BAB III PEMBAHASAN
B. Indikator Sikap Ilmiah Yang Meningkat Setelah Pemanfaatan
Sikap ilmiah adalah sikap yang bisa diperlihatkan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objek terhadap fakta secara hati-hati, keritis dan sebagainya. Dimana hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan alam bukan hanya kumpulan bukan hanya kumpulan
33Herson Anwar, “Penilaiaan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal Pelang Ilmu, Vol 2, No. 5 Tahun 2009, hlm. 105.
34 Tursinawati, “Analisis Kemunculan Sikap Ilmiah Siswa Dalam Pelaksanaan Percobaan Pada Pembelajaran Ipa Di SDN Kota Banda Aceh”, Jurnal Pelang Ilmu, Vol 1, No. 1 Tahun 2013, hlm. 72.
28
fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.35
Menurut Harlen ada beberapa indikator sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa sekolah dasar yang telah dikutip oleh Herson Anwar adalah:
Table 1.1
Indikator Sikap Ilmiah Siswa
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data dan fakta
Obyektif / jujur Tidak manipulasi data Tidak purbasangka
Mengambil keputusan sesuai fakta Tidak mencampurkan fakta dengan pendapat
Sikap berfikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan / hal baru
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun
35 Indah Pratiwi, IPA Untuk Pendidikan Sekolah Dasar, (Medan:Umsupress, 2021), hlm. 3.
29
Dimensi Indikator
kecil
Sikap penemuan dan kreativitas Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas
Merubah pendapat respon dalam fakta
Menggunakan alat tidak seperti biasa
Menyarankan percobaan- percobaan baru
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Sikap berfikir terbuka dan kerjasama
Menghargai pendapat/ temuan orang lain
Mau merubah pendapat jika data kurang
Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatife
Berpartisifasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah
“kebaruannya” hilang
Mengulang percobaan meskipun berakibat kegagalan
Melengkapi kegiatan meskipun
30
Dimensi Indikator
teman kelasnya selesai lebih awal Sikap peka terhadap lingkungan
sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial Menjaga kebersihan lingkungan36
Bedasarkan penjelasan diatas, sikap ilmiah berkaitan dengan sikap siswa dalam menerima dan merespon pengetahuan baru pengetahuan baru melalui beberapa metode yang harus di kembangkan.
31
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian yang digunakan untuk meneliti dan memahami perilaku individu atau kelompok dan fenomena sosial dalam kondisi alamiah (natural), sehingga diperoleh data-data deskriptif (non kuantitatif) dalam bentuk lisan dan atau tulisan, yang kemudian diinterprestasi secara deskriptif pula.37
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan adalah suatu hal yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data.38 Kehadiran peneliti di lapangan bukan bertujuan untuk mempengaruhi subjek, tetapi untuk mendapatkan data yang sewajarnya berkenaan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa.
Karena dalam hal ini peneliti harus berinteraksi langsung dengan lingkungan penelitian baik itu manusia atau non manusia atau dengan kata lain penelitilah yang akan melakukan observasi, wawancara, serta membuat catatan terkait penelitiannya agar data yang diperoleh valid.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi dari obyek penelitian ini adalah MI Fityatul Ulum Pelepok yang terletak di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung. MI Fityatul Ulum Pelepok terletak di tengah persawahan yang jalanya harus melewati area perumahan warga. Alasan
37M. Sobry Sutikno dan Prosmala Hadisaputra, Penelitian Kualitatif, (Lombok: Penerbit Holistica, 2020), hlm. 5.
38Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa barat: CV Jejak, 2018), hlm. 75.
32
peneliti memilih lokasi ini karena peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah bahwa sekolah tersebut sudah memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa. Hal ini yang kemudian menarik peneliti untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang menyediakan data penelitian atau dari siapa dan dimana data penelitian itu diperoleh, sumber data berupa informasi (narasumber wawancara) maupun catatan hasil observasi atau dokumen lainya.39
Dari sumber data, peneliti dapat memperoleh berbagai macam data dan informasi yang luas yang berhubungan dengan penelitian, sehingga perlu diperhatikan juga terkait jenis data. Bila dilihat dari sumber datanya, data dibedakan menjadi dua diantaranya:
a. Sumber data primer adalah “data yang didapatkan berdasarkan interaksi langsung antara peneliti dan sumber data.”40 Adapun sumber data primer yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah guru, kepala sekolah dan siswa di MI Fityatul Ulum Pelepok.
b. Sumber data sekunder adalah “ data yang tidak langsung diberikan oleh sumber data, namun didapatkan dari pihak lain yang bisa berbentuk dokumentasi dan jurnal”41Yang akan menjadi sumber data
39Muharto, Metode Penelitian Sistem Informasi: Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal penelitian, (Yogyakarta: penerbit Depublish, 2016), hlm.80
40Dermawan Wibisono, Riset Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 37.
