• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keaktifan Belajar

Dalam dokumen SKRIPSI SUHAIMI - etheses UIN Mataram (Halaman 89-100)

BAB V PENUTUP

2. Keaktifan Belajar

a. Pengertian belajar aktif

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.51

Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima cucuran ceramah guru tentang pengetahuan.

Jadi Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik, dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya.

Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Beljar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membngun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat tehnik-tehnik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan

51 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) h.2

74

keterampilan-keterampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.

Menurut John Holt (1967) dalam Mel Silberman belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakkan hal-hal berikut:

1. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri.

2. Memberikan contoh-contoh.

3. Mengenalnya dalam berbagai samaran dan diskusi.

4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain.

5. Menggunakannya dengan berbagai cara.

6. Memperkirakannya berapa konsekuensinya.

7. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya52

Keaktifan belajar adalah kegiatan dengan menggunakan akal, pendengaran, penglihatan dan peraba untuk memfokuskan diri pada materi pelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa dengan berpedoman pada apa yang diungkapkan oleh Sudjana.

Menurut Sudjana dalam Arifatun Khasanah, keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam:

1. Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2. Terlibat dalam pececahan masalah.

3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

52 Mel Silberman, Active Learning 101 Strateegi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2007) h.5

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memcahkan masalah.

5. Melatih diri dalam memcahkan masalah atau soal.

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.53

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni perolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bias duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.54 b. Indikaor keaktifan belajar siswa

Komponen yang menjadi indikator tercapainya peningkatan keaktifan siswa pada penelitian adalah :

1. Bertanya pada guru jika ada yang belum jelas.

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Mengemukakan pendapat dalam diskusi.

4. Mendengarkan pendapat oran lain.

5. Bekerja sama dengan anggota kelmpok dalam mengerjakan lembar kerja iswa.

6. Mempersetasikan hasil diskusi kelompok.

53 Http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/viewFile/454/235

54 Muhibbin Syah, psikologi belajar (Jakarta: PT logos wacana ilmu,2001) h.107

76

7. Mencatat materi pelajaran.55

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsangdan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada

peserta didik)

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)

5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari 6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran

55http://digilib.uin-

suka.ac.id/9750/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

7) Memberikan umpan balik (feedback)

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir

pembelajaran.

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27) cara untuk memperbaikiketerlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar,tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.56

56http://eprints.uny.ac.id/8613/3/BAB%202%20-%2008416241039.pdf

78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Desain (rancangan) penelitian pada dasarnya “merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang akan dilakukan.

Desain penelitian merupakan landasan berpijak serta dapat pula dijadikan dasar penelitian oleh peneliti sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian”.

Dengan demikian, desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kuantitatif, yang meneliti tentang pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di MA As’saidiyah NW Tempos Daye.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Metode kuantitatif bertumpu pada pengumpulan data berupa angka hasil pengukuran, karena itu data yang terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditafsirkan dengan baik penggunaan data kuantitatif pada dasarnya diperlukan untuk memperoleh ketetapan relatif yang lebih mendekati dengan eksak.

Adapun alasan menggunakan desain kuantitatif dalam penelitian ini adalah untuk menguji teori secara deduksi berdasarkan pengetahuan yang sudah

ada dengan membandingkan data yang seharusnya akan muncul apabila teori itu memang benar.

Sedangkan masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan keaktifan belajar siswa sesudah dan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada mata pelajaran ekonomi kelas X di MA As’saidiyah NW Tempos Daye”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, salah satu faktor penting adalah menentukan sampel penelitian, maka terlebih dahulu harus ditentukan populasi atau objek penelitian.

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah “wilayah generalisis yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”, sedangkan pendapat lain mengatakan “populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan tumbuhan, gejala, nilali tes, atau pristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.57

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti atau seluruh individu yang mendukung setiap gejala yang timbul.

