• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

6. Teknik Analisis Data

43

43

48Bungin, Penelitian Kualitatif, 122.

49Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 248.

roman dan cerita rakya; 6) data di server dan flashdisk; dan 7) data tersimpan di website, dan lain-lain.48

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan sejumlah data pendukung seperti: dokumentasi profil dari sepuluh KUA Kecamatan di Lombok Timur sebagai setting penelitian, dokumentasi ketersediaan perangkat dan sarana prasarana aplikasi SIMKAH Online yang dimiliki oleh sepuluh KUA tersebut, serta dokumentasi kegiatan penelitian yang dijalani oleh peneliti ketika berada di lapangan. serta data dokumentasi lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Penyajian Data

(berlangsung terus menerus) hingga tuntas, bahkan hingga tahap kejenuhan datan.50 Adapun model interaktif yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1.1

Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

Komponen-komponen analisis data model interaktif di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Data Collecting (Pengumpulan Data)

Data yang dikumpulkan oleh peneliti di lapangan didapatkan melalui sejumlah teknik pengumpulan data, yaitu: teknik observasi atau pengamatan (observation) wawancara (interveiw), dan teknik dokumentasi (documentation). Masing-masing dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut tersusun dalam instrument pengumpulan yang peneliti susun secara sistematis dan sedemikian rupa dan dapat berfungsi sebagai control untuk memperoleh data yang diharapkan.

50Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), 243.

45

45 b. Data Recuction (Reduksi Data)

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti mereduksi data dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti mereduksi data dengan cara memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari hasil catatan lapangan, hasil wawancara dan dokumentasi terkait dengan permasalahan penelitian tentang praktek penggunan aplikasi SIMKAH Online dalam pencatatan pernikahan yang berlangsung di sepuluh KUA Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur.

c. Data Display (Penyajian Data)

Tahap penyajian data dilaksanakan oleh peneliti setelah data berhasil direduksi. Data yang didapatkan peneliti di lapangan selanjutnya dilakukan analisis kemudian disajikan dalam bentuk CW (Catatan Wawancara), CO (Catatan Observasi) dan CD (Catatan Dokumentasi).

Data yang sudah tersaji dalam bentuk catatan-catatan tersebut diberi kode data untuk pengorganisasian data, sehingga peneliti dapat melakukan analisis secara cepat dan mudah.

d. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi) Verifikasi data dilakukan secara terus menerus dari sejak awal tahap penelitian dan juga selama proses penelitian masih berlangsung.

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi dengan tujuan

memberikan jawaban terhadap permasalahan dengan didukung hasil temuan selama penelitian berlangsung melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan. Data hasil temuan yang telah direduksi, dibuat sebuah kesimpulan kemudian dilakukan pembahasan disertai dengan analisi berdasarkan teori yang telah dipilih sebelumnya.

7. Pengecekan atau Uji Keabsahan Data

Proses pengecekan keabsahan data atau uji validitas data pada penelitian terbagi menjadi empat teknik yaitu: teknik perpanjangan keikutsertaan peneliti, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan diskusi bersama rekan sejawat. Dari keempat teknik tersebut, peneliti hanya menggunakan dua teknik saja dalam konteks penelitian ini yaitu: teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi sebagaimana dipaparkan berikut ini.

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan konsistensi terhadap interpretasi melalui berbagai cara terkait dengan proses analisis data yang bersifat tentatif atau konstan; usaha membatasi berbagai pengaruh; dan berusaha mencari dan menemukan apa-apa saja yang dapat diperhitungkan maupun apa-apa saja yang tidak dapat.51 Ketekunan pengamatan dimaksudkan sebagai suatu cara untuk menentukan data atau informasi yang relevan dengan persoalan dan selanjutnya peneliti melakukan pemusatan diri kepada hal-hal tersebut secara lebih terperinci.

51Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 329.

