Bab 2 KOMPONEN KURIKULUM
B. Konten/Isi
Fungsi dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi sehingga tujuan secara efektif dapat dicapai. Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum yang amat penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan
“apa yang akan diajarkan?” Konten ini seringkali tidak diperhatikan.
Artinya, konten sering sekali diserahkan saja pada keputusan guru atau diambil saja dari buku teks tanpa mengaitkannya dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum, atau tujuan pembelajaran.
Saylor dan Alexander (1966) memberikan batasan terhadap isi kurikulum sebagai berikut:
Fakta-fakta, pengamatan, data, persepsi, ketajaman, perasaan, rancangan, dan solusi yang diperoleh dari pikiran-pikiran yang manusia telah pahami dari pengalaman dan konstruk-konstruk pikiran
yang mengorganisasi kembali dan menyusun kembali produk-produk tersebut ke dalam adat dan pengetahuan, ide -ide, konsep-konsep, generalisasi, prinsip-prinsip, rencana-rencana, dan solusi.
Sedangkan Hyman (1973) memberikan batasan tentang isi/
materi kurikulum sebagai berikut:
llmu pengetahuan (seperti fakta, keterangan, prinsip-prinsip, definisi), keterampilan dan proses (seperti membaca, menulis, berhitung, menari, berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tertulis), dan nilai-nilai (seperti konsep tentang ha “hal baik, buruk, betul dan salah, indah dan jelek).
1. Kriteria Penetapan Konten/ Isi Kurikulum
Penetapan konten/isi kurikulum didasarkan pada beberapa hal, dasar yang paling utama adalah tujuan, baik yang umum (tujuan institusional; tujuan kurikuler) ataupun yang khusus, seperti tujuan pembelajaran. Untuk memilih dan menentukan materi kurikulum, beberapa kriteria berikut dapat dipergunakan:
a. Signifikansi
Kriteria ini biasanya dipakai pada suatu bidang studi yang telah termasuk dalam kurikulum, karena disiplin ilmu yang layak masuk dalam kurikulum, (seperti Matematika, Sejarah, Geografi, dan lain-lain) jarang dipertanyakan apakah masuk dalam kurikulum (Zais, 1976). Kriteria signifikansi ini dipakai untuk menetapkan bagian apa dari suatu bidang ilmu yang perlu dimasukkan atau ditekankan, misalnya konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar dalam setiap disiplin ilmu perlu diutamakan.
b. Kebutuhan Sosial
Sekolah didirikan antara lain untuk memenuhi kebutuhan sosial anak- anak agar mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial dan meningkatkan nilai-nilai masyarakat.
Dengan kata lain, isi kurikulum ditetapkan dan dikembangkan agar anak-anak didik dapat berfungsi sebagai orang dewasa kelak
seperti persiapan untuk memasuki angkatan kerja, rumah tangga, kesehatan, warga negara yang baik dan lain-lain.
c. Kegunaan
Materi kurikulum yang dipilih berdasarkan kriteria kegunaan ini didasarkan pada pengertian bahwa materi ini bermanfaat bagi;
pebelajar, sekolah, dan masyarakat. Argumentasi yang sering dipergunakan tentang perlunya isi kurikulum dihubungkan dengan manfaatnya bagi pebelajar berdasarkarkan asumsi bahwa sekolah harus dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan- keterampilan yang dibutuhkan anak didik setelah mereka dewasa.
Umpamanya, termasuk ke dalam hal ini adalah berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan lain yang diperlukan untuk dapat hidup dengan baik dalam dunia yang selalu berubah-ubah ini.
