• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teori

Dalam dokumen analisis kemampuan pemecahan masalah (Halaman 38-61)

1. Masalah Matematika

Manusia dalam kehidupannya tidak akan terpisahkan dengan yang namanya masalah. Masalah yang tidak diselesaikan dengan baik akan dapat menjadi kendala untuk kemajuan seseorang. Sehingga, masalah yang ada harus diselesaikan dengan baik dan bukan dihindari, karena jika dihindari masalah tidak akan pernah terselesaikan.

Menurut Bell, masalah merupakan suatu situasi yang keberadaannya disadari oleh seseorang dan diakui bahwa diperlukan tindakan untuk situasi tersebut, di mana situasi itu tidak mudah untuk segera ditemukan pemecahannya.26

26 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 1-2.

Menurut Nissa, masalah merupakan persoalan yang cara menyelesaikannya tidak dapat secara langsung diketahui.27 Menurut Suherman, masalah merupakan situasi yang dapat membuat seseorang terdorong agar dapat menyelesaikannya, walaupun seseorang tersebut tidak bisa mengetahui secara cepat apa yang harus dilakukannya.28

Berdasarkan penjelasan beberapa ahli terkait definisi masalah, maka bisa diambil kesimpulan bahwa masalah merupakan situasi yang dapat membuat seseorang menyadari keberadaannya membutuhkan adanya penyelesaian yang tidak bisa secara langsung diketahui bagaimana cara menyelesaikannya.

Suatu pertanyaan biasanya digunakan untuk menyatakan masalah dalam matematika. Menurut Wahyudi dan Anugraheni, situasi yang disadari dan menjadi tantangan bagi siswa berupa soal atau pernyataan mengenai konsep matematika yang tidak bisa dengan mudah dipecahkan dengan memakai prosedur rutin tertentu disebut masalah matematika.29 Menurut Lancher, Di perlukan keterampilan, pemahaman, dan pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya agar dapat menyelesaikan soal matematika yang tidak bisa secara langsung terlihat bagaimana strategi penyelesaiannya, hal itu disebut masalah

27 Ita Chairun Nissa, Pemecahan Masalah Matematika (Teori dan Contoh Praktek) (Mataram:Duta Pustaka Ilmu, 2015), 1.

28 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 14.

29 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3.

matematika.30 Suatu soal bisa dianggap sebagai masalah jika dalam menemukan solusi atas soal tersebut tidak diperlukan adanya aturan tertentu yang bisa dengan segera digunakan. Syarat suatu masalah matematika yaitu soal atau pernyataan yang dibagikan ke siswa harus bisa dipahami, dapat mendorong dan menjadi tantangan bagi siswa agar dapat menyelesaikannya.31

Berdasarkan sifat penyelesaiannya, ada dua masalah dalam matematika yaitu:

a. Masalah Rutin

Masalah yang bisa dengan mudah dicari solusinya disebut masalah rutin.32 Soal atau pernyataan yang di dalamnya memuat pengaplikasian dari prosedur matematika yang telah diajarkan sebelumnya baik sama atau mirip disebut masalah rutin.33 Selain itu, masalah rutin juga dapat diartikan sebagai masalah yang sering dikategorikan dalam soal level rendah karena melibatkan pemahaman algoritma, prosedur, serta hafalan. Soal pada masalah

30 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 116.

31 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3-4.

32 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 115.

33 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 5.

ini menggunakan prosedur dan konsep yang sudah ada serta hanya membutuhkan pengulangan prosedur satu atau dua tahap saja.34 b. Masalah Tidak Rutin

Masalah tidak rutin ialah masalah yang membutuhkan proses berpikir yang lebih agar bisa menemukan prosedur yang tepat.35 Masalah ini juga dapat didefinisikan sebagai masalah yang tidak mudah diselesaikan siswa dan dalam menemukan solusinya diperlukan keterampilan.36 Pada umumnya masalah ini termasuk soal level tinggi, karena dalam menemukan solusinya tidak dititikberatkan pada algoritma dan dibutuhkan penguasaan tentang ide konseptual yang rumit.37

Berdasakan penjelasan beberapa ahli terkait masalah matematika, maka bisa disimpulkan masalah matematika yaitu soal atau pernyataan matematika yang dalam mencari solusinya tidak bisa secara cepat diketahui caranya dan membutuhkan keterampilan, pemahaman, serta pengetahuan materi agar bisa mendapatkan solusinya.

34 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 15.

35 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 5.

36 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 115.

37 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 16.

