BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hubungan Antar Variabel
12
Sistiyarini Evi dan Sudjarno
Supriyono Eko (2016)
Faktor Internal Dan Eksternal
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia
Alat analisis:
Regresi Linier Berganda
Variabel Independen:
CAR, FDR, NPF, OER, Bank Size,
GDP dan Inflasi Variabel Dependen:
ROA
CAR berpengaruh negatif terhadap ROA.
FDR tidak berpemgaruh terhadap
ROA. NPF tidak berpengaruh terhadap
ROA. OER berpengaruh negatif terhadap ROA. Size berpengaruh negatif.
GDP ttidak berpengaruh terhadap
ROA. Inflasi tidak berpengaruh terhadap
ROA.
13
Sri Windarti Mokoagow dan Misbach Fuady (2016)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia
Metode penelitian:
Kuantitatif Alat Analisis:
Analisis Linier Berganda
Variabel Independen:
CAR, KAP, REO, FDR
dan GWM Variabel Dependen:
ROA
CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. KAP
berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. REO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA. FDR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap ROA. GWM positif tidak signifikan
terhadap ROA.
14
Nurul Mahmudah dan Ririh Sri
Harjanti (2016)
Analisis Capital Adequacy
Ratio, Financing To Deposit Ratio, Non Performing Financing , Dan
Dana Pihak Ketiga Terhadap
tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah periode
2011-2013
Alat Analisis:
Analisis Linier Berganda
Variabel Independen:
CAR, NPF, FDR dan
Variabel DPK Dependen:
ROA
CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. FDR
tidak berpengaruh terhadap ROA. NPF
tidak berpengaruh terhadap ROA. DPK
tidak berpengaruh terhadap ROA.
2.4.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan modal sendiri perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan (Wibowo & Syaichu, 2013).
Rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR) dikarenakan peningkatan ekspansi aset beresiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas (Werdaningtyas, 2002).
Maka semakin tinggi CAR akan semakin tinggi juga profitabilitas Bank Umum Syariah yang diproksikan dengan Return On Asset (Mokoagow & Fuady , 2015). Hal ini dibuktikan oleh penelitian Widati (2012), yang memiliki pengaruh yang positif signfikan terhadap Return On Asset dan didukung oleh penelitian Margaretha dan Zai (2013), Rahmi & Anggraini (2013), Putri (2015), Mokoagow
& Fuady (2015), dan Mahmudah & Harjanti (2016) . Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :
H01 : Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset
Ha1 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset
2.4.2 Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap profitabilitas
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana dan menyalurkan dana kepada nasabah dan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (Riyadi & Yulianto, 2014). Rasio likuiditas ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikannya yang digunakan untuk mengetahui kemampuan likuiditas suatu bank (Mokoagow & Fuady , 2015). Pemberian pembiayaan yang lebih tinggi cenderung menciptakan pendapatan yang lebih besar (Sriyana, 2015). Besar kecilnya rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut (Mokoagow & Fuady , 2015). Semakin banyak dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan, maka jumlah dana yang menganggur akan berkurang dan penghasilan yang diperoleh akan meningkat sehingga rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat dan berdampak pada naiknya profitabilitas bank (Mokoagow & Fuady , 2015). Maka semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) akan berbanding lurus dengan meningkatnya profitabilitas bank syariah. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Nugroho (2011), Sabir et al., (2012), Riyadi & Yulianto (2014) dan Putri (2015) yang menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :
H02 : Financing to Deposit Ratio tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset
Ha2 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset
2.4.3 Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas
Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan yang berpotensi bermasalah yang diberikan oleh bank (Rahmi & Anggraini, 2013). Sesuai dengan PBI No. 15/2/PBI/2013 batas maksimum NPF yang dimiliki oleh bank sebesar 5 %. Apabila Non Performing Financing (NPF) menunjukkan nilai yang rendah diharapkan pendapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, namun sebaliknya apabila nilai Non Performing Financing (NPF) tinggi maka pendapatan akan menurun sehingga laba yang didapat akan turun (Riyadi &
Yulianto, 2014).
Sehingga semakin tinggi rasio Non Performing Financing maka akan semakin buruk kinerja atau profitabilitas perbankan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh negatif pada profitabilitas bank (Adyani, 2011). Hal ini didukung dengan bukti empiris dari hasil penelitian Adyani (2011) , Nugroho (2011), Sriyana (2015) dan Putri (2015) variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :
H03 : Non Performing Financing tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset
Ha3 : Non Performing Financing berpengaruh negatif terhadap Return On Asset
2.4.4 Pengaruh BOPO terhadap profitabilitas bank syariah
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Mokoagow & Fuady , 2015). Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah (Wibowo & Syaichu, 2013). Tingkat BOPO yang tinggi menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya (Rahmi & Anggraini, 2013).
Biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya akan mengurangi laba yang diperoleh (Rahmi & Anggraini, 2013). Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif terhadap profitabilitas bank (Wibowo & Syaichu, 2013). Hal ini didukung dengan bukti empiris dari penelitian Yuliani (2007), Adyani (2011), Nugroho (2011), Saiful et al., (2012), Sabir et al., (2012), Wibowo & Syaichu (2013), Margaretha & Zai (2013), Rahmi & Anggraini (2013), Sriyana (2015), Sistiyarini & Supriyono (2016), dan Mokoagow & Fuady (2015) yang menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang negatif. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :
H04 : BOPO tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset Ha4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset