• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode penelitian

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua di SMA Negeri Se-Kecamatan Wawo.

5. Tehnik Pengambilan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian tehnik pengambilan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Tehnik Observasi.

Observasi adalah sebagai aktivitas untuk memperhatikan sesuatu dengan menggunakan alat indra, yaitu melalui penglihatan, peraba, penciuman, dan pengecap. Tujuan Observasi adalah mendekskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari prespektif mereka yang terlihat dari kejadian yang dialami tersebut.53 Pada penelitian ini, Observasi dilakukan denga mengamati segala hal yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, seperti mengamati Kegiatan Kepala Sekolah, Guru, dan siswa. Peneliti juga tidak mengabaikan Latar Belakang Sekolah dan kegiatan yang berada di dalamnya.

Pengamatan didasarkan atas pengamatan secara langsung terhadap Objek yang diteliti. Pengamatan ini akan memungkinkan peneliti bisa melihat langsung dan mengamati sendiri serta

53 Suharsim Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),h. 107

mencatat hasil perilaku, dan kejadian sebagaiman yang telah terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, bisa diperoleh hasil yang kongret dalam penelitian ini. Observasi dilakukan di Sekolah pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan pada waktu istrahat.

b. Wawancara.

Wawancara juga merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data yang peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung.

Wawancara dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1) Wawancara bebas. Artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja kaitannya dengan apa yang diteliti.

2) Wawancra terpimpin. Artinya pewawancara membawa daftar yang lengkap dan terperinci.

3) Wawancara bebas terpimpin. Artinya kombinasi antara interview terpimpin.54

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas , maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bebas dimana peneliti akan melakukan wawancara dengan berbagai informan antara lain:

a) Kepala Sekolah

data yang dibutuhkan dari Kepala Sekolah adalah Merekrut dan meningkatkan kualitas Guru kelas maupun guru mata pelajaran untuk dapat melaksanakan Budaya literasi di Sekolah, seperti Sosialisasi literasi dalam menunjang kegiatan gemar membaca,Melaksanakan Aktivitas literasi melalui pengelolaan perpustakaan sekolah, Mengembangkan budaya literasi dengan merancang media yang unik, serta Membangun budaya literasi melalui kreativitas menulis, Aktivitas yang efektif untuk mewujudkan budaya tersebut sekolah mengintegrasikannya ke dalam satuan pembelajaran.

54 Nasution, S, metode research (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2001),h.23

Contoh pada pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat kompetensi dasar memproduksi teks cerpen, teks novel, dan jenis teks lainnya.

b) Wakil Kepala Sekolah

Peningkatan literasi melalui kurikulum dispesifikan kepada mata pelajaran SBK mengenai literasi Budaya yang berkaitan dengan pembentukkan karakter dalam mencintai budaya bangsa dan kedaerahan, dalam menjalankan dan meknai Budaya daerah Bima Rama.

c) Guru

Melaksanakan kegiatan yang serupa guru lebih ditingkatkan sebagai pelaksana pengawas langsung pada siswa dalam mengembangkan budaya literasi serta mendorong siswa secara langsung untuk tetap membiasakan budaya literasi di lingkungan keluarga.

d) Siswa

Pelaksanaan literasi dilaksanakan rutin melalui lembaga kesiswaan berdasarkan skejul yang ditetapkan sekolah dengan membiasakan budaya membaca, menulis, baik artikel maupun karya ilmiah dan perlombaan antar kelas dan antar organisasi sekolah.

e) Orang tua siswa

Orang tua siswa ikut mengawasi anak-anak dalam lingkungan keluarga serta mewajibkan untuk mengetahui aktivitas belajar anak dalam sehari baik melalui Pekerjaan Rumah (PR) dan mendukung aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan Membaca, Menulis serta penggunaan aplikasi-aplikasi digital yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar.

c. Dukumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluaan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akuanting, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukandan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Catatan dapat berupa secarik kertas yang berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti, ataupun informasi, dapat pula berupa foto, pita-kaset atau pita-recording, slide, mikro film. 55

Adapun tehnik Dokumentasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengabadikan kegiatan Baca Tulis siswa baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan sekolah, Tata Kelola Perkantoran dengan Foto-foto tentang Program yang akan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Maupun Guru Dalam Meningkatkan Budaya Literasi. Rekaman Juga Merupakan Pendokumentasian yang sangat dibutuhkan. Dalam proses wawancara, peneliti tidak akan mungkin mencatat dengan tangan atau sekedar mengingat apa saja yang di utarakan oleh informan, namun peneliti membutuhkan alat perekam sehingga dapat didengarkan kembali dirumah untuk menghindari ketidak akuratan jawaban dikarenakan lupa.

