• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yaitu suatu ukuran tingkat pencapaian siswa dalam setiap indikator. Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti menganggap bahwa penerapan permainan puzzle dengan menggunakan metode bermain puzzle dikatakan berhasil dalam meningkatkan kemampuan kecerdasan logis-matematis anak secara individual jika siswa

mampu memenuhi ketuntasan yaitu mencapai 65% dan ketuntasan klasikal 85% serta media yang digunakan dapat dikatakan berhasil.43

Bahwa untuk mengetahui menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

∑ = Jumlah siswa44

Bahwa untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

x 100%45

Skor yang diperolehkan siswa dalam ketuntasan belajar dapat di klasifikasikan dalam beberapa kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa46

Penilaian Kriteria Skor

0%-25% Belum Berkembang 1

26%-50% Mulai Berkembang 2

51%-75% Berkembang Sesuai Harapan 3

76%-100% Berkembang Sangat Baik 4

43Zainal Aqib, dkk., Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru TK/RA-SLBS, (Yogyakarta:

AR-RUZZ MEDIA, 2008), hlm. 323.

44Ibid, hlm. 323.

45Ibid, hlm. 324.

46Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ( Jakarta:Kencana, 2013), hlm. 103.

Bahwa untuk mengetahui nilai aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai akhir =

x 100%47

Skor perolehan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat diklasifikasikan dalam beberapa kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa48

Penilaian Kriteria Skor

0%-25% Kurang 1

26%-50% Cukup 2

51%-75% Baik 3

76%-100% Sangat Baik 4

Tabel 3.3

Kategori Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru49

Penilaian Kriteria Skor

55%-59% Kurang 1

60%-75% Cukup 2

76%-85% Baik 3

86%-100% Sangat Baik 4

47Mansur Muclish, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012), hlm. 163.

48 Rizki Ramadhani, “ Penerapan Media Puzzle untuk Meningkatkan Prilaku Sosial Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Elfa Pirak Beureunuen Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie, ( Skripsi FTK Banda Aceh,2017), hlm. 47.

49Ngalim Purwanto, Prinsip – prinsip dan tekhnik Evaluasi pengajaran ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 102.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Sejarah Berdirinya RA AL-FATH Mataram

RA AL-Fath didirikan pada tahun 2016 dibawah naungan Yayasan Hikamtul Hadid. Tokoh yang paling berjasa adalah Jamaludin, ST, beliau adalah pendiri sekaligus ketua Yayasan Hikmatul Hadid. Beliau juga dibantu oleh ketua KUA Sekarbela Mataram. Jalaludin, M.H.I. Ide mendirikan RA berawal dari kencintaan beliau terhadap anak-anak yang melihat juga belum adanya RA yang berlokasi di sekitaran perumahan Alamanda Karang Pule dan tujuan dari mendirikan RA AL-Fath tersendiri adalah untuk memberikan pendidikan sedini mungkin pada anak dan mengenalkan nilai-nilai agama serta mendidik anak sedini mungkin untuk berakhlak yang mulia serta membantu anak-anak yang kurang mampu untuk bersekolah sekaligus sebagai lading pahala/amal jariah beliau untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada generasi penerus bangsa.

Pada saat ini pendidikan agama anak usia dini sangatlah penting sebagai dasar untuk menuju kehidupan mereka untuk selanjutnya. Jika generasi penerus kita tidak mendapat bimbingan yang baik dari orang tua dan lembaga pendidikan, serta lingkungan sekitarnya, maka dikhawatirkan generasi islam pada masa yang akan datang terbelakang. Dan melalui didirikannya RA AL-Fath ini, diharapkan bisa menjadi sarana prasarana untuk anak-anak dalam mewujudkan generasi islam yang berkualitas.