2. Pemecahan Masalah Matematika

a. Pengertian Pemecahan Masalah Matematika

Menurut Polya pemecahan masalah yaitu usaha yang dilaksanakan agar tercapainya suatu tujuan yang tidak bisa dengan cepat dan mudah untuk digapai, serta dilakukan dengan cara mencari dan memperoleh jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Dengan pengertian lain bahwa pemecahan masalah yaitu sistem tentang bagaimana memecahkan soal atau pernyataan yang dapat membuat tantangan bagi yang mengerjakan serta tidak bisa diselesaikan dengan langkah-langkah yang telah diketahui atau biasa dipakai. Menurut Wahyudi dan Anugraheni, masalah dalam matematika bisa berupa soal matematika.38 Mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan agar dapat menggapai tujuan yang benar, hal tersebut ialah definisi lain dari pemecahan masalah menurut Slavin. Proses yang dilakukan seseorang agar bisa memecahkan masalah yang ada hingga tidak lagi menjadi masalah, hal itu ialah dasar dari pemecahan masalah menurut Hudoyo.39

Berdasakan uraian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika ialah aktivitas yang dilaksanakan agar bisa menyelesaikan soal matematika dengan mengimplementasikan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya.

38 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3.

39 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 15-16.

b. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Ada pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh beberapa pakar terkait memecahkan masalah, diantaranya yaitu Polya, Gagne dan John Dewey. Ketiga pakar tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:40

Tabel 2.2

Perbedaan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Polya Gagne John Dewey

Memahami masalah

Menyajikan masalah

Menyadari adanya masalah

Merencanakan penyelesaian

Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional

Mengenali masalah

Melaksanakan perencanaan

Menyusun

hipotesis dan prosedur kerja

Merumuskan

hipotesa dan proposisi

pemecahan masalah Memeriksa

kembali

Menyusun

hipotesis dan melakukan kerja

Menguji hipotesa

Memeriksa kembali

Mengevaluasi

penyelesaian dan menarik

kesimpulam

Sumber: Whayudi dan Anugraheni, (2017).41

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah menurut Polya, karena umum digunakan dalam pembelajaran dan mudah untuk dipahami oleh siswa.

40 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 16-17.

41 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 16-17.

Hal tersebut sesuai dengan penjelasan In’am dalam bukunya bahwa pada jenjang sekolah dari dasar hingga perguruan tinggi sudah banyak menerapkan langkah-langkah Polya dalam memecahkan masalah matematika.42 Sesuai dengan hal itu, pendapat lain juga dikemukakan oleh Aini dan Mukhlis bahwa langkah-langkah Polya banyak diterapkan pada kurikulum matematika yang ada pada seluruh dunia serta mudah untuk dipahami oleh siswa.43 Selain itu, menurut Marlina dari langkah- langkah pemecahan masalah yang ada, yang lebih populer diterapkan ialah yang menurut Polya, karena langkah-langkah menurut Polya cukup sedeharna, jelas serta umum diterapkan saat memecahkan masalah matematika.44

Berikut ini akan dijelaskan lebih detail tentang setiap langkah menurut Polya:

1) Memahami Masalah

Langkah awal saat menyelesaikan masalah ialah memahami masalah. Maksud dari memahami ialah menangkap

42 Akhsanul In’am, Menguak Penyelesaian Masalah Matematika : Analisis Pendekatan Metakognitif dan Model Polya (Malang: Aditya Media Publishing, 2015), 41.

43 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 105-128, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.

44 Leni Marlina, “Penerapan Langkah Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling Dan Luas Persegi Panjang,” Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Vol. 01, No. 01, (September, 2013), 46.

serta melihat apa yang diinginkan dari permasalahan.45 Aktivitas yang bisa dikerjakan pada langkah ini ialah mencari informasi yang berkenaan dengan masalah.46 Selain itu, agar bisa memahami masalah maka dapat melakukan aktivitas berikut ialah memahami kata per kata, kalimat per kalimat dengan membacanya berkali-kali, menetapkan hal yang diketahui dan ditanya berdasarkan permasalahan, tidak memperdulikan sesuatu yang tidak berhubungan dengan permasalahan, dan tidak memunculkan hal baru yang bisa menyebabkan perbedaan masalah dengan masalah yang mestinya diselesaikan.47

2) Merencanakan Penyelesaian

Maksud dari merencanakan yaitu mengetahui bagaimana proses menemukan ide yang akan dijadikan landasan dalam membuat rencana penyelesaian dengan menghubungkan hal yang belum jelas dengan data yang ada pada masalah. Pada langkah ini, diperlukan adanya strategi. Ada beberapa strategi pada pemecahan masalah yaitu membentuk suatu tabel atau gambar, menyatakan kembali permasalahan menggunakan

45 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 30.

