• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kajian Teori

1. Konsep manajemn a. Pengertian manajemen

Pengertian ilmu manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan” terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan” bahasa prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa ingris menjadi management yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Mary parker follet, misalnya mendevinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.Devinisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.15

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.16

15 Rheza pratama .pengantar manajemen, (cv. Budi utama.yogyakarta,2020),h.7

16Dian Wijayanto,Pengantar Manajemen,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.2012)h..1

Manajemen suatu istilah baru yang lebih populis dari istilah administrasi yang digunakan dalam setiap lini aktifitas kehidupan sehari-hari manusia. Awalnya administrasi atau manajemen telah di ketahui atau dipraktekkan oleh manusia sejak 5.000 ribu tahun sebelum masehi (S.M) di negeri pyramid mesir. Pada masa itu masyarakat menumpukan perekonomian mereka pada perdagangan dan menjadi asset utama pemerintahan untuk menjalankan, orang menggunakan menggunakan catatan tertulis diperdagangan dan pemerintah.Pada tahun 300 S.M masyarakat roma memanfaatkan komunikasi dan pengendalian terpusat untuk efektifitas dan efisien.

Pada tahun 1500, machiaveli sebagaimana yang dikutib dari nanang (2003), membuat pedoman pemanfaatan kekuasaan. Kemudian pada tahun 1776 adam smith menyatakan pembagian kerja menjadi titik kunci badan usaha.

Pada tahun 1841-1925 henry fayol, mengemukakan pentingnya administrasi (manajemen) seperti follet dengan perilaku dinamikanya, mac weber dengan birokrasinya, Elton moyo, maslow, gregor dan chris argyis dengan studi perilakunya.

Semenjak kelahirannya sebagai salah satu ilmu dan profesi, manajemen yang merupakan kumpulan konsep-konsep sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian.

Hal itu memunculkan beberapa teori manajemen.17

Ada tiga teori tentang manajemen iyalah, teori klasik yang berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu bersifat rasional, berpikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Dengan demikian, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis serta rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur organisasi. Teori klasik ini di usung oleh beberapa

17 Lukman Hakim, manajemen pendidikan, cetakan 1 (genta press, 2008).h.3

tokoh seperti Frederick W tailor (1856-1915) dengan manajemen ilmiahnya, lalu muncullah teori neo-klasik sebagai sebuah terobosan terhadap ketidak puasan terhadap teori klasik.

Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Pada teori ini mengedepankan kerja sama, komunikasi, keseimbangan serta interaksi individu pada pencapaian tujuan bersama (organisasi).terakhir teori modern yang berasumsi bahwa manusia itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya, tindakannya yang semuanya bergantung dalam lingkungan.18

Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi daninkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen.Di satu pihak ada yangtetapcenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manejemen pendidikan. Dilain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah administrasi pendidikan.19

b. Pendekatan manajemen sekolah

Menurut robbin (1983) dalam (denim, 2008: 42-47) ada tiga pendekatan sekolah yang baik, yaitu: (1) Pendekatan pencapaian tujuan, (2) Pendekatan proses atau system, dan (3) Pendekatan respons terhadap lingkungan.

1) Pendekatan pencapaian tujuan.

Adapun pendekatan pencapaian tujuan yaitu kemampuan dari segi pengelolaan maupun dari proses pendidikan yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai akademik yang berkaitan langsung dengan faktor input agar menghasilkan ouput yang berkualitas.

2) Pendekatan proses.

18Ibid,h.4

19Daryanto & Mohammad Farid, Konsep dasar manajemen pendidikan di sekolah.(Yogyakarta : Penerbit GavaMedia, 2013 ).159

Pendekatan proses atau pendekatan multi dimensional adalah pendekatan sekolah dilihat dari konsistensi internal, sumber daya yang ada, keberhasilan kerja. dimana sekolah mengembangkan kemampuan membentuk watak sebagai peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawabatas ketercapaiannya secara terukur.

3) Pendekatan respon terhadap lingkungan.

Pendekatan respon terhadap lingkungan yaitu sekolah yang teratur, terkontrol, memiliki struktur/prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara internal maupun eksternal serta dapat meyakinkan masyarakat tentang kelangsungan hidup sekolah dan stakeholder lainnya.Untuk menyusaikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini maka setiap jenjang pendidikan perlu mempertimbangkan tuntutan perubahan yang ada yang lebih dikenal dengan era global, setiap tindakan harus di lakukan secara kontekstual (thinks globally, but act locally).20

c. Tujuan manajemen.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, pada umumnya para ahli memiliki kesamaan dalam mendefinisikan Manajemen Pendidikan yang secara umum memiliki dasar dan tujuan. Manajemen akan tercapai dengan baik apabila didasarkan atas asas atau landasan yang tepat.