38

Kepala RA yang pertama adalah Ibu Suzana, M.Pd, beliau sangat berjasa atas berdirinya RA AL-Fath. Berkat kegigihannya dan usaha beliau dalam memperjuangkan dan memperkenalkan RA AL-Fath. Demikian riwayat singkat pendirian RA AL-Fath Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Mataram.50

2. Visi dan Misi RA AL-FATH Mataram a. Visi :

“ Menjadi madrasah terdepan dan unggul untuk mencetak general emas di NTB”.

b. Misi :

1) Membangun madrasah yang berbasis pada potensi anak, kepemimpinan (Leadership), keteladanan (Uswah) dan entrepreneurship sekaligus melakukan konservasi alam.

2) lingkungan dan Rahmatan Lil Alamin untuk membangun kesejahteraan, toleransi dan potensi.

3) Membangun pendidikan yang berkualitas yang dapat bernilai bagi agama, bangsa dan Negara dengan mensinergikan kurikulum pendidikan nasional kurikulum nilai sosial kemasyarakatan dan kurikulum nilai agama islam.

50 Yuniarti Setiawati, Wawancara,RA AL-FATH Mataram, 05 September 2019.

3. Struktur Organisasi RA AL-FATH Mataram

Struktur organisasi sangatlah penting bagi suatu lembaga dan sebagai gambaran terorganisasinya pembagian tugas dalam suatu lembaga tersebut. Untuk lebih jelas dalam struktur organisasi RA AL-FATH Mataram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi51

51 Struktur Organisasi, Dokumentasi, RA AL-FATH Mataram, 05 September 2019.

PENASEHAT SUZANA, M.Pd

SEKERTARIS YAYASAN KHAIRIL ANWAR, M.SI

KET. BENDAHARA

BENDAHARA

Nur Qomarunnisa, S.Pd KEPALA SEKOLAH

Yuniarti Setiawati, S.Pd.I SETIAWATI,S.P d.i

KET. YAYASAN JAMALUDIN, ST

PENDIDIK TATA USAHA

Elin Nur Aini, S.AB PEMBINA

KEMENAG KOTA

KELOMPOK A

1. Rina Febriani,S. Pd 2. Elin Nur Aini ,S.AB

KELOMPOK B

1. Nur Qomarunnisa,S.Pd 2. Sinta Trisnaningsih,S.Pd

4. Sarana dan Prasarana Sekolah RA AL-FATH Mataram

Komponen pendidikan yang sangat penting selain manusia (guru dan siswa) adalah sarana dan prasarana, yang difungsikan sebagai pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana, kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik. Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah RA AL-FATH dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Rincian Sarana dan Prasarana RA AL-FATH

No. Sarana & Prasarana Jumlah

1. 1 Ruangan kantor 1 Unit

2. 2 Ruangan kelas 2 Unit

3. 1 Toilet guru 1 Unit

4. 1 Toilet siswa 1 Unit

5. 5 Permainan outdoor 5 Unit

5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan RA AL-FATH Mataram

Guru atau tenaga pendidik merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Tenaga pendidik sangatlah penting bagi suatu lembaga. Dimana setiap lembaga membutuhkan tenaga pendidik di RA AL-FATH mempunyai 5 tenaga pendidik diantaranya dapat dilihat tabel dibawah ini sebagai berikut52:

Tabel 4.2

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan RA AL-FATH

No. Nama Jabatan

1. Yuniarti Setiawati, S.Pd.I Kepala Sekolah

2. Nur Qamarunnisa, S.Pd Bendahara/guru pendamping kelas B 3. Shinta Trisnaningsih, Guru kelas B

52 Yuliarti Setiawati, Wawancara, RA Al-FATH, 05 September 2019.

S.Pd

4. Rina Febriani, S.Pd Guru kelas A

5. Nur Elin Aini, S. AB Guru Pendamping Kelas A

6. Peserta Didik RA AL-FATH Mataram

Siswa merupakan salah satu komponen penting dalam suatu lembaga pendidikan. Siswa merupakan sasaran utama dalam pendidikan yang membutuhkan bimbingan, pembinaan, pengajaran untuk mencapai kemampuan siswa yang optimal. Siswa RA AL-FATH yang berjumlah 42 orang siswa yang terdiri 2 kelas belajar yaitu kelompok A 20 siswa dan kelompok B 22 siswa yang akan dirincikan pada tabel dibawah ini53:

Tabel 4.3

Peserta Didik RA AL-FATH Tahun pelajaran 2018/2019

No. Kelas Belajar Jumlah Siswa

1. Kelompok B 22 Siswa

2. Kelompok A 20 Siswa

Jumlah 42 Siswa

7. Letak Geografis RA AL-FATH Mataram

Lokasi penelitian terdapat di RA Al-FATH Mataram, secara geografis RA Al - FATH terletak di jalan Merdeka Raya Perumahan Taman Flamboyan No. 1 Karang Pule Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Letak RA Al- FATH dapat di jelaskan yakni sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Rumah Penduduk

b. Sebelah timur : Persawahan dan rumah penduduk c. Sebelah selatan : Persawahan

d. Sebelah Barat : Rumah Penduduk

53 Yuliarti Setiawati, Wawancara, RA Al-FATH, 05 September 2019.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tidakan kelas ( PTK) ini adalah penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis-matematis anak usia 4-5 tahun di RA AL-FATH. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam II siklus dengan beberapa tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

1. Tahap Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pada hari kamis, jum’at dan sabtu pada tanggal 5, 6 dan 7 September 2019 dengan tema lingkunganku subtema rumah. Setiap pertemuan anak belajar mengenal angka 1-10, memasangkan angka, mengelompokkan warna dan mengelompokkan bentuk geometri dengan menggunakan media puzzle angka dan puzzle geometri. Berikut tahapan pertemuan siklus I ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan ( Planning)

Adapun kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran pelaksanaan harian pembelajaran sesuai dengan RPPH yang dibuat.

2) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa 3) Menyiapkan lembar penilaian ketuntasan belajar siswa dalam

bermain puzzle

4) Menyiapkan media atau APE yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan ( Acting ) 1. Pertemuan 1 Siklus 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 September 2019. Berikut kegiatan sesuai dengan RPPH yang telah direncanakan.

Kegiatan pembuka, pada tahap kegiatan pembuka guru memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama sebelum melakukan kegiatan. Setelah itu guru melakukan ice breaking “tepuk semangat” agar semangat anak kembali bergairah untuk mengikuti pelajaran dalam kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyampaikan materi tentang tema lingkunganku dan subtema adalah rumah. Guru bercakap-cakap dengan anak tentang rumah, peralatan rumah dan anak sangat antusias untuk menjawabnya.

Kegiatan inti, pada kegiatan ini guru melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle yaitu jenis puzzlethe thing puzzle

dimana puzzle edukatif ini berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk menjodohkan atau memasangkan suatu benda sehingga menjadi lebih utuh kembali. Sebelum melakukan kegiatan dengan terlebih dahulu guru menanyakan tentang lambang bilangan berupa angka 1-10, memasangkan angka, mengenal warna dan mengenal bentuk geometri.

Selanjutnya guru menjelaskan tentang media puzzle angka dan puzzle

geometri yang akan anak gunakan dalam bermain. Pada pertemuan ini guru memperkenalkan angka 1-10, mengenalkan warna yang ada di puzzle dan memperkenalkan bentuk geometri. Kemudian anak mulai mengikuti arahan guru yaitu menyebutkan angka 1-10, menyebutkan warna yang ada di puzzle dan menyebutkan bentuk geometri yang ada di puzzle.

Setelah itu guru memanggil tiap kelompok dengan cara bergiliran, anak yang belum mendapat giliran melakukan kegiatan pendukung yaitu mewarnai gambar rumah. Selanjutnya siswa mulai melakukan kegiatan yaitu anak diperintahkan untuk menyebutkan angka 1-10 setelah itu anak menyebutkan warna yang ditunjukan guru dan anak menyebutkan bentuk geometri. Demikian seterusnya hingga semua siswa mendapat giliran bermain.

Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup guru melakukan recalling terhadap anak untuk mengingat materi yang anak lakukan pada hari itu. Guru bertanya apa yang dilakukan anak pada saat bermain puzzle. Kemudian guru dan anak berdoa bersama sebelum pulang.

2. Pertemuan 2 Siklus 1

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 6 September 2019. Berikut tahapan kegiatan sesuai dengan RPPH yang direncanakan.

Kegiatan pembuka, pada tahap pembuka guru memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan berdoa sebelum melakukan kegiatan.

Sebelumnya guru melakukan ice breaking “ tepuk semangat” dan anak sangat antusias melakukannya. Setelah itu Guru menyampaikan tentang tema dan subtema yang akan dibahas yaitu tema lingkunganku dan subtema rumah. Kemudian guru melakukan kegiatan yang sama dengan hari pertama yaitu bercakap-cakap tentang rumah, peralatan rumah.

Kegiatan inti, pada kegiatan ini guru melanjutkan pembelajaran dengan bermain puzzle angka dan puzzle geometri sebelumnya guru memanggil setiap kelompok dan kelompok yang lain melakukan kegiatan pendukung yaitu menghubungkan peralatan rumah tangga dan fungsinya. Kegiatan mulai dilakukan, guru menjelaskan cara bermain puzzle, setelah itu guru meminta anak untuk menyebutkan dan mengurutkan angka 1-10, kemudian anak menghitung gambar yang ada di puzzle, dan guru membongkar puzzle angka lalu anak mencari puzzle angka kemudian memasangkan puzzle sesuai dengan jumlah gambar puzzle. Kemudian guru meminta anak untuk menyebutkan dan mengelompokkan warna-warna dasar pada puzzle yaitu merah, kuning dan hijau. Setelah itu guru meminta anak untuk menyebutkan dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri yaitu lingkaran, segiempat dan segitiga. Demikian seterusnya hingga anak mendapat giliran bermain puzzle dengan perkelompok.

Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup guru melakukan recalling terhadap anak untuk mengingat materi yang anak lakukan

pada hari itu. Guru bertanya apa yang dilakukan anak pada saat bermain puzzle. Kemudian guru dan anak berdoa bersama sebelum pulang.

3. Pertemuan 3 Siklus 1

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 September 2019, peneliti melaksanakan siklus pertama di hari ketiga.

Berikut tahapan kegiatan yang sesuai dengan RPPH yang telah direncanakan.

Kegiatan pembuka, pada tahap pembuka guru memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan berdooa bersama sebelum melakukan kegiatan. Kegiatan selanjutnya guru melakukan ice breaking “ tepuk semangat” seperti hari lainnya untuk menambah semangat anak dan gairahnya dalam belajar. Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada hari itu yaitu tema lingkunganku dan subtema rumah. Guru bercakap-cakap tentang tentang rumah, peralatan yang ada di rumah.

Kegiatan inti, pada kegiatan ini guru melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle angka dan puzzle geometri yang lebih sederhana untuk anak pada saat melakukan bermain. Kemudian guru memanggil tiap kelompok untuk bermain puzzle. Pertama guru meminta anak untuk menyebutkan dan mengurutkan angka 1-10, setelah itu anak menghitung gambar yang ada di puzzle yang ada di puzzle, kemudian guru membongkar puzzle angka dan anak diperintahkan untuk mencari puzzle angka dan memasangkan puzzle

angka sesuai dengan jumlah gambar yang ada di puzzle, kemudian guru meminta anak untuk mencari dan mengelompokkan warna sesuai perintah guru yaitu warna merah, kuning dan hijau, setelah itu anak mencari dan mengelompokkan bentuk geometri sesuai perintah guru yaitu lingkaran, segiempat dan segitiga. Demikian seterusnya sampai anak mendapat giliran untuk bermain.

Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup guru melakukan recalling terhadap anak untuk mengingat materi yang anak lakukan pada hari itu. Guru bertanya apa yang dilakukan anak pada saat bermain puzzle. Kemudian guru dan anak berdoa bersama sebelum pulang.

c. Tahap Pengamatan ( Observing) 1) Hasil Obervasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru dapat dideskripsikan selama pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis- matematis anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan metode bermain puzzle diperoleh nilai sebesar 71,66%. Nilai tersebut didapat dari jumlah skor yang diperoleh oleh guru sebesar 43, kemudian dibagi dengan nilai skor maksimal sebesar 60, setelah itu dikalikan dengan nilai tetap 100 untuk mencari persennya dan dapat dikategorikan tergolong dengan cukup baik, sehingga pada siklus selanjutnya perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat hasil observasi aktivitas guru

selama pelaksanaan siklus I dengan menggunakan metode bermain puzzle.

Nilai Skor =

X 100%

Nilai = X 100%

Nilai = 71,66%

Setelah menghitung presentasi pada aktivitas guru dapat dilihat penilaian sebagai berikut:

1 = 55%-59% Kurang 2 = 60%-75% Cukup Baik 3 = 76%-85% Baik

4 = 86%-100% Sangat Baik

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I, dalam proses pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis- matematis adapun beberapa kekurangan dan permasalahan yang terjadi pada aktivitas guru dan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa dapat dideskripsikan selama pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis- matematis anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan metode bermain puzzle diperoleh nilai sebesar 50%. Nilai tersebut didapat dari jumlah skor yang diperoleh oleh siswa sebesar 30, kemudian dibagi dengan

nilai skor maksimal sebesar 60, setelah itu dikalikan dengan nilai tetap 100 untuk mencari persennya dan dapat dikategorikan tergolong dengan cukup, sehingga pada siklus selanjutnya perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilihat hasil observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dengan menggunakan metode bermain puzzle.

Nilai Skor =

X 100%

Nilai = X 100%

Nilai = 50%

Setelah menghitung presentasi pada aktivitas siswa dapat dilihat penilaian sebagai berikut

1 = 0%-25% Kurang 2 = 26%-50 % Cukup 3 = 51%-75% Baik

4 = 76%-100% Sangat Baik

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I, dalam pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis-matematis anak usia 4-5 tahun ada beberapa kekurangan dan permasalahan yang terjadi pada aktivitas siswa dan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

3) Hasil Bermain dengan Media Puzzle Angka dan Puzzle Geometri Berdasarkan hasil observasi dapat dideskripsikan selama pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis- matematis anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan media puzzle di kelompok A, dapat diketahui bahwa jumlah nilai yang diperoleh sebesar 1,025, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 51,25. Anak yang tuntas belajar dengan menggunakan metode bermain puzzle yaitu 8 anak dan 12 anak belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa dalam penerapan permainan puzzle sebagai stimulan penguatan kecerdasan logis-matematis diperoleh sebesar 40% dapat dikategorikan belum tuntas dan media yang digunakan dikatakan belum berhasil dan perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar anak dengan menggunakan media puzzle.

Berikut ini adalah nilai hasil ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan penerapan permainan puzzle sebagai stimulan pengutan kecerdasan logis-matematis anak usia 4-5 tahun di RA AL-FATH pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Siklus I Kemampuan Penerapan Permainan Puzzle Sebagai Stimulan Penguatan Kecerdasan Logis-Matematis

No. Nama Anak Aspek Penilaian Presentasi Kriteria Keberhasilan

A B C D

1. Alysia Alfa Zahra 2 2 2 2 50% MB 2. Baiq Naaila Gava Putri Akbar 2 2 2 2 50% MB 3. Dzakira Talita Zahra 2 2 2 1 43,75% MB 4. Faqih Khairy Rahman 3 2 3 2 62,5% BSH

