• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

B. Kerangka Berfikir

dengan db = 44 pada taraf signifikan 5% adalah 2,021. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel

(23,47 > 2,021). Ada perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa model kooperatif make a match berbantu media benda asli berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.38

Perbedaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah berupa variabel terikat yang digunakan. Peneliti terdahulu lebih menekankan pada hasil belajar saja, sedangkan peneliti menggunakan lebih menakankan pada keaktifan dan hasil belajar.

Selain itu penelitian terdahulu menggunakan bantuan media, sedangkan peneliti tidak menggunakan bantuan media.

menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu yang telah ditentuka diberikan poin. Dengan model pembelajaran make a match ini diharapakan dapat membangkitkan keaktif siswa dalam belajar dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, serta melibatkan kerjasama antara siswa pemegang kartu soal dengan siswa pemegang kartu jawaban.

Dari pemaparan diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe make a match ini besar kemungkinan dapat mempengaruhi keaktifan belajar matematika siswa.

2. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match ini diharapkan mampu membuat suasana belajar yang menyenagkan dan dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar, dengan cara mencari kartu- kartu pasangan. Kartu-kartu pasangan tersebut terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban. Pembelajaran dengan make a match dimulai ketika siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang dimiliki sebelum batas waktu yang telah ditentukan, siswa yang berhasil menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu yang telah ditentuka diberikan poin. Dengan adanya pemberian poin pada siswa yang menemukan pasangan kartu sebelum batas waktu yang telah ditentukan membuat seluruh siswa berusaha maksimal dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari.

Sehingga dapat membuat hasil belajar siswa lebih maksimal.

Dari pemaparan diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe make a match ini besar kemungkinan dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

C. Hopotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran). Pernyataan atau dugaan tersebut disebut proposisi. 39 Jadi hipotesi dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lembar Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lembar Tahun Pelajaran 2018/2019.

39Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: PT BUMI AKSARA, 2004), h. 31.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian eksperimen yaitu peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen digunakan untuk melihat sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu, sehingga eksperimen dimaksudkan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.40

Adapun pendekatan yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma post positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.41Dalam pengujian hipotesis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif karena ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match tehadap keaktifan dan hasil belajar matematika.

40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 3.

41 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 28.

32

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa populasi merupakan sekumpulan obyek yang akan diteliti sebagai sasaran dalam memperoleh data. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lembar.

Tabel 3.1

Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembar No Kelas Julah Siswa

1 VIII A 27

2 VIII B 25

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sample dapat didefinisikan sebagai anggota yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.42 Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling.

42 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisi Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2010), h. 66.

Teknik Purposive Sampling merupaka teknik pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu. 43

Adapun yang menjadi populasi penelitian yaitu kelas VIII SMP Negeri 2 Lembar. Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling, maka peneliti memilih kelas VIII A yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2019. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembar, kec.

Lembar Lombok Barat.

Alasan peneliti memeilih sekolah ini adalah karena sekolah ini merupakan sekolah dimana peneliti bersekolah dulu. Jadi jalinan komunikasi dengan sekolah ini akan berjalan dengan baik karena selain peneliti sudah mengenali sekolah ini, guru-guru di sekolah ini juga sangat ramah-ramah.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.44 Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu

43 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 124.

44Ibid., h. 61.

1. Variabel bebas (independent): Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Makae A Match.

2. Variabel terikat (Dependent): Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Matematika.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitianPost-Tes Only ControlDesain. Desain ini merupakan desain paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (True eksperimental design). Dalam desain initerdapat dua kelompok, kedua kelompokdiberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya.45 Kedua kelompok tersebut tidak diberikan pra uji (pre-test) tetapi hanya akan diberikan pasca uji (post-test). Karena penelitian ini dilakukan pada dua kelas sesuai dengan pernyataan yang di atas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.46

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah47. Suatu instrumen dikatakaan valid jika instrumen yang digunakan

45Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 107

46 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 70.

