• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dianalisis dari lembar pengematan keterlaksanaan RPP berdasarkan perhitungan presentase sebagai berikut:

Presentase keterlaksanaan RPP = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 100%

Nilai 1 diberikan apabila tanda (√) pada lembar pengamatan keterlaksanaan RPP diberikan pada kolom “Ya”, sedangkan nilai 0 diberikan pada tanda (√)diberikan pada kolom “Tidak”.53

Data mentah yang diperoleh tersebut dideskripsikan dengan rumusan menurut Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Keterlaksanaan RPP

Kategori Keterlaksanaan RPP Interpretasi Amat Baik 90 < 𝑥 ≤ 100

Baik 80 < 𝑥 ≤ 90

Cukup 70 < 𝑥 ≤ 80

Kurang 𝑥 < 70

53 Chintya Kurniawati, “Pengaruh Keaktifan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada Topik Bahasan Operasi Aljabar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Tahun Ajaran 2016/2017, (Skripsi, Pogram Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta, 2017), h. 60.

2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistika apa yang akan dipakai dalam penganalisaan selanjutnya. Asumsi normalitas senantiasa disertakan dalam penelitian pendidikaan karena erat kaitannya dengan sifat dari subyek/ obyek penelitian. Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu penelitian ternyata diketahui tidak normal, hal itu bukan berarti harus berhenti penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistic nonparametric apabila data tidak berdistribusi normal. 54

Tes normalitas dengan rumus chi squere. Rumusnya adalah:

𝜒 = (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖 Dengan Oi = Frekuensi Observasi

Ei = Frekuensi Ekpektasi ( Harapan) Kriteria Pengujian Normalitas:

Jika χ2hitung > χ2tabel berarti hipotesis nihil (HO) ditolak, artinya data berdistribusi tidak normal. Jika χ2hitung < χ2tabel berarti hipotesis nihil (HO) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

54 Alfira Mulya astuti, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016), h. 61-63.

b. Uji Homogenitas

Homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas menggunakan uji F untuk varian sampel, data test sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang persamaannya sebagai berikut:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

yang memiliki distribusi Snedecor F dengan derajat kebebasan (𝑛1− 1, 𝑛2− 1) dengan asumsi hipotesis nol benar (data homogeny). Derajat kebebasan 𝑛1− 1 disebut derajat kebebasan pembilang, dan derajat kebebasan 𝑛2− 1 disebut derajat kebebasan penyebut.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Data dikatakan homogen apabila 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈< 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

Dan dikatakan tidak homogen apabila 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈≥ 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍.55

Uji homogenitas sample tersebut digunakan untuk membuktikan bahwa perbandingan keaktifan dan hasil belajar siswa benar-benar dipengaruhi oleh metode yang telah digunakan dan bukan dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam peneitian ini adalah Analisis Komparasi. Analisis Komparasi merupakan analisis yang digunakan untuk membandingkan antara dua variabel apakah terdapat perbedaan atau tidak.

Hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah:

55Ibid, h. 63-64.

H0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

Ha = Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis statistik adalah:

a. Separated Varian

𝑡 = 𝑥 ̅1 − 𝑥 ̅2

√𝑆𝑛121+ 𝑆𝑛222

Keterangan:

𝑥 ̅1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen 𝑥 ̅2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol 𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol b. Pooled Varian

𝑡 = 𝑥 ̅1 − 𝑥 ̅2

√(𝑛1− 1)𝑠12+ (𝑛1− 2)𝑠22

𝑛1 + 𝑛2 − 2 ( 1𝑛1+ 1𝑛2) Keterangan:

𝑥 ̅1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen 𝑥 ̅2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol

𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelas kontro56 Berikut pedoman penggunaan rumus.

a. Apabila didapatkan varians yang tidak homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen tidak sama dengan kelas control maka menggunakan rumus separated varians. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 -1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

b. Apabila didapatkan varians homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol maka menggunakan rumus pooled varians. Derajat kebebasannya (dk) =n1 + n2 -2.57

Kriteria Pengujian adalah :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

b. Jika thitung˂ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

56 Ibid, h. 101.

57Ibid, h. 101-102.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang deskripsi kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran make a match dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dari pertemuan 1 – 2

a. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 1 sampai 2.

1) Pertemuan Pertama (3 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang model pembelajaran make a match yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini serta langkah-langkah pembelajaran make a match.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menjelaskan konsep pembelajaran mengenai materi Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku serta memaparkan contoh Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku dan peneliti menyiapkan beberapa kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku.

Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu, kelompok A

43

dan kelompok B kedua kelompok diminta untuk saling berhadapan.

Setelah kedua kelompok dibagi peneliti membagikan kartu soal dan jawaban kepada kedua kelompok tersebut, kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban. Setelah siswa menerima kartu, peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mencari setiap kartu pasangan yang dimiliki. Sebelum permainan mencari pasangan kartu dimulai, peneliti terlebih dahulu menyampaikan batas waktu yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti mengintruksikan untuk memulai permainan mencari pasangan kartu.

Setelah batas waktu yang ditetapkan habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang telah ditetapkan diberi poin, bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta untuk kumpul tersendiri. Peneliti memanggil setiap siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang dimilikinya untuk di presentasikan, siswa yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan apakah pasangan kartu tersebut cocok atau tidak.

Selanjutnya peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang telah di sampaikan siswa.

Peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah di pelajarai mengenai bentuk aljabar dan menghimbau kepada semua siswa untuk mempelajari materi operasi hitung bentuk aljabardi rumah yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Peneliti

menutup proses pembelajaran dengan bersama-sama berdoa dan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan operasi hitung bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menjelaskan konsep pembelajaran mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar serta memaparkan contoh operasi hitung bentuk aljabar dan peneliti menyiapkan beberapa kartu soal dan jawaban yang berisi materi tentang operasi hitung bentuk aljabar. Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu, kelompok A dan kelompok B kedua kelompok diminta untuk saling berhadapan. Setelah kedua kelompok dibagi peneliti membagikan kartu soal dan jawaban kepada kedua kelompok tersebut, kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban. Setelah siswa menerima kartu, peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mencari setiap kartu pasangan yang dimiliki. Sebelum permainan mencari pasangan kartu dimulai, peneliti terlebih dahulu menyampaikan batas waktu yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti mengintruksikan untuk memulai permainan mencari pasangan kartu. Setelah batas waktu yang

ditetapkan habis, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang telah ditetapkandiberi poin, bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta untuk kumpul tersendiri. Peneliti memanggil setiap siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang dimilikinya untuk di presentasikan, siswa yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan apakah pasangan kartu tersebut cocok atau tidak. Selanjutnya peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang telah di sampaikan siswa.

Peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah di pelajarai mengenai operasi hitung bentuk aljabar dan menghimbau kepada semua siswa untuk mempelajari materi yang telah di ajarkan untuk kembali di pelajari di rumah, karena pada pertemuan berikutnya akan dilakukan tes. Peneliti menutup proses pembelajaran dengan bersama-sama berdoa dan mengucapkan salam.

b. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 sampai 2.

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti mengabsen siswa serta memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai materi Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku serta memberikan contoh tentang Variabel, Konstanta, Koefisien, dan Suku tersebut dengan jelas.

Peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang materi yang mereka belum pahami. Setelah itu peneliti memberikan contoh soal dan menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai soal latihan siswa.

Kegiatan selanjutnya, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi bentuk aljabar dan menghimbau kepada seluruh siswa untuk belajar menganai materi operasi hitung bentuk aljabar di rumah yang akan di pelajarai pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua (3 x 45 menit)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, selanjutnya peneliti mengabsen siswa serta memberikan motivasi dan bertanya tentang materi yang berkaitan dengan operasi hitung bentuk aljabar yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar serta memberikan contoh tentang operasi hitung bentuk aljabar tersebut dengan jelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang materi yang mereka belum pahami. Setelah itu peneliti memberikan contoh soal

dan menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis. Selanjutnya peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai soal latihan siswa.

Kegiatan selanjutnya, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi operasi hitung bentuk aljabar dan menghimbau kepada seluruh siswa untuk belajar menganai materi yang telah diajarkan untuk dipelajari di rumah karena pada pertemuan berikutnya akan akan dilakukan tes.

2. Deskripsi Data

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dilakukan pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran oleh guru matematika pada kelas tersebut, sehingga diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Keterlaksanaan RPP Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pengamat 13 12

Skor Terlaksana 15 14

Skor Maksimal 17 16

dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama skor keterlaksanaan RPP diperoleh sebesar 15 dari skor maksimal 17, sedangkan pada pertemuan kedua skor keterlaksanaan RPP diperoleh sebesar 14 dari skor maksimal 16.

