• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADILAN DALAM PERKAWINAN

Dalam dokumen tesis - etheses UIN Mataram (Halaman 105-150)

KEADILAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI DI KECAMATAN PRAYA TENGAH LOMBOK TENGAH

A. Konsep Adil Menurut Suami Istri dalam Perkawinan Poligami di Kecamatan Praya Tengah Lombok Tengah.

Terkait dengan Konsep Adil Menurut Suami Istri dalam perkawinan poligami di Kecamatan Praya Tengah tidak terlepas dari bagaimana pandangan dari pasangan suami istri pada perkawinan poligami karena

memaknai keadilan itu berbeda-beda tergantung dari segi bagaimana. Dengan demikian peneliti mecoba merangkumnya dalam 3 bagian yaitu:

1. Pendapat para suami:

a. Sesuai kebutuhan ekonomi

Sebagai prasyarat kesejahteraan hidup di dunia adalah bagaimana sumber-sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan benar dalam kerangka Islam. Di sini Islam memberikan perhatian penuh dalam bidang ini. Untuk tercapainya keluarga sejahtera tentunya kebutuhan ekonomi harus juga terpenuhi lebih-lebih ini menyangkut dua keluarga yang membutuhkan pengeluaran lebih di dalam sebuah keluarga. Banyak memang dari pelaku poligami yang secara ekonomi ataupun kemampuan menafkahi masih jauh dari kata mapan, namun karena nafsu maka terjadilah poligami.94

Dalam hal kebutuhan ekonomi, peneliti membagi dalam tiga bagian berdasarkan hasil wawancara dari para pelaku poligami yaitu :

a). Sesuai kebutuhan

Para suami yang berpoligami dalam memberikan nafkah ada yang sesuai kebutuhan.

Sesuai penuturan dari Zaini (bukan nama sbenarnya) “pendapat tiang tentang keadilan dalem poligami berembe ntant bagi sesuai kebutuhan, elek senine pertame telu anakt, lek keduen ye jelas bede mut bengn” (ya pendapat saya tentang keadilan dalam poligami, bagaimana kita memberikan keluarga terutama istri sesuai

94 Nursilah, Wawancara, Desa Pejanggik, Pada Tanggal 29 Mei 2018.

kebutuhannya. Misalkan anak saya di istri pertama tiga dan yang kedua tidak ada ya jelas beda yang akan dikasih)

“ memang anuk sulit sak aran adil enu.

Seorang nabipun taon pinak sebinikan hak lainan cemburu apalagi marak rwen tiang hak masih jauh elek sifat-sifat nabi. Hak ntak‟k gawek adil elek seninek tergantung bermbe kebutuhan elek masing-masing seninek. Elek seninek hak pertamen anakke due dait hak elek seninek keduen anak 1 wah jelas lain yak bengn sengakn kebutuhan masing-masing elek seninek anuk bede. Marak missal elek seninek pertamen muk bengn Rp. 100.000,-, Seninek keduen sengakn ndekman sekolah dait kebutuhan masih seputaran beli jaje muk bengn Rp. 50.000,- (keadilan memang sulit untuk diaplikaskikan, seorang nabipun bisa membuat istri-istri beliau cemburu apalagi dengan kita yang masih jauh dari nabi, untuk melaksanakan ataupun merealisasikan bagaimana saya berlaku adil tergantung bagaimana kebutuhan dari masing- masing istri saya. Di istri yang pertama anak saya 2 dan istri yang ke 2 anak saya 1 jelas beda perlakuan yang saya berikan karena kebutuhannya yang berbeda. Misalnya di istri pertama saya kasih Rp. 100.000, istri ke dua karena anak belum sekolah dan kebutuhannya

masih seputar jajan sehari-hari cukup lah Rp.

50.000,-.)‖95

Hal senada juga diutarakan oleh Ust.

Imron yang berpoligami. Dia mengutip sebuah hadist nabi:

َةَشِئاَع ْنَع اَهْ نَع ُهللََّا َيِضَر-

ْتَلاَق - : صلى الله عليه وسلم ِهللََّا ُلوُسَر َناَك(

ُمِسْقَ ي ُلِدْعَ يَ ف , ُلوُقَ يَو , ُكِلْمَأ اَميِف يِمْسَق اَذَى همُههللَا : َلََف ,

ُكِلْمَأ َلََو ُكِلَْتَ اَميِف ِنِْمُلَ ت )

ُةَعَ بْرَْلَْا ُهاَوَر َناهبِح ُنْبِا ُوَحهحَصَو ,

ُمِكاَْلْاَو ُ وَلاَسْرِ يُّ ِذِمِّْللَا َ ه َر ْنِ َلَو , 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata:

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu membagi giliran terhadap para istrinya dengan adil. Beliau bersabda: "Ya Allah, inilah pembagianku sesuai dengan yang aku miliki, maka janganlah Engkau mencela dengan apa yang Engkau miliki dan aku tidak memiliknya."

Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. Tirmidzi lebih menilainya sebagai hadits mursal.96

Begitulah yang diutarakan oleh ust.

Imron meskipun secara lahiriahnya saja, emang secara hak tampak marak taok momot, nafkah dait pakaian taokn yak gawekn pade-pade ntant bengn sesuai kebutuhane. Laguk mun hak secare kasih sayang ja arak bae ntan lebih salah sekekn.

95 Zaini, Wawancara, Desa Batunyala, Tongkek. Pada tanggal 6 juni 2018.

96 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram: Pesan-Pesan Nabi Untuk Perbaikan Akhlak, Ibadah, Dan Kebahagiaan Dunia Akhirat (Bandung: Jabal, 2015), 267.

Angka anuk sulit adil dalem poligami nu. Mun wah sesuai kebutuhan ja ye wah jari adil menurutk (baik itu dalam hal sandang pangan dan papan bisa mungkin menjalankan adil sesuai dengan kebutuhann dari masing-masing istri. Namun secara kasih sayang, dan perlakuan yang sama dalam cumbu rayu tidak bisa saya katakan adil.

Sehingga adil dalam berpoligami sangatlah sulit).97 Berbeda yang diutarakan oleh Paisal Hafis di atas, Amaq Masuni (bukan nama sebenarnya) yang berpoligami dalam mengaplikasikan keadilan di antara para istrinya tergantung dari kebutuhan dan tanggung jawab yang diemban oleh istri.

Mun hak elek marak materi marak kepeng atau kebutuhan marak pakaian atau hak lainan elek senine‟k pertame dait keduen, tergantung elek tanggungjawabn elek keluarge. Anuk penok ape ndek. Marak seninek pertamen elek to anuk penok anake laguk wah pade merarik doing sementare seninek kedue nden man arak anak laguk tanggung jawab ngurus rumah tangga marak impan manuk, sampi, dare dait bebek. Kelapukne eno butuh kepeng isin yak tebeliang impan.

Sementare seninek hak keduen muk bengn pelihara sampi kance bebek. Angkak mun arak mauk begawean missal seket ribu. Seninek pertamen muk beng Rp. 15.ooo,- sementare seninek kedue muk bengn Rp. 35.000,- ndek uah yak

97 Ust. Imron, Wawancara, Pejanggik 22 juli 2018.

rahasiaang baik elek seninek pertamen ataupun seninek keduen. Mun hak bergiliran tejenguk ja.

Seninek pertamen ja kelemak ampai ise bareh jam 8 ye ampuk juk seninek keduen sengakne anuk nden bani to bale anuk jaok elek warge mben mesan merok to. (Dalam hal materi tergantung diantara istri pertama dan istri kedua, tanggung jawabnya dalam keluarga lebih banyak atau tidak.

Seperti istri pertama meskipun di sana banyak anak tapi sudah menikah semua dan istri kedua meskipun belum punya anak, lebih banyak saya kasih istri kedua, dengan alasan istri kedua tanggung jawab yang diembannya lebih banyak, misalnya memelihara kuda, burung dan ayam, nah untuk membeli makananan hewan ternak tersebut jelas memerlukan uang yang lebih dibanding dengan istri pertama yang hanya saya kasih memelihara kambing dan ayam saja. Sehingga pendapatan saya yang satu hari misalnya 50.000,-, untuk istri pertama 15.000 dan istri kedua 35.000,-.

