• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjek Penelitian

Dalam dokumen analisis kemampuan pemecahan masalah (Halaman 62-69)

METODE PENELITIAN

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Pemilihan kelas subjek merupakan kesepakatan dengan guru matematika. Subjek dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik yang menggunakan peninjauan tertentu untuk memilih sampel disebut purposive sampling.82 Peninjauan terkait subjek penelitian ini yaitu mendasar pada hasil angket multidimentional sense of humor scale (MSHS). Fungsi dari angket MSHS adalah untuk mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat sense of humor yang dimilikinya yang nantinya dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, serta tinggi. Adapun jumlah subjek yang digunakan ialah 6 siswa, dengan perincian setiap tingkat sense of humor terdiri dari 2 siswa. Selain itu, subjek juga dipilih berdasarkan kemampuan matematika yang sama dan saran guru matematika terkait kemampuan komunikasi yang baik.

Secara ringkas alur pemilihan subjek dikemas pada gambar berikut:

82 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan laporan Penelitian dengan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertasi dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan Matematis) (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), 110.

tidak ya

Gambar 3.1 Alur Pemilihan Subjek Penetapan Kelas

Pemberian Angket MSHS

Diperoleh Skor

Tingkat Tinggi:

15 Siswa

Tingkat Sedang:

14 Siswa

Tingkat Sedang:

2 Siswa

Evaluasi berdasarkan pertimbangan:

1. Masing-masing 2 subjek dengan tingkat sense of humor tinggi, sedang, rendah

2. Kemampuan matematika yang sama 3. Kemampuan komunikasi yang baik

Apakah sesuai kriteria?

2 Siswa 2 Siswa 2 Siswa

Subjek Penelitian

Keterangan:

: Aktivitas Penelitian : Hasil

: Pilihan

: Aktivitas awal dan akhir : Alur aktivitas jika diperlukan D. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan penting dari teknik pengumpulan data yaitu agar dapat memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti yaitu:

1. Angket

Pemberian angket bertujuan agar bisa mendapatkan informasi terkait hal yang diketahui atau makna dari laporan pribadi milik responden, di mana angket sendiri berupa pertanyaan tertulis.83 Penelitian ini menggunakan angket multidimentional sense of humor scale (MSHS) yang diadopsi dari skripsi oleh Aggraini Ayu Evitasari.

Lama waktu pengerjaan angket yaitu 10 menit. Hal itu didasarkan pada pendapat Thorson dan Powell yang menyatakan bahwa lama waktu pengerjaan untuk angket MSHS adalah 10 menit atau kurang.84 Angket tersebut digunakan untuk menentukan serta mengelompokkan

83 Anas Ma’ruf Annizar, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Soal PISA Menggunakan Model Ideal Pada Siswa Usia 15 Tahun Di SMA Nuris Jember” (Skripsi, Universitas Jember,2015), 35.

84Multidimensional sense of humor scale (MSHS),” Psychological Scales, diakses 4 April 2022, https://scales.arabpsychology.com/s/multidimensional-sense-of-humor-scale-mshs/amp/.

siswa berdasarkan tingkat sense of humor yang dimilikinya. Hasil angket digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan subjek.

2. Tes

Pemberian tes bertujuan agar bisa mengukur bakat atau kemampuan, pengetahuan, serta keterampilan yang ada dalam diri seseorang ataupun kelompok. Tes sendiri diartikan sebagai metode yang dilaksanakan dengan memberikan latihan ataupun pertanyaan.85 Pengumpulan data melalui tes dilaksanakan dengan membagikan seperangkat soal cerita bertipe uraian sebanyak dua soal. Pada penelitian ini tes dipakai agar bisa menentukan, mengelompokkan, serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Adapun skor penilaian tes dihitung menggunakan formula berikut:

Dari hasil skor tes, subjek akan dikelompokkan membentuk 3 kategori yang terdiri dari rendah, sedang, dan tinggi menggunakan perhitungan berikut:

Skor maksimal : Skor minimal :

Banyak kategori : 3 (tinggi, sedang, rendah)

85 Anas Ma’ruf Annizar, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Soal PISA Menggunakan Model Ideal Pada Siswa Usia 15 Tahun Di SMA Nuris Jember” (Skripsi, Universitas Jember,2015), 35.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapatkan pengkategorian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Kategori Interval

