• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep SIMKAH Online

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Konsep SIMKAH Online

23

9

juga berlaku demikian, dimana semakin rendah tingkat kesadarannya, maka pelaksanaan penegakannya yang baik akan semakin sukar dan sulit terlaksana.

Keempat, adanya sarana dan prasarana hukum yang baik. Tanpa keberadaan sarana prasarana ataupun fasilitas pendukung, maka upaya penegakan hukum mustahil dapat berlangsung lancar. Sarana atau fasilitas yang dimaksud tersebut diantaranya mencakup sumber daya manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang solid, peralatan dan perlengkapan yang memadai, keuangan yang terjangkau, dan sebagainya. Jika semua hal-hal tersebut tidak terpenuhi, maka upaya penegakan hukum akan menjadi hal yang mustahil sebagai suatu tujuan.

memperoleh kehalalan dalam hubungan suami isteri, timbul antara keduanya hak dan kewajiban suami isteri.20

Kebijakan atau instruksi pelaksanaan SIMKAH baru dikeluarkan pada tahun 2013 melalui Keputusan Dirjen Bimas Islam tentang Penerapan SIMKAH pada KUA Kecamatan yang menyatakan bahwa:

(1) Penerapan SIMKAH pada KUA Kecamatan merupakan suatu tuntutan yang mesti dilakukan pada era globalisasi dan transformasi saat ini dalam rangka meningkatkan pelayanan publik; (2) Pelayanan yang mudah dan murah sebagai lembaga pemerintah dalam mengayomi masyarakat mengharuskan adanya upaya perubahan paradigma agar semua layanan dapat diakses melalui media teknologi informasi; dan (3) Aplikasi SIMKAH merupakan sarana pencarian data pencatatan nikah pada KUA Kecamatan yang dapat menghasilkan data dan informasi secara elektronik menuju penerapan e-nikah.21

Keputusan Dirjen Bimas Islam tersebut diperbarui lagi melalui KMA RI No. 892 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) Berbasis Web pada KUA Kecamatan yang menyatakan bahwa:

(1) Menetapkan Sistem Manajemen Nikah Berbasis Web (SIMKAH WEB) pada KUA Kecamatan; (2) SIMKAH WEB sebagaimana dalam Diktum Kesatu digunakan untuk mengelola administrasi pencatatan pernikahan, yang meliputi: a) Pendaftaran Nikah; b) Pemeriksaan Nikah;

c) Pengumuman Nikah; d) Pencatatan Nikah; e) Rekomendasi Nikah; f) Pelaporan Nikah; dan g) Survei Kepuasan Masyarakat; (3) KUA Kecamatan wajib menggunakan SIMKAH WEB dalam memberikan pelayanan pencatatan pernikahan; (4) Dalam hal KUA Kecamatan belum terjangkau aliran listrik, jaringan internet, dan terkena force majeur, layanan pernikahan dapat dilakukan secara manual; (5) Input data SIMKAH Web menggunakan data berbasis KTP Elektronik; (6)

20Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 3 (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2009), 379.

21Keputusan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/369 Tahun 2013 tentang Penerapan SIMKAH pada KUA Kecamatan. Diakses dari simbi.kemenag.go.id › pustaka › images › materibuku pada tanggal 22 Nopember 2019.

25

9

SIMKAH WEB dapat diintegrasikan dengan apliksai Kementerian dan Lembaga Lain sesuai keperluan; (7) SIMKAH WEB tidak dapat diubah, dimodifikasi dan diintegrasikan dengan aplikasi lain tanpa persetujuan Dirjen Bimas Islam; (8) SIMKAH WEB dapat dikembangkan fitur dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan layanan; (9) Tata cara pengoperasian SIMKAH WEB ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam; (10) Pada saat keputusan ini mulai berlaku, penggunaan aplikasi SIMKAH Berbasis Desktop ditiadakan; dan (11) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 18 Oktober 2019.22

Pengertian SIMKAH lebih jelas dimuat dalam Buletin “Penghulu”, terbitan Bimas Islam, bahwa sistem informasi manajemen nikah merupakan suatu program aplikasi komputer berbasis windows yang berfungsi untuk mengumpulkan data-data pernikahan dari seluruh KUA di wilayah hukum Republik Indonesia secara “online”, data tersebut tersimpan dengan aman di masing-masing KUA Kecematan setempat di tingkat Kabupaten/Kota, di Kanwil Propinsi dan juga di Dirjen Bimas Islam. Data-data tersebut sangat bermanfaat untuk membuat sejumlah analisa dan laporan sesuai dengan keperluan peruntukannya.23 Dalam pengertian lain SIMKAH adalah salah satu sistem berbasis website yang memberikan layanan kepada masyarakat untuk mendaftar nikah secara online.24

22Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 892 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) Berbasis Web pada KUA Kecamatan. Diakses dari:

https://nikahdikua.com › 2019/10/23 › kma-no-892-tah... simbi.kemenag.go.id › pustaka › images › materibuku pada tanggal 22 Nopember 2019.

23Buletin “Penghulu: Layanan Berbasis IT”, Edisi I, (November 2012), 11. Dimuat juga dalam: Kementerian Agama, Buku Panduan: Sistema Informasi Manajemen Nikah, (tt, 2009), 4.

24Dwi Rahayu, “Visual Interface of E-Marriage Card Website Design”. Jurnal: Ilmiah Sisfotenika. Vol. VII, No. 2, (Juli 2017), 136-137. Diakses dari https://www.researchgate.net/

publication/323123911_Desain_Visual_Antarmuka_Website_E kartu_nikah, pada tanggal 20 Nopember 2019.

Dua pengertian di atas tampak memperluas makna yang disebutkan dalam keputusan Bimas Islam sebelumnya. Artinya, SIMKAH dioperasikan dalam bentuk aplikasi di komputer dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai media pengumpulan data pernikahan. Mengacu pada pengertian serta sisi dari SIMKAH di atas, dapat dipahami bahwa SIMKAH merupakan satu sistem aplikasi dalam komputer yang digunakan untuk mendata pernikahan di kalangan masyarakat melalui jaringan online atau internet. Jadi, SIMKAH bagian dari sistem aplikasi berbasis internet dengan alamat website tertentu, memiliki fungsi salah satunya mendata perkawinan.

Program aplikasi SIMKAH ini menggunakan teknik internate yang dipandang sebagai cara yang lebih tepat, cepat, dan aman selain teknik back-up yang konvensional. Selain itu, program ini bertujuan yaitu: 1) diperlukan sistem penyeragaman data, dan 2) diperlukan back-up data yang harus terintegrasi. Penyeragaman data diperlukan karena diharapkan data dapat lebih efektif dan efisien sehingga penanganannya lebih mudah apalagi melalui suatu program yang memadai. Diperlukannya back-up data adalah upaya untuk penyelamatan data dari berbagai masalah yang dihadapi manusia seperti kehilangan dokumen pernikahan karena pencurian, ataupun kerusakan dokumen pernikahan disebabkan oleh kebakaran, kebanjiran, maupun bencana alam lainnya.

Perangkat dan cara kerja SIMKAH ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gardon B. Davis yang menungkapkan bahwa, sistem

27

9

informasi manajemen merupakan sebuah istilah dikenal orang pada umumnya sebagai suatu sistem perpaduan antara manusia dan mesin dalam menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah database.25

Sistem basis data (database) menurut Tata Sutabri dirancang dan dibangun dengan orientasi para pemakai, artinya sistem ini ditunjukkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan para pemakainya. Selain harus lengkap, sistem database (basis data) juga dirancang agar mudah digunakan, dapat digunakan melalui berbagai macam cara oleh banyak pengguna baik secara terpisah maupun bersama-sama, serta meminimalisir kerangkapan data.26

Di samping itu, keunggulan basis data ialah memudahkan modifikasi dan mengembangkan data, baik volume maupun strukturnya. Dengan sistem basis data, berbagai kebutuhan sistem-sistem baru dapat dipenuhi dengan segera tanpa perlu mengubah basis datanya. Sistem database atau basis data sangat mendukung bagi tercapainya efektivitas penerapan SIMKAH, karena data-data yang disusun dan disimpan dalam file-file sistem database merupakan data yang teruji keabsahannya (validitasnya).

25Gardon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressendo, 2002), 3.

26Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), 186.