SISWA KELAS VIII DI MTSN 1 JEMBER
SKRIPSI
Oleh:
Annisaul Kholida NIM : T20187083
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JULI 2022
i
SISWA KELAS VIII DI MTSN 1 JEMBER
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Faku ltas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Matematika
Oleh:
Annisaul Kholida NIM : T20187083
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JULI 2022
iv
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6).*
* Ahmad Hatta. Tafsir Qur’an Per Kata; Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul &
Terjemahan. (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2009), 598.
v
1. Abdul Rofi’udin dan Siti Fatimah, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan doa yang selalu mengiringi langkah dan keberhasilanku.
2. Kamalia Abrori dan Achmad Najib, kakak dan adik yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
3. Sahabat-sahabat SMA, Lutfi, Diana, Devinda, dan Hilwah yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
4. Teman Kelas MTK 18.3, terima kasih atas kebersamaan, dukungan, dan doanya.
5. Almamater UIN KHAS Jember dan Civitas Akademik, terima kasih atas wadah yang diberikan selama peneliti menimba ilmu.
vi
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor Universitas Isalm Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa UIN KHAS Jember.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan persetujuan pada skripsi ini.
3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Fikri Apriyono, S.Pd., M.Pd. selaku Koordinator Program Studi Tadris Matematika yang telah menerima judul skripsi ini.
5. Bapak Anas Ma’ruf Annizar, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan serta bimbingan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
vii
memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Siti Alfiah, S.Pd., M.Si. selaku guru matematika MTsN 1 Jember yang telah memberikan arahan serta bimbingannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian.
9. Bapak Syaiful Anwar, M.Pd selaku Kepala MTsN 1 Jember yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.
Jember, 24 Juni 2022
Penulis
viii
Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Soal Cerita Matematika, Sense of Humor
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan pra observasi yang dilakukan di kelas VIII MTsN 1 Jember diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berlevel sedang dan sulit masih kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendekripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor tinggi dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember. 2) mendekripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember. 3) mendekripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor rendah dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya melalui angket MSHS, tes kemampuan pemecahan masalah, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri dari masing-masing 2 siswa dengan tingkat sense of humor tinggi, sedang, dan rendah. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Subjek dengan tingkat sense of humor tinggi yakni S01 dan S02 kemampuan pemecahan masalahnya berada pada tingkat tinggi. Sebab S01 memenuhi indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan perencanaan, dan memeriksa kembali. S02 memenuhi indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian, dan melaksanakan perencanaan. 2) Subjek dengan tingkat sense of humor sedang yakni S03 dan S04. S03 kemampuan pemecahan masalahnya berada pada tingkat sedang dan S04 kemampuan pemecahan masalahnya berada pada tingkat tinggi.
S03 dan S04 mampu memenuhi indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan perencanaan, dan memeriksa kembali. 3) Subjek dengan tingkat sense of humor rendah yakni S05 dan S06. S05 kemampuan pemecahan masalahnya berada pada tingkat sedang. Sebab memenuhi indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian, dan melaksanakan perencanaan.
S06 kemampuan pemecahan masalahnya berada pada tingkat rendah. Sebab memenuhi indikator memahami masalah, merencanakan penyelesaian, dan melaksanakan perencanaan.
ix
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 11
F. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori ... 21
x
C. Subjek Penelitian ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 47
E. Analisis Data ... 52
F. Keabsahan Data ... 57
G. Tahap-tahap Penelitian ... 57
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 60
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 60
B. Penyajian Data dan Analisis... 69
C. Pembahasan Temuan ... 160
BAB V PENUTUP ... 173
A. Kesimpulan ... 173
B. Saran ... 174
DAFTAR PUSTAKA ... 176
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 180
LAMPIRAN ... 181
xi
2.2 Perbedaan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ... 26
2.3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ... 32
2.4 Indikator Sense of Humor ... 38
3.1 Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah ... 49
3.2 Tingkat Kevalidan Instrumen ... 52
3.3 Kategori Tingkat Sense Of Humor ... 55
4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 63
4.2 Saran Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 65
4.3 Saran Validasi Pedoman Wawancara... 66
4.4 Saran Validasi Rubrik Penilaian ... 68
4.5 Penilaian Skala Likert MSHS ... 69
4.6 Kategori Tingkat Kemampuan Matematika ... 71
4.7 Subjek Terpilih ... 72
4.8 Skor dan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah ... 160
4.9 Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Soal Cerita Ditinjau Dari Tingkat Sense Of Humor ... 171
xii
2.1 Prisma Tegak Segi Empat ... 41
2.2 Limas T.ABCD ... 43
3.1 Alur Pemilihan Subjek ... 46
3.2 Tahapan Penelitian ... 59
4.1 Kutipan Jawaban S01 Memahami Masalah No.1 ... 74
4.2 Kutipan Jawaban S01 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 76
4.3 Kutipan Jawaban S01 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 78
4.4 Kutipan Jawaban S01 Memahami Masalah No.2 ... 81
4.5 Kutipan Jawaban S01 Merencanakan Penyelesaian No.2 ... 83
4.6 Kutipan Jawaban S01 Melaksanakan Perencanaan No.2 ... 86
4.7 Kutipan Jawaban S02 Memahami Masalah No.1 ... 89
4.8 Kutipan Jawaban S02 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 92
4.9 Kutipan Jawaban S02 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 94
4.10 Kutipan Jawaban S02 Memahami Masalah No.2 ... 97
4.11 Kutipan Jawaban S02 Merencanakan Penyelesaian No.2... 99
4.12 Kutipan Jawaban S02 Melaksanakan Perencanaan No.2 ... 101