5. Fahira Anjani 2 2 2 2 50% MB

6. Fadil Satria Nugraha 4 3 3 2 75% BSH

7. Rafasha 3 2 3 2 62,5% BSH

8. Yaska 2 2 1 1 37,5% MB

9. Laurinda Sofia Novella 1 1 1 1 25% BB 10. Lalu Atan Atanzanardi 4 3 3 2 75% BSH

11. Mirsa Rahmania 2 2 2 2 50% MB

12. Nazifa Azka Alfika 3 3 2 2 62,5% MB 13. Neha Aydina Shafila 3 2 3 2 62,5% BSH

14. Riad Karomi 3 2 3 2 62,5% BSH

15. Satria Muhammad Nur

Rahman 4 3 4 3 87,5% BSB

16. Vivi Rusyandini Putri 3 2 3 3 68,75% BSH

17. Altaf 1 1 1 1 25% BB

18. Qiandra 1 1 1 1 25% BB

19. Fatih 1 1 1 1 25% BB

20. Putri 1 1 1 1 25% BB

Jumlah nilai 1,025

Nilai rata-rata 51,25

Ketuntasan belajar pada kemampuan kecerdasan logis-matematis

dengan bermain puzzle 40 %

Jumlah siswa yang tuntas 8 Anak

Keterangan:

A = Anak mampu mengenal angka 1-10

B = Anak mampu memasangkan angka sesuai dengan jumlah benda C = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan warna

D = Anak mampu mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk geometri

Untuk mengetahui nilai rata-rata dapat dirumuskan nilai sebagai berikut:

Nilai rata-rata

=

= 51,25

Untuk mengetahui presentasi kemampuan bermain puzzle dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100%

Presentasi yang tuntas atau berkembang sangat baik

=

% = 5%

Presentasi yang tuntas atau berkembang sesuai harapan = % = 35%

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti bersama guru secara kolaboratif melakukan refleksi, yakni penilaian atau kajian analisis tentang tindakan yang telah dilakukan selama siklus I. Hasil refleksi ini merupakan dasar untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Adapun berbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:

1. Guru harus lebih memperhatikan siswa yang masih belum mampu atau mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik agar anak tetap fokus mengikuti pembelajaran.

3. Guru harus selalu memotivasi siswa untuk berani menjawab pertanyaan walaupun jawabannya kurang tepat.

4. Guru lebih menekankan pada angka, warna dan bentuk geometri 5. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk berani menjawab

pertanyaan yang diberikan.

2. Tahap Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pada hari senin, selasa dan rabu tanggal 9, 10 dan 11 September 2019 dengan tema lingkunganku subtema sekolah. Pertemuan ini tidak jauh beda dengan pertemuan pada siklus I. Setiap pertemuan anak belajar mengenal angka 1-10, memasangkan angka, mengelompokkan warna dan mengelompokkan bentuk geometri dengan menggunakan media puzzle angka dan puzzle geometri. Berikut penjelasan tahapan pertemuan pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanan (Planning)

Perencanaan pada siklus II lebih menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pada siklus I. Guru bersama dengan peneliti memperbaiki skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki proses pembelajaran yang masih kurang dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bermain puzzle. Adapun kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran pelaksanaan harian pembelajaran sesuai dengan RPPH yang dibuat.

2) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa 3) Menyiapkan lembar penilaian ketuntasan belajar siswa dalam

bermain puzzle

4) Menyiapkan media atau APE yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting) 1. Pertemuan 1 Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II di hari pertama, dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 September 2019. Berikut tahapan kegiatan sesuai dengan RPPH yang telah direncanakan.

Kegiatan pembuka, pada kegiatan pembuka guru memulai kegiatan dengan mengucapkan salam dan berdoa sebelum melakukan kegiatan. Sebelumnya guru melakukan ice breaking “tepuk semangat”. Kegiatan selanjutnya guru menyampaikan materi tentang apa yang akan dipelajari anak yaitu tema lingkunganku dan subtema sekolah. Guru mulai kegiatan dengan bercakap-cakap tentang sekolah, peralatan yang ada di sekolah. Anak-anak terlihat senang dan mengikuti kegiatan dengan semangat ketika guru memulai kegiatan dengan bernyanyi.

Kegiatan inti, pada kegiatan inti guru melanjutkan kegiatan dengan bernyanyi lagu “ angka” agar anak mengenal angka dengan

Dokumen terkait