Saya tidak merahasiakan berapa yang harus saya kasih ke istri kedua ataupun sebaliknya. Saya terbuka diantara mereka. Dan istri pertama setuju- setuju saja. Dan dalam hal giliran, di istri pertama siang hari dan istri ke dua malamnya, dengan alasan istri kedua karena saya membuatkan rumah di tempat sepi tidak ada temannya, hanya sendiri dan tidak berani. Makanya gilirannya seperti itu).98

98 Amaq Masuni, Wawancara, Desa Pejanggik, pada tanggal 9 Juni 2018.

Begitu halnya yang diutarakan oleh Alimudin, Sahar, Syamsul dan Alimudin dalam hal kebutuhan ekonomi sesuai dengan kebutuhan dari istri pertama maupun istri kedua. elek seninek keduen ye penokan muk bengn laun sengakne elek seninek hak keduen anak masih rate-rate sekolah sementare elek seninek perteme‟k wah pade merarik jari den arak ye muk biaya. Cumen biaye kebutuhn ape hak mun melek isik seninek pertameng‟kdoang. (Kadang dari istri kedua lebih saya kasih dibanding dengan istri pertama alasannya karena dari segi anak di istri kedua lebih membutuhkan biaya kehidupan lebih sementara istri pertama semua anak-anak sudah menikah dan bukan tanggungan saya lagi ungkap Syamsul).99 b). Jumlah anak

Untuk mengimplementasikan keadilan para pelaku poligami selain dengan cara memberikan nafkah sesuai dengan kebutuhan masing-masing istri, jumlah anakpun menjadi alasan ada yang dilebihkan dan ada yang lebih sedikit.

Sebut saja Kasrah (bukan nama sebenarnya) yang berpoligami lewat jalur hukum dan menaati hukum yang berlaku di Indonesia, dia meminta izin untuk berpoligami kepada istrinya ke Pengadilan Agama Praya. Istrinya bersedia dan memberi izin Kasrah untuk berpoligami dengan syarat semua gaji PNS suaminya harus diserahkan kepadanya. Untuk istri keduanya terserah Kasrah harus memberi nafkah lewat apa.

99 Syamsul, Wawancara, Desa Jontlak pada tanggal 10 Juni 2018

“Hangkak anuk ye kemelekn, ye perjanjian bahwa yakn bengk poligami dengan syarat seluruh gajik yak beng nie (senine pertame‟k). angka menurut‟k adil dalem poligami berembe ntan‟t aden hak pade antare senine pertame kance kedue, baik elek giliran, elek anak dait hak lainan (ya…

menurut saya bahwa adil dalam poligami bagaimana kita menyamakan antara istri pertama dan kedua baik dari segi giliran, anak ataupun yang lainnya)100

Selain Kasrah di atas Sahar dan Mashunipun (bukan nama sebenarnya) melakukan yang sama yaitu memberi nafkah berdasarkan berapa jumlah anak. Misalnya di istri pertama 3 dan istri kedua 1 maka istri pertama lebih banyak karena kebutuhan dan tuntutan dari yang pertama lebih banyak101

Dari analisa peneliti sebenarnya pelaku poligami memberikan nafkah berdasarkan jumlah anak masih sama dengan poin 1 yaitu sesuai kebutuhan. Karena kebutuhan akan lebih banyak bila anak juga banyak apalagi rata-rata anak semuanya sekolah dan memerlukan biaya. Sehingga konsep adil menurut mereka di atas yaitu memberikan sesuai dengan kebutuhan dari keluarga terutama para istri.

c). Sama Rata

Selain berpandangan bahwa adil itu memberikan sesuai dengan kebutuhan terutama

100 Kasraha, Wawancara, Petanggak pada tanggal 12 Juni 2018.

101 Sahar, Wawancara, Desa Beraim pada tanggal 11 juni 2018.

dalam hal menafkahi secara adil, para suami yang berpoligami selain dengan cara dua di atas, sama ratapun ada yang melakukannya sebut saja Amaq Muslim Awalnya tutur beliau dalam hal poligami tidak diketahui oleh istri pertamanya. Lambat laun istri pertama tahu dan akhirnya menerima dirinya dipoligami.

“ keadilan elek poligami elek kelapuk seninek anuk pade rate ntan‟k ebeng, ye wah ntan‟k adil ak ja. Mun nagke giliran elek senine pertame‟k pire hak hasil‟k begawean nagke enu ye muk bengn menu juak lek senine kedueng‟k (Dalam hal keadilan diantara para istri saya baik istri pertama maupun istri kedua sama rata yang saya kasih. Ketika giliran di istri pertama, hasil kerja saat bersama dia semuanya saya kasih, begitupun dengan istri kedua. Dan dalam hal giliran sama-sama lima hari)”102

Banyak sekali orang yang membangun kehidupan mereka dengan ketidakjelasan. Suami atau istri tiba-tiba mengagetkan pasangan mereka dengan hal-hal yang tidak terduga akhirnya, timbullah permasalahan,103 begitulah yang dialami oleh Amaq Muslim (bukan nama sebenarnya) yang berpoligami di atas.