4.13 Kutipan Jawaban S03 Memahami Masalah No.1 ... 105
4.14 Kutipan Jawaban S03 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 107
4.15 Kutipan Jawaban S03 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 109
4.16 Kutipan Jawaban S03 Memahami Masalah No.2 ... 112
xiii
4.20 Kutipan Jawaban S04 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 120
4.21 Kutipan Jawaban S04 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 122
4.22 Kutipan Jawaban S04 Memahami Masalah No.2 ... 125
4.23 Kutipan Jawaban S04 Merencanakan Penyelesaian No.2 ... 127
4.24 Kutipan Jawaban S04 Melaksanakan Perencanaan No.2 ... 129
4.25 Kutipan Jawaban S05 Memahami Masalah No.1 ... 132
4.26 Kutipan Jawaban S05 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 134
4.27 Kutipan Jawaban S05 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 137
4.28 Kutipan Jawaban S05 Memahami Masalah No.2 ... 141
4.29 Kutipan Jawaban S05 Merencanakan Penyelesaian No.2 ... 142
4.30 Kutipan Jawaban S05 Melaksanakan Perencanaan No.2 ... 145
4.31 Kutipan Jawaban S06 Memahami Masalah No.1 ... 148
4.32 Kutipan Jawaban S06 Merencanakan Penyelesaian No.1 ... 150
4.33 Kutipan Jawaban S06 Melaksanakan Perencanaan No.1 ... 152
4.34 Kutipan Jawaban S06 Memahami Masalah No.2 ... 155
4.35 Kutipan Jawaban S06 Merencanakan Penyelesaian No.2 ... 156
4.36 Kutipan Jawaban S06 Melaksanakan Perencanaan No.2 ... 158
xiv
Lampiran 2 : Daftar Nama dan Nilai PTS Kelas VIII B ... 183
Lampiran 3 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 184
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ... 186
Lampiran 5 : Rubrik Penilaian ... 187
Lampiran 6 : Angket Multidimensional Sense Of Humor Scale (MSHS) ... 189
Lampiran 7a : Lembar Validasi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Validator 1 ... 192
Lampiran 7b : Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Validator 2 ... 195
Lampiran 7c : Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Validator 3 ... 198
Lampiran 8a: Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 1 ... 201
Lampiran 8b : Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 2 ... 203
Lampiran 8c : Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Validator 3 ... 205
Lampiran 9a : Lembar Validasi Instrumen Rubrik Penilaian Validator 1 ... 207
xv
Lampiran 11 : Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Revisi ... 213
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 215
Lampiran 13 : Perhitungan Hasil Validasi Pedoman Wawancara Masalah ... 220
Lampiran 14 : Instrumen Pedoman Wawancara Revisi ... 221
Lampiran 15 : Perhitungan Hasil Validasi Rubrik Penilaian ... 223
Lampiran 16 : Instrumen Rubrik Penilaian Revisi ... 224
Lampiran 17 : Perhitungan Skor Angket MSHS dan Pengelompokkan Tingkatan Sense Of Humor ... 226
Lampiran 18 : Perhitungan Panjang Kelas Untuk Tabel Kategori Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ... 227
Lampiran 19 : Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika ... 228
Lampiran 20 : Lembar Jawaban S01 ... 229
Lampiran 21 : Lembar Jawaban S02 ... 230
Lampiran 22 : Lembar Jawaban S03 ... 231
Lampiran 23 : Lembar Jawaban S04 ... 232
Lampiran 24 : Lembar Jawaban S05 ... 233
xvi
Lampiran 28 : Hasil Wawancara S03 ... 246
Lampiran 29 : Hasil Wawancara S04 ... 249
Lampiran 30 : Hasil Wawancara S05 ... 253
Lampiran 31 : Hasil Wawancara S06 ... 257
Lampiran 32 : Jurnal Penelitian ... 260
Lampiran 33 : Surat Ijin Penelitian ... 262
Lampiran 34 : Surat Selesai Penelitian ... 263
Lampiran 35 : Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian ... 264
Lampiran 36 : Biodata Penulis ... 265
1
Aspek penting dalam kehidupan manusia, salah satunya yaitu pendidikan, melalui pendidikan diharapkan manusia sebagai generasi bangsa dapat menambah pengetahuan yang lebih luas serta dapat mengetahui suatu hal yang baru. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha sadar dan terencana yang dilakukan agar dapat mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mempunyai kekuatan dalam pengendalian diri, kecerdasan, spiritual keagamaan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan baik oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa maupun negara. Hal tersebut selaras dengan isi dari Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang membahas mengenai sistem pendidikan nasional.1 Di jenjang sekolah yang ada mulai dari dasar hingga menengah, terdapat satu mata pelajaran yang akan selalu dijelaskan dan diajarkan oleh guru yaitu matematika.2
Matematika ialah salah satu disiplin ilmu yang bisa memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah sehari-hari serta bisa
1 Rifkah Fiqriah, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Poly Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sinjai Selatan”
(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020), 1.
2 Riyani Rinawati dan Novisita Ratu, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis,”
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 1223,
https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i2.607.
meningkatkan kemampuan berargumentasi dan berpikir.3 Tujuan dari adanya pelajaran matematika yaitu agar siswa dapat mempunyai sikap pantang menyerah, percaya diri dan ulet saat memecahkan masalah, mempunyai minat, perhatian, serta rasa ingin tahu untuk belajar matematika.4 Selain itu, terdapat lima tujuan dari adanya pembelajaran matematika menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) yaitu belajar untuk bernalar, mengaitkan ide, memecahkan masalah, berkomunikasi, serta pembentukan sikap positif terhadap matematika.5 Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai tujuan pembelajaran matematika, maka bisa diketahui satu hal yaitu melatih siswa agar bisa memecahkan masalah merupakan salah satu dari tujuannya.
Pemecahan masalah yaitu usaha yang dilakukan agar bisa menemukan solusi sebagai tujuan pencapaian dari permasalahan yang diberikan atau dihadapi oleh seseorang menggunakan semua keterampilan, pemahaman serta pengetahuan yang telah dimilikinya. Salah satu pakar yang menaruh perhatian terhada p pemecahan masalah adalah Polya.
Pengertian pemecahan masalah menurut Polya yaitu usaha yang
3 Finlantya Elsa Hutami, Dinawati Trapsilasiwi, dan Randi Pratama Murtikusuma, “Analsiis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Program Linear Ditinjau Dari Adversity Quotient,”
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol.2, No.1 (Juni, 2020), 1, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.1-13 .