41Ibid.
Dalam proses pengumpulan data diperlukan alat untuk mengumpulkan data agar data yang dihasilkan valid. Alat untuk mengumpulkan data disebut dengan metode. Data yang didapatkan di lapangan digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian yang dilakukan.
Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa prosedur atau langkah dan teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung yang dilakukan terhadap objek peneliti untuk melihat yang dilakukan.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.42 Adapun kegiatan observasi ini dilakukan yaitu untuk mengetahui kegiatan yang terkait pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa. dan observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
42 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm. 87.
34
Dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan mejadi dua jenis yaitu:
1) Observasi Partisipan yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti beperan penuh menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya.
2) Observasi non partisipan atau partisipan sebagai pengamat, dalam hal ini peneliti melihat dan mendengarkan pada situasi sosial tertentu tampa partisipasi aktif di dalamnya.43
Jenis observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu observasi non partisipan, artinya peneliti hanya melakukan pengamatan dengan tidak terlibat langsung dalam proses pengasuhan atau belajar mengajar dan hanya mengamati terkait dengan prilaku atau objek penelitian yang akan diteliti. Adapun hal yang menjadi perhatian peneliti dalam kegiatan observasi antara lain adalah data-data atau fakta lapangan mengenai pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang tujuannya untuk memperoleh informasi.44 Wawancara juga disebut
43 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada,2010), 39-40.
44 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 82.
35
dialog yang digunakan oleh peneliti sebagai pewawancara untuk memperoleh berbagai informasi dari narasumber atau terwawancara.45
Dalam metode wawancara dibedakan menjadi dua golongan yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti atau orang yang mengumpulkan data telah mengetahui secara pasti informasi yang akan diperoleh, oleh karena itu peneliti akan menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur setiap responden diberikan pertanyaan yang sama , sedangkan metode wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun terlebih dahulu secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data, sehingga pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.46
Adapun wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tidak terstruktur karena didasarkan pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh objek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa. Adapun yang merupakan pihak yang akan diwawancarai dalam penelitian ini untuk mendapatkan data atau
45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), hlm. 198.
46 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta,2014), hlm. 233.
36
informasi adalah wawancara dengan kepala madrasah, guru dan siswa kelas IV untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran juga mengenai kesulitan yang dihadapi hingga solusi seperti apa yang akan digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode yang dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.47 Data-data yang akan dikumpulkan peneliti melalui dokumentasi adalah data guru dan siswa, buku penilaian, dan foto-foto saat proses pembelajaran dilingkungan sekolah.
37
dan membuat simpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti sendiri dan orang lain.48
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model Miles and Huberman yaitu aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas, sampai datanya jenuh. Akivitas dalam analisis data setelah pengumpulan data, antara lain reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Adapun penjelasnya sebagai berikut.
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilah bagian-bagian pokok, memfokuskan pada bagian yang penting, membuang bagian yang tidak penting dan menyusun data sehingga dapat dijadikan kesimpulan.49 Jadi peneliti memilih teknik analisis reduksi data ini untuk memudahkan peneliti dalam memilih dan merangkap hasil penelitian yang ditemukan di lapangan untuk menganalisis data dari pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa di MI Fityatul Ulum Pelepok tahun pelajaran 2021/2022.
b. Data Display (Penyajian Data)
Melalui penyajian data memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, sehingga dapat merencanakan tahap selanjutnya yang dilakukan berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Adapun pengertian
48 Sobry Sutikno, Penelitian Kualitatif, (Lombok, Holistica, 2020), hlm. 136.
49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 338.
