PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN METODE PIL
4. Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan
- Dapat diminum selama menyusui - Dapat mengontrol pemakaian
- Penghentian dapat dilakukan kapan pun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan - Tidak mengganggu hubungan seksual
- Kesuburan cepat Kembali - Mengurangi nyeri haid
- Mengurangi jumlah perdarahan haid Keterbatasan
- Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama, bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
- Peningkatan/penurunan berat badan 5. Kriteria Kelayakan Medis
Yang boleh menggunakan
Perempuan dengan kondisi berikut bisa dianjurkan untuk menggunakan KPP:
- Sedang menyusui (dapat mulai segera setelah 6 minggu melahirkan) - Telah atau belum memiliki anak
- Menikah atau tidak menikah
- Semua usia, termasuk perempuan yang berusia lebih dari 40 tahun - Baru saja mengalami keguguran, atau kehamilan ektopik
- Merokok, tanpa melihat usia perempuan maupun jumlah rokok yang dihisap - Menderita anemia atau riwayat semian
- Menderita varises vena
- Terkena HIV, sedang atau tidak sedang dalam terapi antiretroviral Yang tidak boleh menggunakan
Perempuan dengan kondisi berikut tidak dianjurkan untuk menggunakan KPP:
- Mengalami penggumpalan darah akut pada vena dalam (trombosis vena dalam) di kaki atau perut
- Menderita kanker payudara lebih dari 5 tahun yang lalu, dan tidak kambuh - Menderita sirosis hati atau tumor hati berat
- Mencerita systemic lupus erythematosus (SLE) dengan antibodi antifosfolipid positif (atau tidak diketahui)
- Sedang dalam terapi barbiturat, carbamazepine, oxcarbazepine, fenitoin, primidone, topiramate rifampisin, atau rifabutin. Sebaiknya memakai metode kontrasepsi tambahan karena obat-obat tersebut mengurangi efektivitas KPP.
Pada kondisi dimana tidak terdapat metode yang lebih sesuai maupun klien tidak bisa menerima, penyedia layanan berkualifikasi yang bisa menilai kondisi dan situasi klien secara hati-hati dapat memutuskan bahwa klien bisa menggunakan KPP pada kondisi di atas. Penyedia layanan perlu mempertimbangkan seberapa berat kondisi klien dan kemampuan klien dalam mengakses tindak lanjut.
Kondisi Waktu Pemberian
ASI eksklusif atau hamil eksklusif - Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPP Kurang dari 6 bulan setelah melahirkan kapan saja antara sesudah melahirkan dan 6 bulan.
Tidak perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama minum pil
- Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki siklus haid
ASI eksklusif atau hamil eksklusif - Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPP Lebih dari 6 bulan setelah melahirkan kapan saja antara jika yakin tidak haid. Perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil - Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP
seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki siklus haid
ASI tidak eksklusif Klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika Bila belum haid yakin tidak hamil. Perlu metode kontrasepsi tambahan
untuk 2 hari pertama minum pil
ASI tidak eksklusif Klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang Bila telah haid dianjurkan pada klien yang memiliki siklus haid Tidak menyusui Klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja. Tidak Kurang dari 4 minggu setelah melahirkan perlu metode kontrasepsi tambahan.
Tidak menyusui - Jika klien belum haid, klien dapat mulai menggunakan Lebih dari 4 minggu setelah melahirkan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. Perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
- Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki siklus haid.
Berganti dari metode hormonal - Jika telah menggunakan metode hormonal secara konsisten dan benar atau jika yakin tidak hamil, KPP dapat segera digunakan. Tidak perlu menunggu menstruasi bulan berikutnya. Tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
- Jika berganti dari kontrasepsi suntik, ia dapat mulai menggunakan KPP saat suntik ulangan seharusnya diberikan. Tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
Menstruasi teratur atau berganti dari Kapan saja pada bulan tersebut
metode non hormonal - Jika klien mulai dalam 5 hari setelah permulaan menstruasi, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
- Jika mulai lebih 5 hari setelah permulaan menstruasi, ia dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
- Jika klien berganti dari AKDR, ia dapat segera mulai menggunakan KPP
Tidak menstruasi (tidak berhubungan KLien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika dengan melahirkan atau menyusui) yakin tidak hamil. perlu metode kontrasepsi tambahan
untuk 2 hari pertama minum pil.
Pasca keguguran atau abortus - Segera. Jika klien mulai menggunakan dalam 7 hari setelah keguguran atau aborsi trimester 1 atau 2, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
- Jika klien mulai menggunakan KPP lebih dari 7 hari setelah keguguran/aborsi trimester 1 atau trimester 2, ia dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
6. Waktu Pemberian
Seorang perempuan dapat memulai KPP kapanpun ia menghendaki selama yakin ia tidak hamil dan tidak ada kondisi medis yang menghambat.