Adapun pelaksanaan administrasi (manajemen) pendidikan di Indonesia ada dua macam azas atau dasar yaitu:

1) Azas idiil

20Abdul majir, paradigma baru manajemen pendidikan abad 21, (cv. Budi utama , yogjakarta, 2020)h.4

a) Pelaksanaan sistem Manajemen Pendidikan yang dianut oleh negara Indonesia yaitu sistem pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pancasila dan UUD 45 karena pada hakekatnya adalah Manajemen Pendidikan subtansi dari sistem pendidikan secara luas.21

b) Sebagai tinjak lanjut dari dasar tersebut sistem pendidikan perlu diwadahi melalui sistem pendidikan nasional sebagai satu keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.22

2) Asas operasional

Sebagaimana yang diketahui pada rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional sudah tercantum dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, sehingga pada saat ini telah mengalami pembaharuan, upaya pembaharuan itu dilakukan agar meningkatnya mutu pendidikan pada tingkat sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut pemerintah memerlukan empat strategi pokok sebagai dasar serta tujuan Manajemen Pendidikan yaitu:

pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan, kualitas pendidikan, serta efesiensi pengelolaan/

Manajemen Pendidikan. 23Secara rinci tujuan Manajemen Pendidikan antara lain:

a) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)

21 Tim Pengembangan MKDK, Administrasi Pendidikan (Semarang: IKIP Semarang Press, 1991), h. 5

22 Muwardi Sutedjo, et.al.., Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1996), h. 8

23 Tim Pengembangan MKDK, Administrasi Pendidikan, h.5 lihat juga Undang-undang No, 20 Th. 2003, tentang sistem pendidikan Nasional dan Penjelasanannya (Bandung: Citra Umbara,2010), h. 64.

b) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

c) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

d) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan.

e) Teratasinya masalah mutu pendidikan.24 a. Fungsi manajemen.

Fungsi manajemen yaitu Untuk mengarahkan kelompok manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan karakter yang berbeda-beda seorang manejer harus menerapkan fungsi- fungsi manajemen untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah di tetapkannya, fungsi-fungsi manajemen disusun dan di arahkan sedemikian rupa sehingga terdapat kesatuan irama, gerak, dan cara pandang yang sama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.25

Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan.

Kegiatan yang dimaksud tidak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajemen berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, hanafi mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut G.R. terry terdapat empat fungsi manajemen yaitu:

1) Planning (perencanaan).

2) Organizing (pengorganisasian).

3) Actuating (pelaksanaan). dan

24 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 8. 32 Keith and G

25 Alam S, ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XII jilid 3 ,(Jakarta: erlangga,2020) h.132

4) Controlling (pengawasan).26

Manajemen pendidikan memiliki fungsi yang sama dengan fungsi manajem umun yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Tetapi dalam manajemen pendidikan, tetapi dalam manjemen pendidikan fungsi manajemen lebih spesifik dalam bidang pendidikan berikut penjelasan manajemen pendidikan:27

a) Perencanaan

Eksekusi perencanaan diatur dan disesuaikan dengan sumberdaya yang dimilikinya.Dalam dunia perencanaan pendidikan dirancang untuk fokus pada tujuan pendidikan secara keseluruhan dan menggunakan metode terbaik untuk mencapainya. Hasil dari perencanaan dapat berupa rencana kerja dalam proses seperti rencana strategis lembaga pendidikan dalam pencapaian Visi dan Misi, rencana pembelajaran jangka panjang (RPS), kurikulum , kursus dan masih banyak lagi.

Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yang akan dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan islam, maka prinsip perencanaan harus mencerminkan terhadap nilai-nilai islami yang bersumber pada Al-Qur‟an mengajarkan kepadamanusia: dalam surah (Al-Hajj :77).

























26 Daryono, menuju manajemen berbasis sekolah,(pasuruan: lembaga academi dan research institute, 2020)h.10

27 Arman paramansyah, manajemen pendidikan dalam menghadapi era digital, ( medan :fakultas ekonomi universitas pembangunan panca budi medan, 2020) h.14

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (al-hajj: 77) b) Pengorganisasian.

Fungsi organisasi dalam manajemen pendidikan bertujuan untuk memecah tugas-tugas besar menjdi kegiatan yang lebih sederhana. Fungsi ini memfasilitasi pelaksanaan pengawasan dan dalam menentekan jumlah dan kualifikasi sumber daya pendidikan yang di butuhkan. Pengorganisasian dalam manajemen pendidikan misalnya, memilih apa yang di butuh lembaga pendidikan, beberapa banyak fakultas dan staf yang dibutuhkan, fakultas apa yang dibutuhkan dan masih banyak lagi.