47

45 b. Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu jenis teknik dalam melakukan cek validitas data melalui pemanfaatan sesuatu lainnya di luar data itu sendiri dan dapat berfungsi sebagai pembanding terhadap data itu.52 Teknik triangulasi dapat dibedakan menjadi empat model yaitu, triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan metode, triangulasi dengan peneliti atau pengamat lain, dan triangulasi dengan teori. Dalam konteks penelitian ini, maka peneliti memilih teknik triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan atau komparasi antara hasil data observasi dengan wawancara, data wawancara dengan isi dokumen dan sebagainya.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan alur penelitian ini secara logis dan sistematis, maka peneliti kemukakan sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, pada bab ini peneliti memaparkan beberapa sub bahasan yaitu: a) latar belakang masalah; b) rumusan masalah; c) tujuan dan manfaat penelitian; d) ruang lingkup dan setting penelitian; e) penelitian terdahulu yang relevan; f) kerangka teori; dan g) metode penelitian.

Bab II Praktek Penggunaan SIMKAH Online dalam Pencatatan Pernikahan di KUA Wilayah Kerja Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Timur.

Pada bab ini meneliti mengemukakan sejumlah data penelitian tentang: a) Profil

52Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 330.

Singkat KUA Kecamatan Wilayah Kerja Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Timur; b) Rekap Jumlah Pernikahan di Sepuluh Lokasi Penelitian KUA Kecamatan Kantor Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur; dan c) Paparan Data Penelitian terkait dengan penerapan aplikasi SIMKAH Online, faktor-faktor penghambat, dan efektivitas penerapannya dalam tertib administrasi pencataan pernikahan di sepuluh KUA Kecamatan.

Bab III Analisis Efektivitas Penggunaan SIMKAH Online dalam Tertib Administrasi Pencatatan Pernikahan di KUA Wilayah Kerja Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Timur. Pada bab ini, peneliti mengungkapkan paparan data yang ditemukan selama proses penelitian yang menghasilkan temuan-temuan.

Selanjutnya data temuan penelitian diuraikan secara dialogis disertai dengan analisis tajam disertai analisis tajam sesuai dengan teori yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan hasil interpretasi.

Bab IV Penutup. Pada bab ini peneliti membuat sebuah simpulan besar disertai implikasi baik secara teoritis maupun praktis dan selanjutnya diketengahkan sejumlah saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dengan penelitian ini.

49

45 49

49

BAB II

PRAKTEK PENGGUNAAN SIMKAH ONLINE DALAM TERTIB ADMINISTRASI PENCATATAN PERNIKAHAN DI KUA

WILAYAH KERJA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

A. Deskripsi Profil Singkat Lokasi Penelitian di KUA Kecamatan Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur

1. Profil Singkat Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Bart dengan letak astronomis antara 1160 46’ – 1170 54’ Lintang Selatan dan dan 80 00’ – 90 00’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Laut Jawa - Sebelah Timur : Selat Alas

- Sebelah Selatan : Samudera Hindia

- Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara

Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 km² yang terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km² (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km² (40,09%). Luas daratan Kabupaten Lombok Timur mencakup 33,88% dari

49

luas Pulau Lombok atau 7,97% dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Barat.53

Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur sejak tahun 2018 dipimpin oleh Bupati M. Sukiman Azmy sebagai Bupati terpilih pada pemilihan umum daerah tahun 2018 untuk masa bakti tahun 2018‐2024. Didampingi oleh Wakil Bupati H. Rumaksi, beliau mencanangkan visi Lombok Timur: “Lombok Timur Yang Adil, Sejahtera dan Aman”. Penambahan wilayah administrasi di Lombok Timur kembali terjadi pada tahun 2018, dimana dari sebelumnya jumlah kecamatan sebanyak 20 menjadi 21 dengan adanya Kecamatan Lenek yang merupakan pecahan Kecamatan Aikmel pada tahun 2018. Sementara itu, jumlah desa/kelurahan tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 254 desa/kelurahan dengan rincian 239 desa dan 15 kelurahan.54

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar peta wilyah administrasi Kabupaten Lombok Timur di bawah ini.

53Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka 2019 (Selong: BPS Lombok Timur, 2019), 2.

54Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka 2019, 33.

51

51

Gambar 2.1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Timur

Sumber: BPS Kab. Lombok Timur dalam Angka 2020

Lebih detailnya terkait nama wilayah kecamatan, ibu kotanya dan jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1

Data Nama Wilayah, Luas Daerah, dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Lombok Timur

No. Nama Wilayah Kecamatan Ibukota

Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

1. Keruak Keruak 40,49 57.134

2. Jerowaru Jerowaru 142,78 60.166

3. Sakra Sakra 25,09 63.629

4. Sakra Barat Rensing 32,30 58.389

5. Sakra Timur Lepak 37,04 51.569

6. Terara Terara 41,41 74.860

7. Montong Gading Montong Betok 25,66 47.784

8. Sikur Sikur 78,27 76.388

9. Masbagik Masbagik 33,17 104.869

10. Pringgasela Pringgasela 134,26 61.040

11. Sukamulia Sukamulia 14,49 36.265

12. Suralaga Suralaga 27,02 63.723

13. Selong Selong 31,68 90.855

14. Labuhan Haji Labuhan Haji 49,57 65.038

15. Pringgabaya Pringgabaya 136,20 108.758

16. Suela Suela 115,01 44.983

17. Aikmel Aikmel 80,55 69.190

18. Wanasaba Wanasaba 55,89 66.150

19. Sembalun Sembalun 217,08 22.368

20. Lenek Lenek 41,83 37.945

21. Sambelia Sambelia 245,22 35.662

Jumlah 1.605,55 1.296.765

Sumber: BPS Kab. Lombok Timur dalam Angka 2020

2. Profil KUA Kecamatan Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Kabupaten Lombok Timur sampai saat ini memiliki wilayah administrasi di tingkat kecamatan sejumlah 21 wilayah dimana penambahan satu wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Lenek terjadi pada tahun 2018 lalu yang berasal dari pemekaran Kecamatan Aikmel. Namun dari 21 wilayah kecamatan tersebut, hingga saat

53

51

ini jumlah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan masih berjumlah 20 sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Data Nama dan Alamat KUA Kecamatan se-Kabupaten Lombok Timur

No. Nama KUA Kecamatan Alamat

1. KUA Selong Jln. Prof. Supomo No. 1. Telp. 0376 21135 2. KUA Sukamulia Jln. Raya Rempung Sukamulia

3. KUA Sakra Jln. Lapangan Gora Sakra

4. KUA Keruak Jln. Jurusan Keruak – Praya

5. KUA Masbagik Jln. Negara Masbagik

6. KUA Aikmel Desa Aikmel

7. KUA Sikur Jln. Negara Sikur Masbagik

8. KUA Terara Jln. Negara Prau Banyar Otak Kokok 9. KUA Pringgabaya Jln. Labuhan Lombok Batuyang

10. KUA Sambelia Jln. Raya Sambelia

11. KUA Sakra Timur Jln. H. Abdul Muin Lepak

12. KUA Montonggading Jln. Pariwisata Otak Kokok Joben Pr. Jurang 13. KUA Pringgasela Jln. Pahlawan Rempung

14. KUA Suralaga Jln. Jurusan Suralaga Dasan Tumbu 15. KUA Wanasaba Jln. Labuhan Lombok Wanasaba 16. KUA Sembalun Jln. Taman Gunung Rinjani Sembalun

17. KUA Suela Jln. Pariwisata Lemor Suela

18. KUA Labuhan Haji Jln. HS. Cokro Aminoto Labuhan Haji 19. KUA Sakra Barat Jln. Raya Rensing

20. KUA Jerowaru Jln. TGH. Mutawalli Jerowaru Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur55

Semua KUA Kecamatan yang berada di wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur mengusung suatu visi yaitu:

Terwujudnya Masyarakat Lombok Timur yang Agamis, yang Berakhlakul Karimah, Berhati Nurani Ikhlas yang Disinari oleh Ajaran Agama” dengan misi khususnya yaitu: “Meningkatkan Pelayanan dan Bimbingan di Bidang Urusan Agama Islam.”

55Lihat: https://kemenaglotim.wordpress.com/visi-misi/kantor-urusan-agama/ diakses tanggal 17 Mei 2020.

3. Profil Singkat Sepuluh KUA Kecamatan Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur yang Menjadi Lokasi Penelitian

Dari dua puluh KUA Kecamatan yang ada di wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur, peneliti mengambil setengahnya sebagai lokasi penelitian yaitu sepuluh KUA Kecamatan. Adapun nama KUA dan wilayah kerjanya yang meliputi luas wilayah, jumlah desa dan jumlah penduduknya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3

Data Rekap Nama KUA Kecamatan dan Wilayah Kerjanya di Lokasi Penelitian

No. Nama KUA

Kecamatan

Wilayah Kerja Luas Wilayah

(km2) Jumlah Desa

Jumlah Penduduk

(jiwa)

1. KUA Selong 31,68 13 90.855

2. KUA Sukamulia 14,49 9 36.265

3. KUA Masbagik 33,17 10 104.869

4. KUA Aikmel

*Aikmel dan **Lenek

*80,55 *14 *69.190

**41,83 **10 **37.945

5. KUA Labuhan Haji 49,57 12 65.038

6. KUA Wanasaba 55,89 14 66.150

7. KUA Suralaga 27,02 15 63.723

8. KUA Sikur 78,27 14 76.388

9. KUA Sembalun 217,08 6 22.368

10. KUA Jerowaru 142,78 15 60.166

Jumlah 1.605,55 132 1.296.765

Sumber: Data hasil olah peneliti

Dari sepuluh KUA Kecamatan di atas dapat diketahui bahwa sembilan KUA mewakili sembilan wilayah kecamatan yang menjadi daerah atau wilayah kerjanya, sedangkan satu KUA membawahi dua wilayah kecamatan sebagai daerah kerjanya yaitu KUA Aikmel yang menaungi Kecamatan

55

51

Aikmel dan Kecamatan Lenek yang mengalami pemekaran wilayah pada tahun 2018 lalu.

B. Data Rekap Jumlah Nikah di Sepuluh Lokasi Penelitian KUA Kecamatan Kantor Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur 1. Jumlah Peristiwa Nikah Tahun 2018

Adapun jumlah peristiwa nikah yang tercatat di sepuluh KUA Kecamatan Lokasi Penelitian di Kantor Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur sepanjang tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4

Rekap Jumlah Peristiwa Nikah Selama Tahun 2018 di Sepuluh KUA Kecamatan

No. KUA Kec. Jumlah Peristiwa Nikah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jml

1 Selong 75 46 46 58 33 27 96 59 65 58 57 61 681

2 Sukamulia 16 13 27 27 7 15 28 20 19 16 26 24 238 3 Masbagik 91 42 70 81 36 38 135 65 57 60 51 76 802 4 Aikmel 80 65 55 76 31 62 116 34 59 73 66 55 772 5 Labuhan Haji 50 17 36 53 22 28 80 33 37 53 36 45 490 6 Wanasaba 66 42 54 57 28 69 83 40 53 45 60 40 637 7 Suralaga 54 27 47 37 27 35 62 29 45 39 42 39 483

8 Sikur 76 48 53 54 49 33 90 52 38 53 51 65 662

9 Sembalun 14 8 13 10 5 11 26 1 16 16 27 22 169

10 Jerowaru 32 20 24 31 17 14 43 26 27 63 60 50 407 Jumlah 554 328 425 484 225 332 759 359 416 476 476 477 5341 Sumber: Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018

Dari rekap jumlah peristiwa nikah di sepuluh KUA Kecamatan selama tahun 2018 di atas dapat diketahui bahwa rekor angka pernikahan tertinggi ada di KUA Kecamatan Masbagik dan angka terendah di KUA Kecamatan

Sembalun. Hal ini dapat dianggap sebagai kewajaran karena dua wilayah kecamatan tersebut berpredikat sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dan terkecil di Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya dilihat dari angka pernikahan di masing-masing KUA setiap bulannya menunjukkan grafik yang naik dan turun. Namun ada satu keunikan atau trend yang ditunjukkan bahwa jumlah peristiwa atau angka pernikahan tertinggi di masing-masing KUA terjadi di pertengahan tahun 2018 yaitu pada bulan Juli.