4 Tanti Erviana, “Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam Memecahkan Masalah Aljabar Berdasarkan Gaya Kognitif Field Independent,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Matematika, Vol. 1, No.1, (Desember, 2019), 61,
https://doi.org/10.35316/alifmatika.2019.v1i1.61-73. .
5 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 105-106, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
dilaksanakan agar tercapainya suatu tujuan yang tidak bisa dengan cepat dan mudah untuk digapai, serta dilakukan dengan cara mencari dan menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya.6 Siswa saat belajar matematika harus memiliki kemampuan dasar, di mana kemampuan itu diibaratkan sebagai jantungnya matematika yang dikenal dengan istilah kemampuan pemecahan masalah.7 Pada saat memecahkan masalah yang terdapat dalam bidang matematika, seperti masalah rutin, rutin terapan, rutin non-terapan, non rutin, atau masalah non-rutin non terapan dapat diselesaikan dengan menggunakan suatu kemampuan.
Kemampuan tersebut dikenal sebagai kemampuan pemecahan masalah.8 Pada proses pemecahan masalah, ada empat langkah yang dapat dilakukan menurut Polya yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan perencanaan, serta memeriksa kembali solusi yang ditemukan.9
Allah SWT telah menjelaskan masalah yang diberikan pada manusia, dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah Ayat 286:
اَهَعْسُو َّلَِا اًسْفَ ن ُهّٰ للا ُفِّلَكُي َلَ
... ۗ
٦٨٦
6 Mohammad Archi Maulyda, Paradigma Pembelajaran Matematika Berbasis NCTM (Malang : CV IRDH, 2020), 18-20.
7 Neng Fia Nisa Fitria et al., “Analisis Kemampuan Pemechan Masalah Matematik Siswa SMP dengan Materi Segitiga dan Segiempat:Problem Solving Skill,” Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 1, (April, 2018), 50, https://doi.org/10.22437/edumatica.v8i01.4728
8 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika (Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Laporan Penelitian dengan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, da Kombinasi Disertasi dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan Matematis), (Bandung:PT Refika Aditama,2017), 84.
9 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 106, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al Baqarah Ayat 286).
Ayat tersebut bermakna bahwa ketika manusia mendapatkan masalah dalam hidupnya, sesungguhnya masalah tersebut tidak pernah melebihi kemampuan yang ada pada dirinya.10 Artinya setiap masalah pasti ada solusinya dan manusia pasti bisa melaluinya. Seperti dalam proses mengerjakan soal matematika yang termasuk suatu masalah, diperlukan kemampuan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikannya.
Suatu soal bisa disebut sebagai masalah jika saat mengerjakan soal, siswa tidak memerlukan aturan tertentu yang dapat dengan segera untuk digunakannya dalam menemukan solusi atas permasalahan yang terdapat di soal. Salah satu bentuk soal yang dapat dikategorikan sebagai masalah, yaitu soal cerita.11 Suatu soal dapat dibuat dengan memasukkan suatu masalah, di mana masalah tersebut dikaitkan pada kehidupan sehari-hari dan soal disajikan berbentuk cerita, maka soal yang demikian temasuk soal cerita.12 Ada lima langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal cerita yaitu membaca soal, menentukan hal-hal yang diketahui dan ditanya, membuat model matematika, mengerjakan perhitungan, serta menyantumkan solusi yang tepat. Kelima langkah tersebut telah termuat
10 Shenny Ulath, “Analisis Kemmapuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Aljabar Kelas VII MTs Negeri Ambon” (Skripsi, IAIN Ambon, 2020), 1-2.
11 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 106, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
12 Timbul Yuwono, Mulya Supanggih, Rosita Dwi Ferdiana, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur Polya”, Jurnal Tadris Matematika, Vol. 1, No. 2, (November, 2018), 138.
dalam tahapan perencanaan masalah menurut Polya. Serta tahapan perencanaan masalah menurut Polya juga banyak diterapkan pada kurikulum matematika yang ada pada seluruh dunia serta mudah untuk dipahami oleh siswa.13 Sehingga, peneliti memilih untuk menggunakan tahapan pemecahan masalah menurut Polya pada penelitian ini. Siswa dalam belajar matematika pasti akan mendapatkan tuntutan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Tuntutan tersebut jika tidak bisa diselesaikan pasti akan memunculkan tekanan dan stres bagi siswa.14 Untuk dapat mengurangi dan mengatasi stres dan tekanan yang ada dapat diatasi dengan menggunakan humor sebagai salah satu alternatifnya, dan agar dapat menggunakan humor diperlukan adanya sense of humor (kepekaan terhadap humor).15
Sense of humor berhubungan dengan kemampuan seseorang saat memecahkan masalah yang lebih sulit.16 Selain itu, sense of humor juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan di mana seseorang yang memilikinya dapat menggunakannya saat menyelesaikan masalah dengan menggunakan salah satu cara dalam menyelesaikannya, dan cara tersebut adalah dengan menggunakan humor. Salah satu pakar yang menaruh
13 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 106, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
14 Erik Wijaya dan Debora Basaria, “ Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Humor,”
Provitae Jurnal Psikologi Pendidikan, Vol. 7, No. 1, (2016), 1-2, http://dx.doi.org?10.24912/provitae.v7i1.219.
15 Aquarista Stevie Pramudita Sukoco, “Jurnal Tugas Akhir Hubungan Sense Of Humor Dengan Strea Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi,” Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol.3, No.1, (2014). 3
16 Nunung Suryana Jamin, “Pengembangan Sense Of Humor Dan Pengaruhnya Pada Emosi Anak”, Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, Vol 06, No. 01 (Januari, 2020), 14.
perhatian terhadap sense of humor adalah Thorson dan Powell. Thorson dan Powell mengartikan sense of humor sebagai konsep yang multidimensi artinya sense of humor bukan hanya dapat dilihat dari satu dimensi saja yaitu kemampuan seseorang dalam membuat humor tapi dapat dilihat dari beberapa dimensi lain yaitu kemampuan untuk menghargai humor, memberikan reaksi terhadap humor, serta memakai humor untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.17 Jadi dapat diketahui bahwa salah satu poin penting dari adanya sense of humor yaitu seseorang dapat menggunakan humor yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya.