Validitas data yang dilakukan oleh peneliti untuk membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Data
50Ibid, hlm. 325.
51 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), hlm. 212.
52Sugiyono, Metode...,hlm. 345.
39
yang dihasilkan peneliti dari lapangan merupakan data yang valid. Untuk memastikan keabsahan data yang diperoleh terkait dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa di MI Fityatul Ulum Pelepok maka peneliti membuktikan kevaliditas data dengan cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan Ketekunan Pengamatan
Meningkatkan ketekunan artinya melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan, data yang telah dikumpulkan oleh peneliti di lapangan dapat diperiksa salah atau tidak, peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.53
b. Trianggulasi
Triangulasi adalah langah yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan keabsahan data dari individu-individu yang berbeda, misalnya dari kepala sekolah, guru, dan siswa.54 Dimana pengertian dari triangulasi menurut Sugiyono “triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”.55 Maksudnya yaitu teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan hal lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan kembali sebagai pembanding terhadap data yang didapatkan.
53 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta,2014), hlm. 436-438.
54 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aanalisis Data, (Jakarta: PT Raja Gerafindopersada, 2012), hlm.82.
55Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm. 368.
40
Peneliti melakukan metode triangulasi yang terdiri dari triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber adalah “cara yang dilakuakan untuk mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber.”56 Triangulasi sumber ini peneliti gunakan untuk membandingkan informasi yang didapatkan dari kepala sekolah, guru dan siswa, yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini. Oleh karena itu dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab rumusan masalah yang ada.
Triangulasi teknik adalah teknik yang digunakan untuk mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang bereda.57 Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara yang diperkuat dengan observasi dan dokumentasi. Apabila dengan ketiga teknik pengujian menghasilkan data yang berbeda, maka akan dilakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data, untuk memastikan data yang benar.
c. Kecukupan Referensi
Dalam penelitian kualitatif, bahan referensi merupakan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh yaitu data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh adanya foto-foto. Alat-alat bantu
56Ibid., hlm. 369.
57Ibid.
41
perekam data dalam penelitian kualitatif misalnya kamera dan recorder dibutuhkan untuk mendukung kreadibilitas data yang ditemukan.58
Keabsahan data hasil penelitian ini dapat juga dilakukan dengan cara memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang sudah dilakukan, baik referensi yang berasal dari orang lain maupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar atau foto di lapangan, dan catatan-catatan harian di lapangan.
42 3. Bab III Pembahasan
Pada bab ini akan memaparkan proses analisis terhadap temuan penelitian, sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan dibagian pendahuluan.
4. Bab IV penutup
Pada bagian ini diuraikan mengenai kesimpulan yang didasari pada hasil penelitian dilanjutkan dengan pemberian saran-saran.
43 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Fityatul Ulum Pelepok
Sejarah berdirinya Fityatul Ulum Pelepok merupakan anak cabang dari pondok pesanteren Manba’ul Ulum Dasan Ketujur Desa Mesanggok Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Provensi Nusa Tenggara Barat. Pimpinan ayahaanda Al-Mukarrom Bapak TGH. Muhajirin Ismail.
Pada awal berdirinya hanya satu lembaga yang dikelolah yaitu Madrasah Diniyah Islamiyah (MDI) Fityatul Ulum, kemudian berubah menjadi Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Fityatul Ulum, karna aturan baru pemerintahan yang mengatur mengenai madrasah diniyah. Perubahan lagi dari lembaga menjadi yayasan pendidikan islam (YPI) Fityatul Ulum.
Setelah terbitnya aktenotaris dan diresmikan oleh KEMENKUMHAM RI, tanggal 1 januari 2012.
Adapun tujuan dari perubahan lembaga menjadi yayasan adalah supaya lembaga-lembaga lembaga lain yang dikelola dapat bernaung dibawah satu paying, yakni paying YPI Fityatul Ulum. Pendidikan Islam Fityatul Ulum ini didirikan oleh seseorang alumni pondok pesantren Mamba’ul Ulum yakni Ust Muhammad Nasrah, S.Pd.I Putra kelahiran Dusun Pelepok Desa Mesanggok Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Setelah menyelesaikan setudi S1 nya di IAIN Mataram. Beliau merasa terpanggil untuk membangun sebuah perubahan di dusun
44
kelahiranya mengingat kondisi secara umum dusun tersebut masih sangat membutuhkan perhatian baik dari segi pendidikan, ekonomi sosial dll.