Adapun jenis data yang dibutuhkan pada pada penelitian ini adalah:

1) Jumlah Buku Elektronik/cetak 2) Jumlah Jurnal Elektronik

3) Jumlah madding di tiap-tiap kelas 4) Jumlah sudut baca/taman baca

5) Foto-foto kegiatan oganisasi siswa-siswa dalam menunjang literasi seperti kegiatan Diskusi

6)

55 Sedarmayanti Dan Syarifuddin Hidayat, Metode Penelitian(Bandung: Mandar Maju, 2011)h. 86

H. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menysun secara sistematis data yang diperoleh menggunakan berbagai tekhnik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan Dokumentasi seperti rekaman vidio audio dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting dan dipelajari, serta membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan langkah terahir adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Untuk lebih jelas dalam setiap langkahnya antara lain:

a. Pengumpulan data

b. Reduksi data. Merupakan penyederhanaan, Penggolongan, dan membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data tersebut menghasilkan informasi yang bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data dankompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan akhir.

c. Penyajian data.

Merupakan kegiatan saat pengumpulan data disusun secara sistimatis dan mudah dipahami, sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Bisa berupa teks Naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui penyajian data tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami.

d. Kesimpulan dan Verivikasi.

e. Penarikan kesimpulan dan verivikasi merupakan tahap akhir dari tekhnik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai.

Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan

dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

56

I. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan data yang nabsah, valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Kaitannya dengan keabsahan data ini dijelaskan bahwa untuk memperoleh keabsahan data dan informasi atau temuan, dapat dilakukan dengan jalan perpanjang keikutsertaan, ketekunan pengamatan, tringulasi, pengecekan, sejawat, kecukupan refrensi, study kasus negative dan pengecekan anggota.57 Dalam aplikasinya, keabsahan data tersebut peneliti lakukan dengan menggunakan 4 cara tersebut yaitu ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, kecukupan referensi dan triangulasi.

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono aalah triangulasi pegecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, sehingga tringulasi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni: tringulasi sumber, tringulasi tekhnik pengumpulan data dan waktu.58

Untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya penelitiannya disini peneliti menggunakan ketiga jenis Triangulasi tersebut yaitu triangulai Sumber, Triangulasi tekhnik dan triangulasi Waktu.

1. Triangulasi Sumber adalah triangulasi yang digunakan untuk mengecek keabsahan informasi, misalnya mengecek keabsahan data mengenai manajemen Kepala sekolah dalam mengembangkan Budaya Literasi Di Sekolah dengan cara mewawancarai berbagai sumber misalnya mewancarai kepala Sekolah terkait dengan upaya penyediaan tempat membaca siswa

56 Dqlab.id langkah-langkah menggunakan tekhnik analisis data kualitatif, vol 9

57 Moleong, metodologi penelitian kuantitatif….,h. 327

58 http//www.uin malang.ac.id

seperti Perpustakaan, Sudut Baca, dan Mading ditiap-tiap kelas, seandainya peneliti belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh kepala sekolah, peneliti akan mewawancarai Kepala Perpustakaan dan Siswa dengan pertanyaan yang serupa. Data yang sudah terkumpul dari tiga sumber ini nantinya akan diambil kesamaannya, serta akan ditarik kesimpulan dan berikutnya akan diuji kembali (member check).

2. Triangulasi Tekhnik, adalah dilaksanakan untuk mengecek keabsahan data dengan cara membandingkan data yang yang didapatkan melalui teknik wawancara dengan teknik-teknik yang lainnya seperti observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi data adalah menambah atau memperkaya data sampai mantap sekali.

4. Triangulasi Metodologi mengumpulkan data dengan metode lain.

Dalam tahap ini peneliti ingin mengetahui apakah tim literasi mengajak para siswa untuk melakukan hal-hal pembiasaan membaca dan menulis untuk kelas X, pengembangan membaca menulis serta menanggapi buku bacaan untuk kelas XI serta melakukan pengelompokkan tahap pembelajaran untuk kelas XII.