Wujud dari pelaksanaan organizing adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakkan, kesetiakawaan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehinnga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal ini Al-Qur‟an telah menyebutkan berapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. Firman Allah dalam:

(Q.S Al-Anfal: 46)





























Artinya: “Dan taatilah allah dan Rasulnya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar, hilang kekuatannmu, dan bersabarlah, sesungguhnya allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Anfal: 46)”.

c) Pelaksanaan (Actualing).

Setelah itu organisasi kemudian diarahkan ke berbagai sumber daya manusia untuk melakukan tanggung jawab yang sesuai dengan tujuannya. Pada dasarnya, pendampingan adalah proses motivasi orang untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencapai tujuan mereka dan untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas.

Al-Qur‟an dalam hal ini telah menjadi pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfirman dalam (Q.S. al-Kahfi:2)

































Artinya: “sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal soleh, bahwa mereka akan mendapatkan pembalasan yang baik”.

d) Pengawasan.

Kegiatan penilaian kinerja yang mengacu pada perencanaan yang telah di atur sebelumnya. Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Contoh evaluasi dalam manajemen pendidikan adalah evaluasi siswa , memberikan gambaran umum tentang system pendidikan dimana ada lembaga pendidikan.28

28Ibid, h.16

Sesuai dengan sifat rencana strategis, pengawasan yang akan kita lakukan juga bersifat strategis. Ada tiga hal yang secara garis besar diawasi dalam pengawasan strategi, yaitu:

1) Pengawasan perilaku, manajemen bisa melakukan pengawasan seperti ini dengan dukungan berbagai perangkat, seperti kebijakan, prosedur, Aturan hingga prosedur operasional standar (standard operating prosedure-SOP). Aspek total Qualitymanagement, atau ISO juga merupakan bagian dari pengukuran. Misalnya sop yang dibuat oleh perusahaan asuransi, itu membantu perusahaan tersebut menjamin semua urutan-urutan pekerjaan yang perlu dijalankan dengan baik. Dengan seperti ini, sama artinya dengan perusahaan mengatur perilaku dari karyawan.

2) Pengawasan output, Yakni apa-apa yang harus dihasilkan atau dicapai. Fokusnya disini adalah pada sasaran- sasaran atau target- target yang ingin dicapai.

Target-target ini bisa dinyatakan secara kuantitatif bisa juga secara kualitatif. Yang jelas perusahaan harus merancang target yang cukup menantang bagi manajer yang akan menjalankan. targret yang menantang akan merangsang potensi maksimal dari yang menjalankan sekaligus juga memberi dorongan semangat.

3) Pengawasan input, Dari Sisi penggunaan sumber daya mulai dari keterampilan, nilai-nilai, maupun motivasi pihak-pihak terlibat.29

2. Konsep Kepala sekolah

a. Kepemimpinan Kepala sekolah

kepemimpinan kepala sekolah menunjukan pada gaya dan strategi seorang kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan

29 M. taufiq Amir, manajemen strategik konsep dan aplikasi, (jakarta:pt.raja grafindo persada, 2012) h,206

suatu hal yang sangat penting dalam manajemen berbasis sekolah. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah harus mampu menggerakan seluruh sumber daya manusia untuk dapat bekerja secara maksimal uuntuk dapat mencapai tujuan sekolah secara efisien

Dalam bahasa inggris kepemimpinan sering di sebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak lebih cepat, berjalan ke depan mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain, membimbing, menuntun menggerakan orang lain lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran atau pendapat, menuntun dan menggerakan orang lain melalui pengaruhnya.30

Secara etimologi, Kepala Sekolah merupakan padanan dari school principal yang bertugas menjalankan principalship atau kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai Kepala Sekolah.31

Dalam konteks keberagaman, bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin. Dan setiap apa yang dilakukan akan dipertanggungjawab manusia bersifat individual. Setiap orang bertanggung jawab atas semua yangdilakukannya.

Sebagai mana yang disebut dalam Al-Qur‟an dalam surah At Thur, ayat 21:

30 Imam suprayono, revormasi visi pendidikan islam, (malang: stain press, cet 1,1999) h.161

31 Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah(Bandung:Pustaka Setia,2014),h.39









































Artinya:

“dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap- tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakananya.

Orang hanya akan memetik dengan apa yang dilakuakannya sendiri, sebagaimana yang disebut dalam Al- Qur‟an surah An Najm, ayat 39:















Artinya:

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya.”

Prinsip ini juga dikemukakan dalam sebuah hadis sebagai berikut: “sesungguhnya Abdullah Bin Umar berkata:

saya mendengar rasulullah Bersabda: setiap dan kalian adalah pemimpin.setiap dan kalian akan diminta pertanggung jawaban tentang orang yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang orang-orang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (Suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia diminta pertanggungjawaban tentang orang-orang yang dipimpinnya.