Kemudian pada bulan juli 2015 dibangun lembaga formal dengan nama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fityatul Ulum. Adapun nama Fityatul Ulum, berasal dari dua kata yaitu Fityatul yang artinya pemuda-pemuda, diambil dari Al Quraan surah Alkahfi “innahum Fityatun aamanu birobbihim wazidna hum huda”. Dengan harapan lembagai ini memiliki visi dan misi yang seperti pemuda-pemuda kahfi, yakni sebagai penyelamat agama bangsa dan Negara. 59
2. Letak Geogerafis MI Fityatul Ulum Pelepok
MI Fityatul Ulum Pelepok lokasi berada di tengah persawahan dan mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Berikut ini gambaran letak geografis MI Fityatul Ulum Pelepok secara khusus, yatitu :
a. Sebelah utara = Persawahan Dan Rumah Warga b. Sebelah selatan = Pondok Pesantren Darunadwah c. Sebelah timur = PAUD Fityatul Ulum Pelepok d. Sebelah barat = Rumah Warga Dusun Pelepok
Hasil observasi ternyata MI Fityatul Ulum Pelepok ini juga dapat dikatakan salah satu madrasah yang letaknya berada disebuah kampung padat penduduk.60
59 Sejarah MI Fityatul Ulum Pelepok, Dokumentasi, 18 Mei 2022.
60 Letak Geografis MI Fityatul Ulum Pelepok, Observasi, 18 Mei 2022.
Sebagai suatu lembaga pendidikan, struktur organisasi harus ada sebagai gambaran dari terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi tersebut. Begitu juga pula di MI Fityatul Ulum Pelepok Gerung struktur organisasi mutlak dibutuhkan agar efektifitas dan efesiensi kerja dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi MI Fityatul Ulum Pelepok Gerung adalah sebagai berikut:
61 Visi dan Misi MI Fityatul Ulum Pelepok, Dokumentasi, 18 Mei 2022.
46 Gambar 2.2
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MI FITYATUL ULUM PELEPOK GERUNG – LOMBOK BARA
47
5. Data Keadaan Guru pada MI Fityatul Ulum Pelepok
Guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar mengajar sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan mengelola kelas. Begitu juga dengan kemampuan dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Mengingat peran yang begitu penting, maka dianggap perlu untuk memaparkan daftar keadaan guru dalam sebuah lembaga pendidikan. Adapun keadaan guru di MI Fityatul Ulum Pelepok sebagai berikut.
Tabel 2.1
Keadaan Guru di MI Fiyatul Ulum Pelepok
NO NAMA ALAMAT JABATAN/
PELAJARAN LULUSAN 1 Muhammad Nasrah,
S.Pd.I
Dusun pelepok
Kamad / Guru Mapel
IAIN Mataram
2 Hernawati, S.Pd Dusun Pelepok
PNS/ Guru Kelas 1
IAIN Mataram
3 Riyadul Fitri, S.Pd Bangle GTY/ Guru Kelas 2
IAIN Mataram
4 Paoziah, S.Pd Dusun Pelepok
GTY/ Guru Kelas 3
NH Kediri
5 Baiq Citra Handayani, S.Pd
Dusun Pelepok
GTY/ Guru Kelas 4
NH Kediri
6 Budiah, S.Pd Desa
Merembu
GTY/ Guru Kelas 5
NH Kediri
7 Masni Hidayanti, S.Pd Desa Bajumulek
GTY/ Guru kelas 6
IKIP Mataram
8 Nurul Hikmah, S.Pd Dusun Pelepok
GTY/ Guru
Mapel
IKIP Mataram
9 Kayan, S.Pd.I Desa Jelantik
GTY/Guru maple IAIN Mataram
10 Firman, S.Pd.I Desa Bajur GTY/ Guru Mapel
IAIN Mataram Sumber : Dokumentasi keadaan Guru di MI Fityatul Ulum Pelepok
48
Dari table 2.1 di atas dapat kita ketahui bahwa tenaga pendidik Madrasah Ibtidaiya Fityatul Ulum Pelepok berjumlah 10 orang termasuk kepala madrasah, yang terdiri dari 3 guru laki-laki dan 7 guru perempuan.