1) Statistik

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match terlaksana dengan presentase keterlaksanaan sebesar 87,86%. Presentase

keterlaksanaan RPP diperoleh dari rumus = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 100%

b. Data Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang bertujuan untuk mengukur keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi siswa diisi oleh observer saat mengamati kegiatan belajar siswa di dalam kelas pada saat peneliti mengajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.2

Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen (n = 27)

No NIS Nama Skor

1 1563 ADRIAN RAFAEL 52

2 1565 ANDIS 58

3 1566 AULIA YAKTIANI 59

4 1567 BOHRI 54

5 1568 DIAN LESTARI 61

6 1569 DIANTI 55

7 1570 DIKA LESTARI 63

8 1573 ERIK 61

9 1575 FAISAL JINANI 53

10 1580 LINDA APRIANA 69

11 1586 MARTIANI ANDINI 67

12 1587 MAWARDI 64

13 1588 MITA SUPIANI 58

14 1591 MUHAMAD FEBRIAN 43

15 1594 MUSAHAP 48

16 1600 RIZKI ALFENDI 51

17 1601 RISQI JULIYANTI 63

18 1603 SAHDAN HARIS 44

19 1604 SAHRUL AKBAR 55

20 1605 SAIPUL AHYAR 46

21 1606 SARIFUDIN 52

22 1608 SITI MARLIANA 48

23 1609 SITI MASITAH 57

24 1610 SITI MINAAH 44

25 1611 SITI SOLEHA 53

26 1612 SOFIA AULIA 53

27 1620 HENI RAHMAWATI 63

Jumlah 1494

Rata-rata 55,92593

Varians 51,9943

2) Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.3

Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Kontrol (n = 25)

No NIS Nama Skor

1 1621 ADITIA PRATAMA 51

2 1622 AHMAD ABDA’I ROTOMY 54

3 1623 DWI PRASTIKA SARI 56

4 1624 ERAWATI 53

5 1625 ERMA SARI 56

6 1626 HAERUNISA 51

7 1627 HAZIZ SAPUTRA 54

8 1628 IZMU IRZAN UBAIDI 55

9 1629 LILIS KARLINA 51

10 1630 M. SAHDAN 57

11 1631 M. ULIL ABSOR 56

12 1633 MUHAMAD AHYE AL KALIMAT 57

13 1634 MUHAMMAD LOFAN 55

14 1635 MUHAMMAD NENDRI 44

15 1636 NABILA MUHARAM 47

16 1637 NOVIANINGGSIH 51

17 1638 REFPI PUJIANI 59

18 1640 RONI ERNANDI 44

19 1641 SITI IRMAWATI 52

20 1642 SOFIYATUN HASANAH 46

21 1643 ULFA SUCIANA 51

22 1644 VERA ADISTI 45

23 1645 WINA KARTINA 55

24 1646 ZASKIA ANANTA SAPUTRI 44

25 1647 INSANI 52

Jumlah 1296

Rata-rata 51,96

Varians 20,04

c. Data Tes Hasil Belajar Siswa

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.4

Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen (n = 27)

No NIS Nama Skor

1 1563 ADRIAN RAFAEL 70

2 1565 ANDIS 80

3 1566 AULIA YAKTIANI 52,5

4 1567 BOHRI 70

5 1568 DIAN LESTARI 32,5

6 1569 DIANTI 67,5

7 1570 DIKA LESTARI 77,5

8 1573 ERIK 35

9 1575 FAISAL JINANI 70

10 1580 LINDA APRIANA 62,5

11 1586 MARTIANI ANDINI 80

12 1587 MAWARDI 70

13 1588 MITA SUPIANI 55

14 1591 MUHAMAD FEBRIAN 55

15 1594 MUSAHAP 70

16 1600 RIZKI ALFENDI 45

17 1601 RISQI JULIYANTI 72,5

18 1603 SAHDAN HARIS 57,5

19 1604 SAHRUL AKBAR 85

20 1605 SAIPUL AHYAR 57,5

21 1606 SARIFUDIN 50

22 1608 SITI MARLIANA 80

23 1609 SITI MASITAH 45

24 1610 SITI MINAAH 22,5

25 1611 SITI SOLEHA 45

26 1612 SOFIA AULIA 80

27 1620 HENI RAHMAWATI 85

Jumlah 1672,5

Rata-rata 63,75926

Varians 277,5071

2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.5

Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol (n = 25)