2. Jumlah Peristiwa Nikah Tahun 2019

Adapun jumlah peristiwa nikah di sepuluh KUA Kecamatan Lokasi Penelitian Kantor Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5

Rekap Jumlah Peristiwa Nikah Selama Tahun 2019 di Sepuluh KUA Kecamatan

No. KUA Kec. Jumlah Peristiwa Nikah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jml 1 Selong 91 47 51 58 10 108 90 96 58 43 68 66 786 2 Sukamulia 20 13 13 30 3 41 32 25 18 27 26 17 265 3 Masbagik 71 46 73 84 13 88 93 79 62 50 65 63 787 4 Aikmel 70 55 59 93 12 112 81 92 46 63 61 39 783 5 Labuhan Haji 48 38 37 37 9 60 53 49 47 44 42 37 501 6 Wanasaba 40 43 45 40 23 70 33 64 54 45 35 40 532 7 Suralaga 37 22 50 32 11 83 61 48 38 27 35 31 475

8 Sikur 54 31 60 70 19 91 84 42 54 60 35 44 644

9 Sembalun 10 5 4 15 1 18 17 19 13 11 16 10 139

10 Jerowaru 47 20 17 30 21 41 60 41 34 59 45 40 455 Jumlah 488 320 409 489 122 712 604 555 424 429 428 387 5367 Sumber: Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019

57

51

Dari rekap jumlah peristiwa nikah di sepuluh KUA Kecamatan sepanjang tahun 2019 di atas dapat diketahui bahwa rekor angka pernikahan tertinggi ada di tiga KUA Kecamatan yaitu Masbagik, Selong, dan Aikmel, sedangkan angka terendah tetap berada di KUA Kecamatan Sembalun. Hal ini dapat dianggap sebagai kewajaran karena keempat wilayah kecamatan yang disebut sebelumnya berpredikat sebagai tiga kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dan satu kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil di Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya dilihat dari angka pernikahan di masing-masing KUA setiap bulannya menunjukkan grafik naik dan turun.

Jika kedua tabel di atas dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa ada kenaikan jumlah peristiwa pernikahan sebanyak 27 peristiwa pernikahan dari tahun 2018 ke tahun 2019. Kenaikan ini dapat dikatakan sangatlah kecil yaitu berada di sekitaran angka 4,9%. Hal ini merupakan sebuah kewajaran karena sejak tahun 2018 telah mulai diberlakukan penggunaan atau penerapan aplikasi SIMKAH online dalam tertib administrasi pencatatan pernikahan di KUA Kecamatan se-Kabupaten Lombok Timur. Penerapan aplikasi ini terbukti dapat mencegah dan menurunkan angka pernikahan di bawah umur, pernikahan di bawah tangan, dan perceraian tanpa sepengetahuan pengadilan agama.

C. Paparan Data Hasil Penelitian

1. Penerapan Aplikasi SIMKAH Online dalam Tertib Aministrasi Pencataan Pernikahan di Sepuluh KUA Kecamatan Kantor Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur

Penggunaan aplikasi SIMKAH di KUA Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur berangkat dari Keputusan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/ 369 Tahun 2013 tentang Penerapan SIMKAH pada KUA Kecamatan di seluruh wilayah Indonesia yang menyatakan bahwa: (1) Penerapan SIMKAH pada KUA Kecamatan merupakan suatu tuntutan yang mesti dilakukan pada era globalisasi dan transformasi saat ini dalam rangka meningkatkan pelayanan publik; (2) Pelayanan yang mudah dan murah sebagai lembaga pemerintah dalam mengayomi masyarakat mengharuskan adanya upaya perubahan paradigma agar semua layanan dapat diakses melalui media teknologi informasi; dan (3) Aplikasi SIMKAH merupakan sarana pencarian data pencatatan nikah pada KUA Kecamatan yang dapat menghasilkan data dan informasi secara elektronik menuju penerapan e-nikah.

