• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME RUJUKAN PELAYANAN KB

Dalam dokumen PELAYANAN KONTRASEPSI (Halaman 114-120)

Sisrute adalah aplikasi rujukan online untuk merujuk pasien dari tipe rumah sakit yang lebih rendah ke tipe sederajat atau lebih tinggi. Aplikasi ini berasas pada sistem rujukan berbasis kompetensi:

Fungsi Sisrute adalah untuk menunjang rujukan pelayanan Kesehatan, antara lain:

1. Informasi rujukan terkait kejelasan pasien diterima

2. Informasi data medik pasien untuk memudahkan tindakan selanjutnya 3. Keselamatan pasien dapat lebih ditingkatkan

4. Konsultasi rujukan dapat membantu penanganan pasien lebih terarah

5. Visualisasi pasien antara IGD. IGD ke ambulans dan IGD ke DPJP dapat membantu penanganan sesuai kondisi pasien

Dalam melakukan rujukan bukan berarti melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan klien ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Namun, karena kondisi klien yang mengharuskan pemberian pelayanan kesehatan yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan.

Penjelasan:

1. Calon klien atau klien KB datang ke jaringan Puskesmas dan jaringan pelayanan kesehatan melakukan pendaftaran ke petugas dengan menunjukkan kartu kepesertaan BPJS (jika sudah menjadi peserta JKN) dan mendapat K/I/KB.

2. Dokter atau Bidan memberikan konseling kepada klien untuk memilih metode KB yang dikehendaki menggunakan media penunjang seperti, ABPK.

3. Apabila Dokter atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayan KB yang dihendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling pemilihan metode lain yang sesuai atau dirujuk ke FKRTL dengan membuat surat rujukan.

4. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani formulir informed consent, namun apabila klien tidak setuju maka Dokter atau Bidan perlu memberikan konseling ulang.

5. Setelah pelayanan KB, Dokter atau Bidan melakukan pemantauan dari hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca tindakan kepada klien KB sebelum mengirim klien pulang. Klien perlu untuk kontrol kembali dengan membawa KI/KB atau kartu kunjungan.

(*) Kriteria pasien dirujuk ke FKTRL antara lain:

* Tidak tersedia Alokon yang sesuai dengan keinginan klien dan sudah memenuhi Kriteria Peserta Datang

Pendaftaran

Rujukan*

Konseling Ulang Ya

Tidak Konseling dengan

ABPK

Informed Consent

Dilakukan pelayanan KB

Pemeriksaan fisik dan penunjang jika diperlukan

Pemantauan medis & pemberian nasihat pasca tindakan

Setuju

Alur Pelayanan KB di Jaringan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Keseharan

Penjelasan:

1. Calon klien atau klien KB datang ke IGD atau Poli Kebidanan/KB mendaftar ke petugas dengan menunjukkan surat pengantar rujukan, kartu kepesertaan BPJS Kesehatan (jika sudah menjadi peserta JKN) dan mendapat K/IV/KB.

2. Dokter atau Bidan Poli Kebidanan/KB atau Rawat Inap memberikan konseling kepada klien untuk memilih pelayanan KB sesuai kelayakan medis atau kondisi klien.

3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (jika diperlukan) kepada klien sebelum menandatangani informed consent untuk menghindari kontraindikasi tindakan.

4. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan, vasektomi dan tubektomi, perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani formulir informed consent, apabila klien tidak setuju perlu diberikan konseling ulang.

5. Setelah pelayanan KB, dokter atau bidan memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasihat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali

6. FKRTL memberikan rujuk balik pelayanan KB yang telah ditindaklanjuti untuk dipantau oleh Faskes KB perujuk

A. Persiapan Rujukan Pelayanan KB

Dalam sistem rujukan pelayanan KB, terdapat prosedur yang perlu dilakukan sebelum menyerahkan klien ke fasilitas kesehatan lainnya.