No NIS Nama Skor

1 1621 ADITIA PRATAMA 42,5

2 1622 AHMAD ABDA’I ROTOMY 57,5

3 1623 DWI PRASTIKA SARI 30

4 1624 ERAWATI 50

5 1625 ERMA SARI 25

6 1626 HAERUNISA 22,5

7 1627 HAZIZ SAPUTRA 45

8 1628 IZMU IRZAN UBAIDI 25

9 1629 LILIS KARLINA 45

10 1630 M. SAHDAN 42,5

11 1631 M. ULIL ABSOR 42,7

12 1633 MUHAMAD AHYE AL KALIMAT 50

13 1634 MUHAMMAD LOFAN 37,5

14 1635 MUHAMMAD NENDRI 35

15 1636 NABILA MUHARAM 52,5

16 1637 NOVIANINGGSIH 62,5

17 1638 REFPI PUJIANI 40

18 1640 RONI ERNANDI 72,5

19 1641 SITI IRMAWATI 50

20 1642 SOFIYATUN HASANAH 15

21 1643 ULFA SUCIANA 32,5

22 1644 VERA ADISTI 62,5

23 1645 WINA KARTINA 45

24 1646 ZASKIA ANANTA SAPUTRI 22,5

25 1647 INSANI 35

Jumlah 1040,2

Rata-rata 41,9

Varians 177,3333

3. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan salah satu syarat utama yang yang digunakan dalam mengolah data hasil penelitian.

Setalah semua data terkumpul dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya yaitu,”pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematuka siswa”. Adapun langkah- langkah yang dilakukan peneliti sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu, uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil uji prasyarat data keaktifan dan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas peneliti menggunakan perhitungan manual, uji normalitas yang digunakan pada data penelitian ini adalah teknik chi kuadrat (x2). Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 10.

Kriteria Pengujian Normalitas:

Jika 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesis nihil (𝐻𝑜) ditolak, artinya data berdistribusi tidak normal. Jika 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesis nihil (𝐻𝑎) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

1) Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.6

Uji Normalitas Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen Kelas

interval

Batas kelas

Z batas kelas

Luas Z table

Ei Oi (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊)𝟐

1 2 3 4 5 6 𝑬𝒊7

42,5 -1,86194

43 – 47 0.0916 2,4732 4 0,942551

47,5 -1,16853

48 – 52 0,1962 5,2974 5 0,016696

52,5 -0,47512

53 – 57 0,2286 6,1722 7 0,111022

57,5 0,128297

58 – 62 0,2708 6,7,3116 5 0,730824

62,5 0,91171

63 – 67 0,1266 3,4182 5 0,731991

67,5 1,605123

68 – 72 0,0438 1,1826 1 0,028194

72,5 2,298536

𝜒2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖

2,56128

𝜒2 hitung = ∑(𝑂𝑖−𝐸𝑖)𝐸𝑖 2 = 2,56128

𝜒2tabel = 7,82 (pada taraf signifikan 0,05 dan n = 27) Kesimpulan:

Karena 𝜒2 hitung = 2,56128 < 𝜒2tabel = 7,82 maka hipotesis nihil (Ha) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

2) Data Keaktifan Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.7

Uji Normalitas Keaktifan Belajar Kelas Kontrol Kelas

interval

Batas kelas

Z batas kelas

Luas Z tabel

Ei Oi (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊)𝟐

1 2 3 4 5 6 𝑬𝒊7

43,5 -1,88982

44 - 46 0,0830 2,075 5 4,123193

46,5 -1,21967

47 - 49 0,1815 4,5375 1 2,757886

49,5 -0,54952

50 - 52 0,2532 6,33 7 0,070916

52,5 0,120627

53 - 55 0,2374 5,935 6 0,000712

55,5 0,790778

56 - 58 0,1427 3,5675 5 0,575208

58,5 1,460928

59 - 61 0,0555 1,3875 1 0,108221

61,5 2,131079

𝜒2

= ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖

7,636136

𝜒2 hitung = ∑(𝑂𝑖−𝐸𝑖)𝐸𝑖 2 = 7,636136

𝜒2tabel = 7,82 (pada taraf signifikan 0,05 dan n = 25) Kesimpulan:

Karena 𝜒2 hitung = 7,636136 <𝜒2tabel = 7,82 maka hipotesis nihil (Ha) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

3) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.8

Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas

interval

Batas kelas

Z batas kelas

Luas Z table

Ei Oi (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊)𝟐

1 2 3 4 5 6 𝑬𝒊7

22 -2,50678 22,5 – 32,5

0,0282 0,7614

2

2,01488 33 -1,84646

33,5 – 43,5 0,0861

2,3247

1

0,75486 44 -1,18613

44,5 – 54,5 0,1825

4,9275

5

0,00107 55 -0,52581

55,5 – 65,5 0,2502

6,7554

5

0,05614 66 0,13451

66,5 – 76,5 0,2335

6,3045

7

0,07673 77 0,794832

77,5 – 87,5 0,1413

3,8151

7

2,6588 88 1,455154

𝜒2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖

5,96248

𝜒2 hitung = ∑(𝑂𝑖−𝐸𝑖)𝐸𝑖 2 = 5,96248

𝜒2tabel = 7,82 (pada taraf signifikan 0,05 dan n = 27) Kesimpulan:

Karena 𝜒2 hitung =5,96248 <𝜒2tabel = 7,82 maka hipotesis nihil (Ha) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

4) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.9

Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Kontrol Kelas

interval

Batas kelas

Z batas kelas

Luas Z table

Ei Oi (𝑶𝒊 − 𝑬𝒊)𝟐

1 2 3 4 5 6 𝑬𝒊7

14,5 -2,05757

15 – 24 0,0766 1,915 3 0,61474

24,5 -1,30663

25 – 34 0,1944 4,86 4 0,15218

34,5 -0,5557

35 – 44 0,2841 7,1025 7 0,00148

44,5 0,195244

45 – 54 0,2511 6,2775 7 0,08316

54,5 0,946183

55 – 64 0,1281 3,2025 3 0,0128

64,5 1,697123

65 – 74 0,0382 0,955 1 0,00212

74,5 2,448062

𝜒2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖

0,86648

𝜒2 hitung = ∑(𝑂𝑖−𝐸𝑖)𝐸𝑖 2 = 0,86648

𝜒2tabel = 7,82 (pada taraf signifikan 0,05 dan n = 25) Kesimpulan:

Karena 𝜒2 hitung =0,86648 <𝜒2tabel = 7,82 maka hipotesis nihil (Ha) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Uji homogenitas sendiri, harus dilakukan untuk mengetahui rumus yang kita gunakan dalam uji hipotesis, karena data yang homogen menggunakan rumus yang berbeda dengan data yang

tidak homogen. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 12.

1) Data Keaktifan Belajar Siswa

Untuk pengujian homogenitas, skor keaktifan siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2 dan kelas kontrol pada tabel 4.3.

Varians nilai keaktifan kelas eksperimen = 51,23077 Varians nilai keaktifan kelas kontrol = 20,39

𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 =51,2307720,39 = 2,512544 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= F (𝛼; dk1; dk2) = F (0,05; 27; 25) = 1,9394

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,512544 sedangkan 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan n = 27 dan 25 dan taraf signifikansi (𝛼) = 5% adalah 1,9394 sehingga 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data tersebut tidak homogen.

2) Data Hasil Belajar Siswa

Untuk pengujian homogenitas, skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4 dan kelas kontrol pada tabel 4.5.

Varians nilai keaktifan kelas eksperimen = 286,6987 Varians nilai keaktifan kelas kontrol = 198,3916 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= varians terbesar

varians terkecil = 286,6987198,3916 =1,445115 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= F (𝛼; dk1; dk2) = F (0,05; 27; 25) = 1,9394

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,445115 sedangkan 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan n = 27 dan 25 dan taraf signifikansi (𝛼) = 5% adalah 1,9394 sehingga 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data tersebut homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan analisis komparasi untuk mengetahui pengaruh moedel pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.

1) Uji Hipotesis Keaktifan Belajar Siswa

Untuk ujian hipotesis keaktifan belajar siswa, skor keaktifan siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2 dan kelas kontrol pada tabel 4.3. Keaktifan belajar siswa akan dicari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol terhadap keaktifan belajar siswa. Karena data keaktifan tidak homogen, maka uji hipotesis untuk keaktifan belajar menggunakan rumus separated varians sebagai berikut.

𝑡 = 𝑥 ̅1− 𝑥 ̅2

√𝑆𝑛121+ 𝑆𝑛222

Keterangan:

x ̅1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen x ̅2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol 𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol Hipotesis:

H0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keakatifan belajar siswa.

Ha = Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keakatifan belajar siswa.