Peneliti telah melakukan observasi dengan cara melakukan wawancara bersama salah satu guru matematika di MTsN 1 Jember, dan hasil yang diperoleh yaitu berupa informasi bahwa ketika siswa diberikan soal berbentuk soal cerita oleh guru, dapat terlihat bahwa kemampuan yang dimiliki siwa dalam pemecahan masalah itu berbeda-beda. Siswa lebih mudah dan bisa untuk menyelesaikan soal cerita yang kategorinya mudah. Namun, ketika kategori soal cerita yang diberikan tingkatannya sedang hingga sulit bahkan kompleks, maka siswa lebih sulit dan bahkan tidak bisa untuk menemukan solusi atas soal yang diberikan. Hal itu nampak dari lembar jawaban siswa, di mana terdapat beberapa siswa yang solusinya bernilai benar tapi tanpa disertai dengan tahapan yang urut, dan ada juga beberapa siswa yang solusinya bernilai salah baik disertai dengan
17 Idham Qodr Muthohar, “Pengaruh Sense Of Humor dan Kematangan Emosi Terhadap Kepercayaan Anggota Di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Cipuput” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016 ), 19.
tahapan yang urut maupun tidak. Bahkan ada siswa yang tidak menuliskan apa-apa atau tidak menjawab sama sekali. Hal itu disebabkan karena salah satunya yaitu siswa sulit dalam mengolah informasi yang ada pada soal cerita menjadi model matematika. Berdasarkan hasil observasi, bisa diketahui bahwa kemampuan siswa kelas VIII A dan VIII B dalam pemecahan masalah untuk soal cerita berlevel sedang hingga sulit bahkan kompleks masih kurang.18
Di antara semua materi yang akan diberikan untuk siswa kelas VIII, terdapat satu materi yang akan membahas mengenai bangun ruang, materi tersebut ialah bangun ruang sisi datar. Dalam mempelajari materi ini, siswa hanya akan menerima dua sub materi saja yang akan dijelaskan oleh guru, yaitu limas dan prisma. Hal tersebut terjadi karena adanya kurikulum darurat yang harus dilaksanakan pada saat ini. Berdasarkan informasi dari guru matematika di MTsN 1 Jember, diperoleh bahwa materi bangun ruang sisi datar ialah salah satu materi yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Sehingga, karena hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan menggunakan materi bangun ruang sisi datar.19
Terdapat penelitian sejenis yang telah diteliti sebelumnya, seperti penelitian oleh Resmi Rianti tahun 2018 yang berjudul profil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP pada materi bangun ruang sisi datar. Berbeda dengan penelitian tersebut yang meninjau subjek dari segi
18 Observasi di MTsN 1 Jember, 12 Januari 2022
19 Observasi di MTsN 1 Jember, 14 April 2022
kemampuan siswa, pada penelitian ini peneliti meninjau subjek dari tingkat sense of humor. Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis tahun 2020 yang berjudul analisis kemampuan pemecahan masalah pada soal cerita matematika berdasarkan teori Polya ditinjau dari adversity quotient. Berbeda dengan penelitian tersebut yang melakukan penelitian dengan meninjau dari adversity quotient, pada penelitain ini peneliti melakukan penelitian dengan meninjau tingkat sense of humor yang dimiliki oleh siswa. Berbeda dengan kedua penelitian tersebut, kebaharuan yang terdapat pada penelitian saat ini, yaitu pada penelitian ini, peneliti meninjau subjek berdasarkan tingkat sense of humor yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa penting untuk meneliti tentang kemampuan pemecahan masalah siswa, dikarenakan siswa saat belajar matematika harus memiliki kemampuan dasar, di mana kemampuan dasar itu berupa kemampuan pemecahan masalah dan karena kemampuan siswa kelas VIII untuk menyelesaikan masalah pada soal cerita berkategori sedang hingga sulit bahkan kompleks masih kurang.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya analisis terkait proses siswa dalam menemukan solusi dari soal yang berbentuk cerita, tujuan dari dilakukannya analisis yaitu sebagai upaya untuk dapat menggali kelemahan siswa dalam melakukan pemecahan masalah sehingga lebih jauh dapat meningkatkan kemampuan dasar siswa. Selain itu, terdapat sense of humor yang menurut Nunung Suryana Jamin berhubungan
dengan kemampuan seseorang saat memecahkan masalah yang lebih sulit.20 Sebab itu penting untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa yang ditinjau dari sense of humor. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Tingkat Sense Of Humor Siswa Kelas VIII di MTsN 1 Jember.”
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor tinggi dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor rendah dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor tinggi dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember.
20 Nunung Suryana Jamin, “Pengembangan Sense Of Humor Dan Pengaruhnya Pada Emosi Anak”, Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, Vol 06, No. 01 (Januari, 2020), 14.
2. Mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor sedang dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember.
3. Mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan tingkat sense of humor rendah dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas VIII di MTsN 1 Jember.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan manfaat pada dunia pendidikan matematika berupa tambahan informasi yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang ditinjau dari tingkat sense of humor.
2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman dalam mengklasifikasikan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan tingkat sense of humor, dan yang paling utama yaitu peneliti dapat menemukan solusi dari permasalahan yang diteliti.
b. Bagi guru
Penelitian ini bisa memberikan informasi tambahan kepada guru mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dan informasi mengenai tingkat sense of humor yang ada pada diri siswa.
c. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Penelitian ini dapat membantu mahasiswa, khususnya mahasiswa tadris matematika dalam penambahan informasi dan sumber rujukan tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang ditinjau dari tingkat sense of humor.
