• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Berpikir Komputasi

Dalam dokumen analisis kemampuan berpikir komputasi (Halaman 30-35)

KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

1. Kemampuan Berpikir Komputasi

Kemampuan merupakan kesanggupan atau kekuatan yang di dalamnya mengandung kecapakan untuk menyelesaikan sesuatu yang biasanya setiap manusia memilikinya.6 Kemampuan juga didefinisikan sebagai talenta yang dimiliki oleh seseorang semenjak lahir yang dipupuk dengan pengalaman. Baik kemampuan fisik atau kemampuan intelektual.7 Menurut Donald dalam Sardiman kemampuan dapat berkembang akibat adanya perubahan energi yang didahului oleh rangsang terhadap akhir dari sebuah tujuan pada pikiran seseorang.8

Berpikir menurut Edward De Bono mendefinisikan bahwa berpikir membutuhkan aspek kecerdasan dari diri seseorang dan pengalamannya

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diakses pada tanggal 15 Mei 2022

7 Soehardi, 2003. Esensi Perilalu Organisasional. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta;

8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009).

1 2 3 4

4. Sofia Nurul Hikmah (2021)

“Hubungan Kecerdasan Numerik dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP”

Kemampuan numerik

 Instrumen tes soal Higher Order Thinking Skill

 Fokus penelitian pada kemampuan berpikir komputasi

 Metode penelitian kualitatif 5. Belidus Gunur, dkk (2018)

“Hubungan Kemampuan

Numerik dengan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di Pedesaan”

Kemampuan numerik

 Instrumen tes soal Higher Order Thinking Skill

 Fokus penelitian pada kemampuan berpikir komputasi

 Metode penelitian kualitatif

yang membutuhkan keterampilan mental individu.9 Menurut Solso berpikir merupakan proses yang menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang komplek antara berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah. Dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah keterampilan yang menghubungkan psikis dan akal dalam memecahkan suatu permasalahan melalui proses menimang, mempertimbangkan, dan memutuskan untuk mendapatkan sebuah solusi.

Menurut sebagian besar siswa kemampuan pemecahan masalah menjadi masalah utama dalam matematika, oleh karena itu cara siswa memecahkan masalah matematika harus diubah untuk meningkatkan matematika siswa pencapaian.10

Kemampuan berpikir komputasi dicetuskan pertama kali oleh Seymour Papert (1996), kemudian pada tahun 2006 dipopulerkan oleh Jeanette Wing.11 Berpikir komputasi dalam aspek matematis diterapkan guna melatih proses berpikir dalam menyelesaikan masalah dengan logis, sistematis dan kreatif sehingga mampu menciptakan solusi dalam suatu sistem yang dapat digeneralisasikan dan dapat diimplementasikan

9 Edward de Bono, Revolusi Berpikir. Diterjemahkan oleh Ida Sitompul dan Fahmy Yamani.

(Bandung: Kaifa, 2007), h. 221.

10 A. M. Annizar and others, ‘Problem Solving Analysis of Rational Inequality Based on IDEAL Model’, Journal of Physics: Conference Series, 1465.1 (2020) <https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1465/1/012033>.

11Valentina Dagiene and Sue Setance, “It’s ! Bebras Task in the Curriculum”, A. Brodnik and F. Tort (Eds.): ISSEP 2016, LNCS 9973, pp. 28–39, (2016), h. 29

17

kembali.12 Kemampuan komputasi dalam ranah berpikir matematika yaitu kemampuan berpikir untuk memformulasikan masalah dalam bentuk komputasi.13 artinya berpikir komputasi dalam matematika memfokuskan pada menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan algoritma berpikir.14 Berpikir komputasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian pola pemikiran yang mencakup memahami masalah dengan gambaran yang sesuai melalui kegiatan bernalar sehingga mampu mengembangkan penyelesaian otomatis.15

Kemampuan berpikir komputasi tidak hanya terfokus pada komputer namun juga bagaimana seorang dalam menentukan cara dalam menyelesaikan suatu permasalan matematis yang sesuai dengan kaidah- kaidah berpikir komputasi. Shai Simonson berpendapat bahwasanya teori komputasi juga merupakan program pengenalan mengenai informasi apa yang dapat kita hitung untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.16 Pada dasarnya, berpikir komputasi merupakan bagian dari kemampuan pemecahan masalah, namun berpikir komputasi lebih menekankan untuk berpikir memecahkan masalah dengan logika kita.

Berpikir komputasi meliputi dua langkah besar, yakni proses berpikir

12 Arif Djunaidi and Siti Dawiyah Farichah, ‘Categorization Of Students’ Systemic Thinking In Solving A Decision Making Problem’, Journal of Positive School Psychology, 2022.8 (2022), 6497–

6508 <http://journalppw.com>.

13 Wing, J.M. (2006). Computational Thinking, Communications of the ACM, 49 (3), 33-35.

Diambildari:https://www.microsoft.com/enus/research/wpcontent/uploads/2012/08/Jeannette_W ing.

14 Cahdriyana and Richardo.

15 Tak Yeon Lee, “CTArcade: Computational Thinking with Games in School Age Children”, International Journal of Child-Computer Interaction 2 (2014) , h. 1.