Untuk memantapkan jawaban tersebut, peneliti bertanya kepada kepala sekolah apakah timliterasi melakukan tugasnya dengan baik terkait dalam hal mengembangkan Budaya literasi.

BAB II

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA LITERASI.

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum SMAN 2 Wawo a. Sejarah Singkat SMAN 2 Wawo.

Pendidikan adalah upaya untuk menciptakan sumber daya Manusia yang berkualitas, beriman, dan

bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan zaman. Dunia pendidikan sangat mengharapkan perhatian yang serius dalam membina dan mendidik insan yang baik dalam pendidikan yang umum maupun dalam bentuk keagamaan. Oleh karena itu pemerintah mendirikan sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah agama pada prinsipnya adalah menciptakan SDM yang berkualitas.

SMAN 2 Wawo adalah Lembaga Pendidikan formal yang didirikan pada 05 Juli tahun 2009 dengan SK pendirian nomor 029/0/1981. Kepala SMAN 2 Wawo sekarang ini adalah Muhtar, S.pd yang menjabat sejak tahun 2019 sampai sekarang.59

Selama 3 tahun Pertama masih pinjam pakai gedung sekolah SMPN 2 Wawo yang berada di Desa Setempat, tetapi dukungan dari orang tua setempat untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 2 Wawo sangat tinggi.

Hal ini tidak selaras kemampuan kami untuk bisa menyediakan gedung sedndiri dalam waktu yang singkat dan kilat.

Alhamdulilah Setelah bermusyawarah dengan Kepala Desa Setempat dan seluruh Wali Murid bertekad untuk bisa memiliki tanah dan bangunan sendiri sehingga memasuki tahun ke 3 akhirnya kami bisa memiliki bangunan sendiri dengan swadaya dari seluruh wali murid dan bantuan Daerah Kabupaten Bima dari kelas 1-3 sebanyak 3 lokel pembangunan awal walaupun pada tahun ke 3 tersebut untuk kls 1 kami masih meminjam bangunan sekolah SDN Inpres Kombo yang dekat dengan Lokasi SMAN 2 Wawo sebanyak 3 kelas. Alhamdulilah pada tahun 2021 ini Status SMAN 2 Wawo Memakai Gedung

59 Data profil SMAN 2 Wawo,Dokumentasi, pada tanggal 1 N0vember 2021

Sendiri dengan fasilitas yang sudah Cukup Lengkap.

SMAN 2 Wawo berlokasi di Rt 01 Desa Kombo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, NTB.60

b. Letak Geografis SMAN 2 Wawo

Secara geografis, posisi SMAN 2 Wawo Sangat Strategis, karena berada di depan jalan Umum, sehingga Mudah di Jangkau oleh alat Transportasi, baik dengan menggunakan angkutan Umum maupun Kendaraan Pribadi. SMAN 2 Wawo berada di ditengah bagunan- bangunan, dan pemukiman warga.

- Sebelah Utara: Kantor Polindes Desa Kombo.

- Sebelah selatan: SDN Inpres Kombo.

- Sebelah Barat: Pemukiman Warga.

- Sebelah Timur: Persawahan.

c. Tenaga pendidik dan Kependidikan.

Tenaga pendidik yang berada di SMAN 2 Wawo seluruhnya berjumlah 55 pendidik yang terdiri dari 15 berstatus sebagai PNS, dan sisanya 41 berstatus sebagai Guru Honor Tidak Tetap (GTT).

Data tentang tenaga pendidik di SMAN 2 Wawo dapat dilihat dalam tabel 2. 1 di bawah ini:

d. Peserta Didik

Sedangkan keadaan siswa SMAN 2 Wawo pada Tahun ajaran

Pendidik Banyak Banyak Pendidik laki perp jml

GURU TETAP 15 9 6 15

GTT 28 8 20 28

HONDA 2 1 1 2

PTT 10 7 3 10

60 Dokumentasi, SMAN 2 Wawo, pada tanggal 02 November 2021

JML 55 25 30 55

2020/2021 berjumlah 891 Siswa yang terdiri dari kelas X berjumlah 136 orang yang terbagi dalam 4 kelas, kelas XI berjumlah 144 yang terbagi dalam 4 rombongan belajar dan kelas XII berjumlah 126 yang terbagi dalam 4 rombongan belajar. Data siswa SMAN 2 Wawo dapat dilihat pada tabel 2. 2 di bawah ini.61

Kelas Banyak Banyak Murid

Laki Perp. Jml.

