• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

1. Hakikat Gaya Belajar a. Pengertian Gaya Belajar

Menurut nasution gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal pada proses pembelajaran.19

Menurut Yunsirno gaya belajar adalah sesuatu yang penting agar proses belajar bisa menyenangkan dan hasilnya pun memuaskan.

Gaya belajar merupakan kunci sukses untuk mengembangkan kinerja dalam belajar, ini bisa diterapkan dalam teknik memperoleh pengetahuan atau informasi secara individu atau dalam dunia kerja sekalipun.20

Munif Chatib mengatakan gaya belajar adalah cara informasi masuk kedalam otak melalui indra yang dimiliki. Pada saat informasi akan ditangkap oleh indra, maka bagaimana informasi tersebut disampaikan berpengaruh pada kecepatan otak menangkap informasi dan kekuatan otak menyimpan informasi tersebut dalam ingatan atau

19Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 94.

20Yunsirno, Keajaiban Belajar (Pontianak : Jenius Publishing, 2012), 114.

memori.21 Sedangkan menurut Fleming dan Mills gaya belajar merupakan kecendrungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/ sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.22

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis memberi kesimpulan bahwasannya gaya belajar adalah suatu cara siswa itu sendiri dalam menyerap informasi melalui indra yang di peroleh dari proses pembelajarannya. Siswa menggunakan gaya belajar yang maksimal dan sesuai dengan kemampuannya maka siswa tersebut akan mendapatkan tujuan dari pembelajarannya dengan maksimal.

b. Macam-macam Gaya Belajar

Proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai cara atau model pembelajaran. Di dalam model pembelajaran pendidik harus dapat menyesuaikan gaya belajar dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan pendidik tentang gaya belajar yang multi-indrawi yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap anak. Dengan memanfaatkan konsep keberagaman dan

21Munif Chatib, Sekolahnya Manusia Sekolah Berbasis Multiple Intellignces di Indonesia (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2011), 136.

22Luk Luk Nuf Mufidah, ”Memahami Gaya Belajar untuk Meningkatkan Potensi Anak”, Jurnal

Perempuan dan Anak, no. 2 ( Desember 2017) : 250.

https://media.neliti.com/media/publications/276698-memahami-gaya-belajar-untuk- meningkatkan-7924c83a

menerima gaya belajar yang berbeda.23 Dengan keberagaman gaya belajar peserta didik maka pendidik harus dapat menyesuaikan dengan proses pembelajaran. Berikut macam-macam gaya belajar :

1) Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual dapat diterapkan pada peserta didik yang dalam proses belajarnya lebih condong melibatkan indra penglihatannya, seperti pembelajaran dengan membaca, menonton vidio atau film. Ciri-ciri gaya belajar visual antara lain24 :

a) Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar

b) Bicara agak cepat

c) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi d) Tidak mudah terganggu oleh keributan

e) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar f) Lebih suka membaca dari pada dibacakan g) Membaca cepat dan tekun

h) Seringkali mengetahui apa yang hasrus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata

i) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato j) Lebih suka musik dari pada seni

23 Yan Djoko Pietono, Mendidik Anak Sepenuh Hati (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), 4.

24 Waryani, Dinamika Kinerja Guru dan gaya Belajar (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2021), 24.

k) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang untuk mengulanginya

Berdasarkan ciri-ciri gaya belajar visual di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam proses pembelajaran peserta didik lebih sering melibatkan alat indra penglihatannya. Untuk mengatasi beberapa kendala di dalam proses gaya belajar visual, pendidik dapat menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan berupa film, vidio, atau gambar-gambar yang mendukung materi pembelajaran.

2) Gaya Belajar Audiotorial

Tipe belajar auditorial adalah tipe belajar yang cenderung menerima informasi paling baik dan efektif dengan memakai indra pendengaran (Audio).25 Peserta didik yang cenderung memakai gaya belajar auditorial ini akan lebih banyak menggunakan indra pendengarannya sebagai alat utama menyerap informasi atau memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Ciri ciri gaya belajar audiovisual antara lain26 :

a) Berbicara kepada dirinya sendiri saat bekerja b) Mudah terganggu keributan

25 Susanto Windura, Be An Anbsolute Genius (Jakarta: PT Gramedia, 2016), 28.

26 Salisatul Apipah, Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan gaya Belajar Siswa pada Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik dengan Self Assesment (Jawa Tengah: CV.

Tahta Media Group, 2021), 26-27.

c) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara

f) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita g) Berbicara dalam irama terpadu

h) Biasanya fasih dalam berbicara i) Lebih suka musik dari pada terpola

j) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskuskan dari pada dilihat

k) Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

l) Mempunyai masalah dengan pekerjaan pekerjaan yang bersifat visualisasi seperti memotong bagian-bagian sehingga sesuai satu sama lain

m) Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya n) Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik27

Berdasarkan ciri-ciri gaya pembelajaran auditorial di atas, maka pendidik dapat memberikan beberapa cara untuk mengatasinya seperti menggunakan pembelajaran dengan berdiskusi. Selain itu juga dapat menggunakan musik untuk

27 Salisatul Apipah, 26-27

menjelaskan materi pembelajaran. Selain itu gaya auditorial juga dapat dilakukan dengan cara membacakan suatu informasi yang kemudian direkam dan didengarkan ke peserta didik untuk dipahami.