46 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 41.

47 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 31.

variabel, menghilangkan situasi yang tidak mungkin, menyusun model dan mengembangkan informasi dengan hal- hal yang telah diketahuinya. Langkah ini ditandai dengan mendapakan rumus, menyusun data, membuat rencana menggunakan bahasa sendiri dan model matematika, dan menyederhanakan masalah.48

3) Melaksanakan Perencanaan

Pemahaman sebuah masalah yang dilanjutkan dengan penyusunan perencanaan yang baik dalam menyelesaikan masalah, tidaklah akan bermakna jika belum diimplementasikan. Upaya yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa perencanaan tersebut benar-benar sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yaitu dengan melaksanakan perencanaan sesuai dengan strategi dan model yang dipilih.49 Melaksanakan rencana yang telah dibuat ialah aktivitas yang dilaksanakan di tahap ini.50 Tahap ini juga ditandai dengan adanya realisasi dari rencana yang telah dibuat sebelumnya berupa perhitungan.51

48 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Soal Higher Order Thiking Skills (HOTS) materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 31-32.

49 Akhsanul In’am, Menguak Penyelesaian Matematika Analisis Pendekatan Metakognitif dan Model Polya(Malang:AM Publishing, 2015), 42

50 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 20.

51 Novita, “Analisis Kemampuan,” 32.

4) Memeriksa kembali

Memverifikasi benar tidaknya solusi yang ditemukan memakai berbagai cara ialah poin penting dari aktivitas tahap ini. Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya yaitu menentukan apakah solusi yang ditemukan bisa diperoleh dengan cara lain, apakah dibutuhkan untuk membuat strategi lain yang lebih bagus, memverifikasi lagi perhitungan yang telah dilakukan, dan berdasarkan solusi yang didapat dibuat kesimpulan.52

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Menurut Suryani, Jufri, dan Putri, kemampuan pemecahan masalah ialah potensi dalam diri siswa yang bisa diterapkan agar bisa memecahkan masalah serta diterapkan pada kehidupan.53 Menurut Fitria dkk, kemampuan siswa dalam memahami soal cerita, lalu menyajikannya ke bentuk model matematika, membuat perencanaan, lalu melakukan perhitungan hingga soal kategori tidak rutin terselesaikan, hal itu disebut kemampuan pemecahan masalah.54 Selaras dengan hal itu, pendapat lain juga dikemukakan oleh Andayani dan Lutifiah bahwa potensi siswa dalam mengimplementasikan matematika di kehidupan agar bisa

52 Wulandari, “Kemampuan Pemecahan,” 20-21.

53 Mulia Suryani, Lucky Heriyanti Jufri, dan Tika Artia Putri, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematika,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.9, No.1, (Januari, 2020): 120.

54 Neng Fia Nisa Fitria dkk., “Analisis Kemampuan Pemecahan <asalah Matematik Siswa SMP dengan Materi Segitiga dan Segiempat:Problem Solving Skill,” Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 1, (April, 2018): 50-51.

menyelesaikan masalah yang ada, memecahkan soal kategori tidak rutin (berbeda) dan soal cerita disebut kemampuan pemecahan masalah.55 Menurut Sapitri, Utami, dan Mariyam, kemampuan pemecahan masalah ialah kemampuan yang dari dini harus dibiasakan, dibagikan, dan dilatih ke siswa karena saat belajar matematika termasuk kemampuan dasar yang harus dimiliki.56

Dari beberapa tokoh yang mengemukakan indikator kemampuan pemecahan masalah, peneliti mengambil indikator dalam skripsi Aulia Febliana Chaniago yang dikemukakan oleh Polya kemudian dimodifikasi dan akan dibuat sebagai pedoman dalam pembuatan tes kemampuan pemecahan masalah.

55 Fitrie Andayani dan Adiska Nadiyah Lathifah, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Aritmatika Sosial,” Jurnal Cendikia: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, (Mei, 2019): 2.

56 Yesi Sapitri, Citra Utami, dan Mariyam, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Minat Belajar,” Variabel, Vol. 2, No. 1, (2019): 16.