Keputusan Dirjen Bimas Islam tersebut diperkuat lagi melalui Peraturan Menteri Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pencatatan Perkawinan sebagai dasar dimulainya penerapan aplikasi simkah berbasis teknologi informasi yaitu termuat pada Pasal 1 Ayat 7 yang menyatakan: “Kartu Perkawinan adalah Buku Pencatatan Perkawinan dalam bentuk kartu elektronik”, dan Pasal 33 Ayat 1 berbunyi: “Pengisian formulir

59

51

yang digunakan dalam pendaftaran pemeriksaan, dan pencatatan perkawinan dan rujuk melalui aplikasi sistem informasi manajemen perkawinan” serta Ayat 2 berbunyi: “Dalam hal KUA Kecamatan belum memiliki fasilitas perangkat komputer/aplikasi berbasis teknologi informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara manual.”56 Selanjutnya untuk memperkuat penerapan aplikasi SIMKAH di KUA Kecamatan, maka dikeluarkanlah Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Pernikahan sesuai dengan Pasal 1 Ayat 15 yang berbunyi: “Sistem Informasi Manajemen Nikah yang selanjutnya disebut SIMKAH adalah aplikasi pengelolaan administrasi nikah berbasis elektronik.”

Selanjutnya diperkuat kembali berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 892 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) Berbasis Web pada KUA Kecamatan yang menyatakan bahwa: (1) Menetapkan Sistem Manajemen Nikah Berbasis Web (SIMKAH WEB) pada KUA Kecamatan; (2) SIMKAH WEB sebagaimana dalam Diktum Kesatu digunakan untuk mengelola administrasi pencatatan pernikahan, yang meliputi: a) Pendaftaran Nikah; b) Pemeriksaan Nikah; c) Pengumuman Nikah; d) Pencatatan Nikah; e) Rekomendasi Nikah; f) Pelaporan Nikah; dan g) Survei Kepuasan Masyarakat; (3) KUA Kecamatan wajib menggunakan SIMKAH WEB dalam memberikan pelayanan pencatatan pernikahan; (4) Dalam hal KUA Kecamatan belum terjangkau aliran listrik,

56Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pencatatan Perkawinan.

jaringan internet, dan terkena force majeur, layanan pernikahan dapat dilakukan secara manual; (5) Input data SIMKAH Web menggunakan data berbasis KTP Elektronik; (6) SIMKAH WEB dapat diintegrasikan dengan apliksai Kementerian dan Lembaga Lain sesuai keperluan; (7) SIMKAH WEB tidak dapat diubah, dimodifikasi dan diintegrasikan dengan aplikasi lain tanpa persetujuan Dirjen Bimas Islam; (8) SIMKAH WEB dapat dikembangkan fitur dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan layanan; (9) Tata cara pengoperasian SIMKAH WEB ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam; (10) Pada saat keputusan ini mulai berlaku, penggunaan aplikasi SIMKAH Berbasis Desktop ditiadakan; dan (11) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 18 Oktober 2019.

Pada realitasnya, penggunaan SIMKAH di KUA Kecamatan di seluruh Indonesia masih menggunakan dua model SIMKAH yaitu: 1) SIMKAH Desktop (E-KUA) yang bersifat offline dan bisa mengentri data walaupun tidak menggunakan jaringan internet, selanjutnya data tersebut ditransfer ke server Bank Data Nikah di Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI setelah online dan tidak berbasis NIK, dan 2) SIMKAH Web (online) dimana entri data harus menggunakan jaringan internet, data berbasis NIK, dan data dapat terintegrasikan dengan Kementerian atau Lembaga Lain sesuai keperluan seperti Dukcapil, Pengadilan Agama, dan lain-lain.

Dari kedua model SIMKAH tersebut, seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Lombok

61

61

Timur yang berjumlah 20 KUA telah menerapkan model SIMKAH berbasis Web atau online. Dari hasil temuan di lapangan, sepuluh KUA Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur sebagai lokasi penelitian yaitu: (1) KUA Selong, (2) Sukamulia, (3) Masbagik, (4) Aikmel, (5) Labuhan Haji, (6) Wanasaba, (7) Suralaga, (8) Sikur, (9) Sembalun, dan (10) Jerowaru telah menerapkan penggunaan aplikasi SIMKAH berbasis web atau online sejak tahun 2018.