Seorang perempuan (istri) adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan dia diminta pertanggungjawaban tentang orang-orang yangdipimpinnya. Seorang pelayan

(pembantu) adalah pemimpin dalam harta milik tuannya dan dia diminta pertanggungjawaban tentang barang-barang yang diurusinya” )HR: Bukhari).32

Kompetensi dalam implementasi peran kepala sekolah dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional (mulyasa, 2006) terdapat tujuh peran utama kepala sekolah, yaitu sebagai: 1 edukator (pendidik), 2 Manager 3. administrator 4.

supervisor 5. leader pemimpin 6 pencipta iklim kerja dan 7 wirausahawan merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.33

1) kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

kegiatan pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus-menerus meningkatkan kompetensinya.

2) kepala sekolah sebagai manajer

dalam mengelola tenaga kependidikan Salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. dalam hal ini kepala sekolah dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas

32Shopia Azhar, Pemimpin kepala sekolah efektif, universitas islam negeri alaudin Makasar, volume V nomor 1 januari-Juni 2016

33 Kompri, standarisasi kompetensi kepala sekolah : pendekatan teori untuk praktik profesoonal, (jakarta : kencana, 2017)h.61

kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan diklat.

baik yang dilaksanakan di sekolah seperti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) , diskusi profesional dan sebagainya atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti barbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain . 3) Kepala sekolah sebagai administrator

Berkenaan dengan pengelolaan keuangan , tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi pada guru.34 4) Kepala sekolah sebagai supervisor

Secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses belajar secara langsung terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode media yang digunakan dan ketertiban siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan selanjutnya diupayakan solusi. Pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada.

Kepala sekolah sebagai leader (pimpinan).

Dalam teori kepemimpinan setidaknya mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang

34Ibid,h. 62

berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.

meningkatkan kompetensi guru kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat- sifat sebagai berikut:

(a) Jujur. Sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S.

Azzumar : 33).



















artinya: “dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

(b) Amanah, (Q.S. Annisa: 58):





















































Artinya: “Sesungguhnya allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya allah adalah mahan mendengar lagi maha melihat.

(c) Tanggung jawab: (Q.S. Al-Bakarah: 286).

 )



































































































Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dania mendapat siksa (dari kejahatan). Yang dikerjakannya”.

(a) Dinamis: )Q.S. Ra‟du: 10):

 )





























Artinya: “ Sama saja (bagi tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan berjalan (menapakkan diri) disiang hari”.

(a) Adil: (Q.S. Al-Maidah: 8):

 )





















































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(a) Praktis, (Q.S. Al-ashr : 1-3):

         



Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar ada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengejarkan amal soleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya mentati kesabaran”.

(b) Fleksibel: (Q.S. Al-Anbiyah: 107):

7

 )











Artinya:”dan tidaklah kami mengutus kamu,melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

5) Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerja secara unggul yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilaksanakannya menarik dan menyenangkan. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dan bekerja para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.

a) Para guru harus selalu diberi tahu tentang dari setiap pekerjaannya.

b) Pemberian hadiah lebih baik dari hukuman

c) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio psiko fisik guru sehingga memperoleh kepuasan.

6) Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru maka kepala sekolah dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang.

b. Tugas dan fungsi Kepala Sekolah

1) Adapun tugas utama Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:

a) Memimpin dan mengatur situasi,mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga, sertamenjadi juru bicara kelompok

b) Bisa meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik.

c) Mengingatkan tujuan akhir dari perubahan.

d) Membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah serta membina hubungan antar pihak yang berkaitan.Menghubungkan orang dengan sumber dana yang diperlukan.35

2) Aswarni Sujud, Moh. Saleh dan Tatang M Amirin dalam Daryanto bukunya “Administrasi Pendidikan”

menyatakan bahwa fungsi Kepala Sekolah iyalah sebagai berikut:

a) Perumusan tujuan kerja serta pembuat kebijakan sekolah.

b) Pengatur tata kerja sekolah, yang mengatur pembagian tugas pelaksana, menyelenggaran kegiatan.

c) Menjadi supervisi kegiatan sekolah, antara lain:

mengatur kegiatan, mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, membimbing serta meningkatkan kemampuan pelaksana.

c. Kompetensi kepala sekolah.

Kompetensi adalah terminilogi yang sering di dengar dan ucapkan banyak orang, kitapun sering mendengar dan mengucapkan terminology itu dalam berbagai penggunaan, khususnya terkait dengan perkembangan sumber daya manusia. Akan tetapi, sering

35 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.8.

Dokumen terkait