E. Definisi Istilah 1. Analisis
Analisis adalah kegiatan memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang terjadi, lalu memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memperoleh penyelesaian.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah yaitu suatu kemampuan yang digunakan saat memecahkan masalah yang meliputi empat tahapan yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan perencanaan, serta memeriksa kembali.
3. Sense of Humor
Sense of humor merupakan kemampuan seseorang dalam empat aspek yaitu humor production (mampu menghasilkan, memproduksi, atau melontarkan humor), use of humor as a coping mechanism (mampu menggunakan humor dalam menghadapi masalah atau situasi sulit), appreciation of humor (mampu mengapresiasikan humor) dan attitude toward humor (mampu merespon atau menyikapi situasi humoris atau orang yang humor).
4. Soal Cerita Matematika
Soal cerita matematika adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan di dalamnya memuat masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang penyelesaiannya menggunakan keterampilan berhitung, pemahaman siswa, serta kemampuan siswa dalam mengubah masalah ke dalam kalimat matematika.
F. Sistematika Pembahasan
Pada sistematika pembahasan ini akan disajikan mengenai gambaran secara umum tentang alur yang ada pada pembahasan skripsi dari bab pendahuluan sampai penutup. Terdapat lima bab pada pembahasan penelitian ini, dengan sistematika berikut:
Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah.
Bab II Kajian Pustaka, yang di dalamnya meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori yang relevan dengan topik yang diambil pada penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini akan diuraikan tentang pendekatan, jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan- tahapan pada penelitian yang dilakukan.
Bab IV Penyajian Data dan Analisis, bab ini diperoleh atas hasil lapangan dan meliputi gambaran objek penelitian, penyajian dan analisis data serta pembahasan temuan. Bab empat ini digunakan untuk menemukan kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan.
Bab V Penutup, memuat kesimpulan serta saran. Selanjutnya penelitian diakhiri dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran sebagai pelengkap data penelitian.
14
1. Penelitian Resmi Rianti tahun 2018 dengan judul “Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang berkemampuan rendah, sedang, tinggi dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Hasil dari penelitiannya memperlihatkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi berturut-turut ialah terdapat di kategori sangat kurang (24,44%), kurang (42,78%), dan cukup (61,11%).21
2. Penelitian Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis tahun 2020 dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya ditinjau dari Adversity Quotient”. Tujuan penelitiannya yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa pada soal cerita materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) yang ditinjau dari Adversity Quotient yang berlandaskan pada langkah-langkah pada teori Polya.
Hasil pada penelitiannya memperlihatkan bahwa pada saat
21 Resmi Rianti, “Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar,” Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 2, No. 4 (Juni 2018): 802, https://doi.org/10.31004/jptam.v2i4.27.
menyelesaikan masalah, siswa bertipe climber bisa melengkapi semua indikator pada teori Polya, sedangkan siswa yang bertipe camper hampir bisa melengkapi semua indikator pada teori Polya kecuali indikator memeriksa kembali, dan siswa yang bertipe quitter hanya mampu melengkapi indikator memahami masalah dan merencanakan strategi pemecahan masalah walaupun kurang tepat.22
3. Penelitian Irma Purnamasari dan Wahyu Setiawan tahun 2019 dengan judul “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi SPLDV ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika (KAM)”.
Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII F SMP Angkasa Lanud Sulaiman ditinjau dari KAM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa dengan KAM atas dibandingkan dengan yang menengah dan rendah masih lebih baik dalam memenuhi semua indikator kecuali indikator memeriksa kembali. Karena semua siswa baik dalam kelompok KAM tinggi, menengah, dan rendah kurang menguasai indikator memeriksa kembali.23
4. Penelitian Riyani Rinawati dan Novita Ratu tahun 2021 dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VIII
22 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,”
Alifmatika: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No. 1 (Juni 2020): 108- 127. https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
23 Irma Purnamasari dan Wahyu Setiawan, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi SPLDV Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematika (KAM),” Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Vol. 3, No.2 (Juli 2019):
207-214, https://doi.org/10.31331/medivesveteran.v3i2.771.
pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis”. Tujuan penelitiannya yaitu untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa ditinjau dari kecerdasan logis matematis pada materi bangun ruang sisi datar. Hasil pada penelitiannya menunjukkan bahwa siswa dengan kecerdasan logis matematis tinggi dan sedang bisa melalui semua indikator kecuali indikator memeriksa kembali untuk soal nomor 1 dan 2, namun siswa dengan kategori sedang untuk soal nomor 2 hanya bisa memenuhi sampai indikator merencanakan pemecahan masalah saja, sedangkan siswa dengan kategori rendah hanya dapat melalui tahap memahami saja.24
5. Penelitian Rizky Restiani Fatmala, Ratna Sarningsih, dan Luvy Sylviana Zhanty tahun 2020 dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kelas VII pada Materi Aritmetika Sosial”. Tujuan penelitiannya yaitu untuk menganalisis kemampuan pemecahan matematis siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dari 36 siswa yang dijadikan subjek penelitian masih tergolong rendah. Siswa masih banyak yang melakukan kekeliruan pada semua indikator kemampuan pemecahan masalah.25
24 Riyani Rinawati dan Novisita Ratu, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis,” Jurnal Cendikia: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 05, No.02 (Juli 2021): 1223, https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i2.607.
25 Rizky Fatmala, Ratna Sarningsih, dan Luvy Sylviana Zhanty, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Kelas VII Pada Materi Aritmerika Sosial,” Jurnal
Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Adapun persamaan dan perbedaan tersebut, bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 2 3 4
1 Resmi Rianti (2018) dengan judul “Profil Kemampuan
Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”
a. Keduanya merupakan penelitian kualitatif deskriptif b. Kemampuan
pemecahan masalah
ditinjau dari langkah Polya c. Keduanya
sama-sama menggunakan materi bangun ruang sisi datar
a. Dalam
penelitian ini kemampuan siswa ditinjau dari tingkat sense of humor sedangkan dalam penelitian terdahulu
ditinjau dari tingkat
kemampuan siswa.
b. Subjek penelitian
terdahulu adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6
Siak Hulu
sedangkan dalam penelitian ini siswa kelas VIII MTsN 1 Jember
2 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis (2020) dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah pada Soal
a. Keduanya merupakan penelitian kualitatif deskriptif b. Kemampuan
pemecahan masalah
a. Dalam
penelitian ini kemampuan siswa ditinjau dari tingkat sense of humor sedangkan dalam
Cendikia: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 04, No.01 (Mei 2020): 227, https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.192.