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., h. 136.

dapat mengukur apa yang hendak diukur.48 Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperulkan ketika penelitian sudah sampai pada langkah pengumpulan informasi di lapangan.49 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen observasi dan tes.

Instrumen observasi dan tes ini dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen, yang diperoleh dari beberapa orang ahli diantaranya terdiri dari dua orang dosen matematika yang ahli dibidangnya. Validaor ahli tersebut akan menentukan apakah instrumen lembar observasi dan soal yang dibuat layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrumen observasi dan tes. Setelah dilakukan konsultasi, lembar observasi dan soal dinyatakan valid oleh validator ahli selanjutnya lembar observasi dan soal siap digunakan sebagai intrumen observasi dan tes.

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui pengamatan indrawi, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung ditempat penelitian.50 Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

48 Prof. Sukardi, Ph.D., Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT Bumi Aksara. 2003), h. 121.

49 Ibid, h. 75.

50Ivony Erniwaty, β€œObservasi, Wawancara dan Tesβ€œ, dalam http://ivony- erniwaty.blogspot.com/2011/08/observasi-wawancara-dan-tes.html?m=1, diakses tanggal 20 Desember 2019, pukul 08:09.

terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya.51Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifa siswa dalam proses pembelajaran matematika.

2. Tes

Alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.52 Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes tertulis, pada tes yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan tes dalam bentuk uraian dengan 5 soal. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

3. Pengamatan Rancangan Pembelajaran

Pengamatan yang dimaksud oleh peneliti adalah pengamatan mengenai keberhasilan penggunaan model pembeajaran yang digunakan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengamatan ini dilakukan oleh observer atau guru pada saat peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

51Sugiyono, Metode..., h. 205.

52 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., h. 223.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dianalisis dari lembar pengematan keterlaksanaan RPP berdasarkan perhitungan presentase sebagai berikut:

Presentase keterlaksanaan RPP = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘ π‘Žπ‘›π‘Ž

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Žπ‘Žπ‘› Γ— 100%

Nilai 1 diberikan apabila tanda (√) pada lembar pengamatan keterlaksanaan RPP diberikan pada kolom β€œYa”, sedangkan nilai 0 diberikan pada tanda (√)diberikan pada kolom β€œTidak”.53

Data mentah yang diperoleh tersebut dideskripsikan dengan rumusan menurut Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Keterlaksanaan RPP

Kategori Keterlaksanaan RPP Interpretasi Amat Baik 90 < π‘₯ ≀ 100

Baik 80 < π‘₯ ≀ 90

Cukup 70 < π‘₯ ≀ 80

Kurang π‘₯ < 70

53 Chintya Kurniawati, β€œPengaruh Keaktifan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada Topik Bahasan Operasi Aljabar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Tahun Ajaran 2016/2017, (Skripsi, Pogram Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta, 2017), h. 60.

2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistika apa yang akan dipakai dalam penganalisaan selanjutnya. Asumsi normalitas senantiasa disertakan dalam penelitian pendidikaan karena erat kaitannya dengan sifat dari subyek/ obyek penelitian. Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu penelitian ternyata diketahui tidak normal, hal itu bukan berarti harus berhenti penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistic nonparametric apabila data tidak berdistribusi normal. 54

Tes normalitas dengan rumus chi squere. Rumusnya adalah:

πœ’ = βˆ‘ (𝑂𝑖 βˆ’ 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖 Dengan Oi = Frekuensi Observasi

Ei = Frekuensi Ekpektasi ( Harapan) Kriteria Pengujian Normalitas:

Jika Ο‡2hitung > Ο‡2tabel berarti hipotesis nihil (HO) ditolak, artinya data berdistribusi tidak normal. Jika Ο‡2hitung < Ο‡2tabel berarti hipotesis nihil (HO) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

54 Alfira Mulya astuti, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016), h. 61-63.

b. Uji Homogenitas

Homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas menggunakan uji F untuk varian sampel, data test sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang persamaannya sebagai berikut:

πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” =π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘›π‘  π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘’π‘π‘–π‘™

yang memiliki distribusi Snedecor F dengan derajat kebebasan (𝑛1βˆ’ 1, 𝑛2βˆ’ 1) dengan asumsi hipotesis nol benar (data homogeny). Derajat kebebasan 𝑛1βˆ’ 1 disebut derajat kebebasan pembilang, dan derajat kebebasan 𝑛2βˆ’ 1 disebut derajat kebebasan penyebut.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Data dikatakan homogen apabila π‘­π’‰π’Šπ’•π’–π’π’ˆ< 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

Dan dikatakan tidak homogen apabila π‘­π’‰π’Šπ’•π’–π’π’ˆβ‰₯ 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍.55

Uji homogenitas sample tersebut digunakan untuk membuktikan bahwa perbandingan keaktifan dan hasil belajar siswa benar-benar dipengaruhi oleh metode yang telah digunakan dan bukan dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam peneitian ini adalah Analisis Komparasi. Analisis Komparasi merupakan analisis yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel apakah terdapat perbedaan atau tidak.

Hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah:

55Ibid, h. 63-64.

H0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

Ha = Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis statistik adalah:

a. Separated Varian

𝑑 = π‘₯ Μ…1 βˆ’ π‘₯ Μ…2

βˆšπ‘†π‘›121+ 𝑆𝑛222

Keterangan:

π‘₯ Μ…1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen π‘₯ Μ…2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol 𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol b. Pooled Varian

𝑑 = π‘₯ Μ…1 βˆ’ π‘₯ Μ…2

√(𝑛1βˆ’ 1)𝑠12+ (𝑛1βˆ’ 2)𝑠22

𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2 ( 1𝑛1+ 1𝑛2) Keterangan:

π‘₯ Μ…1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen π‘₯ Μ…2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol

𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelas kontro56 Berikut pedoman penggunaan rumus.

a. Apabila didapatkan varians yang tidak homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen tidak sama dengan kelas control maka menggunakan rumus separated varians. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

b. Apabila didapatkan varians homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol maka menggunakan rumus pooled varians. Derajat kebebasannya (dk) =n1 + n2 -2.57

Kriteria Pengujian adalah :

a. Jika thitung β‰₯ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

b. Jika thitungΛ‚ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

56 Ibid, h. 101.

57Ibid, h. 101-102.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang deskripsi kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran make a match dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dari pertemuan 1 – 2

a. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 1 sampai 2.

1) Pertemuan Pertama (3 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang model pembelajaran make a match yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini serta langkah-langkah pembelajaran make a match.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menjelaskan konsep pembelajaran mengenai materi Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku serta memaparkan contoh Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku dan peneliti menyiapkan beberapa kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku.

Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu, kelompok A

43

dan kelompok B kedua kelompok diminta untuk saling berhadapan.

Setelah kedua kelompok dibagi peneliti membagikan kartu soal dan jawaban kepada kedua kelompok tersebut, kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban. Setelah siswa menerima kartu, peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mencari setiap kartu pasangan yang dimiliki. Sebelum permainan mencari pasangan kartu dimulai, peneliti terlebih dahulu menyampaikan batas waktu yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti mengintruksikan untuk memulai permainan mencari pasangan kartu.

Setelah batas waktu yang ditetapkan habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang telah ditetapkan diberi poin, bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta untuk kumpul tersendiri. Peneliti memanggil setiap siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang dimilikinya untuk di presentasikan, siswa yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan apakah pasangan kartu tersebut cocok atau tidak.

Selanjutnya peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang telah di sampaikan siswa.

Peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah di pelajarai mengenai bentuk aljabar dan menghimbau kepada semua siswa untuk mempelajari materi operasi hitung bentuk aljabardi rumah yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Peneliti

menutup proses pembelajaran dengan bersama-sama berdoa dan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan operasi hitung bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menjelaskan konsep pembelajaran mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar serta memaparkan contoh operasi hitung bentuk aljabar dan peneliti menyiapkan beberapa kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang operasi hitung bentuk aljabar. Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu, kelompok A dan kelompok B kedua kelompok diminta untuk saling berhadapan. Setelah kedua kelompok dibagi peneliti membagikan kartu soal dan jawaban kepada kedua kelompok tersebut, kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban. Setelah siswa menerima kartu, peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mencari setiap kartu pasangan yang dimiliki. Sebelum permainan mencari pasangan kartu dimulai, peneliti terlebih dahulu menyampaikan batas waktu yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti mengintruksikan untuk memulai permainan mencari pasangan kartu. Setelah batas waktu yang

ditetapkan habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang telah ditetapkandiberi poin, bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta untuk kumpul tersendiri. Peneliti memanggil setiap siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang dimilikinya untuk di presentasikan, siswa yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan apakah pasangan kartu tersebut cocok atau tidak. Selanjutnya peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang telah di sampaikan siswa.

Peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah di pelajarai mengenai operasi hitung bentuk aljabar dan menghimbau kepada semua siswa untuk mempelajari materi yang telah di ajarkan untuk kembali di pelajari di rumah, karena pada pertemuan berikutnya akan dilakukan tes. Peneliti menutup proses pembelajaran dengan bersama-sama berdoa dan mengucapkan salam.

b. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 sampai 2.

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti mengabsen siswa serta memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai materi Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku serta memberikan contoh tentang Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku tersebut dengan jelas.

Peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang materi yang mereka belum pahami. Setelah itu peneliti memberikan contoh soal dan menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai soal latihan siswa.

Kegiatan selanjutnya, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi bentuk aljabar dan menghimbau kepada seluruh siswa untuk belajar menganai materi operasi hitung bentuk aljabar di rumah yang akan di pelajarai pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua (3 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti mengabsen siswa serta memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan operasi hitung bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar serta memberikan contoh tentang operasi hitung bentuk aljabar tersebut dengan jelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang materi yang mereka belum pahami. Setelah itu peneliti memberikan contoh soal

dan menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai soal latihan siswa.

Kegiatan selanjutnya, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar dan menghimbau kepada seluruh siswa untuk belajar menganai materi yang telah diajarkan untuk dipelajari di rumah karena pada pertemuan berikutnya akan akan dilakukan tes.

2. Deskripsi Data

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dilakukan pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran oleh guru matematika pada kelas tersebut, sehingga diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Keterlaksanaan RPP Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pengamat 13 12

Skor Terlaksana 15 14

Skor Maksimal 17 16

dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama skor keterlaksanaan RPP diperoleh sebesar 15 dari skor maksimal 17, sedangkan pada pertemuan kedua skor keterlaksanaan RPP diperoleh sebesar 14 dari skor maksimal 16.

1) Statistik

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match terlaksana dengan presentase keterlaksanaan sebesar 87,86%. Presentase

keterlaksanaan RPP diperoleh dari rumus = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘™π‘Žπ‘˜π‘ π‘Žπ‘›π‘Ž π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Žπ‘Žπ‘› Γ— 100%

b. Data Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang bertujuan untuk mengukur keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi siswa diisi oleh observer saat mengamati kegiatan belajar siswa di dalam kelas pada saat peneliti mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.2

Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen (n = 27)

No NIS Nama Skor

1 1563 ADRIAN RAFAEL 52

2 1565 ANDIS 58

3 1566 AULIA YAKTIANI 59

4 1567 BOHRI 54

5 1568 DIAN LESTARI 61

6 1569 DIANTI 55

7 1570 DIKA LESTARI 63

8 1573 ERIK 61

9 1575 FAISAL JINANI 53

10 1580 LINDA APRIANA 69

11 1586 MARTIANI ANDINI 67

12 1587 MAWARDI 64

13 1588 MITA SUPIANI 58

14 1591 MUHAMAD FEBRIAN 43

Dokumen terkait