57 Subana, Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan, (Pusaka Setia, Bandung, 2000) h. 24

80

Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh siswa kelas X MA As’saidiyah NW Tempos Daye yaitu dengan jumlah 18 orang siswa.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data”. Selanjutnya Sugiono menyatakan “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.58

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, maka yang dimaksud dengan instrumen penelitian yaitu alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data.

Alat bantu tersebut dapat berupa angket, tes, skala bertingkat, pedoman wawancara, pedoman observasi dan check list.

Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian.

1. Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

Ada beberapa angket yang sering digunakan adalah sebagai berikut : a. Angket berstruktur

dalam angket berstruktur, jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya (pertanyaan bersifat tertutup).

58Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Alfabet, Bandung, 2012) h. 102

b. Angket tak berstruktur

pada angket ini, pertanyaan diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Jadi responden dibarikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan menurut pendapatnya sendiri59.

Jadi, dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket berstruktur, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya, siswa tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan seperti yang terlampir pada lampiran 2. Angket dalam penelitian ini disebarkan kepada siswa kelas X MA As’saidiyah NW Tempos Daye pada mata pelajaran ekonomi yang menjadi sampel penelitian.

2. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal atau variabel yang bersifat catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Adapun jenis pedoman dokumentasi yakni pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya dan pedoman dokumentasi yang berbentuk check list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti tinggal memilih tanda atau tali setiap permunculan gejala yang dimaksud.

Dalam penelitian ini, untuk metode dokumentasi instrumennya adalah pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar yang berisikan data tentang keadaan jumlah para siswa maupun guru, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi dan letak geografis MA As’saidiyah NW

59Subana, Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan, (Pusaka Setia, Bandung, 2000) h. 31

82

Tempos Daye Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, seperti yang terlampir pada lampiran 4.

3. Pedoman Wawancara

Dalam bukunya Suharsimi Arikunto yang berjudul prosedur penelitian suatu pendekatan praktik mengatakan instrumen interview (wawancara) adalah pedoman wawancara. Interview atau wawancara disebut juga dengan quesioner lisan metode interview. Menurut Margono interview adalah Alat pengumpulan data dan informasi (Interviewer) serta sumber Informasi. Sedangkan metode interview menurut Hadi dalam margono adalah suatu metode untuk mengumpulkan data dengan jalan Tanya jawab sepihak dilakukan dengan sistematis dengan berlandaskan pada tiga tujuan peneliti60.

Adapun pedoman wawancara dibedakan atas :

a. Pedoman wawancara tidak berstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang ditanyakan. Kreativitas pewawancara sangat diperlukan.

b. Pedoman wawancara semi struktur. Dalam hal ini interview menanyakan sederetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini untuk istrumen interview penulis menggunakan pedoman wawancara semi struktur untuk mendapatkan data tentang pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan media kartu dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di MA As’saidiyah NW Tempos Daye. Adapun hal-

60 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Rineka Cipta, Jakarta, 2004) h.139

hal yang berkaitan dengan penelitian yang tidak terekam oleh metode lain seperti terlampir pada lampiran 3.

4. Pedoman Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang di teliti, sedangkan menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiono mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks” suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologi.

Dari kedua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap subjek yang diteliti. Secara umum observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperanserta (participant observation- observation) dan observasi non partisipan.

a. Observasi non partisipan

Dalam orservasi non partisipasian peneliti tidak terlibat dengan aktivitas orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat idependen.

b. Observasi berperan serta (participant observation)

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan untuk mengetahui data tentang keadaan lingkungan di sekitar sekolah MA As’saidiyah NW Tempos Daye seperti terlampir pada lampiran 5.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data diperlukan beberapa macam metode yang sesuai dengan rancangan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode

84

penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Dari pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian, sehingga obyek penelitian dapat ditemukan atau dibuktikan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, metode dokumentasi, metode wawancara dan metode observasi.

Dalam dokumen SKRIPSI SUHAIMI - etheses UIN Mataram (Halaman 89-100)