16 Shai Simonson. Theory of Computation. (Online), tersedia : http://www.aduni.org/courses/the ory/courseware/lect_notes/Lecture _Notes.pdf, diunduh 15 Mei 2022

nalar (reasoning) yang diikuti dengan pengambilan keputusan atau pemecahan masalah (problem solving). 17 Berikut disajikan perbedaaan dari problem solving dan computational thinking.

Tabel 2.2

Perbedaan Indikator Pemecahan Masalah dan Berpikir Komputasi Problem Solving Computational Thinking

Melihat Dekomposisi

Plan/ Rencana Pengenalan Pola

Do/ melakukan  Berpikir algoritma

 Generalisasi dan abstraksi pola

Mengecek kembali -

Sumber : Matindas dalam Imroatul mufidah, (2018)

Berpikir komputasi yang dikembangkan oleh CSTA (Computer Science Teachers Assosiation) dan ISTE (International Society for Technology in Education) memuat karakteristik sebagai berikut: 1) menyusun/memformulasi masalah. 2) menganalisis masalah menjadi lebih sederhana. 3) menggambarkan model dan simulasi. 4) membuat langkah-langkah penyelesaian. 5) menentukan kemungkinan penyelesaian dengan mengidentifikasi dan menganalisis, dan menerapkan proses. 6) menggenaralisasikan solusi ke soal-soal lain.

Lebih sederhananya berpikir komputasi terdiri dari 4 bagian yakni dekomposisi, pengenalan pola, berpikir algoritma dan generalisasi serta abstraksi.18 Dekomposisi diartikan sebagai memecah masalah kompleks menjadi sistem yang lebih sederhana sehingga memudahkan dalam proses perancangan penyelesaian, pengenalan pola diartikan sebagai

17 Mufidah.

18 Csizmadia, A., Curzon, P., Dorling, M., Humphreys, S., Ng, T., Selby, C., & Woollard, J.

(2015). Computational thinking A guide for teachers, Computing at School, h. 8.

19

langkah awal untuk menyelesaikan proses penyelesaian dengan mengenali pola yang ada pada masalah, berpikir algoritma diartikan sebagai cara yang dilakukan berupa langkah-langkah melalui kegiatan berpikir, generalisasi dan abstraksi diartikan sebuah cara untuk memecahkan masalah baru dengan menggunakan informasi yang diperoleh sebelumnya.19 Adapun tabel indikator berpikir komputasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3

Tabel Indikator Kemampuan Komputasi

Indikator Sub Indikator Deskripsi

Dekomposisi Masalah

 Mencatat informasi

Siswa mampu memahami dan mencatat, infromasi pada soal sehingga menjadi infromasi yang lebih sederhana

 Menyebutkan dan

mengurutkan informasi.

Siswa mampu mengurutkan, informasi yang menjadi point terarah.

Pengenalan Pola

 Pengenalan pola. Siswa mampu mengenali pola, ciri dan karakteristik soal.

 Menyajikan pola penyelesaian.

Siswa mampu menyajikan infromasi kedalam pola menjadi sebuah rancangan.

Berpikir Algoritma

 mendeskripsikan pola.

Siswa mampu mendeskripsikan pola menjadi acuan-acuan umum.

 berpikir algoritma.

Siswa mampu membuat penyelesaian melalui proses berpikir algoritma.

Generalisasi dan

Abstraksi

Menarik kesimpulan dan mengambil keputusan.

Siswa mampu membuat makna dari data yang telah ditemukan serta implikasinya.

Dan menarik kesimpulan sebagai keputusan akhir dari proses penyelesaian soal.

Sumber : Csizmadia dkk dalamImroatul mufidah, (2018)

19 Triana Harmini, Pradipta Annurwanda, and Siti Suprihatiningsih, ‘Computational Thinking Ability Students Based on Gender in Calculus Learning’, AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 9.4 (2020), 977 <https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i4.3160>.

Kemampuan berpikir komputasi memiliki tujuan utama yakni diharapkan dapat membuat siswa mengambil keputusan dengan percaya diri menggunakan kemampuan berpikir dalam setiap situasi yang menyulitkan baik dalam permasalahan matematika yang diberikan.

berpikir komputasi juga diharapkan menjadi alternatif proses berpikir dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dengan berbagai cara sederhana.20 Proses berpikir komputasi tidak hanya menjadi kemampuan berpikir yang berguna tapi juga menjadi kemampuan berpikir yang sangat dibutuhkan untuk memilah dan memecah permasalahan menjadi bagaian yang lebih kecil dan sederhana dengan peran dan fungsinya secara praktis. Proses berpikir komputasi merupakan turunan dan hasil pengembangan dari kemampuan berpikir yang biasa kita tahu yaitu dengan cara mencari alternatif penyelesaian dari permasalahan yang ada dengan mencari langkah, model, ataupun strategi yang paling tepat dan efisien yang sesuai dengan tujuan utama berpikir komputasi itu sendiri.

Dalam dokumen analisis kemampuan berpikir komputasi (Halaman 30-35)