X 4 69 67 136

XI 4 75 69 144

XII 4 62 64 126

Jml. 12 206 200 406

e. Sarana dan Prasarana

SMAN 2 Wawo didirikan di atas tanah milik negara yang luas keseluruhannya 20.000 M2, dengan bangunan pagar keliling, halaman banyak pepohonan. Data tentang sarana dan prasarana pendidikan di SMAN 2 Wawo.

Dapat dilihat dalam table 2. 3 di bawah ini.62

NO

NAMA BARAN G/GED

UNG

JUM LA

H

KONDISI

KET.

BAI K

RUSA K RINGA

N

RUSA K BERA

T

61 Dokumentasi Di SMAN 2 Wawo pada tanggal 04 November 2021

62 Dokumentasi DI SMAN 2 Wawo pada Tanggal 04 November 2021

1 Laptop 30 30 -

2

Jumlah Ruang Belajar

12 12 Kurang 5

ruang

3

Ruang Kepala Sekolah

1 1

4 Ruang

Guru 1 Ada

5 Ruang

UPTD 1 1

6

Ruang Perpusta kaan

1 1

7

Ruang Laborato rium

2 2

8 Ruang

Osis 1 1 Ada

9 Ruang

Praktek Belum ada

10 Ruang

Olahraga Belum ada

11 Mushala

h Belum ada

12 Rumah

Penjaga Belum ada

13 WC

Kepsek 1 1

14

WC Guru/Pe gawai

1 1 Kurang 1

ruang 15 WC

Siswa 2 2

16

Meja Kepala Sekolah

1 1

17

Kursi Kepala Sekolah

1 1

18 Meja

Guru 10 10 Ada

19 Kursi

Guru 50 50 Kurang 5

buah 20 Meja

Kepala 1 1

UPTD

21

Kursi Kepala UPTD

1 1

22

Meja Staf UPTD

1 Ada

23

Kursi Staf UPTD

2 2 Ada

24 Kompute

r UPTD 2 2 Ada

25

Kompute r Praktek Siswa

30 30 Ada

26 Meja

Siswa 360 360 10 Ada

27 Kursi

Siswa 360 360 15 Ada

28

Papan White Board

12 12

29 Lemari 3 3 Ada

30 Luas Tanah

10.0

00 m

31

Luas Tanah yang sudah di tempati banguna n

1.29

9 m

32 Taman 400

m

33

Luas Kebun Sekolah

8.30

1 m

f. Visi dan Misi Sekolah Visi

Beriman, unggul berprestasi di bidang akademik dan non kademik.

Misi

1. Meningkatkan KBM intra maupun ekstra secara efisien.

2. Meningkatkan kegiatan yang mengarah keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha Esa.

3. Meningkatkan kegiatan yang berkaitan dengan lomba kreatifitas siswa dan kerja ilmiah remaja dan PIR (penelitian ilmiah remaja).

5. Meningkatkan kegiatan ekstra dan Bahasa inggris.

6. Meningkatkan kegiatan Ekstra dan olahraga.

7. Meningkatkan kegiatan ekstra berkaitan dengan lomba cerdas cermat.

8. Menggalang kegiatan kepramukaan upaya mewujudkan kepedulian sosial dan UKS.

9. Meningkatkan dan membudayakan disiplin KBM di sekolah secara efisien yang bersifat rekreatif (menyenangkan).

10. Meningkatkan hubungan kerja secara internal sekolah dengan komite sekolah, serta dengan masyarakat di sekitar sekolah.

Tujuan

1. Tahun 2015 diharapkan 80% dari peserta UN dapat memperoleh DANUN >7,00.

2. Tahun 2016 ditargetkan 50% dari peserta UN dapat diterima di perguruan inggi.

3. Tahun 2017 ditargetkan 70% dari peserta UN dapat diterima diperguruan tinngi baik melalui SNMPTN, SPAN PTAIN, PMDK PTN dan seleksi jalur mandiri PTN.

2. Manajemen Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Literasi.

a. Proses Manajemen Pengembangan Budaya Literasi.