Setelah pemakaian Pil Kontrasepsi Setelah memakai PKD jenis progestin atau kombinasi:
Darurat (PKD) jenis progestin atau - Setelah selesai menggunakan PKD, wanita dapat
kombinasi segera memulai atau memulai kembali penggunaan
KPP. Tidak perlu menunggu menstruasi berikutnya.
Pengguna rutin KPP yang membutuhkan PKD karena keliru memakai KPP, dapat melanjutkan pil yang tersisa dari kemasan saat ini.
- Bila tidak segera memulai KPP, tetapi tetap ingin menggunakannya, klien dapat mulai menggunakan kapan saja jika yakin tidak hamil.
- Semua klien perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
Setelah pemakaian Pil Kontrasepsi Darurat - Klien dapat memulai atau memulai kembali KPP pada (PKD) jenis ulipristal asetat (UPA) hari ke-6 setelah selesai minum PKD UPA. Tidak
perlu menunggu menstruasi berikutnya. Kontrasepsi Pil Progestin (KPP) dan UPA dapat berinteraksi: jika KPP dimulai lebih dulu, maka keduanya akan berada di dalam tubuh, akibatnya salah satu atau keduanya dapat menjadi kurang efektif.
- Berikan pasokan pil yang cukup dan informasikan untuk memulai pil tersebut di hari ke-6 setelah pemakaian PKD UPA.
- Perlu metode kontrasepsi tambahan dari mulai saat klien memakai PKD UPA sampai pemakaian KPP selama 2 hari.
- Jika klien tidak mulai KPP hari ke-6 tetapi kembali menggunakan KPP sesudahnya, klien dapat mulai menggunakan kapan saja jika yakin tidak hamil.
7. Efek Samping dan Komplikasi Efek Samping
Efek Samping Penanganan
Menstruasi tidak teratur atau perdarahan - Minum pil setiap hari pada jam yang sama.
pervaginam - Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
- NSAID.
- Bila perdarahan tidak berhenti sarankan menggunakan metode kontrasepsi lain.
Tidak menstruasi - Lakukan konseling bahwa terkadang setelah pemakaian kontrasepsi pil menstruasi menjadi tidak teratur dan bahkan tidak menstruasi.
- Pastikan pil diminum setiap hari.
- Pastikan klien tidak hamil.
Sakit kepala biasa (bukan migraine) - Aspirin 500 mg atau ibuprofen 400 mg atau parasetamol 500-1000 mg atau penghilang nyeri lainnya.
- Bila sakit kepala berlanjut maka konseling untuk memilih kontrasepsi jenis lain.
Mual atau pusing - Untuk mengatasi mual minum pil menjelang tidur atau saat makan.
Payudara nyeri - Sarankan menggunakan bra yang sesuai baik saat aktivitas ataupun tidur.
- Kompres hangat atau dingin.
- Aspirin 500 mg atau ibuprofen 400 mg atau parasetamol 500-1000 mg atau penghilang nyeri lainnya.
Perubahan berat badan - Evaluasi pola makan dan konsul.
- gizi bila perlu.
Perubahan suasana hati (mood) dan Lakukan konseling bila keluhan berlanjut sarankan aktivitas seksual memilih kontrasepsi lain.
Kondisi Waktu Pemberian
Jerawat - Jerawat umumnya timbul bersamaan dengan penggunaan pil.
- Bila klien telah menggunakan pil progestin selama beberapa bulan dan jerawat tetap ada maka berikan pil dengan kombinasi lain jika ada atau sarankan memilih kontrasepsi jenis lain.
Gastritis - Pil diminum setelah makan.
- Jika diperlukan dapat diberikan antasida.
Komplikasi
Komplikasi Penanganan
Amenorea Lakukan anamnesis dan pe riksaan untuk menentukan
kehamilan. Apabila klien hamil maka pil segera dihentikan. Amenorea dapat terjadi karena efek hormonal.
Mual, muntah dan pusing Apabila klien tidak hamil maka sarankan untuk minum pil saat makan atau sebelum tidur.
Perdarahan pervaginam Dilakukan konseling untuk meminum pil pada waktu yang sama dan jelaskan bahwa perdarahan umum terjadi pada 3 bulan pertama dan akan segera berhenti.
Bila perdarahan tetap terjadi maka sarankan untuk mengganti metode kontrasepsi.
8. Prosedur Klinis Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Pil