Tabel 2.3

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

No Indikator Keterangan Skor

1 2 3 4

1. Memahami Masalah

Menuliskan/menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal secara lengkap dengan benar

4

Menuliskan/menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal secara lengkap ataupun tidak lengkap tapi yang benar minimal 2

3

Menuliskan/menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal secara lengkap ataupun tidak lengkap tapi yang benar hanya 1

2

Menuliskan/menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal baik secara lengkap ataupun tidak lengkap tetapi salah semua

1

Tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan

0 2. Merencanakan

Penyelesaian

Menuliskan/menyebutkan tahapan dan rumus dari suatu rencana yang akan digunakan secara lengkap dan benar

4

Menuliskan/menyebutkan tahapan dan rumus dari suatu rencana yang akan digunakan secara tidak lengkap dan benar benar

3

Menuliskan/menyebutkan tahapan dan rumus dari suatu rencana yang akan digunakan secara lengkap atau tidak lengkap namun terdapat kesalahan pada penentuan tahapan atau rumus

2

Menuliskan/menyebutkan tahapan dan rumus dari suatu rencana yang akan digunakan

1

1 2 3 4

secara lengkap atau tidak lengkap namun semua tahapan atau

rumusnya saja yang salah atau semua tahapan dan rumusnya salah

Tidak menuliskan/ menyebutkan tahapan dan rumus dari suatu rencana

0 3 Merencanakan

Penyelesaian

Melaksanakan perencanaan berdasarkan tahapan dan rumus dari suatu rencana dengan benar

4

Melaksanakan perencanaan berdasarkan tahapan dan rumus dari suatu rencana namun terdapat kesalahan perhitungan di 1 tahapan

3

Melaksanakan perencanaan berdasarkan tahapan dan rumus dari suatu rencana namun terdapat kesalahan perhitungan di 2 tahapan atau lebih

2

Melaksanakan perencanaan berdasarkan tahapan dan rumus dari suatu rencana namun terdapat kesalahan perhitungan di semua tahapan

1

Tidak melaksanakan perencanaan 0 4 Memeriksa

Kembali

Melakukan pemeriksaaan kembali pada bagian perhitungan dengan benar dan jawaban yang diperoleh benar

4

Melakukan pemeriksaan kembali pada bagian perhitungan dengan benar namun jawaban yang diperoleh salah

3

Melakukan pemeriksaan kembali pada bagian perhitungan dengan salah namun jawaban yang diperoleh benar

2

Melakukan pemeriksaan kembali pada bagian perhitungan dengan salah dan jawaban yang diperoleh salah

1

1 2 3 4

Tidak melakukan pemeriksaan 0

Berdasarkan uraian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah yaitu suatu kemampuan yang digunakan saat memecahkan masalah yang meliputi empat tahapan yaitu memahami masalah, merancang atau merencanakan strategi pemecahan masalah, melaksanakan perencanaan, serta memeriksa kembali.

4. Sense of Humor

Menurut Syawal, humor adalah semua hal baik perkataan, keadaan maupun perbuatan yang bisa menyebabkan timbul kesan lucu hingga memunculkan reaksi tawa. Humor memiliki peran positif bagi orang-orang yaitu bisa menjaga kondisi hidup, mengatasi stres, dan bisa menjaga dan membentuk hubungan yang saling mendukung.57 Menurut Pratama, humor bersifat mengandung kelucuan, sehingga sesuatu yang dibuat seseorang dan yang mendengarkannya akan merasa lucu hingga membuatnya tertawa.58 Menurut Martin dan Ford, humor ialah istilah yang bermacam-macam dan luas yang mewakili apa saja yang dianggap lucu oleh orang lain hingga membuat mereka tertawa.59

Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai definisi humor, maka dapat disimpulkan bahwa humor yaitu segala sesuatu baik

57 Muhammad Syawal, “Pengaruh Penerapan Metode Sense Of Humor Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018), 13-14.

58 Yoga Pratama, “Kreativitas Ditinjau Dari Sense Of Humor” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), 20.

59 Rod A. Martin dan Thimas E.Ford , The Psychology Of Humor (California: Academic Press, 2018), 3.

perkataan atau perbuatan yang dapat membuat orang lain menganggap itu lucu sehingga dapat membuat orang tertawa.

Diperlukan adanya kepekaan humor (sense of humor) agar bisa merasakan, mengamati dan menggunakan humor. Menurut The American Heritage Dictionary mengartikan sense of humor ialah kemampuan agar bisa merasakan, mengutarakan, dan mengamati hal lucu. Hartanti mendefiniskan sense of humor sebagai kemampuan menanggapi atau menghargai humor, kecakapan membuat humor, serta kemampuan dalam memanfaatkan humor sebagai alternatif agar bisa menyelesaikan masalah.60 Menurut Pratama, kesadaran dalam diri seseorang yang bisa menyebabkannya terdorong agar bisa tertawa disebut sense of humor.61 Menurut Thorson dan Powell, sense of humor diartikan sebagai konsep yang multidimensi, artinya sense of humor bukan hanya bisa dipandang dari satu dimensi saja yaitu kemampuan seseorang dalam membuat humor tapi dapat dilihat dari beberapa dimensi lain yaitu kemampuan untuk menghargai humor, memberikan reaksi terhadap humor, serta memakai humor untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.62

60 Muhammad Syawal, “Pengaruh Penerapan Metode Sense Of Humor Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018), 17-18.

61 Yoga Pratama, “Kreativitas Ditinjau Dari Sense Of Humor” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), 21.

62 Idham Qodr Muthohar, “Pengaruh Sense Of Humor dan Kematangan Emosi Terhadap Kepercayaan Anggota Di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Cipuput” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), 19.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai definisi sense of humor, maka bisa diketahui bahwa mempunyai sense of humor membuat seseorang bisa memakai humor untuk memecahkan masalah. Hal tersebut selaras dengan pemikiran dari Jamin bahwa sense of humor berhubungan dengan kemampuan seseorang saat memecahkan masalah yang lebih sulit.63 Pemecahan masalah akan berhubungan dengan kreativitas, yang menurut Munandar seseorang yang kreatif umumnya memiliki ciri-ciri seperti memiliki kemampuan bermain konsep, imajinasi yang tinggi ataupun ide. Selaras dengan pemikiran Piers, mempunyai rasa humor ialah salah satu ciri orang kreatif. Saat menyelesaikan masalah dapat menggunakan sense of humor yang bisa berpotensi memunculkan ide kreatif. Menurut Syawal, sense of humor bisa membuat seseorang menyelesaikan masalah dengan lebih nyaman, hingga bisa berpotensi memunculkan banyak solusi yang kreatif, serta bisa membuat sudut pandang seseorang berubah dari negatif ke positif.64

Terdapat beberapa alat ukur yang bisa dipakai agar bisa mengukur tingkat sense of humor seseorang, diantaranya yaitu situational humor response questionnaire (SHRQ) alat ukur ini digunakan karena adanya stimulus tertentu yang dapat menyebabkan seseorang tertawa, sehingga SHRQ digunakan untuk mengukur

63 Nunung Suryana Jamin, “Pengembangan Sense Of Humor dan Pengaruhnya Pada Emosi Anak.” Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, Vol. 06, No. 01 (Januari, 2020), 9-16.

64 Yoga Pratama, “Kreativitas Ditinjau Dari Sense Of Humor” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), 27-29.

tingkat tersenyum atau tertawa yang dimunculkan seseorang. Selain SHRQ terdapat alat ukur lain yaitu coping humor scale (CHS) dipakai agar bisa mengetahui seberapa jauh seseorang merasa stres yang ada dalam dirinya bisa teratasi dengan humor. SHRQ dan CHS sama-sama dikembangkan oleh Martin dan Lefcourt.65 Kedua alat ukur tersebut, menurut Thorson memiliki kelemahan dalam indikator untuk mengukur rasa humor, karena hanya mengukur kecenderungan individu untuk tertawa atau menertawakan suatu hal. Martin dan Lefcourt mengemukakan bahwa tertawa dapat terjadi tanpa adanya selera humor dan humor tidak juga selalu diiringi dengan tertawa.

Oleh sebab itu, Thorson dan Powell membuat instrumen Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS).66

Thorson dan Powell mengemukakan bahwa humor ialah konsep yang multidimensional. Oleh sebab itu, alat ukur rasa humor harusnya multidimensional juga, tetapi alat ukur yang sudah ada masih bersifat unidimensional. Alat ukur yang cukup umum serta multidimensional yaitu Multidimentional Sense of Humor Scale (MSHS).67 Alat ini mengukur beberapa aspek, seperti sense of humor merupakan kemampuan seseorang dalam empat aspek yaitu humor production (mampu menghasilkan, memproduksi, atau melontarkan humor), use

65 Irliene Febriana, “Pengaruh Kepribadian Dan sense Of Humor Terhadap Psychological Well-Being (Studi Pada Jurnalis di DKI Jakarta)” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 44-45.

66 Aggraini Ayu Evitasari, “Hubungan Sense Of Humor Dengan Psychological Well-Being Pada Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta”(Skripsi, Universitas Negeri Jakarta, 2019), 33.

67Febriana, “Pengaruh Kepribadian”, 44-45.

Dalam dokumen analisis kemampuan pemecahan masalah (Halaman 38-61)

Dokumen terkait