Pembelajaran literasi di Sekolah dilaksanakan untuk mencapai Tujuan tertentu. sejalan dengan perkembangan definisi literasi tujuan pembelajaran literasi pun mengalami perubahan pada awal pembelajaran literasi di sekolah hanya ditujukan agar siswa terampil menguasai dimensi linguistik literasi. dimensi-dimensi linguistik yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa antara lain sistem bahasa (venn fenomena, more morfem, grafonomi morfem, morfofonemik dan Sintaksis). Konteks bahasa dan variasi bahasa. Dalam perkembangan selanjutnya pembelajaran literasi ditujukan agar siswa mampu menguasai dimensi bahasa dan dimensi

kognitif literasi (proses membaca, proses menulis dan konsep analisis wacana tertulis).

SMAN 2 Wawo dalam kurun waktu 4 tahun terakhir sudah mampu membangun sekolah dengan iklim budaya Literasi Baca Tulis, meskipun masih banyak kekurangan misalnyanya ada beberapa peserta didik yang kurang dalam melaksanakan budaya Literasi, kenyataan ini membuat SMAN 2 Wawo terus melakukan pembenahan di segala aspek demi terwujudnya generasi yang literat, ilmu mumpuni, semangat berprestasi, dengan asas tinggi-sukses meraih arah dan tujuan untuk meningkatkan kualitas menejem dan tata kelola guna mewujudkan sekolah unggul dan berdaya saing.

1) Perencanaan (Planning)

Kebutuhan akan perencanaan SDM mungkin tidak segera nampak orang mungkin akan bertanya, jika suatu perusahaan memerlukan karyawan baru mengapa tidak dengan mudah mendapatkannya. kebutuhan SDM dalam perusahaan sukar dipenuhi secepatnya atau semudah yang tersirat dalam pikiran titik perusahaan yang tidak merencanakan sdm-nya sering menemukan bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan karyawan sesuai dengan tujuan dari perusahaan secara efisien dan efektif .

Berkaitan dengan Pelaksanaan Budaya Literasi di SMAN 2 Wawo tentu harus ditopang oleh perencanaan manajemen sumberdaya yang memadai, perencanaan yang efektif dalam menunjuk dan menugaskan SDM Guru di SMAN 2 Wawo yang memiliki keahlian dan minat dalam mengembangkan budaya literasi yang akan menjadi tenaga khusus pendampingan siswa dalam melaksanakan program literasi berbasis sekolah dengan membiasakan budaya Baca Tulis dalam menjalankan tugas.

Sebagai Kepala Sekolah SMAN 2 Wawo Bapak Muhtar, menjelaskan bahwa :

“Peran saya sebagai pemimpin di sekolah ini, saya memberikan petunjuk, membuka komunikasi untuk mewujudkan budaya literasi dengan menyusunan program awal semester seperti mengevaluasi kinerja, pembagian jam mengajar, tugas tambahan, dan terkhusus pembahasan perencanaan program budaya literasi yang diusulkan dewan guru kemudian disepakati program strategis budaya literasi seperti apa saja yang harus direncanakan, karena bagi saya sebagai kepala Sekolah perencanaan program itu hal yang sangat fundamental karena tanpa perencanaan yang matang program budaya Literasi seperti apa saja tidak akan berjalan dengan maksimal dan terukur, maka dari itu dalam rapat kita tentukan programnya, kita susun dengan baik sehingga rencana yang kita buat terukur dan tepat sasaran ketikadilaksanakan”.63

Hal ini dijelaskan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 2 Wawo Abdul Farid, beliau mengatakan bahwa :

“Menurut saya kegiatan yang dijalankan sekedar untuk memenuhi kewajiban, tidak akan berjalan dengan maksimal dan memuaskan, oleh karena itu, kegiatan harus dipikirkan dengan perencanaan manajemen yang matang. Yaitu Kepala Sekolah dengan perannya sebagai pemimpin bersama dewan guru menetapkan program budaya literasi, penyusunan jadwal program, merumuskan tujuan yang harus dicapai, perencanaan struktur organisasi, menetapkan para penanggung jawab, menetapka

63 Wawa ncara Muhtar, Kepala sekolah SMAN 2 Wawo pada tanggal 04 November 2021

prosedur, menetapkan fasilitas, menetapkan modal (capital), menetapkan control informasi menetapkan rencana-rencana operasional. Selain itu juga diperhitungkan dampak yang mungkin terjadi baik dari segi positif maupun sisi negatifnya, yaitu menyelesaikan masalah langsung dengan mewaspadai kemungkinan terjadinya dampak berantai dari pilihan dan pelaksanaan satu kebijakan mengenai budaya literasi”64