Kriteria kegunaan ini dipandang menonjol oleh karena dua pertimbangan penting. Jika sesuatu memang bermanfaat bagi pencapaian tujuan yang diinginkan, harus diutamakan dalam kurikulum, oleh karena belajar bukan untuk sekedar belajar, tetapi untuk mencapai tujuan tertentu yang memungkinkan keberhasilan yang lebih besar di masyarakat. Hal tersebut mencakup keperluan pekerjaan dan studi lanjutan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Kriteria ini dapat dianggap sebagai usaha untuk menghubungkan materi kurikulum dengan dunia nyata di masyarakat. Artinya kriteria ini dapat mendekatkan sekolah dengan masyarakat.
Kriteria kegunaan dianggap kriteria yang paling ilmiah sebab data penentuan kriteria ini diperoleh dari hasil studi empiris melalui penelitian di lapangan. Pengetahuan, sikap dan keterampilan apa yang diharapkan masyarakat dari lulusan sekolah itu setelah mereka tamat, diperoleh dengan mengumpulkan data empiris. Bahkan tujuan pendidikan atau tujuan sekolahpun juga dapat diterapkan berdasarkan hasil temuan empiris tersebut.
d. Minat
Materi yang didasarkan pemilihannya pada minat pebelajar atau peserta didik merupakan salah satu usaha untuk membuat kurikulum lebih relevan dengan mereka. Dengan kriteria tersebut para pebelajar atau peserta didik dimungkinkan untuk memperoleh hal-hal apa yang mereka inginkan untuk dipelajari atau dilakukan dalam kurikulum. Hal tersebut berarti bahwa seleksi atau penentuan materi didasarkan pada minat dan bakat pebelajar atau peserta didik.
Tentu saja data yang diperoleh dari kajian tentang minat pebelajar perlu dijabarkan lagi untuk menghindarkan penetapan isi yang mungkin tidak sesuai dengan minat mereka yang sesungguhnya.
e. Perkembangan Manusia
Perkembangan manusia dapat dipergunakan sebagai kriteria pemilihan materi berdasarkan asumsi bahwa sekolah tidak saja merefleksikan masyarakat, tetapi juga sebagai alat untuk mencerdaskan dan mengembangkan manusia untuk perubahan sosial. Perkembangan manusia yang dimaksud di sini adalah perkembangan setiap individu anak dan juga perkembangan anak secara keseluruhan dalam kehidupan masyarakat.
Zais (1976) menyebutkan beberapa aspek isi yang dapat dimasukkan ke dalam kriteria perkembangan manusia yang berpusat pada kajian mengenai nilai-nilai moral dan ide-ide, masalah sosial, emosi, perkembangan kemajuan berpikir kritis dan lain-lain.
f. Struktur Disiplin Ilmu
Kriteria ini dipergunakan berdasarkan anggapan bahwa setiap disiplin ilmu mempunyai struktur tersendiri dan karena itu isi materi kurikulum harus mencakup presentasi atau materi yang memungkinkan anak memahami struktur bidang-bidang ilmu tertentu. Sasaran utama materi berorientasi struktur disiplin ilmu adalah agar tamatan sekolah dapat menjadi ilmuan, peneliti, produsen ilmu pengetahuan, bukan sebagai konsumen ilmu pengetahuan saja.
Materi kurikulum dapat mencakup tiga hal, yaitu; ilmu
pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Sedangkan orientasi materi tersebut juga ada tiga, yaitu mata pelajaran, kegiatan belajar, dan pengalaman belajar.
Pada umumnya pakar di bidang kurikulum sepakat bahwa yang menjadi isi kurikulum adalah pengetahuan (fakta, penjelasan, prinsip, dan definisi), keterampilan dan proses (membaca, menulis, berhitung, menari, berpikir kritis dan membuat keputusan, berkomunikasi), nilai (percaya akan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek).
Urutan isi kurikulum terdapat empat macam, yaitu; simple to Complex (dari sederhana ke yang sulit), prerequisite learning (urutan pengetahuannya sistematis), whole-to-part (umum ke khusus) dan kronologis. Sedangkan memilih isi kurikulum ada empat, yaitu; signifikansi (kepentingannya), pemanfaatan, minat, dan perkembangan manusia.