1 2 3 4 Cerita Matematika
Berdasarkan Teori Polya ditinjau dari Adversity Quotient”
ditinjau dari langkah Polya c. Keduanya
sama-sama memilih subjek dengan cara purposive sampling
penelitian terdahulu ditinjau dari adversity
quotient.
b. Subjek penelitian terdahulu adalah siswa kelas X IPA 1 SMAN Arjasa Jember
sedangkan dalam
penelitian ini siswa kelas VIII MTsN 1 Jember
c. Penelitian terdahulu menggunakan materi SPLTV, dalam
penelitian ini materi yang digunakan yaitu materi bangun ruang sisi datar 3 Irma Purnamasari
dan Wahyu
Setiawan (2019) dengan judul
“Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi SPLDV ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika
(KAM)”
a. Keduanya sama-sama meneliti tentang kemampuan pemecahan masalah siswa.
a. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, sedangkan pada penelitian
terdahulu merupakan penelitian survei.
b. Dalam
penelitian ini kemampuan siswa ditinjau dari tingkat sense of humor
1 2 3 4
sedangkan dalam penelitian
terdahulu ditinjau dari kemampuan awal matematika (KAM)
c. Subjek penelitian terdahulu adalah siswa kelas VIII F SMP Angkasa Lanud Sulaiman sebanyak 30 siswa sedangkan dalam penelitian ini siswa kelas VIII MTsN 1 Jember sebanyak 6 siswa
d. Penelitian terdahulu menggunakan materi SPLDV, dalam penelitian ini materi yang digunakan yaitu materi bangun ruang sisi datar 4 Penelitian Riyani
Rinawati dan Novita Ratu (2021) dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa SMP Kelas VIII pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis”
a. Keduanya merupakan penelitian kualitatif deskriptif b. Kemampuan
pemecahan masalah ditinjau dari langkah Polya.
c. Keduanya sama-sama memilih subjek dengan cara purposive sampling d. Keduanya
sama-sama
a. Dalam
penelitian ini kemampuan siswa ditinjau dari tingkat sense of humor sedangkan dalam penelitian terdahulu
ditinjau dari kecerdasan logis matematis.
b. Subjek penelitian
terdahulu adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pabelan
1 2 3 4 menggunakan
materi bangun ruang sisi datar
sedangkan dalam
penelitian ini siswa kelas VIII MTsN 1 Jember
5 Penelitian Rizky Restiani Fatmala, Ratna Sarningsih, dan Luvy Sylviana Zhanty (2020) dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP Kelas VII pada Materi Aritmetika Sosial”.
a. Keduanya merupakan penelitian kualitatif deskriptif
a. Dalam
penelitian ini kemampuan siswa ditinjau dari tingkat sense of humor sedangkan dalam penelitian terdahulu tidak ditinjau dari segi apapun.
b. Subjek penelitian
terdahulu adalah
siswa SMP
Kelas VII di Kabupaten Purwakarta sedangkan dalam penelitian ini siswa MTsN Kelas VIII di Kabupaten Jember
c. Subjek dalam penelitian
terdahulu
berjumlah 36 siswa dalam penelitian ini berjumlah 6 siswa
d. Penelitian terdahulu menggunakan materi
aritmetika sosial, dalam penelitain ini
1 2 3 4
materi yang digunakan yaitu materi bangun ruang sisi datar
Sumber: Diolah dari penelitian terdahulu
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini salah satu yang menonjol yaitu terletak pada variabel terikatnya, di mana pada penelitian ini menggunakan tingkat sense of humor dan belum ditemukan pada penelitian manapun.
B. Kajian Teori
1. Masalah Matematika
Manusia dalam kehidupannya tidak akan terpisahkan dengan yang namanya masalah. Masalah yang tidak diselesaikan dengan baik akan dapat menjadi kendala untuk kemajuan seseorang. Sehingga, masalah yang ada harus diselesaikan dengan baik dan bukan dihindari, karena jika dihindari masalah tidak akan pernah terselesaikan.
Menurut Bell, masalah merupakan suatu situasi yang keberadaannya disadari oleh seseorang dan diakui bahwa diperlukan tindakan untuk situasi tersebut, di mana situasi itu tidak mudah untuk segera ditemukan pemecahannya.26
26 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 1-2.
Menurut Nissa, masalah merupakan persoalan yang cara menyelesaikannya tidak dapat secara langsung diketahui.27 Menurut Suherman, masalah merupakan situasi yang dapat membuat seseorang terdorong agar dapat menyelesaikannya, walaupun seseorang tersebut tidak bisa mengetahui secara cepat apa yang harus dilakukannya.28
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli terkait definisi masalah, maka bisa diambil kesimpulan bahwa masalah merupakan situasi yang dapat membuat seseorang menyadari keberadaannya membutuhkan adanya penyelesaian yang tidak bisa secara langsung diketahui bagaimana cara menyelesaikannya.
Suatu pertanyaan biasanya digunakan untuk menyatakan masalah dalam matematika. Menurut Wahyudi dan Anugraheni, situasi yang disadari dan menjadi tantangan bagi siswa berupa soal atau pernyataan mengenai konsep matematika yang tidak bisa dengan mudah dipecahkan dengan memakai prosedur rutin tertentu disebut masalah matematika.29 Menurut Lancher, Di perlukan keterampilan, pemahaman, dan pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya agar dapat menyelesaikan soal matematika yang tidak bisa secara langsung terlihat bagaimana strategi penyelesaiannya, hal itu disebut masalah
27 Ita Chairun Nissa, Pemecahan Masalah Matematika (Teori dan Contoh Praktek) (Mataram:Duta Pustaka Ilmu, 2015), 1.
28 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 14.