Tinggi

Sedang

Rendah

3. Wawancara

Aktivitas yang dilaksanakan oleh dua orang melalui tanya jawab serta bertujuan agar bisa bertukar ide atau informasi, sehingga diperoleh suatu data disebut wawancara.86 Peneliti memilih menggunakan wawancara semiterstruktur, di mana dalam kegiatannya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah dibuat secara runtut dan dalam proses dilaksanakannya bisa dilakukan pengembangan terhadap pertanyaan yang diajukan. Wawancara semiterstruktur bertujuan untuk mendapatkan permasalahan yang lebih terbuka melalui ide-ide dan pendapat responden.87 Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali dan memeperoleh data

86 Sugiyono, Metode Penelitian Kual itatif (Bandung:Alfabeta, 2018), 114.

87 Sugiyono, Metode Penelitian, 115-116.

mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti melaksanakan wawancara dengan 6 subjek yang telah menyelesaikan tes.

4. Dokumentasi

Kegiatan berupa memperhatikan catatan-catatan atau arsip-arsip yang telah ada dan bertujuan agar bisa mendukung penelitian disebut metode dokumentasi.88 Catatan peristiwa yang telah terjadi dan bentuknya seperti karya monumental, tulisan, atau gambar milik individu disebut dokumen.89 Peneliti memakai dokumentasi berupa tulisan yang berisi daftar nilai penilaian tengah semester (PTS), profil MTsN 1 Jember dan foto atau gambar hasil tes siswa.

Pedoman wawancara, tes dan rubrik penilaian merupakan instrumen yang akan diberikan kepada validator untuk divalidasi.

Adapun validator yang akan memvalidasi instrumen yaitu 2 dosen program studi tadris matematika UIN KHAS Jember dan 1 guru matematika MTsN 1 Jember. Validator untuk dosen UIN KHAS Jember adalah dosen dengan bidang keahlian yaitu pendidikan matematika. Peneliti menggunakan pedoman penilaian skala Likert dengan rincian, penilaian 4 bermakna sangat setuju, 3 bermakna setuju, 2 bermakna tidak setuju, serta 1 bermakna sangat tidak setuju.

Setelah divalidasi, maka peneliti menentukan valid tidaknya instrumen

88 Anas Ma’ruf Annizar, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Soal PISA Menggunakan Model Ideal Pada Siswa Usia 15 Tahun Di SMA Nuris Jember” (Skripsi, Universitas Jember,2015), 34.

89 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Alfabeta, 2018), 124.

yang akan dipakai dengan cara mencari nilai rerata total semua aspek ( ) sesuai langkah-langkah berikut:

a. Perhitungan rerata nilai semua validator dari setiap indikator ( ) dengan rumus:

dengan:

= data nilai dari validator ke- terhadap indikator ke- , = validator; 1,2, dan 3

= indikator; 1,2, ... (sebanyak indikator) = banyaknya validator

b. Perhitungan rerata nilai untuk setiap aspek dengan rumus:

dengan:

rerata nilai untuk aspek ke-i

rerata untuk aspek ke-i indikator ke-j banyaknya indikator dalam aspek ke-i

c. Perhitungan nilai rerata total untuk semua aspek ( ) dengan rumus:

dengan:

= nilai rerata total untuk semua aspek

= rerata nilai untuk aspek ke- = aspek yang dinilai; 1,2,3, ...

= banyaknya aspek.90

d. Memutuskan tingkat kevalidan instrumen

Setelah diperoleh nilai ( ), kemudian nilai yang diperoleh disesuaikan dengan tingkat kevalidan sesuai tabel berikut:

Tabel 3.2

Tingkat Kevalidan Instrumen

Nilai Tingkat Kevalidan

Tidak valid Kurang valid

Valid

Sangat valid

Sumber: Annizar (2015).91

Semua instrumen dapat dipakai apabila memenuhi tingkat kevalidan minimal valid dan validator memberikan nilai minimal 3 pada lembar validasi serta merevisi instrumen berdasarkan saran dari validator. Dan jika instrumen belum valid maka perlu direvisi dan divalidasi ulang hingga memenuhi tingkat kriteria kevalidan.

Dalam dokumen analisis kemampuan pemecahan masalah (Halaman 62-69)

Dokumen terkait