Selain Amaq Muslim dan Fasisal (bukan nama sebenarnya) di atas pelaku poligami seperti

102 Amaq Muslim, Wawancara. Desa Beraim, pada tanggal 7 juni 2018.

103 Abdul Lathif Al-Brigawi, Fiqih Keluarga Muslim: Rahasia Mengawetkan Bahtera Rumah Tangga (Jakarta: Amzah, 2012), 52.

Amaq Adi, H. Ajiz Amaq Marion dan Saripudin memberikan pandangan yang sama bahwa keadilan dalam poligami yaitu dengan cara memberikan sama rata. Alasannya karena istri mereka menginginkan hal yang demikian.104 b. Dalam hal giliran

Dalam hal giliran menurut para keluarga yang berpoligami tentunya ada yang beranggapan tergantung kesepakatan antara istri pertama dan kedua.

Dalam hal giliran rata-rata bisa dibagi mulai dari sama-sama 2 hari, 3 hari, dan ada yang sama- sama satu minggu dan bahkan ada yang dari pagi sampai sore di istri pertama kemudian dari magrib sampai pagi hari di istri ke dua alasannya karena istri kedua tidak berani tinggal di rumah sendiri berhubung rumahnya berada di repok tidak ada tetangga dengan alasan tersebut giliran tersebut disetujui oleh istri pertama.105 Sementara membagi giliran yang dua hari yaitu sebut saja namanya Amaq Marium, syarifudin dan H. Ajiz. Aq. Marium alasannya karena istrinya ada tiga maka dalam satu minggu di bagi menjadi sama-sama dua hari.106 Sementara alasan suami yang lain-lainnya yaitu supaya cepat bergantian antara istri pertama dan kedua107.

c. Keadilan untuk anak-anak

Anak-anak merupakan amanah yang mempunyai hak untuk dilindungi, disayang dan hak

104 Amaq Marion, Saripudin dan Ajiz, Wawancara, Desa Bongor pada tanggal 20 juni 2018.

105 Simpang, Wawancara, Ular Naga, Pejanggik 15 juni 2018.

106 Aq. Marion, Wawancara, Ularr Naga,Pejanggik 17 Juni 2018.

107 Syarifudin da H. Ajiz, Wawancara, Desa Dakung, 19 Juni 2018.

untuk mendapatkan harta dan bahkan mempunyi hak untuk kebebasan dirinya terutama dalam hal ekonomi dan kasih sayang baik dari ayah dan dari ibu, tapi bagaimana jika bapak ini yang poligami dapatkah adil antara anak dari istri pertama, kedua atau ketiga.

Dari penuturan Amaq Marion sama rasa sayang antara anak dari istri pertama dan istri kedua.

Tapi dari anak kadang menganggapnya berbeda.

Padahal perasaan kita sama. Tetapi berbeda sekali yang diutarakn oleh Ida (bukan nama sebenarnya) yang merupakan korban poligami ayahnya mengatakan

“angka dampak elek poligami eni anak sere jaok elek bapakn, sengakn wah ndekt semel marak ntan hak semule seendek man merarik malik bapak, kurang waktun bedait endah kance bapak sehingge ye isikn merase jaok elek bapak (Salah satu dampak terjadinya poligami adalah anak kurang mendapatkan perhatian dan pegangan hidup dari orang tuanya.

Dalam arti, mereka tidak mempunyai tempat dan perhatian sebagaimana layaknya anak-anak lain yang orang tuanya selalu kompak. Adanya keadaan demikian disebabkan karena ayahnya yang berpoligami. Sehingga, kurangnya waktu untuk bertemu antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat dengan ayahnya dan kurang mendapatkan kasih sayang seorang ayah.)108

2. Keadilan menurut istri

Memaknai keadilan tentunya dari masing- masing orang berbeda. Ada yang beranggapan bahwa

108 Hidayati, Wawancara, Desa Lajut pada tanggal 15 juni 2018.

bila dia memberikan sesuai dengan sebenarnya tidak dzolim maka berarti itu sudah adil. Sebut saja Fathimah (bukan nama sebenarnya) adil menurut dia bahwa sama rata. pade ntan apek antare aku kance seninen hak lainan. Misal elek seninen hak keduen mun bengn sejute sebulan akupun harus menu. (sama prlakuannya baik kepada saya maupun kepada istri keduanya, misalkan dia menjatahkan untuk istri keduanya satu juta begitu juga yang harus dia kasih ke saya)109

Selain Fathimah di atas yang beranggapan sama perlakuannya baik untuk istri pertama maupun istri ke dua, Iq. Merion, Iq. Jafar, Wasiah, Wati, Rehan beranggapan sama.