3) Gaya Belajar Kinestetik

Peserta didik yang memiliki kecenderungan dengan ciri gaya belajar kinestetik lebih menyukaibelajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan.28 Artinya peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik menyukai aktivitas belajar secara langsung melalui pengalaman-pengalaman. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain29 :

a) Berbicara perlahan b) Berpenampilan rapi

c) Tidak terlalu mudah terganggu dengan keributan d) Belajar melalui praktik dan kegiatan memanipulasi e) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

f) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

g) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita h) Menyukai buku-buku

i) Menyukai permainan yang menyibukkan

j) Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

28 Asep Nurjaman, Peningkatan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain Pembelajaran (Jawa Barat: CV. Adanu Abimata, 2020), 23.

29 Pupu Saeful Rahmat, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 66.

k) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat tersebut

l) Seringkali menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Berdasarkan ciri-ciri di atas, peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik menganggap kegiatan membaca dan mendengarkan merupakan salah satu kegiatan yang membosankan. Karena peserta didik kinestetik akan lebih mudah memahami tugasnya jika mereka mencoba secara langsung atau turun ke lapangan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Gaya belajar peserta didik yang beragam menyebabkan kreatifitas pendidik untuk memilih metode pembelajaran yang efektif untuk bisa mengakomodir perbedaan gaya belajar peserta didik.30 Setiap peserta didik tentu memiliki gaya belajar yang berbeda beda, hal ini tentu mempengaruhi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pserta didik. Berikut faktor yang mempengaruhi gaya belajar peserta didik, antara lain :

30 Ni Nyoman Supuwiningsih, E-Learning untuk Pembelajaran Abad 21 dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 (Bandung: CV. Media Sains Indonesia, 2021), 49.

1) Faktor Internal a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah ini berhubungan dengan kesehatan dari peserta didik. Karena jika kesehatan seseorang terganggu maka proses belajar mengajar juga akan terhambat.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis ini berhubungan dengan kesiapan mental peserta didik di dalam proses pembelajaran. Seperti tingkat ketertarikan peserta didik terhadap materi pembelajaran, minat dan bakat peserta didik di dalam menerima pembelajaran.

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan terdiri dari 2 jenis, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani berhubungan dengan kesehatan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani berhubungan dengan kurangnya semangat dan minat belajar dari peserta didik.31

2) Faktor Eksternal a) Faktor Keluarga

Faktor keluarga tentu sangat berpengaruh terhadap gaya belajar peserta didik. Karena hal ini juga berhubungan dengan

31 Ni Nyoman Supuwiningsih, 49

cara orang tua di dalam mendidik anak, suasana di dalam rumah, dan keadaana ekonomi keluarga.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang berpengaruh terhadap gaya belajar peserta didik adalah kurikulum yang diterapkan, metode pembelajaran, hubungan antara pendidik dan peserta didik, suasana belajar, sarana dan prasarana yang tersedia di lembaga.

c) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang dapat mempengaruhi gaya belajar peserta didik antara lain adalah hubungan antara peserta didik dengan lingkungan masyarakat di sekitar.

Hubungan yang dimaksud adalah interaksi peserta didik dengan masyarakat yang ada di lingkungan tinggal peserta didik.32

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,

32 Ni Nyoman Supuwiningsih, 50

kesenangan, minat-minat bakat, penyesuaian sosial, jenis-jenis keterampilan, cita-cita keinginan, dan harapan

Menurut Oemar Hamalik dalam Rusman hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku.33 Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya perubahan prilaku pada saat proses belajar diamati pada perubahan prilaku peserta didik setelah dilakukan penilaian. pendidik harus dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjono menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik adalah hasil fari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.34

Berdasarkan pendapat para ahli di atas bisa di simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan aspek kognitif hasil belajar peserta didik mudah dicapai, sedangkan afektif pengembangan pribadi peserta didik, dan psikomotorik seperti peningkatan keterampilan peserta didik sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari

33Rusman, Belajar & Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses pendidikan (Jakarta : Prenada Media, 2018), 130

34Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 3-4

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya, dari informasi tersebut pendidik dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut Munadi dalam rusman menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal antara lain35 :

1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologi

Secara umum, kondisi fisiologi, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor Psikologi

Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.

Beberapa faktor psikologis, meliputi intelegensi (IQ),

35Rusman, 130-131.

perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkunga

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan ini meliputi lingkunganfisik dan lingkungan sosial. Lingkungan dalam misalnya suhu, dan kelembapan. Belajar pada tengah hari diruang yang memiliki vemtilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasan belajarnya, dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernapas lega

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumentas adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan pendidik.36

36 Rusman, 130-131

32

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.37 Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Ada lima jenis metode penelitian yaitu, survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, dan research and development.

Berdasarkan pendapat diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang dilakukan agar penelitian menjadi terarah dan mencapai tujuan. Dan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey karena dalam pengumpulan data penliti menghimpun informasi dari para responden menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan Sandu Siyoto dan Muhammad Ali bahwa penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.38

37Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta CV, 2019), 2.

38Sandu Siyoto dan M Ali Sodik, Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing, 2015), 100.

B. Populasi dan Sampel

Dokumen terkait