Taraf Signifikan (α) = 0,05

ttabel = 2,06 (pada taraf signifikasi 0,05 dan n1 = 27 dan n2 = 25) Daerah Penolakan: H0 ditolak apabila thitung≥ ttabel

𝑡 = 55,9259351,96

51,994327 + 20,0425

𝑡 = 55,9259351,96

1,925715+ 0,742222 𝑡 = 3,96593

2,667937 𝑡 = 1,6333823,96593 𝑡 = 2,428048

Harga t-hitung tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan harga t- tabel. Digunakan t-tabel pengganti (karena jumlah sample dan varians tidak homogen). Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = n1 – 1 dan dk = n2 – 1 dan.

dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

n1 = 27

dk = 27 – 1 = 26, maka t-tabelnya = 2,056 n2 = 25

dk = 25 – 1 = 24, maka t-tabelnya = 2,064

kemudian selisih kedua harga t-tabel dan dibagi dua 2,064 − 2,056

2 = 0,008

2 = 0,004

Kemudian ditambah dengan harga t-tabel terkecil yaitu : 2,056. Jadi t-tabel penggantinya adalah 2,056 + 0,004 = 2,06

Kesimpulan:

Karena thitung = 2,428048 > ttabel = 2,06 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Jadi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keakatifan belajar siswa.

2) Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

Untuk ujian hipotesis hasil belajar siswa, skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4 dan kelas kontrol pada tabel 4.5. Hasil belajar siswa ini akan dicari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol terhadap

hasil belajar siswa menggunakan rumus pooled varians sebagai berikut.

𝑡 = 𝑥 ̅1− 𝑥 ̅2

√(𝑛1− 1)𝑠12+ (𝑛2− 1)𝑠22

𝑛1 + 𝑛2 − 2 ( 1𝑛1+ 1𝑛2)

Keterangan:

x ̅1 = nilai rata-rata sampel kelas eksperimen x ̅2 = nilai rata-rata sampel kelas kontrol 𝑠12 = variansi sampel kelas eksperimen 𝑠22 = variansi sampel kelas kontrol

n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelas kontrol Hipotesis:

H0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa.

Ha = Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa.

Taraf Signifikan (𝛼) = 0,05

ttabel = 2,08 (pada taraf signifikasi 0,05 dan n1 = 27 dan n2 = 25) Daerah Penolakan: H0 ditolak apabila thitung ≥ ttabel

𝑡 = 63,75926 − 41,9

√(27 − 1)277,5071 + (25 − 1)177,333

27 + 25 − 2 ( 127 + 1 25)

𝑡 = 63,75926 − 41,9

√(26)277,5071 + (24)177,33327 + 25 − 2 (0,077037)

𝑡 = 63,75926 − 41,9

√7215,185 + 4255,99227 + 25 − 2 (0,077037)

𝑡 = 21,85926

√11471,1850 (0,077037)

𝑡 = 21,85926

√229,4235(0,077037) 𝑡 = 21,85926

√17,67411 𝑡 = 21,85926

4,204059 𝑡 = 5,199561 Kesimpulan:

Karena thitung = 5,199561 > ttabel = 2,008 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Jadi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis data keaktifan dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji hipotesis data keaktifan yang dilakukan dengan dk = 27– 1 dan dk = 25– 1 dan. dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil, 𝛼 = 0,05, maka thitung = 2,428048 dan ttabel = 2,06, karena thitung = 2,428048 > ttabel = 2,06 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi

terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap keakatifan belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis data keaktifan matematika siswa, dapat dilihat bahwa keaktifan belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaaran konvensional.

Hal ini disebabkan karena siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih menekankan pada siswa yang mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa mengalami belajar dengan sungguh-sungguh. Selain itu, siswa juga mengalami kegiata yang menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi termotivasi dan terlibat aktif dalam belajar. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional, dimana siswa hanya mendengar apa yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi kurang aktif. Selain itu, siswa juga akan merasa bosan dan tidak termotivasi dalam belajar.

2. Dari hasil uji hipotesis data hasil belajar yang dilakukan dengan dk = n1 + n2 – 2 = 27 + 25 – 2 = 50, 𝛼 = 0,05, maka thitung = 5,199561 dan ttabel = 2,008, karena thitung = 5,199561 > ttabel = 2,008 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Jadi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis data hasil belajar matematika siswa, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih baik daripada hasil

Dokumen terkait