Mengenai perencanaan budaya Literasi hal senada juga di sampaikan oleh guru PAI sekaligus Pembina Imtak SMAN 2 Wawo Bapak Sirajuddin, beliau mengatakan bahwa :

“Sebagai Guru PAI dan Pembina Imtak saya berkewajiban berpartisipasi bersama Kepala Sekolah dengan perannya sebagai pemimpin merencanakan budaya literasi baik penyusunan kurikulim, membuat perencanaa pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, program semester, program tahunan mata pelajaran PAI kemudian menyusun perencanaan program budaya Literasi yang menjadi otoritas Imtak dalam mengeksekusi program budaya literasi yang telah disusun tersebut.”65

Kemudian soal perencanaan budaya Literasi hal senada juga di sampaikan oleh guru bimbingan konseling SMAN 2 Wawo Bapak Mahmud, beliau mengatakan bahwa :

“Kepala Sekolah dengan perannya sebagai pemimpin megemban tanggung jawab penuh dengan membuka

64 Wawancara dengan Abdul Farid, Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 2 Wawo tanggal 04 November 2021.

65 Wawancara dengan, Sirajuddin, Guru PAI SMAN 2 Wawo, tanggal 04 November 2021

ruang komunikasi seluas-luasnya Kepada semua dewan guru terhadap usulan budaya literasi seperti apa yang harus di rencanakan. Terkait tugas dan wewenang guru bimbingan konseling Kepala Sekolah mengarahkan untuk membimbing, menasehati, dan memberi solusi kepada siswa yang melanggar aturan dengan tidak menjalankan program budaya literasi yang telah direncanakan, kita melakukan kerja-kerja yang sesuai dengan program bimbingan konseling demi terwujudnya budaya literasi di Sekolah ini.”66

Dari hasil Wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa mengenai Perencanaan Budaya Literasi Kepala Sekolah dengan peranya sebagai pemimpin dalam merencanakan Budaya Literasi harus memberikan keputusan dan melakukan kebijakan secara demokratis.

Dalam menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan dewan guru, dan staf sebagai sumber daya manusia dengan pemberian instruksi dan motivasi pada tataran atas dan bawahan dalam garis tindakan sesuai dengan filosofis kebijakan, prosedur, dan standard yang ditetapkan dalam rencana-rencana Sekolah.

2) Pengorganisasian (Organizing).

Organizing disini adalah sekelompok manusia yang bekerja sama, dimana kerja sama tersebut dirancangkan dalam bentuk struktur organisasi atau gambaran stematis tentang hubungan kerja, dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Komponen untuk pengorganisasian atau pengelompokkan pserta latihan di SMAN 2 Wawo, yaitu Berdasarkan: 1) Pembagian beban menjadi tugas-tugas

66 Wawancara dengan, Mahmud, guru Bk SMAN 2 Wawo pada tanggal 04 November 2021

yang dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok.

2). Pengelompokkan tugas-tugas yang memiliki kesamaan rumpun tugas. 3). Pengembangan herarki organisasi serta mensukseskan program Budaya Literasi sehingga nuansa sekolah literasi itu tergambar dari Visi dan Misi yang matang.

Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti Mengunjungi Sekolah SMAN 2 Wawo di situ Semua guru memiliki tugas Masing-masing ada yang mengawasi siswa yang membaca di Perpustakaan, dan pada saat proses Belajar di Kelas guru Mata Pelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca 15 menit terdahulu sebelum guru menjelaskan Materi pelajarannya, Sehingga siswa dapat aktif pada saat proses Belajar mengajar di Kelas67

Hal tersebut di atas dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMAN 2 Wawo Muhtar, beliau menyatakan bahwa:

“Peran saya sebagai manager di sekolah ini adalah mengorganisasikan program budaya Literasi dengan menentukan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab, pembagian kerja masing-masing dewan guru sesuai kemampuan agar mereka bekerja lebih terarah baik dalam rutinitas mengajar, tugas tambahan terlebih mereka melaksanakan kerja-kerja yang harus ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program kepala sekolah terkait budaya Literasi, sehingga nuansa sekolah Literasi itu tergambar dari visi dan misi yang matang dan manajemen organisasi yang baik begitulah cita-cita yang kita harapkan dalam setiap pertemuan baik rapat awal

67 Observasi Di SMAN 2 Wawo, pada tanggal 03 Nonember 2021

Dokumen terkait