Berbeda penuturan dari Hafsah (bukan nama sebenarnya) bahwa menurut dia ―mun aku ja pokokne tao sambaing-sambangt mane-mane sekali due, wah toak ndek wah tao yak ngelayani marak nangke bajang laek, adekn bae aneh seninen hak bajang yak rungukn mun yak mle kembe-kembe (yang penting dia (suami saya) bisa nengok, jengukin saya sekali dua, tidak lupa sama sekali, karena saya sudah tua, tidak bisa melayani seperti waktu sehat dulu. Sehingga biarkan istri keduanya yang melayaninya apapun yang dia butuhkan).110

Berbeda dengan pendapat di atas, Sepiah, Simpang, Wadiah, Anah, Jonet, Sulamiah, Nurlaili dan Kemin (semuanya bukan nama sebenarnya) menurut mereka semua bahwa adil dalam poligami yaitu memberikan sesuai dengan kebutuhan. Tentunya ini

109 Fathimah, Wawancara, Desa Beraim pada tanggal 17 Juni 2018.

110Hafsah, Wawancara, Desa Lajut pada tanggal 23 Juli 2018.

dalam materi dalam hal giliran tergantung kesepakatan dari masing-masing keluarga.

Selain itu dalam kenyataan hidup bermasyarakat tidak ada suatu masyarakat pun yang warganya selalu taat dan patuh terhadap hukum dan kaidah-kaidah lainnya, karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Apabila hukum yang berlaku dalam masyarakat tidak sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan serta kepentingan-kepentingannya, maka dia akan mencoba untuk menyimpang dari aturan-aturan yang ada, serta mencari jalan keluar dan atau pertimbangan-pertimbangan lain sebagai landasan konseptual yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Begitulah yang banyak terjadi di masyarakat, karena melihat syarat dan rukun dari penikahan yang tanpa persetujuan istri pertama dan tanpa syarat melalui pengadilan bukan menjadi rukun dan syarat dalam pernikahan sehingga mereka tidak taat terhadap hukum negara yang berlaku. Sebagaimana ungkapan dari salah satu narasumber atas nama Samsul (bukan nama sebenarnya) yang tidak atas izin istri. Menurutnya bila ingin poligami lewat jalur khusus atau lewat aturan pemerintah maka sulit untuk tejadinya poligami, karena istri mana yang mau dipoligami‖111 melihat hal demikian Samsul tetap poligami meskipun lewat jalan penikahan siri.

Dengan demikian, hukum yang berlawanan dengan adat istiadat yang berlaku di dalam suatu masyarakat, di satu pihak ia tidak mempunyai dukungan yang diperlukan agar penerapannya berjalan dengan efektif dan di lain pihak, keadaan yang demikian itu akan menimbulkan reaksi dari masyarakat yang justru akan

111 Samsul, Wawancara, Desa Dakung, pada tanggal 12 Juli 2018.

membahayakan kewibawaan hukum itu sendiri, karena hukum tidak lagi digunakan sebagai landasan konseptual oleh masyarakat dalam melangsungkan atau menjalankan aktivitas kehidupannya.

Dari keadaan masyarakat yang patuh dan sadar terhadap hukum yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu melalui jalur pengadilan, bisa dibilang di Lombok khususnya Kecamatan Praya Tengah masyarakatnya masih jauh dari kata sadar karena dari sekian narasumber hanya beberapa peneliti bisa temukan. Bisa dibilang satu sampai dua yang melaksanakan poligami berdasarkan prosedur ataupun persyaratan melalui izin istri dan putusan pengadilan.

Terjadi kekosongan hukum tentang perlindungan hukum kepada istri dan anak hasil poligami sirri yang berbasisi nilai keadilan. Peran hakim melalui kreasi putusannnya sangat menentukan nasib mereka agar mereka memperoleh perlindungan sebagai warga negera yang dilindungi oleh konstitusi, dengan berlindung kepada kemaslahatan maka dengan menggali teori maqashid al- Syari‟ah, mashlahah dan progresif seharusnya hakim membuat hukum seperti membuat peluang isbat kontentius sepenjang perkawinan tidak terhalang secara syar‘i.