1. Prosedur klinis

a. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa pembanding.

b. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP).

c. Memutuskan unit pelayanan rujukan.

d. Untuk klien gawat darurat harus didampingi petugas medis/paramedis yang kompeten di bidangnya dan mengetahui kondisi klien.

e. Apabila klien diantar dengan puskesmas keliling atau ambulans, petugas dan kendaraan perlu menunggu di IGD tujuan sampai klien mendapatkan kepastian untuk pelayanan dan kesimpulan dirawat atau rawat jalan.

2. Prosedur administratif

a. Dilakukan setelah klien mendapatkan tindakan pra-rujukan b. Membuat catatan rekam medis klien

c. Memberikan informed consent (persetujuan/penolakan rujukan)

d. Membuat surat rujukan klien sebanyak 2 rangkap. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama klien yang bersangkutan, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai arsip

e. Mencatat identitas klien pada buku register rujukan klien

f. Menyiapkan sarana transportasi dan sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan tempat rujukan

g. Pengiriman klien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberikan upaya penanggulangan dan posisi klien telah membaik, harus segera mengembalikan klien ke fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan:

1. Konseling tentang kondisi sebelum dan sesudah upaya penanggulangan kontrasepsi.

2. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien dan upaya penanggulangan yang telah diberikan serta saran-saran upaya pelayanan lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang kelanjutan penanggulangan kontrasepsi.

B. Pelaksanaan Rujukan Pelayanan KB

Ruang lingkup rujukan pelayanan kesehatan meliputi rujukan kesehatan (rujukan tenaga ahli atau sarana/logistik) dan rujukan medis/kasus (rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi). Sedangkan, pelaksanaan rujukan pelayanan KB dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Pelaksanaan di tingkat puskesmas (FKTP) meliputi:

a. Pelayanan konseling

b. Kontrasepsi dasar (pil, suntik, IUD, implan, dan kondom) c. Pelayanan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi

d. Penanganan efek samping dan komplikasi ringan hingga sedang akibat

2. Pelaksanaan di tingkat rumah sakit meliputi:

a. Pelayanan konseling

b. Pelayanan kontrasepsi AKDR dan implan c. Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi

d. Pelayanan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi

e. Penanganan efek samping dan komplikasi sedang hingga berat akibat penggunaan metode kontrasepsi

FKTP dan FKRTL wajib melakukan sistem rujukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam menjalankan pelayanan KB.

Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi sebagai berikut:

a. Keadaan gawat darurat. Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku

b. Bencana, kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah

c. Pertimbangan geografis

d. Pertimbangan ketersediaan fasilitas

e. Faskes dalam wilayah cakupan rujukan tidak mempunyai sarana/tenaga yang sesuai dengan kebutuhan

C. Kriteria Rujukan Pelayanan KB

Pelaksanaan pelayanan rujukan dilakukan dengan kriteria berikut:

1. Pelayanan KB belum/tidak tersedia pada faskes tersebut

2. Efek samping/komplikasi dari klien tidak mampu ditangani penyedia layanan pada faskes tersebut

3. Terdapat kasus-kasus yang memerlukan penanganan dengan alat/teknologi yang lebih canggih dan memadai

Pada pelaksanaannya, penyedia layanan memiliki kewajiban untuk memberikan:

1. Konseling mengenai kondisi klien yang menyebabkan alasan rujukan

2. Konseling mengenai kondisi yang diharapkan/didapatkan klien di tempat rujukan 3. Informasi mengenai faskes rujukan yang dituju

4. Pengantar tertulis atau surat kepada faskes yang dituju berisikan kondisi klien saat ini, riwayat sebelumnya serta tindakan yang telah diberikan

5. Stabilisasi klien dalam perjalanan jika diperlukan

6. Pendampingan oleh bidan/perawat/PLKB/kader dalam proses rujukan sesuai kebutuhan klien (bagi rujukan dengan penanganan khusus, untuk pencatatan)

Materi Pokok 3.

Dalam dokumen PELAYANAN KONTRASEPSI (Halaman 114-120)