya akan membawa langsung sampahnya ke pengepul, selain langsung mendapatkan uang tunai nasabah juga tidak perlu mendapatkan potongan untuk biaya operasional

b. Loyalitas Nasabah

Loyalitas atau kesetiaan nasabah tentunya menjadi sebuah keuntungan ataupun sebuah ancaman. Hal ini dikarenakan nasabah merupakan salah satu pemegang kunci yang kuat agar bank sampah tetap bisa beroperasi.

c. Jarak antar kompetitor

Pada wilayah bank sampah anyelir terdapat bank sampah lain yang sudah beroperasi lebih dulu. Hal ini tentu saja menjadi sebuah ancaman bagi bank sampah anyelir.

Karena apabila bank sampah tidak dapat meningkatkan kualitasnya, nasabah ataupun masyarakat akan beralih kepada bank sampah lainnya.

5.6.2 Identifikasi Faktor Internal (IFAS) dan faktor Eksternal (EFAS) pada Bank