29 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3.
matematika.30 Suatu soal bisa dianggap sebagai masalah jika dalam menemukan solusi atas soal tersebut tidak diperlukan adanya aturan tertentu yang bisa dengan segera digunakan. Syarat suatu masalah matematika yaitu soal atau pernyataan yang dibagikan ke siswa harus bisa dipahami, dapat mendorong dan menjadi tantangan bagi siswa agar dapat menyelesaikannya.31
Berdasarkan sifat penyelesaiannya, ada dua masalah dalam matematika yaitu:
a. Masalah Rutin
Masalah yang bisa dengan mudah dicari solusinya disebut masalah rutin.32 Soal atau pernyataan yang di dalamnya memuat pengaplikasian dari prosedur matematika yang telah diajarkan sebelumnya baik sama atau mirip disebut masalah rutin.33 Selain itu, masalah rutin juga dapat diartikan sebagai masalah yang sering dikategorikan dalam soal level rendah karena melibatkan pemahaman algoritma, prosedur, serta hafalan. Soal pada masalah
30 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 116.
31 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3-4.
32 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 115.
33 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 5.
ini menggunakan prosedur dan konsep yang sudah ada serta hanya membutuhkan pengulangan prosedur satu atau dua tahap saja.34 b. Masalah Tidak Rutin
Masalah tidak rutin ialah masalah yang membutuhkan proses berpikir yang lebih agar bisa menemukan prosedur yang tepat.35 Masalah ini juga dapat didefinisikan sebagai masalah yang tidak mudah diselesaikan siswa dan dalam menemukan solusinya diperlukan keterampilan.36 Pada umumnya masalah ini termasuk soal level tinggi, karena dalam menemukan solusinya tidak dititikberatkan pada algoritma dan dibutuhkan penguasaan tentang ide konseptual yang rumit.37
Berdasakan penjelasan beberapa ahli terkait masalah matematika, maka bisa disimpulkan masalah matematika yaitu soal atau pernyataan matematika yang dalam mencari solusinya tidak bisa secara cepat diketahui caranya dan membutuhkan keterampilan, pemahaman, serta pengetahuan materi agar bisa mendapatkan solusinya.
34 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 15.
35 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 5.
36 Landyasari Riffyanti dan Rubono Setiawan, “Analisis Strategi Langkah Mundur Dan Bernalar Logis Dalam Menentukan Bilangan Dan Nilainya,” Aksioma:Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 1 (2017), 115.
37 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 16.
2. Pemecahan Masalah Matematika
a. Pengertian Pemecahan Masalah Matematika
Menurut Polya pemecahan masalah yaitu usaha yang dilaksanakan agar tercapainya suatu tujuan yang tidak bisa dengan cepat dan mudah untuk digapai, serta dilakukan dengan cara mencari dan memperoleh jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Dengan pengertian lain bahwa pemecahan masalah yaitu sistem tentang bagaimana memecahkan soal atau pernyataan yang dapat membuat tantangan bagi yang mengerjakan serta tidak bisa diselesaikan dengan langkah-langkah yang telah diketahui atau biasa dipakai. Menurut Wahyudi dan Anugraheni, masalah dalam matematika bisa berupa soal matematika.38 Mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan agar dapat menggapai tujuan yang benar, hal tersebut ialah definisi lain dari pemecahan masalah menurut Slavin. Proses yang dilakukan seseorang agar bisa memecahkan masalah yang ada hingga tidak lagi menjadi masalah, hal itu ialah dasar dari pemecahan masalah menurut Hudoyo.39
Berdasakan uraian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika ialah aktivitas yang dilaksanakan agar bisa menyelesaikan soal matematika dengan mengimplementasikan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya.
38 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 3.
39 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 15-16.
b. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Ada pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh beberapa pakar terkait memecahkan masalah, diantaranya yaitu Polya, Gagne dan John Dewey. Ketiga pakar tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:40
Tabel 2.2
Perbedaan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Polya Gagne John Dewey
Memahami masalah
Menyajikan masalah
Menyadari adanya masalah
Merencanakan penyelesaian
Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional
Mengenali masalah
Melaksanakan perencanaan
Menyusun
hipotesis dan prosedur kerja
Merumuskan
hipotesa dan proposisi
pemecahan masalah Memeriksa
kembali
Menyusun
hipotesis dan melakukan kerja
Menguji hipotesa
Memeriksa kembali
Mengevaluasi
penyelesaian dan menarik
kesimpulam
Sumber: Whayudi dan Anugraheni, (2017).41
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah menurut Polya, karena umum digunakan dalam pembelajaran dan mudah untuk dipahami oleh siswa.
40 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 16-17.
41 Wahyudi dan Anugraheni, Strategi Pemecahan, 16-17.
Hal tersebut sesuai dengan penjelasan In’am dalam bukunya bahwa pada jenjang sekolah dari dasar hingga perguruan tinggi sudah banyak menerapkan langkah-langkah Polya dalam memecahkan masalah matematika.42 Sesuai dengan hal itu, pendapat lain juga dikemukakan oleh Aini dan Mukhlis bahwa langkah-langkah Polya banyak diterapkan pada kurikulum matematika yang ada pada seluruh dunia serta mudah untuk dipahami oleh siswa.43 Selain itu, menurut Marlina dari langkah- langkah pemecahan masalah yang ada, yang lebih populer diterapkan ialah yang menurut Polya, karena langkah-langkah menurut Polya cukup sedeharna, jelas serta umum diterapkan saat memecahkan masalah matematika.44
Berikut ini akan dijelaskan lebih detail tentang setiap langkah menurut Polya:
1) Memahami Masalah
Langkah awal saat menyelesaikan masalah ialah memahami masalah. Maksud dari memahami ialah menangkap
42 Akhsanul In’am, Menguak Penyelesaian Masalah Matematika : Analisis Pendekatan Metakognitif dan Model Polya (Malang: Aditya Media Publishing, 2015), 41.