Adapun teori hukum yang dapat ditemukan dalam kajian ini setelah mengkaji dari berbagai kasus poligami sirri ternyata banyak mendatangkan kerugian/madlarat bagi istri dan anak-anaknya, akan tetapi mereka adalah warga Negara yang secara konstitusi harus dilindungi tanpa adanya diskriminasi yaitu dengan terjaminnya perlindungan: agama (hifdl al-din), kehidupan/jiwa (al- Nafs), kebutuhan intelektual (al-Aql), keturunan (al-Nasl)

dan harta (al-Mal). Maka dapat ditemukan hukum dloruri sebagai jawabannya.

Pada konsep al-ahkam al-khamsah (hukum yang lima), yakni wajib, mubah, mandub, haram dan makruh.

Kelima konsep hukum ini menempel pada setiap aspek kehidupan. Penempelan ini mulai dari hal-hal yang bersifat transedental ketuhanan (hablu min Allah), seperti kewajiban menjalankan shalat, puasa, dan ibadah-ibadah murni (mahdah) individual lainnya, sampai kepada ibadah yang bersifat sosial kemasyarakatan (hablu min al-Nas), seperti perkawinan, kewarisan, hutang piutang, pidana, dan lain-lain. Dengan demikian hukum dalam Islam memiliki dimensi ketuhanan sekaligus kemanusiaan.

Kedua dimensi ini harus berjalan sejajar, satu mempengaruhi yang lain. Misalnya, orang yang ingin mendapat keselamatan di akhirat, dia harus berbuat baik di dunia. Kegagalan berbuat baik di dunia, misalnya dengan melanggar hukum, akan menentukan tempat dan balasannya atau hukumannya di akhirat.112

Perlindungan hukum khusus terhadap istri poligami sirri di Lombok belum ada karena dalam status rumah tangga (istri poligami tersebut) rata-rata langsung menjadi kepala keluarga. Akan tetapi terhadap anak-anak sudah memperoleh perlindungan hukum berupa kemudahan memperoleh akte kelahiran dari dinas catatan sipil dan kependudukan kabupaten, hanya dengan melampirkan surat keterangan menikah orang tuanya dari desa setempat.

Pembudayaan, pemasyarakatan dan pendidikan hukum (law socialization and law education) dalam arti

112 Achmad Gunaryo, Pergumulan Politik Dan Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 271.

luas sering tidak dianggap penting. Padahal, tanpa didukung oleh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman oleh para subjek hukum dalam masyarakat, nonsense suatu norma hukum dapat diharapkan tegak dan ditaati. Karena itu, agenda pembudayaan, pemasyarakatan dan pendidikan hukum itu perlu dikembangkan tersendiri dalam rangka perwujudan ide Negara hukum di masa depan. Beberapa faktor yang terkait dengan soal ini adalah (a) pembangunan dan pengelolaan sistem dan infra struktur informasi hukum yang berbasis teknologi informasi (information technology) (b). peningkatan upaya publikasi komunikasi dan sosialisasi hukum; dan (d) pemasyarakatan citra dan keteladanan-keteladanan di bidang hukum.

Dalam rangka komunikasi hukum, perlu dipikirkan kembali kebutuhan adanya media digital dan elektronik, baik radio, televisi, maupun jaringan internet dan media lainnya yang dimiliki dan dikelola khusus oleh pemerintah. Mengenai televisi dan radio dapat dikatakan bahwa televisi dan radio swasta sudah sangat banyak dan karena itu, kemungkinan terjadinya dominasi arus informasi sepihak dari pemerintah seperti terjadi selama orde baru tidak mungkin lagi terjadi. Karena itu, sumber informasi dari masyarakat dan dari pemodal sudah tersedia sangat banyak dan beragam. Namun arus informasi dari pemerintah kepada masyarakat, khususnya berkenaan dengan pendidikan dan pemasyarakatan hukum terasa sangat kurang bahkan tidak pernah terjadi penyuluhan ataupun pembelajaran baik dari advokat, pengadilan atau bahkan orang-orang hukum membagikan ilmunya terkait

Dalam dokumen tesis - etheses UIN Mataram (Halaman 105-150)