II- 13 Dalam ekonomi sirkular, kegiatan ekonomi dilakukan dengan membangun dan
5.3 Sistem Pengelolan Sampah Pada Bank Sampah
5.3.1 Sistem Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah Anyelir Kota Medan
V-5 Berdasarkan Gambar 5.6 rasio penghasilan perbulan responden di Bank Sampah Kota Medan dan Kota Binjai terdiri dari <Rp.2.000.000; Rp.2.000.000-3.000.000;
Rp.3.000.000-Rp.4.000.000; >Rp.4.000.00. Persentase responden dengan jenis penghasilan per bulan <Rp.2.000.000 paling besar terdapat pada Bank Sampah Wijaya Kusuma Kota Binjai yaitu sekitar 14%; responden dengan penghasilan per bulan Rp.2.000.000-3.000.000 paling besar terdapat pada Bank Sampah Wijaya Kusuma Kota Binjai yaitu sekitar 38%; responden dengan penghasilan per bulan Rp.3.000.000- 4.000.000 paling besar terdapat pada Bank Sampah Wijaya Kusuma Kota Binjai yaitu sekitar 31%; responden dengan penghasilan per bulan >Rp. 4.000.000 paling besar terdapat pada Bank Sampah Anyelir Kota Medan yaitu sekitar 50%.
V-6 Gambar 5.7 Alur Pendaftaran Menjadi Nasabah di Bank Sampah Anyelir Kota Medan Saat sudah terdaftar menjadi nasabah Bank Sampah Anyelir. Nasabah tidak perlu repot mengantarkan sampah ke Bank Sampah, karena pengelola bank sampah akan menjemput sampah nasabah dari rumah kerumah. Tapi tidak menjadi masalah jika ada nasabah yang mengantarkan langsung sampahnya ke Bank Sampah. Transportasi yang digunakan adalah motor roda 3. Sampai saat ini Bank Sampah Anyelir menerima semua jenis sampah mulai dari berbahan plastik, kertas bahkan besi maupun aluminium yang sudah tidak terpakai. Sayangnya bank sampah anyelir belum menerima sampah organik untuk ditukar menjadi saldo tabungan. Menariknya pada bank sampah anyelir sampah yang ditabung akan ditukar menjadi tabungan emas, karena bank sampah Anyelir bekerja sama dengan perushaan pegadaian. Pengelola bank sampah akan melaporkan jumlah tabungan nasabah pada saat nasabah melakukan penyetoran sampah untuk ditabung.
Sistem pencatatan Bank Sampah Anyelir saat ini dilakukan secara manual yaitu, dicatat di buku kas lalu diinput langsung ke komputer untuk diolah menggunakan software.
sampah-sampah yang sudah terkumpul di gudang bank sampah anyelir akan disimpan selama kapasitas penyimpanan masih mencukupi. Setelah sampah diterima, sampah- sampah yang sudah dikumpulkan akan dipilah sesuai dengan jenisnya, lalu dilakukan penimbangan, setelah itu sampah akan dijual kepada pengepul. Bank Sampah Anyelir sampai saat ini belum melakukan pendauran ulang. Setelah sampah sampai kepada pengepul, selanjutnya pengepul akan menjualnya kepada industri daur ulang yang sudah bermitra dengan pengepul.
V-7 Gambar 5.8 Skema Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Anyelir Kota Medan Bank Sampah Anyelir saat ini memiliki bangunan khusus baik untuk menerima sampah, yangdimana status kepemilikannya itu masih menyewa lahan dari warga setempat.
Beberapa fasilitas lainnya yang dimiliki Bank Sampah Anyelir adalah buku tabungan sampah, slip penyetoran sampah, slip penarikan uang, timbangan sampah, komputer dan printer. Beberapa fasilitas lainnya yang dibutuhkan pengelola bank sampah untuk jangka panjang adalah alat pencuci plastik dan pencacah plastik. Kedua alat ini sangat dibutuhkan bank sampah untuk meningkatkan nilai ekonomis sampah saat dijual kepada pengepul.