43 Novita Nurul Aini dan Mohammad Mukhlis, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, Vol. 2, No.1, (Juni, 2020), 105-128, https://doi.org/10.35316/alifmatika.2020.v2i1.105-128.
44 Leni Marlina, “Penerapan Langkah Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling Dan Luas Persegi Panjang,” Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Vol. 01, No. 01, (September, 2013), 46.
serta melihat apa yang diinginkan dari permasalahan.45 Aktivitas yang bisa dikerjakan pada langkah ini ialah mencari informasi yang berkenaan dengan masalah.46 Selain itu, agar bisa memahami masalah maka dapat melakukan aktivitas berikut ialah memahami kata per kata, kalimat per kalimat dengan membacanya berkali-kali, menetapkan hal yang diketahui dan ditanya berdasarkan permasalahan, tidak memperdulikan sesuatu yang tidak berhubungan dengan permasalahan, dan tidak memunculkan hal baru yang bisa menyebabkan perbedaan masalah dengan masalah yang mestinya diselesaikan.47
2) Merencanakan Penyelesaian
Maksud dari merencanakan yaitu mengetahui bagaimana proses menemukan ide yang akan dijadikan landasan dalam membuat rencana penyelesaian dengan menghubungkan hal yang belum jelas dengan data yang ada pada masalah. Pada langkah ini, diperlukan adanya strategi. Ada beberapa strategi pada pemecahan masalah yaitu membentuk suatu tabel atau gambar, menyatakan kembali permasalahan menggunakan
45 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 30.
46 Wahyudi dan Indri Anugraheni, Strategi Pemecahan Masalah Matematika (Salatiga:Satya Wancaan University Press, 2017), 41.
47 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 31.
variabel, menghilangkan situasi yang tidak mungkin, menyusun model dan mengembangkan informasi dengan hal- hal yang telah diketahuinya. Langkah ini ditandai dengan mendapakan rumus, menyusun data, membuat rencana menggunakan bahasa sendiri dan model matematika, dan menyederhanakan masalah.48
3) Melaksanakan Perencanaan
Pemahaman sebuah masalah yang dilanjutkan dengan penyusunan perencanaan yang baik dalam menyelesaikan masalah, tidaklah akan bermakna jika belum diimplementasikan. Upaya yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa perencanaan tersebut benar-benar sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yaitu dengan melaksanakan perencanaan sesuai dengan strategi dan model yang dipilih.49 Melaksanakan rencana yang telah dibuat ialah aktivitas yang dilaksanakan di tahap ini.50 Tahap ini juga ditandai dengan adanya realisasi dari rencana yang telah dibuat sebelumnya berupa perhitungan.51
48 Novita Nurul Aini, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Soal Higher Order Thiking Skills (HOTS) materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Kelas X SMAN Arjasa Jember Berdasarkan Adversity Quotient (AQ)” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 31-32.
49 Akhsanul In’am, Menguak Penyelesaian Matematika Analisis Pendekatan Metakognitif dan Model Polya(Malang:AM Publishing, 2015), 42
50 Wahyu Setya Wulandari, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Di Negeri 1 Rambipuji” (Skripsi, IAIN Jember, 2019), 20.
51 Novita, “Analisis Kemampuan,” 32.
4) Memeriksa kembali
Memverifikasi benar tidaknya solusi yang ditemukan memakai berbagai cara ialah poin penting dari aktivitas tahap ini. Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya yaitu menentukan apakah solusi yang ditemukan bisa diperoleh dengan cara lain, apakah dibutuhkan untuk membuat strategi lain yang lebih bagus, memverifikasi lagi perhitungan yang telah dilakukan, dan berdasarkan solusi yang didapat dibuat kesimpulan.52
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Menurut Suryani, Jufri, dan Putri, kemampuan pemecahan masalah ialah potensi dalam diri siswa yang bisa diterapkan agar bisa memecahkan masalah serta diterapkan pada kehidupan.53 Menurut Fitria dkk, kemampuan siswa dalam memahami soal cerita, lalu menyajikannya ke bentuk model matematika, membuat perencanaan, lalu melakukan perhitungan hingga soal kategori tidak rutin terselesaikan, hal itu disebut kemampuan pemecahan masalah.54 Selaras dengan hal itu, pendapat lain juga dikemukakan oleh Andayani dan Lutifiah bahwa potensi siswa dalam mengimplementasikan matematika di kehidupan agar bisa
52 Wulandari, “Kemampuan Pemecahan,” 20-21.
53 Mulia Suryani, Lucky Heriyanti Jufri, dan Tika Artia Putri, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematika,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.9, No.1, (Januari, 2020): 120.
54 Neng Fia Nisa Fitria dkk., “Analisis Kemampuan Pemecahan <asalah Matematik Siswa SMP dengan Materi Segitiga dan Segiempat:Problem Solving Skill,” Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 1, (April, 2018): 50-51.
menyelesaikan masalah yang ada, memecahkan soal kategori tidak rutin (berbeda) dan soal cerita disebut kemampuan pemecahan masalah.55 Menurut Sapitri, Utami, dan Mariyam, kemampuan pemecahan masalah ialah kemampuan yang dari dini harus dibiasakan, dibagikan, dan dilatih ke siswa karena saat belajar matematika termasuk kemampuan dasar yang harus dimiliki.56
Dari beberapa tokoh yang mengemukakan indikator kemampuan pemecahan masalah, peneliti mengambil indikator dalam skripsi Aulia Febliana Chaniago yang dikemukakan oleh Polya kemudian dimodifikasi dan akan dibuat sebagai pedoman dalam pembuatan tes kemampuan pemecahan masalah.
55 Fitrie Andayani dan Adiska Nadiyah Lathifah, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Aritmatika Sosial,” Jurnal Cendikia: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, (Mei, 2019): 2.
56 Yesi Sapitri, Citra Utami, dan Mariyam, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Minat Belajar,” Variabel, Vol. 2, No. 1, (2019): 16.