Dilihat dari status kepegawaian dari 10 guru tersebut hanya 1 orang tenaga pendidik yang sudah sertivikasi dan sisanya menjadi guru tetap di yayasan.
6. Keadaan Siswa Pada MI Fityatul Ulum Pelepok
Peserta didik yang ada di MI Fityatul Ulum Pelepok sebagian besar adalah anak-anak yang berada di desa Dusun pelepok dan sekitarnya. Pada tahun 2021/2022 MI Fityatul Ulum Pelepok memiliki siswa sebanyak 83 orang siswa. Gambaran selanjutnya mengenai jumlah siswa laiki-laki dan permpuan serta kelanya bisa dilihat pada table 2.2 berikut:62
Tabel 2.2
Keadaan Siswa di MI Fiyatul Ulum Pelepok NO Kelas Jenis kelamin Jumlah
L P
1 I 9 9 18
2 II 9 5 14
3 III 6 7 13
4 IV 5 10 15
5 V 7 4 11
6 VI 5 7 12
Sumber : Dokumentasi keadaan Siswa MI Fityatul Ulum Pelepok
62MI Fityatul Ulum Pelepok, Dokumentas, tanggal 18 Mei 2022.
49
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa minat masyarakat untuk memasukkan putra putrinya ke MI Fiyatul Ulum Pelepok, pada tahun ajaran 2021/2022 dapat dikatakan meningkat, begitu juga dengan siswa-siswi motifasinya cukup besar untuk masuk ke Madrasah ini dikarenakan MI Fiyatul Ulum Pelepok merupakan salah satu MI yang terkenal dengan kegiatan tahfiz yang dimana anak dibimbing untuk menghafal dari kelas 1 sampai kelas 6. Mengenai prestasi belajar anak pada MI Fiyatul Ulum Pelepok terkadang naik dan terkadang turun dikarenakan beberapa faktor seperti cara belajar, lingkungan, minat siswa dalam belajar dan lain-lain.
Table 2.3 menjelaskan jumlah siswa yang ada di kelas IV selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 2.3
Siswa Kelas IV MI Fityatul Ulum Pelepok Tahun Pelajaran 2021 / 2022
NO NAMA JK KLS ALAMAT
1 Muhammad Yani 4 Dusun Pelepok
2 Faturahman 4 Dusun Pelepok
3 Alfarizi Maulana 4 Dusun Pelepok
4 Dibela Safatilah 4 Dusun Pelepok
5 Siti Isma Aulia 4 Dusun Pellepok
6 Alisa Maryana 4 Dusun Dasan Ketujur
7 Situ Ulpa Wahid 4 Dusun Pelepok
8 Adeliana 4 Dusun Pelepok
9 Hofifah Nandawiyah 4 Dusun Pelepok
10 Milda Intan Rahma 4 Desa Gili
11 Sila Wardalaili 4 Dusun Pelepok
12 Muhammad Sahid 4 Dusun Pelepok
13 Amira Fadila 4 Dusun Pelepok
14 Muhammad Nnda wiratama 4 Dusun Pelepok
50
NO NAMA JK KLS ALAMAT
15 Mayara Alfiana 4 Dusun Pelepok
Sumber : Dokumentasi keadaan Siswa Kelas IV MI Fityatul Ulum Pelepok 7. Keadaan Sarana dan Prasarana MI Fityatul Ulum Pelepok.
Keadaan sarana dan prasarana sangat mendukung di dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berikut dalam Tabel 04 akan dipaparkan keadaan sarana dan prasarana MI Fityatul Ulum Pelepok Gerung yang meliputi bangunan, meubelair, alat-alat peraga, alat-alat olahraga, dan peralatan pendukung lainnya.
Tabel 2.4
Keadaan Sarana dan Prasarana di MI Fityatul Ulum Pelepok Tahun Pelajaran 2021/2022
No Jenis Bangunan Jumlah
1 Ruang Kepala Madrasah 1
2 Ruang Belajar 6
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Guru 1
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Laboratorium -
7 Kantin Madrasah 1
8 Ruang BP/BK/UKS 1
9 Mushallah 1
10 Aula/Kantin -