Pengelola Bank Sampah Anyelir merupakan warga setempat. Pada perekrutan awal pengelola Bank Sampah diberikan pelatihan teknis terkait pelaksanaan sistem Bank Sampah. Saat ini pengelola Bank Sampah masih membutuhkan pelatihan ataupun pendampingan saat pelaksanaan program bank sampah ini. Saat ini pengelola bank sampah anyelir berjumlah 6 orang, dimana setiap orangnya sudah memiliki tugas yang jelas. Pengolala bank sampah anyelir bekerja dengan sukarelala tanpa melihat keuntungan yang didapatkan saat mengelola bank sampah tersebut.
Pada saat awal pendirian Bank Sampah, antusias masyarakat biasa saja tidak terlalu tertarik dengan kehadiran Bank Sampah ini. Namun setelah Bank Sampah ini berjalan beberapa bulan antusias masyarakat semakin meningkat. Banyak masyarakat setempat yang satu persatu akhirnya menjadi nasabah yang aktif menabung di bank sampah anyelir. Kehadiran bank sampah anyelir juga perlahan lahan memberikan perubahan
V-8 perilaku pada masyarakat. Dimana pada awalnya masyarakat masih terbawa dengan budaya buang lalu bakar pada sampah, namun sekarang sudah banyak masyarakat yang menjadi nasabah bank Sampah menerapkan sistem pilah lalu tabung pada sampah yang berasal dari rumah tangga mereka. Masyarakat mulai memilah sampah sebelum akhirnya membuang ke tps atau menabung ke bank sampah, dan mulai tidak terlalu konsumtif untuk hal hal yang dapat menimbulkan sampah lebih banyak.
Ada beberapa hal yang menjadi hambatan terbesar dalam operasional Bank Sampah Anyelir. Yang pertama adalah Bank Sampah Anyelir masih menyewa lahan untuk bangunan operasional mereka, hal ini menjadi hambatan bagi Bank Sampah Anyelir, karena setiap tahunnya biaya sewa lahan tersebut semakin meningkat sedangkan tidak ada bantuan materil yang diterima bank sampah dari pemerintah setempat.
Gambar 5.9 Dokumentasi pada Bank Sampah Anyelir
V-9 5.3.2 Sistem Pengelolaan Sampah Pada Bank Sampah Wijaya Kusuma Kota Binjai Bank Sampah Wijaya kesuma memiliki 110 KK nasabah yang rutin menabung sampah hingga saat ini. Para nasabah bank sampah ini berasal dari warga kelurahan sekitar dan beberapa diantaranya dari suatu instansi/perusahaan. Awal terbentuknya Bank Sampah Wijaya Kesuma, hanya ada sekitar 30 nasabah yang menabung di bank sampah ini.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan niat dan strategi yang sudah dipersiapkan oleh pengelola bank sampah, di tahun pertama nasabah Bank Sampah Wijaya Kesuma mencapai 80 KK, adapun beberapa strategi yang dilakukan oleh pengelola bank sampah diantaranya adalah melalukan sosialisasi tentang Bank Sampah yang dilaksanakan di Kantor Lurah, dan melakukan pelatihan mengolah sampah plastik menjadi barang barang yang bisa berniali ekonomis seperti tas, dompet maupun vas bunga yang terbuat dari sampah plastik.
untuk menjadi nasabah Bank Sampah Wijaya Kesuma hanya dibutuhkan kartu keluarga, dan kartu tanda pengenal (KTP). Dan untuk proses pendaftaran menjadi nasabah, calon nasabah hanya cukup hadir pada saat waktu penyetoran sampah yang biasa dilaksanakan setiap hari rabu. Menurut pengelola bank sampah para nasabah selain karna mempertimbangkan fakor ekonomi, mereka menjadi nasabah juga karena peduli terhadap lingkungan sekitar.
Gambar 5.10 Alur Pendaftaran Menjadi Nasabah pada Bank Sampah Wijaya Kusuma Mekanisme dalam pengumpulan sampah di Bank Sampah ini adalah para nasabah datang langsung ke posko pengumpulan sampah, hal ini dikarenakan Bank Sampah
V-10 wijaya kusuma tidak memiliki alat transportasi untuk mengangkut sampah secara door to door. Sampah yang diterima pada bank sampah ini adalah semua jenis sampah kecuali sampah organik. Untuk pencatatan sampah yang masuk dilakukan secara manual. Dan sampah yang masuk akan disimpan didalam gudang penyimpanan sampai gudanganya terisi penuh.