Adapun perangkat-perangkat pendukung aplikasi SIMKAH Web atau online yang ideal antara lain: a) Laptop/PC; b) Jaringan Internet/Modem; c) Scanner Foto; d) Printer PLQ; e) Printer Kartu Nikah; dan f) Operator khusus SIMKAH.

a. Perangkat-Perangkat yang Dipersiapkan dalam SIMKAH Online Penggunaan aplikasi SIMKAH berbasis web (online) telah diterapkan di KUA Kecamatan Selong. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala KUA Kecamatan Selong bahwa,

Pelayanan pencatatan pernikahan sejak tahun 2014 sudah mulai menggunakan aplikasi SIMKAH Desktop (E-KUA) offline dan sejak tahun 2018 menggunakan aplikasi SIMKAH Web online. Lebih lanjut Kepala KUA Selong menyatakan bahwa, Aplikasi SIMKAH Desktop dilihat dari segi validasi data calon pengantin, wali, dan saksi nikah bisa dientri walaupun belum ada NIK, sedangkan aplikasi SIMKAH Web tidak bisa mengentri data kecuali harus memiliki NIK.

Disamping itu, perangkat-perangkat teknologi pendukung aplikasi SIMKAH online yang hanya kami miliki antara lain: Laptop, PC, jaringan internet,dan printer PLQ untuk pencetakan Kutipan Akta Nikah (Buku Nikah) sedangkan lainnya masih belum kami miiki.57

57M. Hamim Najmi, Kepala KUA Selong, Wawancara (Selong, 16 Mei 2020).

Senada dengan pernyataan di atas diungkapkan juga oleh Penghulu KUA Kecamatan Selong sebagai berikut,

Keberhasilan dalam menggunakan aplikasi SIMKAH Online dalam melayani administrasi pernikahan tergantung pada sejauhmana ketersediaan persyaratan pendukug dalam melayani pernikahan yan tentunya harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIMKAH online di antaranya: a) KUA Kecamatan harus menyiapkan perangkat-perangkat teknologi pendukung aplikasi sesuai peraturan yang ada, b) Blangko-blangko yang dibutuhkan dalam tertib administrasi pernikahan harus disiapkan seperti N1, N2, N3, N4 dan sebagainya, c) Data-data pendukung seperti KTP, KK, Akta Kelahiran dll harus valid sesuai yang dikeluarkan oleh instansi terkait, dan d) Agar tertib, semua persyaratan administrasi pernikahan diajukan pada KUA Kecamatan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan akad nikah.58

Penjelasan yang sedikit berbeda diungkapkan oleh Kepala KUA Kecamatan Sembalun sebagai berikut,

Pelayanan pencatatan pernikahan di wilayah Kecamatan Sembalun tidak menggunakan aplikasi SIMKAH Desktop namun menggunakan pencatatan nikah secara manual. Selanjutnya penggunakan aplikasi SIMKAH Web online mulai dicoba pada tahun 2018 meskipun tidak maksimal terlebih lagi setelah terjadinya perstiwa gempa Lombok pada pertengahan tahun 2018 lalu, bahkan saat ini kami belum memiliki kantor kerja pasca gempa bumi karena masih dalam proses renovasi sehingga kami meminjam sebagian ruangan Puskesmas setempat sebagai kantor. Disamping itu, perangkat-perangkat teknologi pendukung aplikasi SIMKAH online yang hanya kami miliki antara lain: Laptop, PC, jaringan internet yang sangat lelet, dan belum memiliki printer PLQ untuk pencetakan Kutipan Akta Nikah (Buku Nikah) sehingga penulisan Kutipan Akta Nikah (Buku Nikah) masih ditulis secara manual, sedangkan perangkat-peraengkat lainnya masih belum ada sama sekali.59

58Huwailid, Penghulu Madya KUA Selong, Wawancara (Selong, 16 Mei 2020).

59H. Mujtahidi, Kepala KUA Sembalun, Wawancara (Sembalun, 10 Juli 2020).