Setelah sampah diterima sampah akan dipilah berdasarkan jenisnya, dan akan dijual ke pengepul untuk diangkut yang selanjutnya akan dijual ke industri daur ulang. Bebarapa sampah yang ada akan di daur ulang kembali oleh peneglola untuk menghasilkan suatu barang yang bernilai ekonomis, seperti vas bunga, tas dan dompet. Hasil dari daur ulang yang dilakukan pengelola akan dijual kembali pada saat pameran ataupun sehari hari.
Untuk mengetahui jumlah tabungan yang sudah dikumpulkan. Para nsabah cukup datang ke Bank sampah untuk melihat jumlah tabungan yang sudah terkumpul.
Gambar 5.11 Skema Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Wijaya Kusuma Kota Binjai Sampai saat ini Bank Sampah Wijaya Kusuma tidak memiliki bangunan khusus untuk menampung sampah sampah yang ada. Saat ini bank sampah wijaya kusuma menumpang di kantor lurah di kelurahan damai kecamatan binjai utara. Selain itu fasilitas yang dimiliki bank sampah wijaya kusuma diantaranya, buku tabungan sampah, slip penarikan uang, timbangan sampah. Untuk fasilitas yang dibutuhkan bank sampah wijaya kusuma adalah Becak untuk mengantar atau menjemput sampah, Alat pencacah plastik dan pencuci plastik.
V-11 Pengelola Bank Sampah Wijaya Kusuma merupakan warga setempat yang dimana diawal perekrutan sudah mengikuti pelatihan yang di buat oleh pemerintah setempat.
Sampai saat ini pengelola bank sampah tetap membutuhkan pelatihan lanjutan dan pendampingan. Untuk pembagian tugas pada Bank Sampah ini sudah terstruktur dan terbagi dengan jelas. Sampai saat ini ada 8 orang yang terlibat langsung menjadi pengelola bank sampah ini. Para pengelola Bank Sampah Wijaya Kusuma tidak digaji secara resmi melainkan sceara sukarela
Namun sejalan dengan hal itu tentu ada hambatan-hambatan yang muncul yang dihadapi Bank Sampah Mutiara, baik dari dalam (kepengurusan), maupun dari luar (masyarakat). Hambatan dari kepengurusan seperti sampah yang ditumpukkan begitu saja, lalu tidak ada lahan untuk di simpan, kekurangan dana untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan kekurangan dana dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah Wijaya Kusuma. Hambatannya juga seperti petugas Bank Sampah Wijaya Kusuma yang kerepotan dan sempat kewalahan dengan sampah dimana-mana bertumpukan akibat tidak cukupnya tempat untuk menyimpan sampah-sampah itu. Untuk masalah dana, pihak Bank Sampah Wijaya Kusuma mencari donatur agar ada sedikit keringan, dari situlah mereka bekerja sama dengan lurah Kecamatan Binjai Utara. Hambatan- hambatan lain yang dihadapi Bank Sampah Wijaya Kusuma selain dari segi kepengurusannya juga dari segi kemasyarakatannya. Disini Bank Sampah Wijaya Kusuma terhambat akibat pola fikir masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Gambar 5.12 Dokumentasi Bank Sampah Wijaya Kusuma
V-12 5.4 Analisis Aliran Material Kegiatan Bank Sampah
Material Flow Ananlysis (MFA) adalah analisis aliran material yang merupakan penilaian sistematis terhadap proses aliran dan persediaan bahan (material) dalam sistem yang didefinisikan dalam ruang dan waktu. Menghubungkan dengan sumber, jalur, dan hingga akhir dari suatu material (Brunner dan Rechberger, 2003). Pada penelitian ini dilakukan analisis aliran material yang dimulai dari masuknya sampah yang dibawa oleh nasabah, sampai sampah keluar dan dijual kepada pihak ketiga atau pengepul.